Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 546. Akhir Dewi Seribu Wajah

Share

546. Akhir Dewi Seribu Wajah

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-08-30 22:12:50
Angin dingin mencabik reruntuhan Desa Langit. Suara langkah berat Larxene menggema, pedang raksasa berlapis aura merah gelapnya diseret di atas tanah. Bau darah bercampur belerang memenuhi udara.

Kevin berdiri di samping Ravena, tubuhnya basah oleh keringat dan darah musuh yang masih menetes dari pedangnya. Nafasnya berat, tapi matanya tetap membara. Sementara Ravena—kedua pupilnya memancarkan cahaya kebiruan yang aneh. Uap es keluar dari pori-porinya, dan setiap tarikan nafasnya membekukan debu di udara.

Larxene menyeringai.

“Dua melawan satu? Kalian pikir bisa menyentuhku? Kalian hanya bayangan di hadapan pedangku.”

“Cih!” Kevin meludah darah ke tanah.

“Coba saja, bajingan. Tadinya aku pikir kau itu Dewa Seiryu yang baik hati, tapi ternyata kau sama saja... anjing penjaga Tian Long!”

“Brengsek Kau, Kevin! Kau juga sama kejamnya dengan Tian Long! Apa bedanya kamu dengan dia?” balas Larxene.

“Bedanya? Aku tidak mau kau jadi anjing penjagaku!” ejek Kevin.

Ravena hanya menurunkan bahu,
Zhu Phi

Bab Utama : 1/1 Selesai. Arc Tanah Terlarang Dewa dan Iblis akan berakhir besok. Mulai awal bulan akan ada Arc baru ... terima kasih sobat readers :)

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   555. Firasat Kevin

    Di rumah teh modern di pusat Kota Nagapolis, suasana malam tampak biasa bagi orang awam. Lampion neon bergantung di depan pintu, menyorot jalan yang dipenuhi cahaya lampu kota. Aroma teh melati bercampur kopi instan memenuhi udara, sementara suara kendaraan melintas samar dari luar.Namun di ruang VIP lantai dua, di balik pintu geser berlapis peredam suara, empat sosok duduk mengelilingi meja kaca bundar. Cahaya putih lembut dari lampu LED menggantung di atas kepala mereka, menyorot bayangan wajah yang setengah tertutup hood dan masker. Di meja, bukan lilin dan jam pasir, melainkan layar tablet yang memancarkan peta holografik Nagapolis dengan titik merah berkelip.Raisa Aleta membuka percakapan dengan suara rendah, tapi penuh tekanan. Jemarinya menekan salah satu titik di peta, menampilkan detail lokasi.“Kevin Drakenis. Namanya kembali muncul. Ke mana pun dia pergi, selalu meninggalkan jejak kekacauan. Jika kita menunggu lebih lama, dia akan semakin sulit dijangkau. Lebih baik kita

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   554. Pertemuan Rahasia

    Di Paviliun Baron Vasper, cahaya rembulan jatuh menembus jendela kaca berukir, memantul lembut di permukaan cermin kristal besar yang berdiri anggun di sudut kamar. Clara duduk tegak di depannya, menyisir perlahan rambut hitam panjangnya yang jatuh bagaikan aliran sutra. Setiap helaian rambut berkilau diterpa cahaya perak, membingkai wajahnya yang mempesona. Dari luar, ia tampak seperti sosok bangsawan sempurna—anggun, tenang, dan mempesona.Namun bayangan yang terpampang di balik cermin itu menyimpan rahasia berbeda. Ada kilatan emosi yang tak bisa ia sembunyikan, sorot mata yang berkilau tajam, dipenuhi rasa cemburu yang membakar.Bibirnya bergerak pelan, nyaris seperti bisikan yang hanya ditujukan untuk dirinya sendiri. “Kevin pernah bilang kalau aku ini kekasihnya,” katanya, suaranya bergetar antara bahagia dan getir. “Tapi aku tahu… Claudia, Valkyrie, bahkan Helena… mereka selalu ada di sekelilingnya. Selalu…”Tangannya mengeras tanpa sadar, menggenggam sisir kristal berhias ukir

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   553. Musuh Kevin Bergerak - II

    Di kota Godam, barat jauh dari pusat Vandarian, malam menetes perlahan seperti tinta hitam di atas kanvas langit. Angin gurun yang dingin menyapu balkon tertinggi kediaman gubernur, membawa aroma pasir, garam, dan bunga kering.Di sanalah seorang gadis duduk, gaun putihnya berkibar seperti lembaran kabut bulan. Rambut hitam panjangnya terurai, sebagian menempel di wajahnya yang pucat karena lembap embun malam. Sepasang matanya menatap bulan purnama—penuh luka, tapi di balik luka itu, ada bara aneh yang sulit dijelaskan.Namanya... Selene Adamara Smith. Putri tunggal mendiang Gubernur Adam Smith—pria yang kepalanya pernah dipenggal oleh Kevin, di hadapan pasukannya sendiri. Darah, jeritan, dan tatapan terakhir sang ayah masih membekas jelas dalam ingatan Selene, seakan baru terjadi kemarin.Di tangannya, ia menggenggam erat sebuah kalung kristal, benda terakhir yang diwariskan sang ayah. Kristal itu berkilau pucat diterpa cahaya bulan, tapi jari-jemari Selene bergetar saat menyentuhnya

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   552. Musuh Kevin Bergerak

    Malam itu, Nagapolis tidak pernah tidur. Kota yang dikenal sebagai jantung berdetaknya Negara Vandarian, selain Centralpolis, memamerkan kemegahannya tanpa henti.Lampu-lampu spiritual bergantungan di udara, memancarkan sinar biru, hijau, dan keemasan yang berkelip seperti bintang jatuh. Jalan-jalan utama dipenuhi riuh manusia dan cultivator, deras bagai arus sungai. Di setiap sudut, lentera roh menari ditiup angin malam, membentuk jejak cahaya halus yang membuat kota baja dan kristal roh itu seolah hidup.Gedung-gedung tinggi menjulang, atapnya berlapis formasi pelindung, memantulkan cahaya seperti perisai raksasa. Di beberapa distrik, paviliun megah milik sekte-sekte besar berdiri angkuh, pilar-pilarnya berlapis rune, setiap ukiran memancarkan aura kekuatan yang tak kasat mata. Di alun-alun utama, patung raksasa para pendiri Vandarian terpatri dalam kristal roh, menatap abadi ke arah cakrawala.Namun bukan hanya kemegahan yang membuat Nagapolis hidup. Malamnya dipenuhi hiruk pikuk pa

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   551. Kecemburuan Valkyrie

    Koridor utama Paviliun Dracarys malam itu sangat sunyi, hanya diterangi lampu kristal listrik yang menyala samar. Namun di depan pintu besar berukir naga hitam, ketukan keras Valkyrie terus menggema, seakan setiap dentumannya hendak memecahkan kesunyian malam.“Tuan Muda! Kau ada di dalam kan?!” serunya, nada suaranya tegas tapi menyimpan nada tak biasa—antara gusar dan... gelisah.Entah kenapa, tiba-tiba Valkyrie mencari Kevin di malam hari. Biasanya ia tidak ikut campur urusan majikannya ini.Tidak ada jawaban. Hanya suara samar dari balik pintu. Desahan. Tawa kecil. Dentuman ranjang yang bergetar.Wajah Valkyrie menegang. Kedua alisnya berkerut tajam, dan jantungnya berdetak lebih cepat tanpa ia sadari. “Apa... yang mereka lakukan di dalam?” gumamnya pelan, tapi nadanya lebih seperti geraman dan rasa penasaran.Tangannya mengepal, nyaris menumbuk pintu. Namun pada detik terakhir, ia menahan diri. Aura ilahinya bergetar, memancarkan tekanan yang membuat udara di sekitar mencekam.“

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   550. Rayuan Claudia Xander - II

    Kamar utama Paviliun Dracarys dipenuhi cahaya temaram dari lampu downlight di atas plafon. Tirai hitam berhias bordir naga berkibar tipis, dihembus angin malam dari jendela yang terbuka. Di atas ranjang besar berhias ukiran obsidian, Claudia Xander bersandar dengan rambut tergerai, kulit putihnya masih terasa hangat setelah pelukan panjang yang mereka bagi.Kevin duduk di tepi ranjang, punggungnya telanjang, tubuhnya masih berkilat oleh keringat hasil permainan sensasi yang dilakukannya bersama Claudia. Pedang Dewa Ilahi bersandar di dinding, jauh dari jangkauannya tapi tidak sulit baginya untuk memanggil pedang kesayangannya ini dari jauh. Ia juga tidak menyimpan Pedang Dewa Ilahi di dalam Cincin Ruang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia tampak santai—bukan sebagai tetua, bukan sebagai pembunuh, hanya sebagai pria biasa.Claudia merapatkan tubuhnya, menyandarkan kepala di bahu Kevin. “Chief...” suaranya lembut, nyaris berbisik. “Kau tahu, sejak pertama kali kita melakukanny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status