Pandangan Rong Tian beralih pada sosok-sosok yang terbenam dalam tanah."Bagaimana dengan Tetua Senior dan korban-korban lainnya? Jika pohon ini hancur...""Kami akan mati," Hua Li menjawab dengan ketenangan yang mengejutkan."Namun kematian sebagai manusia jauh lebih terhormat daripada hidup abadi sebagai pupuk. Hancurkanlah akar itu, Daxia. Berikanlah kami kematian yang bermartabat."Dengan tekad yang mengeras, Rong Tian melangkah menuju altar batu yang ditunjuk Hua Li. Saat ia mendekat, akar-akar pohon mulai bergerak gelisah, meliuk-liuk seperti ular yang merasakan ancaman."Pohon ini memiliki kesadaran sendiri," Feng Huang memperingatkan dalam benaknya. "Ia akan melindungi dirinya dengan segala cara."Rong Tian mengangguk sambil mengambil seruling iblis dari pinggangnya.Instrumen musik yang terbuat dari tulang makhluk tidak dikenal itu bergetar dalam genggamannya, beresonansi dengan energi Yin yang pekat di ruangan. Ia mengalirkan qi ke dalam seruling, menciptakan aura hitam keun
"Mereka dijadikan 'nutrisi hidup' untuk pohon terkutuk ini," Feng Huang menjelaskan dengan nada pahit."Para kultivator yang dijadikan kelinci percobaan oleh Sekte Xuanyin Zong. Pohon Arwah perlahan-lahan menyedot energi spiritual dan jiwa mereka, meninggalkan cangkang kosong yang masih bernapas."Kepalan tangan Rong Tian mengeras, kuku-kukunya menancap dalam hingga mengeluarkan darah.Amarah bergejolak dalam dadanya, namun ia segera menarik napas panjang untuk menenangkan diri, mengingat bagaimana labirin sebelumnya merespons emosi negatifnya dengan serangan yang lebih ganas.Dengan langkah yang diperhitungkan, ia mendekati pohon sambil menghindari akar-akar yang menjalar di lantai.Setiap langkah kakinya menghasilkan bunyi decitan halus dari tanah yang basah, dan ia bisa merasakan energi Yin yang semakin pekat menusuk kulitnya seperti ribuan tusuk es.Perhatiannya tertuju pada salah satu sosok yang berbeda dari yang lain. Seorang wanita tua dengan rambut putih panjang yang masih mem
Dengan pemahaman itu, Rong Tian membuka matanya. Roh-roh masih mengelilinginya, tapi kini ia melihat mereka dengan cara berbeda. Bukan sebagai musuh, tapi sebagai bagian dari perjalanannya."Aku yang muda memahami penderitaan kalian," Rong Tian berkata tenang."Dan aku tidak menyangkal tanggung jawab atas kematian kalian. Tapi jalan yang kutempuh berbeda dari Sekte Xuanyin Zong. Aku tidak mencari kekuatan demi kekuatan itu sendiri."Beberapa roh tampak terkejut mendengar pengakuannya. Mereka saling pandang dengan bingung, tidak terbiasa dengan kultivator iblis yang mengakui kesalahannya."Kata-kata tidak berarti apa-apa," salah satu roh berkata sinis. "Buktikan dengan tindakan."Rong Tian mengangguk."Aku di sini untuk menyelamatkan sembilan anak yang akan dikorbankan dalam Upacara Bulan Hitam. Jika para senior benar-benar ingin keadilan, bantulah aku menghentikan Sekte Xuanyin Zong."Keheningan menyelimuti labirin. Roh-roh tampak mempertimbangkan kata-katanya. Akhirnya, roh pria tua
Langit malam di Puncak Naga Tidur terbelah oleh kilatan petir ungu yang menyinari jalan setapak berbatu.Rong Tian melangkah dengan hati-hati, jubah hitamnya menyapu tanah yang dipenuhi kabut tipis. Koin kuno pemberian Ming Fei berpendar samar dalam genggamannya, menunjukkan jalan menuju kuil di puncak gunung."Aku merasakan energi Yin yang sangat pekat," bisik Feng Huang dalam benak Rong Tian."Tempat ini telah lama menjadi pusat ritual Sekte Xuanyin Zong."Rong Tian mengangguk samar. Setelah meninggalkan Desa Changfeng, ia bergegas menuju Puncak Naga Tidur, tekadnya membaja untuk menyelamatkan sembilan anak yang akan dikorbankan dalam Upacara Bulan Hitam.Namun, semakin tinggi ia mendaki, semakin kuat pula energi Yin yang menyelimuti gunung, menciptakan tekanan berat pada tubuhnya.Jalur pendakian berakhir di depan sebuah gerbang batu raksasa. Ukiran naga dan burung hantu menghiasi permukaannya, dengan simbol-simbol kuno yang berpendar ungu dalam kegelapan.Di tengah gerbang, sebuah
Rong Tian teringat penjelasan Tetua Ming tentang celah dimensi yang hanya aktif saat fajar kelabu. Sebuah gambaran mulai terbentuk dalam pikirannya, sebuah rencana jahat yang lebih besar dari yang dia bayangkan."Apakah ritual ini berhubungan dengan Gelang Karma Samsara?" tanyanya dengan hati-hati.Mata Ming Fei melebar, terkejut. "Daxia mengetahui pusaka itu? Ya, ritual ini adalah langkah pertama untuk membuka segel yang melindunginya. Mereka akan menggunakan jiwa-jiwa Yin murni untuk memaksa celah dimensi terbuka menuju Wanhua Gu.""Dan sembilan jiwa itu...?" Rong Tian sudah menduga jawabannya, namun berharap dia salah."Anak-anak," suara Ming Fei bergetar dengan campuran duka dan amarah."Sembilan anak dari desa-desa sekitar yang lahir saat bulan purnama di musim dingin. Mereka sudah mengumpulkan delapan. Yang terakhir akan dibawa malam ini."Rong Tian merasakan amarahnya semakin sulit dikendalikan. Energi Yang dari Feng Huang bergejolak dalam tubuhnya, membuat ujung rambutnya mula
Seorang pelayan tua dengan punggung bungkuk menghampiri."Selamat datang, Daxia. Ada yang bisa hamba sajikan?""Teh hitam dan sedikit informasi," jawab Rong Tian pelan, meletakkan sekeping perak di atas meja.Mata pelayan tua itu berkilat, tangannya dengan cepat menyapu koin perak. "Silakan mengambil tempat di suduk sana, Daxia. Teh akan segera hamba antarkan."Rong Tian mengambil tempat di sudut tergelap kedai, punggungnya menghadap dinding. Dari posisi ini, dia bisa mengamati seluruh ruangan tanpa menarik perhatian. Beberapa saat kemudian, pelayan tua kembali dengan secangkir teh hitam yang mengepul."Informasi apa yang Daxia cari?" bisik pelayan itu sambil meletakkan teh dengan hati-hati."Celah dimensi menuju Wanhua Gu," Rong Tian menjawab dengan suara sehalus angin. "Dan ritual Sekte Xuanyin Zong yang akan dilakukan dalam waktu dekat."Wajah pelayan tua itu memucat seketika. Dia melirik ke kanan dan kiri dengan gugup, kemudian membungkuk lebih rendah. "Daxia, hamba tidak berani m