Home / Romansa / Pesona Tampan Papa Angkat / Bab 2 16 tahun kemudian

Share

Bab 2 16 tahun kemudian

Author: Sopi_sopiah
last update Last Updated: 2024-07-30 23:50:29

Bianca tumbuh menjadi sosok yang sangat cantik, manis, dan bertubuh proporsional! Meskipun dia hidup tanpa mendapat kasih sayang dari Emanuel atau dari Adilson, namun Bianca tetap menjadi sosok yang periang dan bersemangat. Terkadang Bianca pun merasa heran dan cemburu jika melihat teman-temannya begitu disayangi oleh kedua orangtuanya juga kakek neneknya, sementara dirinya selalu sendirian tanpa kasih sayang dari siapapun.

Bahkan Emanuel pun sangat jarang sekali menemui Bianca, bisa dua tahun sekali atau bahkan pernah sampai lima tahun Emanuel tidak pernah menemui Bianca, meskipun semua kebutuhan Bianca terjamin olehnya.

Beberapa bodyguard yang melihat Bianca melamun padahal dia harusnya memakan sarapannya, kemudian memberanikan diri untuk menegur Bianca.

“Nona, kenapa sarapannya hanya ditatap?”

“Memangnya jika makanan ditatap bisa mengenyangkan?” tanya yang lainnya.

“Kenapa Papa dan kakek sangat tidak peduli padaku? Bahkan di acara kelulusanku pun mereka tidak hadir, apa mereka tidak pernah menyayangiku? Apa aku ini anak yang tidak diharapkan oleh Papaku?” tanya Bianca.

“Itu tidak benar nona, Papa anda hanya sedang sibuk bekerja begitu pun kakek anda,”

“Sesibuk apa sampai menemui anaknya sendiri memerlukan waktu bertahun-tahun?”

“Sangat sibuk nona, Papa anda memegang kendali bisnis kakek anda jadi dia kesulitan membagi waktunya untuk anda!”

“Dia tidak merindukan aku? Aku ingin sekali sarapan bersama Papa,”

Para bodyguard pun merasa bingung bagaimana harus menjelaskannya, mereka juga sangat kasihan terhadap Bianca yang memang seperti hidup sebatang kara. Sejak usia dua tahun hingga kini berusia delapan belas tahun, jika pun Bianca ditemui oleh Emanuel akan tetapi sikap Emanuel terhadapnya sangatlah cuek dan acuh.

“Nanti aku akan menghubungi Pak Nuel untuk menemuimu, sekarang makanlah dulu nona!”

“Percuma, meskipun Papa pulang ke rumah ini pasti dia akan acuh terus padaku seperti lima tahun lalu terakhir kali aku bertemu Papa,”

Emanuel memang terakhir kali mengunjungi Bianca lima tahun lalu, itupun hanya beberapa menit saja dan tidak menanggapi apapun pertanyaan Bianca saat itu.

Karena merasa kasihan terhadap Bianca, seorang bodyguard kemudian mencoba menghubungi Emanuel.

Sosok Emanuel yang memang sangat diam apalagi dia tidak pernah menyayangi Bianca karena Bianca bukanlah anak kandungnya, tidak pernah berniat untuk memperlakukan Bianca dengan baik a apalagi memberinya kasih sayang, apalagi Emanuel sangat sibuk dengan bisnisnya dan kehidupan pribadinya.

Pria berusia 34 tahun itu kadang lupa jika dia memiliki putri angkat yang menginginkan sedikit saja perhatiannya! Saat ini Emanuel sedang bersama beberapa rekan bisnisnya di sebuah lapangan golf, kemudian asisten pribadinya memberikan handphone Emanuel karena sejak tadi bodyguard yang ditugaskan menjaga Bianca menelpon Emanuel.

“Halo,”

“Halo Pak, nona sudah beberapa hari ini sulit makan dia terus menerus menanyakan kapan anda pulang!”

“Bukankah itu sudah biasa,”

“Tapi kali ini wajahnya terlihat pucat,”

“Panggil saja dokter kalau begitu,”

“Nona tidak akan mau Pak, dia sangat kasihan dan terus menerus ingin sekali ditemui oleh Papanya,”

“Aku sibuk! Katakan saja aku tidak bisa menemuinya,”

“Baiklah Pak kalau begitu,”

Emanuel kemudian menutup panggilan teleponnya dan kembali melanjutkan aktivitasnya tanpa memikirkan keadaan Bianca!

“Papa tidak mau menemuiku?” tanya Bianca.

“Nona,” terkejut.

“Lain kali tidak perlu menelponnya, mungkin Papa memang tidak menginginkan kehadiran aku di dunia ini!” kata Bianca.

Wajah Bianca yang sudah terlihat pucat, semakin terlihat pucat lagi karena rasa kecewanya karena tau Emanuel tidak mau menemuinya.

“Kau pucat sekali nona,”

“Aku tidak apa-apa,”

Brukkkk…

Tidak lama berselang tubuh Bianca pun ambruk, dia tidak sadarkan diri dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Bianca yang beberapa hari ini tidak pernah istirahat cukup dan tidak mau makan, membuat tubuhnya lemas dan harus diinfus! Setelah cukup lama tidak sadarkan diri, akhirnya Bianca pun membuka kedua matanya secara perlahan.

Terlihat sosok pria tampan dengan tubuh kekar tengah duduk disofa yang terletak didalam ruang perawatan itu! Bianca yang belum sepenuhnya sadar merasa laki-laki itu sangat tampan seperti malaikat, namun setelah mengucek-ngucek kedua matanya, Bianca menyadari jika itu adalah Papanya sendiri.

“Papa,”

Pandangan Emanuel yang semula fokus pada handphone ditangannya, lalu kemudian mulai melihat kearah Bianca yang sedang terbaring diatas ranjang.

“Papa datang menemuiku? Apa ini mimpi?” wajah Bianca sangat sumringah melihat Emanuel ada disini.

Tanpa berbicara apapun lagi, Emanuel kemudian menghampiri Bianca lalu mengambil sebuah kursi untuk duduk disamping ranjang pasien itu.

“Kau sudah lebih baik sekarang?”

“Hmm sudah, Papa sejak kapan ada disini? Papa akan tinggal di rumah kan mulai sekarang?”

“Jika kau sudah lebih baik, aku akan pergi sekarang!” kata Emanuel.

Dia bergegas berdiri dari kursi hendak meninggalkan Bianca, tak terasa kedua mata Bianca mulai menitihkan bulir bening mendapatkan sikap acuh tak acuh Emanuel yang semakin menjadi, Bianca kemudian menahan tangan Emanuel agar tidak pergi.

“Jangan pergi Pa, aku rindu Papa aku ingin Papa ada didekat ku, aku capek hidup sendiri Pa, kenapa Papa sangat tidak peduli pada Bia? Kenapa Pa?” sambil terisak tangis.

Emanuel hanya menatap tangannya yang dipegang erat oleh Bianca, kemudian dokter pun masuk untuk memeriksa keadaan Bianca! Melihat pasiennya menangis, dokter kemudian buru-buru menghampiri Bianca.

“Nona, jangan menangis! Kesehatanmu belum sepenuhnya pulih,”

Kesempatan ini malah dimanfaatkan oleh Bianca agar bisa menahan Emanuel pergi.

“Bagaimana aku tidak menangis dok, Papaku tidak pernah mau merawatku, dia sudah mau pergi lagi padahal aku masih sakit dokter,”

Emanuel langsung menahan kesal karena Bianca malah mengadu pada dokter.

“Oh anda Ayah dari nona Bianca?”

“Hmm,”

“Tolong Pak, anaknya jangan ditinggal dulu! Anak usia seperti ini memang sedang membutuhkan perhatian extra dari orangtuanya!”

“Baik dok,” kata Emanuel.

“Baik, silahkan tiduran lagi Bianca saya akan periksa dulu ya!”

Karena Bianca sakit dan dokter meminta agar Emanuel untuk tidak meninggalkannya, membuat Emanuel harus berada disituasi yang sangat membosankan baginya.

Situasi ini pun sangatlah canggung, baik untuk Bianca ataupun Emanuel sendiri! Maklum saja mereka berdua ini bisa dihitung dengan jari berapa kali bertemu sepanjang hidup mereka ini! Emanuel sendiri tidak menyangka Bianca tumbuh dengan cepat, dia sudah menjadi gadis dewasa yang memiliki paras sangat cantik dan tubuh yang ideal.

Begitu pun dengan Bianca, dia tidak menyangka akhirnya Emanuel mau menemuinya!

“Papa, sudah lima tahun lebih kita baru bertemu lagi, terakhir aku melihat Papa waktu itu Papa belum memiliki brewok di pipi, tapi sekarang malah ditumbuhi banyak brewok,”

Emanuel pun langsung memegangi brewok yang cukup lebat dikedua pipinya, wajah Emanuel pun langsung memerah malu.

“Papa lebih terlihat tampan dengan brewok itu, apa Papa akan menikah lagi? Aku rasa Papa akan sangat mudah memberikan Ibu baru untukku,” kata Bianca.

Tapi seperti biasa, Emanuel akan bersikap layaknya orang bisu dia tidak akan menanggapi apapun yang diucapkan Bianca. Melihat sikap Emanuel yang masih acuh padanya, Bianca pun sangat sedih.

“Papa, apa Mama meninggal karena melahirkan aku sampai-sampai Papa sangat membenciku?” tanyanya lagi.

Mendengar pertanyaan itu, Emanuel pun hanya terdiam dia bingung harus menjawab apa! Tidak mungkin juga Emanuel berkata bahwa dirinyalah yang sudah membunuh kedua orangtua Bianca.

“Sekali saja Papa bicara denganku, aku tidak tau salahku apa tapi kenapa Papa sangat tidak ingin menemuiku Pa? Kakek juga begitu? Kenapa Papa?”

“Istirahatlah, aku dengar kau akan mulai kuliah beberapa hari lagi,” kata Emanuel.

Setelah berkata yang sangat singkat, Emanuel kemudian bergegas meninggalkan Bianca! Melihat Emanuel pergi lagi, Bianca pun berusaha mengejarnya dengan melepaskan ingus ditangannya.

“Papa, jangan pergi Pa! Papa!”

Tapi seperti tidak mendengar apapun, Emanuel tetap berjalan pergi meninggalkan Bianca padahal Bianca sudah berteriak-teriak sambil menangis memanggil-manggil Emanuel! Kedua bodyguard Bianca pun sangat tidak tega melihat Bianca menangis tersedu-sedu, mereka menahan Bianca agar tidak lagi mengejar Emanuel dan berusaha menenangkan Bianca.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
ga ada bosen" nya walaupun di baca berulang"
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Tampan Papa Angkat   Bab 55 TAMAT

    Karena merasa tidak mendapatkan jawaban ditambah hatinya merasa semakin gundah, Bianca pun berdiri dari sofa untuk pergi."Kau mau kemana? Mau pergi begitu saja? Kau bahkan belum mendapatkan jawaban dari apa yang ingin kau tau!" ujar Adilson."Aku kesini bukan untuk berdebat dengan Papah, aku kesini mencari suamiku!" kata Bianca."Baru sekarang kau menganggapnya suami?""Aku pergi dulu Pah!""Berjanjilah padaku untuk memaafkannya jika aku memberitahu dimana keberadaan Emmanuel!" kata Adilson dengan kedua mata berkaca-kaca.Bianca yang melihat sorot kedua mata Adilson berkaca-kaca, akhirnya duduk kembali."Kau juga ingin tau bukan dengan apa yang terjadi pada keluargamu dan mengapa Nuel membunuh mereka?""Ya, tapi anda tidak pernah memberikan penjelasan apapun terhadapku! Yang aku tau hanya suamiku lah yang membunuh mereka dulu dan aku diadopsinya, dan sekarang menjadi isterinya!" kata Bianca.Adilson pun akhirnya angkat bicara, dan menceritakan awal mula mengapa dirinya dan keluarga B

  • Pesona Tampan Papa Angkat   Bab 54 Mencari Emmanuel

    Matinya Alfaro dan juga ketua group Ramosa menjadikan group the King semakin merajai bisnis hitam di negara ini, dan tidak terkalahkan lagi! Suasana didalam markas besar tersebut penuh dengan kepulan asap dampak dari granat yang meledak. Dengan tertatih-tatih Adilson membangunkan Emmanuel, ini adalah kali pertama para anggota group the king melihat sosok angkuh dari seorang Adilson Carlos menangis karena melihat Emmanuel yang terluka parah.Mereka saling bahu membahu membantu yang mati ataupun yang terluka untuk keluar dari markas tersebut! Setelah itu Emmanuel dan anggota yang terluka dibawa ke tempat khusus yang memiliki tenaga medis serta perlengkapan medis yang lengkap untuk menangani mereka.Agar tidak terendus oleh polisi karena jumlah korban yang tertembak sangat banyak, langkah untuk melarikan mereka yang mati atau terluka ke tempat khusus untuk, adalah pilihan yang tepat! Sebuah gedung laboratorium yang memang dialih fungsikan dan sudah bekerja sama dengan group the king unt

  • Pesona Tampan Papa Angkat   Bab 53 Tertembak

    Waktu menunjukkan pukul dua belas malam waktu setempat, Emmanuel beserta para anggota the king yang tadinya stay di markas mereka bergegas pergi untuk menyusul rombongan Adilson yang pergi untuk menyerang markas group Ramosa.Entah kenapa Emmanuel merasakan firasat buruk sejak tadi, padahal rombongan anggota the king yang dibawa oleh Adilson adalah rombongan anggota yang sangat terlatih dan profesional untuk menyerang maupun bertahan, tapi Emmanuel seperti merasakan ada sesuatu yang mengganjal.Setelah melakukan perjalanan berjam-jam lamanya, Emmanuel dan sebagainya anggota the king yang ikut bersamanya mulai turun dari mobil dengan perlengkapan senjata masing-masing.Padahal jarak mereka ke markas besar group Ramosa tidak terlalu dekat, namun suara-suara tembakan dari markas besar itu sudah santer terdengar ditelinga Emmanuel dan anggota the king yang baru saja tiba! Emmanuel memberikan instruksi dan strategi sebelum bergerak lebih dekat ke markas tersebut.Setelah menerima instruksi

  • Pesona Tampan Papa Angkat   Bab 52 Dilihat banyak orang

    Diraihnya pinggul ramping Bianca oleh Emmanuel sehingga membuat Bianca duduk diatas pangkuan Emmanuel! Satu tangan Bianca yang semula sedang memegang kain berisi es batu, karena terkejut tiba-tiba Emmanuel menarik pinggulnya, kompres itu pun sampai terjatuh dari tangannya.Emmanuel kemudian semakin mempererat kedua tangannya mendekap pinggul Bianca, tubuh Bianca pun semakin tidak memiliki jarak dengan tubuh Emmanuel, kedua mata mereka saling menatap dan nafas keduanya mulai sama-sama naik turun."Aku mencintaimu Bi,"Satu tangan Emmanuel membelai leher jenjang Bianca kemudian Emmanuel pun segera melumat bibir ranum Bianca, terdengar desahan tipis dari bibir Bianca disela-sela bunyi kecapan beradunya bibir mereka.Tidak ada lagi penolakan yang dilakukan oleh Bianca terhadap Emmanuel, justru kedua tangan Bianca terlihat melingkar dibelakang leher Emmanuel. Keduanya terus berciuman disaksikan oleh Maxima yang seolah mengerti jika kedua orangtuanya sedang tidak dapat diganggu, Maxima terl

  • Pesona Tampan Papa Angkat   Bba 51 Hati yang mulai luluh

    Bianca pun tidak kuasa menahan air matanya yang semakin deras membanjiri kedua pipinya, sedangkan Emmanuel masih terus berbicara didepan."Aku tidak berharap kalian akan memaafkan aku, tapi aku berharap kalian bisa tenang dan damai di surganya Tuhan, amin!" kata Emmanuel sambil memandangi foto-foto orangtua Bianca dilayar besar itu.Tidak mau terlalu lama bersedih, Emmanuel pun mengakhiri pembicaraan tentang mendiang kedua mertuanya, dan kini Emmanuel ingin memperkenalkan bayi perempuannya sekaligus memberikan nama untuk bayi perempuannya dan juga hotel ini."Please beri sambutan yang meriah untuk putriku yang cantik, dan juga isteriku yang selalu cantik, Bianca!" kata Emmanuel.Prok, prok, prok.."Naiklah ke podium, setidaknya demi putrimu yang harus segera diberikan nama!" kata Adilson pada Bianca.Bianca yang tadinya enggan untuk naik keatas podium bersanding dengan Emmanuel, namun mengingat ini semua demi bayinya! Akhirnya Bianca pun mengambil alih menggendong baby-nya yang semula

  • Pesona Tampan Papa Angkat   Bab 50 Kejutan

    Emmanuel yang sudah tidak tahan lagi ingin segera membenamkan kejantanannya yang telah lama menganggur itu kedalam lubang kenikmatan Bianca, segera melepaskan kedua jarinya dari dalam sana setelah Bianca sampai pada puncak kenikmatannya.Kemudian dengan tergesa-gesa Emmanuel melepaskan pakaian dan celananya sendiri, akhirnya Bianca kembali melihat dan berhadapan secara langsung dengan kejantanan super panjang dan jumbo yang dulu telah merenggut kesuciannya dan membuatnya ketagihan dengan sex.Meskipun Bianca terlihat langsung membuang muka, namun Emmanuel sangat yakin dan paham jika sebenarnya Bianca pun sama seperti dirinya yang sudah sangat ingin melakukan penyatuan ini."Pandangi kejantananku Bi!" perintah Emmanuel."Aku tidak ingin melihatnya," ucap Bianca."Kalau begitu aku akan membuatmu memandanginya," kata Emmanuel.Langsung saja Emmanuel kembali menindih tubuh seksi Bianca dan satu tangannya memasukkan kejantanannya itu kedalam bagian inti Bianca yang telah kembali menyempit!

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status