Share

Bab 18

"Semua gara-gara pecahan kaca itu! Kaki Alisa jadi seperti ini!" pekik Ambar setelah sampai di rumahnya.

Yanti diam bingung harus mengatakan apa? Sejujurnya dia merasa bersalah kepada sang cucu. Karena emosi membuat cucunya menderita seperti itu. Namun Yanti enggan untuk mengakui kesalahan. Apa lagi di depan anak dan cucunya. Dia tidak mau harga dirinya turun karena sebuah kata maaf.

"Ibu sih main pecahin vas bunga sembarangan. Alisa jadi korbannya kan?" ucap Ambar lantang seraya menatap tajam manik bening sang ibu.

Lagi dan lagi Yanti hanya bisa diam. Toh apa yang dikatakan Ambar memang benar. Semua karena kecerobohan yang ia lakukan. Kalau saja dia tak melempar vas, mungkin semua tak akan seperti ini.

Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditolak. Peribahasa itu yang cocok disematkan kepada Yanti dan Ambar.

"Semua salah Naya. Kalau Rendi mau memberi jatah bulanan, pasti semua tak akan seperti ini," kilah Yanti. Dia mengkambing hitamkan Naya atas kesalahan yang ia lakukan.

Amb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status