Share

Bab 7

Author: Fraurora
Aku berpikir dengan cepat, lalu berkata, "Jujur saja, aku nggak bisa kasih uang sebanyak itu untuk sekarang. Aku baru cerai. Uangku di tangan mantan suamiku."

Begitu mendengarnya, pria itu murka. Dia memelototiku dan menegur, "Kamu sengaja, 'kan? Kalau nggak punya uang, ngapain basa-basi denganku?"

Aku merentangkan kedua tanganku dan berujar, "Pokoknya aku nggak punya uang. Aku cuma punya nyawaku untuk sekarang."

Usai berbicara, aku mengamati ekspresinya untuk mencari tahu batas kesabarannya. Pria itu sedang mengamatiku dengan tatapan suram.

Setelah merenung sesaat, dia tersenyum mesum dan mendengus. "Sebenarnya masih ada cara lain. Kalau kamu setuju, aku kasih kamu videonya."

Aku menelan ludahku dan merasa senang. Ternyata caraku berhasil?

"Kamu bisa terima seks berkelompok?"

Jantungku sontak berdetak kencang, tetapi ekspresiku tetap terlihat tenang. Setelah berpikir sesaat, aku berpura-pura memasang ekspresi penuh minat. "Boleh dicoba."

Pria itu menunjukkan senyuman bangga. Matanya t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Petaka Di Balik Gairah   Bab 8

    Aku merasa senang mendengarnya. Ketika aku hendak pergi ke kamar mandi untuk mengulur waktu, tiba-tiba pria yang satu lagi meraih pergelangan tanganku dan menghalangiku. "Nggak seru kalau mandi sendiri. Kita mandi bareng saja."Pria bertubuh pendek itu terkekeh-kekeh genit padaku sambil menyentuh pinggangku dengan nakal. Ketika merasakan sentuhan itu, hatiku langsung menolak dan meronta-ronta. Namun, aku tidak bisa menunjukkan keenggananku sedikitpun.Dengan mata berbinar-binar, aku melirik pria paruh baya yang sebelumnya dan bertanya, "Gimana kalau kita berdua saja?"Ketiga pria itu pun bertatapan. Suasana seketika menjadi canggung.Saat ini, tiba-tiba ada yang menekan bel. Terapis pria itu menuju ke pintu dan mengintip lewat lubang intip."Siapa?""Permisi, Pak. Aku datang untung mengantar anggur. Hari ini ada kegiatan spesial di hotel kami." Terdengar suara seorang pria dari luar. Beberapa orang di dalam ruangan sontak merasa gugup.Terapis pria itu segera mengusir dengan tidak saba

  • Petaka Di Balik Gairah   Bab 7

    Aku berpikir dengan cepat, lalu berkata, "Jujur saja, aku nggak bisa kasih uang sebanyak itu untuk sekarang. Aku baru cerai. Uangku di tangan mantan suamiku."Begitu mendengarnya, pria itu murka. Dia memelototiku dan menegur, "Kamu sengaja, 'kan? Kalau nggak punya uang, ngapain basa-basi denganku?"Aku merentangkan kedua tanganku dan berujar, "Pokoknya aku nggak punya uang. Aku cuma punya nyawaku untuk sekarang."Usai berbicara, aku mengamati ekspresinya untuk mencari tahu batas kesabarannya. Pria itu sedang mengamatiku dengan tatapan suram.Setelah merenung sesaat, dia tersenyum mesum dan mendengus. "Sebenarnya masih ada cara lain. Kalau kamu setuju, aku kasih kamu videonya."Aku menelan ludahku dan merasa senang. Ternyata caraku berhasil?"Kamu bisa terima seks berkelompok?"Jantungku sontak berdetak kencang, tetapi ekspresiku tetap terlihat tenang. Setelah berpikir sesaat, aku berpura-pura memasang ekspresi penuh minat. "Boleh dicoba."Pria itu menunjukkan senyuman bangga. Matanya t

  • Petaka Di Balik Gairah   Bab 6

    Kepalaku berdengung. Kepanikan menyelimuti hatiku. Dadaku terasa sesak. Aku tidak menyangka mereka mempunyai fotoku.Menurut apa yang dikatakannya, berarti mereka juga memiliki informasi pribadiku. Mereka tentu bisa mengawasiku. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk lapor polisi.Kini, aku hanya bisa terus maju sendiri. Paling-paling, aku menyelesaikan masalah ini dengan uang. Setelah itu, aku akan lapor polisi.Aku tiba setengah jam lebih awal dan menunggu di ruang privat yang ditentukan. Segera, pintu ruang privat dibuka dari luar.Begitu melihat orang itu, jantungku seolah-olah berhenti berdetak. Itu adalah terapis pria yang memijatku hari itu.Hanya saja, auranya terlihat jauh berbeda sekarang. Wajah yang sangat kusukai dulu menjadi ganas sekarang.Dia duduk di seberangku dengan tenang. Setelah mengamatiku, dia terlihat agak kaget. "Sepertinya kehidupanmu sangat baik belakangan ini."Aku mengepalkan tanganku sambil tersenyum tipis. "Berkat kamu, aku hampir dikirim ke pusat re

  • Petaka Di Balik Gairah   Bab 5

    Saat tersadar kembali, aku mendapati diriku sudah berbaring di ranjang rumah sakit. Aroma tajam disinfektan menguar di udara hingga menyengat hidungku. Di samping tempat tidur, Ibu duduk sambil mengupas apel dengan hati-hati. Ayah tampak duduk di sofa di sisi lain ruangan, wajahnya dipenuhi kekhawatiran yang sulit disembunyikan.Aku mencoba menggerakkan bibir untuk berbicara. Namun, mulutku terasa kering seperti terbakar dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Saat itu, seorang pria berseragam polisi muncul di pintu dan mengetuknya pelan sebelum melangkah masuk.Aku memperhatikannya berjalan mendekat. Tatapannya tajam seperti sedang menilai sesuatu. "Halo, apakah Anda Bu Risa?"Ayah berdiri dan menoleh ke arahku yang sudah membuka mata tanpa sadar. Dia mengangguk dengan sedikit ragu.Polisi itu mengangguk kecil. "Saya hanya ingin bertanya dua hal. Jangan terlalu tegang."Ibu yang menyadari aku sudah sadar, segera membantu menopang tubuhku agar duduk dengan menyelipkan bantal di pu

  • Petaka Di Balik Gairah   Bab 4

    Saat itu, suara dering ponselku tiba-tiba bergema keras. Mendengar nada dering itu, jantungku berdegup kencang. Itu adalah nada khusus yang kupasang untuk orang tuaku.Kenapa mereka menelepon di saat seperti ini? Apa ada sesuatu yang terjadi?Pembuluh darah di pelipisku berdenyut-denyut. Kutahan kegelisahanku sambil mendorong pria itu menjauh, lalu meraih ponselku dengan tangan gemetaran. Dengan segera, kutekan tombol jawab dan menempelkannya di telinga.Sebuah suara perempuan yang dingin terdengar di seberang. "Halo, apakah ini Bu Amy? Orang tua Anda mengalami kecelakaan lalu lintas. Segera datang ke Rumah Sakit Rakyat."Kata-kata itu menghantamku bagaikan petir. Ponselku terjatuh dari tangan yang mendadak kehilangan tenaga. Pikiranku pun menjadi kosong seketika. Rasa panik dan takut yang tak berujung melanda. Segala keinginan sebelumnya lenyap seketika. Aku segera bangkit dan mengenakan pakaian dengan tergesa-gesa."Bu, kamu mau ke mana?" ucap pria itu sembari memegang lenganku.Aku

  • Petaka Di Balik Gairah   Bab 3

    Aku ingin menolak. Namun, ketika kata-kata sudah sampai di ujung lidah, aku menyerah dan kembali melemaskan tubuhku, membiarkan dia melakukan apa pun pada tubuhku.Dia seakan berbicara kepada pinggulku, "Tenang saja, Bu. Ini murni obat herbal tradisional. Nggak hanya meningkatkan gairah, tapi juga baik untuk tubuh, membantu detoksifikasi, dan mempercantik kulit."Aku hanya menanggapi dengan singkat, lalu sedikit mengangkat pinggulku sesuai instruksinya. Rasanya agak hangat di belakang dan ada sensasi benda asing yang cukup kuat. Sensasi itu begitu aneh sehingga aku tidak bisa menahan diri untuk mengerang pelan.Setelah itu, dia mulai memijat lagi sambil memuji setiap bagian tubuhku. Dada yang penuh, pinggang yang ramping, kaki yang panjang, hingga pinggul yang menonjol. Aku tidak menanggapinya, hanya menutup mata dan menikmati pelayanannya. Perasaan jengkel dalam hatiku perlahan menghilang tanpa kusadari.Saat itu, sensasi dari supositoria mulai terasa semakin jelas. Awalnya, benda asi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status