Share

Psikopath Love

Tidak ada sahutan. Kia melihat jam tangannya. Hm, bisa terlambat kalau begini. Dari pada kena marah dua kali lipat, ia memutuskan untuk membuka pintu kamar Devan.

Tidak terkunci.

Ia melongok, pria itu masih meringkuk dibalik selimutnya.

"Ck, bisa bisanya dia masih terlelap," gumamnya.

Tok! tok! tok!

"Pak, sudah siang," ujarnya lagi, mengetuk pintu yang sudah terbuka.

Devan tetap tak beranjak.

Kiara melangkah pelan mendekati Devan yang sedang berbaring.

Ia pandangi wajah lelap Devan. Tak biasanya pria itu seperti ini.

"Pak, pak Devan," panggilnya lagi.

"Eungh ..." hanya lenguhan pelan yang lolos.

Lama lama geregetan juga. Kiara menyentuh lengan Devann. Namun ia kembali tersentak.

"Anda sakit?"

Ia menempelkan telapaknya ke dahi Devan. Panas.

"Ya ampun. Panas sekali."

Devan bergeming. Kia segera memutar badannya, hendak mengambil kompres dan es batu namun sebuah tangan menariknya membuatnya oleng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status