Share

BAB 9

David bergeming dari tempatnya.

“Pergi kau dari sini!” Nada bicara Imannuel mulai naik satu oktaf.

“Kau yakin tak akan menyesal?” tanya David. Mencoba mengingatkan kembali.

“Menyesal? Ada keluarga Luchio yang melindungiku. Aku bahkan tak takut untuk berperang,” jawabnya. Berhenti menyantap makanan dan minum lalu mengelap mulut memakai serbet.

“Penyesalan adalah neraka terjahanam saat masih hidup,” sinis lelaki berambut klimis itu kepada David.

“Immanuel, aku ke sini untuk memberi kesempatan bertobat, bukan berperang!” tukas David.

“Ya. Terserah.” Roman muka berang tampak dari Immanuel karena kehadiran David sangat mengusik acara santap makan siangnya.

“Thank you!. Dasar orang asing sialan!” Immanuel mencibir, marahnya memuncak lantas membalikkan meja, berdiri bersiap menghajar David.

“Hei, Immanuel! Kau akan mendapatkan balasan karena menghina orang asing. Dasar makhluk tak berakal!” Seringai senyuman terlihat dari wajah David.

“Hei, Bocah! Kau mengataiku? Kau bicara apa tadi?” Ge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status