Share

Ingatan Kelam

Dikantor suasana berjalan seperti biasa seolah ada Devan yang mengawasi mereka. Tak ada yang namanya bermalas-malasan. Daripada nanti kalau ketahuan kena damprat Boss galak mereka.

Satrio meletakkan ponselnya di meja. Bukan karena perintah atasannya yang membuatnya tertegun. Tapi, dia seperti mendengar suara yang familiar, meski tidak jelas. Pikirannya mendadak kacau.

"Muka lo kenapa, Sat?"

"Eh, gak papa Yu."

Dia melirik meja Kiara yang masih kosong. Positif thinking, mungkin saja Kiara terlambat lagi. Ayu yang mengetahui arah pandang Satrio ikut menoleh.

"Eh, baru sadar. Pak Devan belum datang ya."

"Kiara juga," sambar Nadia.

"Yee ... kalau Kiara mah jangan diomong. Palingan juga, telat lagi dia."

"Iya juga sih."

"Yang jadi pertanyaan tuh, tumbenan pak Devan belum datang."

"Beliau sakit," jawab Satrio sembari membawa beberapa berkas untuk di poto kopi.

"Ih, yang bener? jadi yang nelpon tadi pak Devan?"

Satri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status