Share

Petaka Menikahi Duda Tampan
Petaka Menikahi Duda Tampan
Penulis: Lyra Vega

Siapalah Aku

Penulis: Lyra Vega
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-29 11:27:35

"Masa iya calon istrinya burik gitu." 

"Iya, selera Pak Riko anjlok banget." 

"Menukik tajam dibandingkan mantan istrinya dulu." 

"Hihihi." 

Bisik-bisik terdengar dari gerombolan wanita berseragam hitam biru di deretan kursi belakangku. Sepelan apa pun kasak kusuk itu tetap saja tertangkap telinga. Paling sakit hati kalau mereka kompak cekikikan. Persis perkumpulan tetangga julid yang sering nongkrong di warung Ceu Entin sebelah rumah. 

"Mas, aku malu," bisikku pada duda tampan di sebelah. 

"Malu kenapa, Ran?" Yassalam, teduhnya tatapan mata itu. Adem ayem tanpa beban, berbeda dengan wanita yang sedari tadi menjadi sorotan publik. 

"Insecure aja." 

"Sudahlah, cuek aja. Sebentar lagi acaranya mulai." 

Cuek? Itu gampang buatmu, Mas. Namun, tekanan batin untukku. 

Pria itu berperawakan ideal dengan tinggi 179 cm. Berambut cepak, berahang kokoh, plus hidung mancung. Berkulit sawo matang serta memiliki senyuman khas. Manis. Benar-benar Ji Chang Wook dengan cita rasa kearifan lokal. Kurang lebih seperti Fedi Nuril, itu gambaranku. 

Petaka itu dimulai sejak rajinnya Mas Riko menyambangi rumahku. Bukan, bukan untuk mengapel. Namun, untuk menjemput putri satu-satunya yang tak lain adalah murid di Taman Kanak-kanak tempatku mengajar. 

Yesha lebih suka mengintil ikut pulang denganku, ketimbang dititipkan di sekolah sebelum sang ayah menjemput di jam makan siang. 

"Coba Bunda Ranty tinggal di rumah kita, ya, Yah!" celetuk bocah lima tahun itu suatu hari. 

Aku mati kutu, pun sama dengan Mas Riko. Belum, saat itu belum ada indikasi saling tertarik satu sama lain. Tahu dirilah, siapalah aku? Cuma kerak nasi gosong yang nempel di panci. Sedang dirinya adalah pria idaman sejuta manfaat eh umat. 

"Mari, Bun!" Mengalihkan kepolosan sang anak, Mas Riko berpamitan. 

Sejak itu, diakui atau tidak, sedikit banyak ada yang tertinggal di sini, di sini, dan di sini. 

Mata, pikiran dan ... hati. 

Cukup lama mengusik dan membekas di sanubari. Sebelum akhirnya Mas Riko mulai aktif mengirim chat. Semula hanya membahas tentang perkembangan Yesha di sekolah. Lambat laun menjadi canda, lalu sedikit akrab, kemudian .... 

"Apa Bunda Ranty bersedia menikah dengan saya?"

Bukan melalui telepon atau chat, tapi langsung di depanku juga Yesha. Mau bilang iya takut kena prank. Mau bilang tidak, sang anak terlanjur jingkrak-jingkrak. 

"Yeee! Yesha punya bunda baru!" pekiknya. Mengundang beberapa tetangga yang nongkrong di warung Ceu Entin untuk menoleh dan mulai kepo. 

"M-maksud Pak Riko?" Ya, waktu itu aku masih memanggilnya secara formal. 

"Saya serius!" tegasnya. 

Bangun Ranty! Ini cuma mimpi. Wanita berkulit eksotis dengan tampang B aja dilamar lelaki tampan itu adanya hanya di film, drama dan cerbung-cerbung di KBM saja. 

Dalam hitungan ketiga kamu akan terbangun. Satu, dua, tiga .... 

"Ran!" Bahuku ditepuk seseorang. 

"I--iya, Pak. Saya bersedia." 

"Bersedia?" 

Aku menoleh pada lelaki berkemeja marun yang sedikit keheranan. Mas Riko? 

Memastikan penglihatan ini sekali lagi, aku mengucek mata. Bukan, ini bukan mimpi. Aku masih di sini, di bawah naungan tenda acara gathering perusahaan tempat Mas Riko bekerja. Lumayan juga durasi melamunku. 

"Ayah, Yesha mau pulang." Bosan berlarian ke sana kemari, gadis cilik bermata sipit itu mulai rewel. 

"Sebentar lagi, ya, Sayang." Belum sampai pertengahan acara, pasti malu dengan atasan jika undur diri duluan. 

"Sini sama Bunda!" Aku menarik tubuh kecil itu, menaruhnya di pangkuan. Yesha merangkul leherku, manja. 

"Baby sitter-nya beruntung banget, ya. Dapet majikan ganteng, anaknya lengket lagi." 

Bisik-bisik terdengar lagi dari deretan kursi sebelah kiri. Ya Allah, belum jadi istri saja cobaanku sudah seberat ini. Apa jadinya di hari pernikahan nanti? 

Next

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Petaka Menikahi Duda Tampan   Bab 30

    "Mas! Gimana hasilnya?" ulangku sekali lagi karena pertanyaan pertama belum terjawab. Lelaki itu hanya menunduk, sulit mengartikan ekspresinya. Bertumpu pada telapak tangan, aku berusaha bangun. Mas Riko mengatur ranjang dengan posisi lebih tinggi di bagian punggung dan kepala hingga aku merasa nyaman. Barulah dia duduk di kursi bekas Mbak Vera tadi lalu menggenggam tangan ini. Semakin tak sabar karena Mas Riko cukup lama terdiam. Seolah tengah mengumpulkan kata-kata yang tepat agar aku siap mendengar apa pun kabar yang dia bawa. "Dokter bilang--" Kalimat itu menggantung lagi seiring helaan napas panjang suamiku. "Dokter bilang apa, Mas?" "Dokter bilang, bayi kita baik-baik saja." Ketegangan di mimik wajah lelakiku mendadak memudar, lantas berganti dengan senyuman lebar. Apa ini? Aku dikerjai? "Mas, tolong serius!" Aku memelototinya antara percaya dan tidak percaya. "Mas serius, Sayang. Alhamdulillah, bayi kita baik-baik saja. Pendarahan yang kamu alami ternyata tidak berbahay

  • Petaka Menikahi Duda Tampan   Bab 29

    "Yesha baik-baik saja," ucap Mas Riko, seperti ingin menenangkanku. Mencoba mengumpulkan kesadaran penuh, aku menggerakkan tubuh ini. Namun masih kesulitan untuk bangun. Menatap sekeliling, tahu-tahu sudah berada di kamar dengan baju yang bukan kupakai dari rumah Ibu. Kepala terlalu pening mengingat apa yang terjadi sebelum ini. Kalau Yesha sakit, kenapa dibiarkan tidur di kamar sendirian? "Mas, aku mau ke kamar Yesha," pintaku usai meneguk teh hangat yang disodorkan suamiku. "Besok saja, ya! Lagipula kondisi kamu masih kaya gini. Kata dokter, harus banyak-banyak istirahat dan hindari stress." Dokter? Jadi aku sempat diperiksa oleh dokter? "Aku mau lihat keadaan Yesha, Mas." Mas Riko menghela napas dan menyerah karena desakanku. "Oke! Kamu tetap di sini, biar saya bawa Yesha ke sini." Lelaki itu melangkah keluar, tetapi kulihat seseorang sudah berdiri di depan pintu menggendong Yesha. Mbak Vera! Kenapa selarut ini dia masih di sini? "Maaf, Mas. Tadi Yesha kebangun, nyari Rant

  • Petaka Menikahi Duda Tampan   Bab 28

    Pov Riko"Ayah, Bunda mana?" Suara kecil parau itu kian melemah. Namun sekeping hati ini begitu nyeri mendengarnya. "Yesha harus sembuh dulu. Kalau udah sehat, nanti ayah antar ke tempat Bunda." Kuletakkan handuk kecil basah di kening putriku. Meredam demam yang tiba-tiba menyerang tadi sore. Obat dari klinik belum juga mengurangi suhu panas di tubuh Yesha. "Ayah janji, ya!" tegasnya, dan sekarang disertai tangis kecil penuh kerinduan. "Ya, Sayang." Samar-samar, kudengar deru mesin motor masuk pagar rumah. Kamu pulang, Ran? Segera kutinggalkan Yesha dan tergesa berjalan ke depan untuk membuka pintu. "Assalamualaikum, Mas!" Aku salah, ternyata Mira yang datang. "Wa'alaikum salam, Mir. Masuk!" Kuisyaratkan dengan gerakan kepala. "Aku enggak lama-lama kok, Mas. Soalnya udah sore banget terus mendung juga. Aku cuma mau ngambil obat pereda mual sama vitamin ibu hamil punyanya Mbak Ranty." Gadis itu mengikutiku ke dalam. Aku lupa. Tadi pagi aku berencana datang lagi ke rumah mertua

  • Petaka Menikahi Duda Tampan   Bab 27

    "Bukankah ibuk sudah pernah bilang, jangan terlalu mencampuri urusan masa lalu Riko dengan istrinya." Ibu mengusap punggung yang membelakanginya. Sedari tadi membujuk agar aku mau menemui Mas Riko di depan sana. "Bukannya Ranty ikut campur, Buk. Ranty cuma enggak mau Mas Riko terus menerus menyimpan dendam lalu menyesal di kemudian hari karena tak pernah mau mendengarkan alasan Mbak Vera meninggalkannya." Yang kulihat selama ini, dia begitu dewasa dan sabar. Tidak mudah tersulut emosi sekalipun di kantor atau di rumah ada sesuatu yang membuatnya jengkel. Mas Riko selalu bijak menanggapi dari dua sisi. Namun, baru kali ini aku merasakan sendiri betapa keras kepalanya suamiku. Seakan benar-benar tidak ada ampun untuk satu kesalahan yang diperbuat oleh sang mantan istri. "Maka dari itu, cobalah saat ini kalian bicara baik-baik. Sampai kapan kamu akan diam seperti ini? Riko juga sangat mengkhawatirkanmu, Nduk!" "Ranty masih butuh waktu, Buk. Sampai Mas Riko menyadari, masih penting ka

  • Petaka Menikahi Duda Tampan   Bab 26

    POV Riko "Kejar Ranty, Mas! Kenapa Mas Riko diam saja?" Vera gusar denganku yang hanya bisa berteriak berharap Ranty segera kembali. Namun, tak berusaha untuk mengejar. Entah, tiba-tiba sisi egoisku lebih membiarkan wanitaku pergi. Takut kehilangan Yesha, kata-kata yang terucap dari mulut ini seakan lepas kendali. Aku tak sadar bahwa itu sangat melukai. "Kamu tidak usah sok peduli. Belum puas kamu menghancurkan hati saya, dan sekarang kembali untuk melakukan hal yang sama. Jika terjadi sesuatu dengan rumah tangga saya. Sudah jelas siapa penyebabnya. Pergi kamu dari rumah saya dan jangan pernah datang lagi. Pergi!" Tidak ada yang tersisa di dalam sini, kecuali benci. Vera berbalik dengan tangis tersedu, segera masuk mobilnya dan secepat kilat berlalu dari hadapanku. "Ayah, kenapa Bunda nangis? Anterin Yesha ke tempat Bunda." Tangan mungil itu menarik-narik kemejaku. Tangisnya makin menambah kekacauan otak ini. "Ayo masuk!" Aku menuntunnya untuk masuk. Namun, beberapa kali langkah

  • Petaka Menikahi Duda Tampan   Bab 25

    "Apa-apaan ini?" Bukan lagi tatapan teduh yang kudapatkan Mas Riko. Justru kebalikannya, terlebih saat menyadari bahwa di sana ada Mbak Vera. "Mas, aku bisa jelasin." Aku mencegah tubuh tegap yang ingin menumpahkan kemarahan pada sang mantan. Perkiraanku ternyata meleset, Mas Riko pulang lebih awal. Bodohnya aku tak menyadari bahwa mobil itu sudah terparkir di dalam. "Apa maksud kamu melakukan segala cara untuk mendekati anak saya? Kamu memaksa istri saya untuk mempertemukanmu dengan Yesha?"Tenagaku kalah kuat dari Mas Riko. Dengan mudah dia sedikit mendorongku ke pinggir lalu berdiri tepat di depan Mbak Vera. Emosi lelaki itu telah sampai pada puncaknya. "Enggak gitu, Mas. Apa salah jika aku ingin menebus semua kesalahanku. Dan ingin dekat dengan darah dagingku sendiri?" Netra indah itu memerah, tak lama air matanya terburai. Sayang, tak mampu melumpuhkan amarah lelaki di hadapannya. "Ingin dekat katamu? Kamu pikir semudah itu saya mengizinkannya, setelah apa yang sudah kamu la

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status