“kakak ayo kita cepat pergi” ucap Zeizi dengan panik sambil menarik tangan Idris
“bentar, sebentar lagi” matanya berlinang air mata dimana dia tidak pernah terpikirkan bahwa dirinya pada usia 15 tahun akan melihat ini semua dengan mata kepalanya sendiri
BAMMMMMM!
Dengan cepat Pria tersebut menyerang Tuan Tuchen namun di tahan oleh tanggannya dan di dorong balik oleh Tuan Tuchen, Idris hanya bisa melihat sekilas tidak terlihat muka orang yang menyerang ayahnya.
Dia hanya melihat muka ibunya yang pasrah dengan keadaan dan memegang dadanya.
“ibu…. Ayah….” Ucap Idris dalam hati karena dia khawatir dengan ayah dan ibunya.
“kakak ayoooo kita pergi” ucap Zeizi memaksa
“baiklah ayo kita pergi” ucap Idris sedih
Merekapun mulai menyusuri lorong gelap disana tanpa adanya pencahayaan, hanya ada dia dan Zeizi sekarang dan tangan mereka bersatu tidak pernah terlepas sedikitpun
Idris hanya bisa melihat sesekali ke belakang dan hanya ada bayangan cahaya yang terang sesekali menyinari lubang lemari tersebut dan hanya terdengar suara gemuruh dari peperangan disana.
Duarrrrrr! Bammmmmmm!!!! Duaaarrrr!!!
Suara itu beberapa kali keluar dan menyelimuti lorong tersebut.
Setelah beberapa lama merangkak Idris dan Zeizi sudah tidak mendengar suara tersebut dan mereka akhirnya menemukan cahaya di depannya, tepat mereka keluar adalah pinggir Sungai kota Linhai.
Lubang ini menyatukan antara rumahnya dan pinggir sungai Kota Linhai, disana terdapat beberapa peralatan tukang yang sengaja di taro disana membuktikan bahwa pekerjaan tersebut belum selesai.
Idris sontak langsung melihat ke belakang dimana di atas sana adalah rumahnya dan rumahnya terdapat banyak ledakan dan pertempuran, rumahnya menghiasi malam di gunung tersebut namun tidak akan pernah terlihat sampai ke kota karena rumahnya terhalang oleh gunung sehingga dari kota pasti tidak akan terlihat kalau disana ada pertempuran.
Berakhir seperti itulah masa kecil Idris dan Zeizi dan juga itulah jalan cerita awal bagi mereka berdua.
Kembali ke kediaman Fox.
“begitulah ceritanya nona Eve” Idris selesai menceritakan apa yang terjadi pada saat itu kepada Eve
Eve langsung mengusap air matanya tanpa dia sadari bahwa dia menangis mendengar cerita Idris dimana masa kecilnya malah melihat kematian keluarganya.
“kamu menangis?” ucap Idris penasaran
“kamu bodoh! Siapa yang tidak sedih ketika orang mendengarkan ini” ucap Eve dengan tegas
“itu sudah berlangsung lama, bahkan aku dan adik ku sudah mati rasa akan hal itu” ucapnya
“lalu dimana sekarang adikmu?” ucap Eve penasaran
“dia berada di kota dimana kita melarikan diri dan tumbuh, kota Gresslin, dia sedang melanjutkan sekolahnya dan akulah yang membiayain seluruh kebutuhannya” ucap Idris dengan pasrah
“jadi sejak kecil kamu kerja?” ucap Eve merasa Iba
“tidak juga, saat itu aku masih melanjutkan sekolah di kota Gresslin dengan bantuan seseorang dan aku berhutang padanya, lalu setelah mempunyai identitas sendiri aku mulai bekerja hingga sekarang. Aku hanya lulusan kecil dan yaaaa, pekerjaan ku hanyalah staff biasa” ucap Idris menaikan ujung bibirnya
“lalu kamu kesini hanya untuk ini?” tanyanya
“iya betul, aku di pecat karena di tuduh menyalahgunakan dana kantor, bahkan aku tidak pernah bisa mengelola uang kantor aku hanyalah staff biasa tidak masuk akal bukan”
“lalu sekarang apa yang mau kamu lakukan?”
“mungkin aku akan tinggal disini selama dua hari lalu kembali ke kota asalku untuk kembali menemani adik perempuanku”
“jika aku boleh tau apa yang di titipkan ayahmu pada saat itu?”
“ya inilah yang dia tinggalkan” ucap Idris menepuk tasnya yang sudah usang, terlihat umurnya sama persis dengan saat dia kabur bersama adiknya
“isinya adalah data-data aku dan adikku dan juga bukti keluarga Fox, setelah aku sadar mungkin ayahku ingin aku menyimpan ini untuk mempersiapkan diriku untuk kesini, aku hanya menebak” ucap Idris sambil tersenyum
“baiklah begitu….” Sebengtar Eve memikirkan bahwa Idris pernah bekerja artinya dia punya pengalaman dan yang dia butuhkan saat ini adalah pekerjaan.
“Idris, aku punya ide, bagaimana kalau kamu bekerja di kantorku?” ucapnya dengan senyuman menghibur namun tetap berwibawa
“maksudmu?”
“iya kamu bilang kamu butuh pekerjaan, bagaimana kalau begitu? Kamu bisa tinggal disini dan memulai dari bekerja di kantorku, dan setelah kamu rasa cukup kamu bisa memilih untuk balik ke kota asalmu atau membawa adik mu kemari” ucap Eve mencoba memberikan solusi
“itu ide yang bagus! Apakah boleh?” ucap Idris bersemangat
“tentu saja boleh, kamu sudah menolongku dari kematian maka izinkan aku untuk menolongmu dari kematian” ucap Eve dengan menaikan alisnya
“bahkan aku belum mati, kamu sangat kejam”
“bagaimana menurutmu?”
“baiklah aku terima” ucap Idris dengan lapang dada
“baiklah kalau begitu sekarang kamu harus ikut aku ke rumah dulu, untuk menemui ayah dan kakekku, mereka menanyaiku saat kejadian aku hampir terbunuh, dan kamulah saksinya, aku akan membawamu kepada mereka?”
“hemmm…. Baiklah” ucap Idris menurut
“kalau begitu ayo berangkat” ucap Eve berdiri dan melangkah terlebih dahulu di bandingkan Idris
Mereka pun menuruni tangga yang begitu panjang kembali namun sekarang lebih mudah karena hanya menurun bukan menanjak, sebelum matahari turun mereka harus pergi dari sini karena jalanan yang tidak memiliki penerangan dan relatif bebahaya.
Sebelum mereka menuju ke kediaman Max keluarga Eve mereka menuju ke pusat perbelanjaan, Eve berencana untuk membelikan Idris beberapa set baju, karena mereka mau mengunjungi keluarganya setidaknya Idris menggunakan baju yang lebih pantas dan bersih di bandingkan baju yang saat ini sedang di gunakan.
Mereka berdua memasuki pusat perbelanjaan yang sangat mewah, dan memasuki toko baju yang hanya menjual merek terkenal di dunia.
“Eve, ngapain kita kesini?” Ucap Idris khawatir dengan penampilannya saat ini
“tentu saja membeli baju untukmu” ucap Eve menaruh tangannya di dadanya
“apakah harus membeli baju di tempat seperti ini Eve?” ucap Idris berbisik
“lihat dirimu sekarang Idris, kita mau bertemu dengan orang tuaku setidaknya kamu harus sedikit berdandan rapih dan menggunakan baju yang bagus, jika dengan penampilanmu saat ini bukan berarti aku malu namun kamu akan di sindir oleh ayah dan kakekku aku lebih khawatir dengan itu, sudah tidak usah banyak bertanya, pilih ambil bawa pulang” ucap Eve memaksa
Darwin melihat penampilannya dari pantulan kaca yang ada di toko itu saat ini dan benar menurut Eve setidaknya dia harus menggati pakaiannya bahkan harus sedikit berdandan agar lebih baik.
“baiklah aku akan memillih baju sedikit saja aku khawatir dengan harganya” ucapnya dengan cemas
Eve hanya menggeleng dengan tidak percaya bahwa saat ini dia berbelanja dengan laki-laki yang pelit sedangkan dia tau bahwa Idris sudah mendapatkan uang sebesar 1 juta Dollar, bukankah dia harus sedikit menghabiskan uangnya demi penampilannya agar lebih menarik?
Saat Darwin memilih kaos polo dia terkejut dengan harganya yang tertera.
“EVE!!!!” ucap Darwin berbisik namun tegas
Eve menghampirinya dengan tangan di pinggang.
“apa lagi Idris?” Eve menaikan sebelah alisnya
“liat harganya, kaos polo seperti ini harganya 500 dollar? Apakah toko ini merampok?” ucap Idris keheranan
“sudah kamu pilih yang menurut kamu bagus tidak usah banyak pikir, lagi pula mengapa kamu jadi laki-laki pelit sekali, cepat pilih hari sudah gelap kita harus cepat kembali ke rumah” ucap Eve memaksa
“tapi….. Baiklah” ucap Idris memaksakan dirinya,
Dia akhirnya mengambil satu Kaos Polo, Satu kemeja, Satu Celana pendek, Satu celana Jeans dia sudah merasa cukup untuk itu dia berfikir hanya untuk malam ini dan besok saja, mulai hari selanjutnya dia akan mencari sendiri ke pasar mencari baju yang murah untuk dia beli dan dia kenakan, mengapa ada baju seharga 500 dollar untuk satu baju saja sedangkan dengan harga segitu sudah bisa mendapatkan dua lusin baju biasa dengan makanan yang mewah.
“baik aku sudah memilih” ucap Idris memberi tunjuk ke Eve
“baiklah, kamu tolong bantu bungkus baju yang ini saja, sisanya kamu pakai sekarang Idris” ucap Eve memberikan bajunya.
“baik Nona akan saya persiapkan” ucap salah satu pegawai toko
Idris berjalan ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya yang telah di pilih oleh Eve untuk di gunakan pulang ke rumahnya bertemu dengan ayah dan kakeknya.
Setelah mengganti pakaiannya Idris terlihat lebih bersih dan Fresh, dia menggunakan Jeans dan kaos polo lebih terlihat seperti anak muda pada umumnya, dengan badannya yang tinggi, berotot dan wajahnya yang tampan membuat Eve agak sedikit malu dan pipinya memerah melihat Idris yang berjalan menghampirinya.
“baiklah sudah bagaimana?” ucap Idris bertanya kepada Eve.
Idris memang berada di alam yang berbeda dengan penganut bela diri pada umumnya, namun jika di kelaskan Idris memang setara dengan Bruno yang berada di Alam Kesatria Tahap Akhir namun yang membuat berbeda adalah daya ledak yang di miliki oleh IdrisDengan berkat dari Azazil Idris bisa menggunakan serangan Iblis yang sudah mengalir dan menyatu dengan tubuhnya. Selain itu ada perbedaan seperti tembok antara Alam yang Idris anut dengan Alam yang bela diri pelajari pada umumnya.Idris mengayunkan kakinya dan menghantam Bruno ke depan dengan keras Namun Bruno tidak diam disitu saja, dia berusaha untuk memblokir serangan Idris dengan tangannya.“bammmmmmmmmm!!!!!”Terjadi ledakan antara serangan Idris dengan pertahanan Bruno.Bruno terselamatkan dia hanya terpental sedikit dan terseret di tanah dimana kakinya tertanam di tanah dengan tangan yang masih melindungi tubuhnya, namun tangannya merasa kesemutan setelah serangan tersebutBegitupun dengan kaki Idris akibat pertahanan Bruno dia meras
Idris hanya menanggapi dengan memiringkan bibirnya sedikit dan memberikan tatapan dengan menaikan alisnya yang menandakan bahwa Idris penasaran apa yang akan di lakukan oleh Bruno Xiang kepadanya.“Hajar dia Tuan Xiang!” Teriak Erik yang masih terjatuh dan belum bisa bangkit dia hanya bisa mengerahkan tenaganya untuk berteriak“aku akan memperkenalkan kepadamu kenapa Geng kami di Sebut dengan Singa Merah, akan aku ajari kepadamu, semoga kamu tidak kencing di celana nak” Bruno telah selesai menggulung bajunya dan sudah siap memasang kuda-kuda, dia siap menyerang atau bertahan.Tubuh Bruno sekarang sudah terlihat dengan jelas bahwa tubuhnya sangat berbentuk dan ada lekukan otot dimana-mana terutama di kepalan tangannya dan juga lehernya terlihat urat yang timbul disana.Idris sudah membaca profile Bruno Xiang, bahwa lelaki tua ini juga memiliki prestasi pada masanya dan tehnik yang sering dia gunakan adalah tehnik auman singa, tehniknya adalah meninju berkali-kali tanpa henti dan tanpa
Erik melesat dengat cepat dan kepalan tangannya telah di isi oleh tenaga dalam yang besar, sebagian besar tenaga dalamnya dia taruh disana, dia ingin menghabisi Idris dan ingin memberikan pelajaran karena keras kepala dan kesombongan IdrisNamun apa yang mereka harapkan tidak sejalan dengan kenyataannyaIdris meregangkan tangannya tepat kedepan dimana pukulan Erik akan jatuh dan….“Bammmmmmmmmm!!!!”Debu dan batu di sekitar beterbangan saat pukulan Erik tertanam di tangan Idris. Orang-orang yang terluka mau tidak mau menutup mukanya karena debu dan batu iniWarna muka Erik berubah, matanya terbelalak lebar dan mulutnya sama besarnya, dia tidak mengira bahwa Idris dapat menahan pukulannya hanya dengan telapak tangannya dan yang lebih mengejutkan setelahnya adalah Idris menggenggam kepalan tangan Erik dan…“KRAAAAAKKKKKK!!!”“AAAAAHHHHHHHH!!!!”Bunyi retak tangan Eri
Baik Erik maupun Tuan Bruno mengerutkan kening saat melihat motor tersebut mendekat, mereka cukup bingung siapa yang datang kemari menggunakan motor, sedangkan tempat wisata sekarang sudah di tutup karena kejadian yang mereka buat, hanya ada segelintir orang yang tidak bisa pulang maupun pergi, dan mereka hanya bisa bersembunyi di antara bangunanBerbeda dengan Felix dan Alex mereka memancarkan ekspresi senang sekaligus lega bahwa Idris datang ke lokasi tepat waktu sebelum Bruno mengambil tindakan lebih jauh.‘akhirnya Tuan Idris datang tepat waktu, ini adalah waktunya panggung pertamamu tuan’ ucap Felix dengan bangga dia ingin memperkenalkan Tuan barunya kepada seluruh geng bawah tanahIdris memberhentikan motornya tepat di deretan mobil Geng Raja Elang, dengan ini baik Bruno maupun Erik bisa melihat bahwa Idris berdiri bersama Geng Raja Elang dan siapa dia?Saat Idris turun dari motornya Idris melihat banyak deretan manusia yang tergeletak d
Felix melangkah kedepan sambil menatap Erik dengan curiga dia juga merasakan ada sesuatu dengan hal itu.“wah wah wah, ternyata tuan Felix yang datang. Aku tidak menduga bahwa kamu memanggil Tuan Felix, Alex” ucap Erik menatap Felix dan melirik Alex dengan tatapan mengejek“memang kenapa kalau anak buahku menelfon dan meminta bantuanku? Baik wilayah ini maupun anak buahku adalah tanggung jawabku! Itu adalah urusanku bukan urusanmu Erik” Felix menatap balik Erik dengan tatapan dingin namun tenang. Dia belajar banyak dari Idris bahwa untuk menjadi orang yang terlihat kuat orang tersebut harus terlihat tenang“kamu tau Pak Tua Felix? Aku sudah berada di Alam Kesatria tahap Menengah sekarang. Apakah kamu kaget?” ucap Erik dengan bangga dengan pencapaiannya kepada Felix, dia menaikan dagunya sebagai kesombongannyaFelix mengerutkan keningnya dia tidak menduga bahwa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Namun dia
Ekspresi Alex menjadi gelap saat Erik mengatakan tersebut, Alex tahu bahwa sekarang Erik berani bersikap sombong dan arogan tidak lain karena dia sudah menganggap dirinya setara dengan Felix.Felix juga berada di Alam Kesatria tahap menengah seperti Erik saat ini. Hal ini membuat Alex menjadi gugup haruskah aku menelfon Felix atau Idris sebagai ketua baru mereka. Setelah memikirkannya Alex memilih untuk menghubungi Felix terlebih dahulu bagaimanapun Felix lebih tahu banyak soal ini dari pada Idris.“tunggu sebentar! Akan aku panggil seseorang kemari!” ucap Alex yang masih terduduk di lantai karena mulutnya masih mengeluarkan darah dari sudut mulutnya“baiklah, aku harap orang yang kamu panggil kesini akan membuat ini lebih menarik sehingga aku tidak merasa bosan” Erik mengatakannya dengan dingin sambil menatap Alex yang sama Dinginnya.Alex langsung mengeluarkan ponselnya dan menelfon FelixPanggilannya pun tersambung dan tidak lama di jawab oleh Felix“Tuan! Aku minta bantuanmu” ucap