Share

Kejutan di Paviliun Anggrek.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-03-17 19:02:40

Rong Tian masih terpaku pada gadis pemain pipa, tatapannya tak beranjak. Tiba-tiba, sebuah tepukan keras mendarat di bahunya!

"Hei, kau! Apa yang kau lakukan, berdiri bagai arca batu?" Kepala pelayan berdiri di belakangnya, wajahnya merah padam. "Para tamu di meja sebelah sudah menanti arak segar! Cepat layani mereka!"

Rong Tian segera menundukkan kepala, berpura-pura ketakutan. "Maafkan saya, Tuan. Saya akan segera."

"Dasar tak berguna! Kalau bukan karena kekurangan pelayan malam ini, sudah kutendang kau keluar!" omel kepala pelayan itu sebelum berlalu, melanjutkan omelannya pada pelayan lain.

Rong Tian menghela napas pelan. Penyamarannya hampir saja terbongkar. Ia harus lebih berhati-hati.

Selama satu jam berikutnya, Rong Tian terpaksa menjalankan peran sebagai pelayan, mondar-mandir mengantarkan arak dan hidangan kepada para tamu yang kian mabuk.

Matanya tetap waspada, mencari celah untuk menyelinap ke ruangan VIP di balik tirai merah.

Kesempatan itu akhirnya tiba, ketika pertunjuk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Akhir Drama di Paviliun Anggrek.

    "Sepertinya kita kedatangan tamu tidak diundang, Tuan-tuan," ucap Yue Lin dengan suara dingin dan tegas, sangat berbeda dengan suara lembutnya saat bernyanyi di panggung.Tanpa peringatan lebih lanjut, tangan Yue Lin bergerak secepat kilat. Dari lengan bajunya, tiga belati perak melesat ke arah pintu. Belati-belati itu berputar di udara dengan kecepatan luar biasa, memancarkan kilatan energi spiritual yang hanya bisa dihasilkan oleh kultivator tingkat Kuasi Eliksir Emas."Pedang Bayangan, lindungi tuanmu," bisik Rong Tian dengan tenang.Seketika, sebilah pedang hitam muncul di hadapannya, bergerak sendiri tanpa disentuh. Pedang itu berputar dengan kecepatan tinggi, menciptakan perisai energi yang menangkis ketiga belati Yue Lin.TRANG! TRANG! TRANG!Suara benturan logam bergema di lorong, diikuti percikan api dari gesekan pedang dan belati. Ketiga belati Yue Lin terpental ke berbagai arah, menancap di dinding lorong."Kultivator tingkat tinggi!" teriak Yue Lin, wajahnya memucat. "Pan

    Last Updated : 2025-03-18
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kereta Kuda Mewah dari Barat.

    Dua minggu berlalu sejak kejadian di Pavilium Anggrek. Dunia persilatan Kekaisaran Bai Feng tampak tenang, seolah badai besar yang akan datang masih tersembunyi di balik awan-awan gelap yang menggantung di cakrawala.Di kejauhan, di hamparan luas Gurun Hadarac yang gersang, tampak iring-iringan kecil bergerak perlahan dari arah barat. Matahari senja menyinari pasir-pasir keemasan, menciptakan pemandangan yang memukau sekaligus mematikan. Gurun Hadarac terkenal dengan panasnya yang menyengat di siang hari dan dinginnya yang menusuk tulang di malam hari.Iring-iringan itu terdiri dari sebuah kereta mewah yang ditarik oleh empat ekor kuda putih bersih. Kereta tersebut dihiasi ukiran-ukiran rumit berwarna emas dan merah, dengan tirai sutra tipis menutupi jendela-jendelanya. Di belakang dan di depan kereta, dua belas tentara menunggang kuda dengan gagah, mengenakan baju zirah ringan berwarna merah dengan lambang matahari terbit—simbol Kekaisaran Matahari Emas.Para tentara itu membawa s

    Last Updated : 2025-03-18
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Aksi kejam Sang Pembunuh Bayaran.

    Angin gurun bertiup lembut, menggerakkan pasir-pasir halus di sekitar kereta mewah dan para pengawalnya yang kini dikelilingi oleh lima puluh perampok. Matahari senja menyinari pemandangan tegang itu, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di atas pasir keemasan.Hanim berdiri dengan anggun di hadapan pemimpin perampok yang masih terpana oleh kecantikannya. Senyum manis tersungging di bibirnya, namun matanya yang biru cemerlang tetap dingin dan waspada."Bagaimana, Tuan Perampok?" tanya Hanim dengan suara selembut sutra. "Apakah kau tertarik dengan tawaranku?"Pemimpin perampok menelan ludah dengan susah payah. Wajahnya yang penuh jerawat semakin memerah. Dia turun dari kudanya dengan gerakan canggung, lalu berjalan mendekati Hanim dengan langkah yang tidak stabil."T-tentu saja," jawabnya dengan suara serak. "Apa... apa yang kau tawarkan, Nona Cantik?"Hanim tertawa kecil, suaranya bagai denting lonceng perak yang merdu. Dia mengulurkan tangannya yang lentik, menyentuh pip

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Era Kekacauan Di Bai Feng.

    Rong Tian duduk bersila di atas batu besar di tengah Hutan Kabut Ungu, berusaha bermeditasi di bawah cahaya bulan yang menembus kabut tebal. Sudah tiga hari dia bersembunyi di hutan ini, namun konsentrasinya terus terganggu.Suara geraman rendah terdengar dari kegelapan, diikuti oleh kilatan mata merah yang mengintai dari balik semak-semak. Ini adalah kali kelima dalam satu malam binatang iblis mencoba mendekatinya, tertarik oleh energi spiritual yang dipancarkan Rong Tian selama bermeditasi."Cukup sudah," gumam Rong Tian sambil membuka matanya. Dia bangkit berdiri, menepuk-nepuk jubah hitamnya yang kotor oleh debu dan daun kering.Hutan Kabut Ungu memang terkenal dengan aura mistisnya yang kuat, tempat yang sempurna untuk bersembunyi. Namun, hutan ini juga menjadi habitat bagi berbagai binatang iblis yang terbentuk dari energi jahat yang terkumpul selama berabad-abad. Binatang-binatang ini terus mengganggu Rong Tian, membuatnya sulit untuk berkonsentrasi pada kultivasi."Gurun Had

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Selir Baru Kaisar

    Dua minggu berlalu dengan cepat. Rong Tian telah menghabiskan waktu tersebut di kedalaman Abyss of Suffering, tempat pemakaman kuno di Gurun Hadarac. Di sana, ia bermeditasi dan menyerap energi gelap untuk meningkatkan kultivasi iblisnya.Duduk bersila di atas batu hitam yang dingin, Rong Tian membuka matanya perlahan. Cahaya merah samar terpancar dari matanya sebelum kembali normal. Ia bisa merasakan kekuatannya bertambah, meski belum cukup untuk menembus ke tahap Eliksir Emas sepenuhnya."Sudah waktunya kembali ke Biramaki," gumamnya sambil bangkit berdiri. "Aku perlu tahu perkembangan situasi terbaru."Dengan gerakan ringan, Rong Tian melompat tinggi ke udara. Jubah hitamnya berkibar, mekanisme baling-baling tersembunyi di dalamnya aktif, membuatnya melayang di atas pemakaman kuno. Sepatu spiritualnya bersinar samar, siap membantunya melakukan perjalanan jauh."Qinggong Raja Kelelawar: Terbang Seribu Li," bisiknya.Seketika, tubuhnya melesat ke arah timur, menuju Kota Biramaki. Ke

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tamu Misterius - Bagian I

    Mata Hanim sedikit menyipit, seolah berusaha mengingat atau mengenali sesuatu.Di sisi lain, Hanim terkejut melihat sorot mata pemuda di kerumunan itu. Di antara ratusan wajah yang menatapnya dengan kagum dan pemujaan, hanya satu pasang mata yang menatapnya dengan kewaspadaan seorang kultivator. Mata yang tajam dan dalam, mengingatkannya pada mata naga dalam lukisan kuno—penuh kekuatan tersembunyi dan kecerdasan.Dalam sekejap, Rong Tian mengaktifkan teknik "Kabut Malapetaka" dalam skala kecil, menciptakan kabut tipis yang hanya menyelimuti dirinya. Dengan gerakan cepat yang nyaris tak terlihat, ia mundur dan menyelinap di antara kerumunan, menghilang dari pandangan Hanim.Hanim mengerjapkan mata, berusaha menemukan kembali pemuda misterius itu. Namun, sosoknya telah lenyap, seolah ditelan bumi. Kereta terus bergerak, membawanya menjauh, tapi pikirannya tetap terganggu."Siapa pemuda itu?" batinnya. "Mengapa ia memiliki sorot mata seperti itu? Mata seperti naga..."Sementara itu, R

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tamu Misterius - Bagian II.

    Di paviliun belakang, Rong Tian menemui ayahnya yang sedang duduk di kursi rotan, membaca gulungan kuno. Wajah pria tua itu yang dulu pucat dan kurus kini tampak lebih segar dan berisi."Ayah," sapa Rong Tian dengan hormat.Ayahnya mengangkat wajah, senyum lebar menghiasi wajahnya yang keriput. "Anakku! Akhirnya kau kembali. Ke mana saja kau selama ini?""Maafkan aku, Ayah. Ada beberapa hal yang harus kuselesaikan," jawab Rong Tian, berlutut di samping kursi ayahnya. "Bagaimana keadaan Ayah?""Jauh lebih baik berkat perawatan Bibi Lan dan ramuan darimu," jawab ayahnya. Tangan tuanya yang keriput menggenggam tangan Rong Tian dengan kehangatan. "Tapi kau tampak lelah, anakku. Ada apa? Apakah ada masalah?"Rong Tian menggeleng. "Tidak ada yang perlu Ayah khawatirkan. Istirahatlah, aku akan menceritakan perjalananku besok."Setelah memastikan ayahnya baik-baik saja, Rong Tian kembali ke kamarnya di paviliun timur. Ia mengunci pintu, memasang beberapa jimat pelindung di sekitar kamar, lalu

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertarungan di Bubungan. - Bagian I.

    Gelombang energi iblis dari Raungan Kematian Rong Tian masih bergema di udara malam, menyelimuti lima sosok berbaju putih dalam kabut hitam keunguan. Namun, hanya sesaat setelah serangan itu mengenai mereka, salah satu dari lima sosok tersebut bergerak cepat."Jimat Pembersih Cahaya," seru sosok di tengah dengan suara berat.Sebuah jimat kuning dengan tulisan kuno bercahaya terang di tangannya. Dalam sekejap, cahaya putih keemasan menyebar dari jimat tersebut, menghancurkan kabut hitam yang menyelimuti mereka. Energi iblis Rong Tian terurai seperti asap tertiup angin."Teknik yang menarik," gumam sosok lain dengan nada dingin.Kelima sosok itu kini berdiri dalam formasi bintang, masing-masing mengenakan pakaian putih bersih dengan saputangan putih menutupi separuh wajah mereka. Hanya mata mereka yang terlihat—tajam dan waspada.Rong Tian mengamati mereka dengan seksama. Dari gerakan dan cara mereka menetralisir serangannya, ia bisa menebak bahwa mereka bukan kultivator biasa. Energ

    Last Updated : 2025-03-21

Latest chapter

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pedang Pemurnian Langit vs Peony Abadi.

    Namun, Tian Guan Zong tidak bergerak hingga detik terakhir.Dengan gerakan cepat yang hampir tidak terlihat, ia mengangkat telapak tangannya, menciptakan perisai qi putih kebiruan berbentuk bintang delapan sudut."Perisai Bintang Utara," ucapnya tenang.Bunga peony bertabrakan dengan perisai bintang, menciptakan ledakan energi kedua yang lebih kuat dari sebelumnya. Lantai marmer di bawah kaki mereka retak lebih dalam, serpihan-serpihan kecil melayang ke udara sebelum jatuh kembali seperti hujan kristal.Tanpa jeda, Tian Guan Zong melancarkan serangan balasan. Ia mencabut pedangnya dengan gerakan cepat, menciptakan suara berdenting yang tajam membelah udara. Pedang panjang berwarna biru langit itu berkilau tertimpa cahaya, memancarkan aura suci yang membuat beberapa kultivator iblis mundur dengan tidak nyaman."Pedang Pemurnian Langit," serunya, mengayunkan pedang dalam gerakan melintang.Sebuah gelombang qi putih kebiruan melesat dari ujung pedangnya, membentuk bulan sabit raksasa yan

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Duel Takdir Dunia Persilatan.

    Sosok tinggi besar melangkah masuk dengan langkah mantap yang membuat lantai marmer bergetar.Ia mengenakan jubah putih bersih dengan bordiran awan biru yang rumit, kontras dengan rambutnya yang putih seperti salju namun wajahnya yang tampak tidak lebih dari empat puluh tahun.Matanya yang tajam seperti elang memancarkan aura kewibawaan yang tidak bisa dibantah, sementara tangannya yang besar menggenggam sebuah pedang panjang dalam sarung berwarna biru langit."Tian Guan Zong!" bisik beberapa orang dengan suara terkesiap."Pemimpin Sekte Cahaya Surgawi dari Gunung Lima Awan!""Kultivator legendaris dari Utara!"Bisikan-bisikan kagum dan ketakutan memenuhi aula saat sosok legendaris itu melangkah maju dengan tenang.Di belakangnya, belasan murid Sekte Cahaya Surgawi berpakaian biru langit mengikuti dengan sikap hormat, membentuk formasi yang rapi dan teratur.Wajah Nyonya Huang mengeras, senyum percaya dirinya lenyap digantikan ekspresi waspada. Tangannya yang tadinya terulur untuk men

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Era Baru Dunia Persilatan.

    Kesunyian yang mencekam menyelimuti Aula Bunga Peony setelah pertarungan spektakuler antara Nyonya Huang Wenling dan Guru Negara Long Jian.Udara terasa berat oleh sisa-sisa energi qi yang bertabrakan, menciptakan lapisan tipis kabut spiritual yang berpendar kemerahan di bawah cahaya lentera kristal.Guru Negara Long Jian telah dibawa keluar oleh murid-muridnya, meninggalkan bekas darah yang mengering di lantai marmer putih sebagai pengingat akan kekuatan luar biasa sang pemimpin Sekte Hehuan.Nyonya Huang Wenling berdiri di tengah panggung dengan postur sempurna, gaun hitamnya yang mewah tidak menunjukkan sedikit pun kusut meski baru saja menyelesaikan pertarungan.Wajahnya yang cantik dihiasi senyum tipis penuh kepuasan, matanya yang tajam menyapu seluruh ruangan dengan tatapan seorang penguasa yang yakin akan kekuasaannya.Seperti air sungai yang mengalir setelah bendungan terbuka, bisikan-bisikan mulai memenuhi aula. Para anggota sekte iblis tidak bisa menyembunyikan kegembiraan m

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Garis Pertempuran Dunia Persilatan.

    Dengan satu gerakan anggun, kedua tangannya terangkat ke atas. Sembilan bunga peony yang melayang di sekitarnya tiba-tiba bergabung, membentuk satu bunga raksasa yang ukurannya sebanding dengan pedang qi Long Jian.Bunga itu berputar dengan kecepatan luar biasa, menciptakan pusaran energi yang menarik debu dan partikel cahaya ke dalamnya."Peony Abadi: Pengurai Surga dan Bumi," bisiknya, namun suaranya terdengar jelas di seluruh aula yang kini sunyi senyap.Bunga peony raksasa itu melesat ke atas, langsung menuju pedang qi Long Jian. Udara di sekitarnya bergetar hebat, menciptakan gelombang suara yang membuat telinga berdenging.Cahaya merah keunguan dan biru keperakan bertabrakan di udara, menciptakan ledakan energi yang membutakan untuk sesaat.Saat semua orang bisa melihat kembali, pemandangan yang menyambut mereka membuat napas tercekat. Pedang qi Long Jian telah hancur berkeping-keping, serpihan-serpihannya melayang di udara seperti kristal es yang perlahan jatuh ke lantai.Semen

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tarian Sembilan Peony.

    "Tablet itu mungkin asli," ucapnya dengan suara keras dan jelas, "tapi itu tidak membuatmu layak menjadi Pimpinan Dunia Persilatan, Nyonya Huang."Nyonya Huang menaikkan alisnya sedikit, senyum dingin masih tersungging di bibirnya. "Oh? Dan apa yang membuatmu berpikir demikian, Guru Negara Long Jian?""Sekte Hehuan adalah aliran iblis yang mempraktikkan kultivasi ganda, mengorbankan jiwa orang lain untuk kekuatan sendiri," balas Long Jian, suaranya penuh kebencian. "Praktik-praktik terlarang seperti itu tidak layak memimpin dunia persilatan yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan."Bisikan-bisikan kembali memenuhi aula, kali ini lebih keras dan penuh emosi. Para anggota sekte ortodoks mengangguk setuju, sementara sekte iblis menatap dengan kebencian."Kebenaran dan keadilan?" Nyonya Huang tertawa kecil, suaranya dingin seperti es."Atau kemunafikan dan penindasan? Aliran ortodoks selalu mengklaim kebenaran, padahal praktik-praktik kalian tidak kalah kejamnya, hanya dibungkus den

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Calon Pemimpin Dunia Persilatan.

    Keheningan yang mencekam menyelimuti Aula Bunga Peony setelah insiden dengan Tetua Feng Yuxian. Udara terasa berat, dipenuhi oleh aura qi yang saling bertabrakan dari puluhan kultivator tingkat tinggi yang hadir.Cahaya dari lentera kristal yang berpendar kemerahan menyinari wajah-wajah tegang para tamu, menciptakan bayangan yang seolah bergerak dengan kehidupannya sendiri di dinding-dinding berukir naga dan phoenix.Rong Tian duduk dengan tenang di kursi kehormatannya, aura qi hitam pekat yang tadinya menguar dari tubuhnya kini telah meredup, meski masih terasa oleh kultivator sensitif di sekitarnya. Matanya yang tajam mengamati seluruh ruangan dengan seksama, menilai setiap gerakan dan ekspresi para tamu yang hadir.Bisikan-bisikan mulai terdengar, mula-mula pelan dan ragu-ragu, kemudian semakin berani dan keras.Para murid dan tetua dari berbagai sekte saling berbagi spekulasi dan kekhawatiran, menciptakan dengungan samar yang memenuhi aula megah tersebut."Kau lihat itu? Tuan Muda

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Peringatan Mematikan.

    Kata-kata ini bagaikan minyak yang disiramkan ke api yang sudah membara. Tetua Feng mengangkat tangannya, energi qi putih kebiruan berkumpul di telapak tangannya yang keriput."Anak kurang ajar! Biar kuajari kau sopan santun!"Sebelum siapapun sempat bereaksi, Tetua Feng melancarkan serangan. Telapak tangannya mendorong udara kosong, menciptakan gelombang qi putih kebiruan yang melesat ke arah Rong Tian dengan kecepatan luar biasa.Para tamu berteriak kaget, beberapa bahkan melompat dari kursi mereka untuk menghindari serangan nyasar.Namun Rong Tian tetap duduk dengan tenang, seolah tidak melihat bahaya yang mendekat.Saat gelombang qi hampir mencapai wajahnya, Rong Tian akhirnya bergerak. Bibirnya bergerak tanpa suara, mengucapkan mantra kuno yang hampir terlupakan.Dalam sekejap, udara di sekitarnya bergetar aneh, seolah realitas itu sendiri terdistorsi."Tangan Iblis Penjerat," bisiknya, suaranya hampir tidak terdengar.Seketika, dari lantai di bawah kaki Tetua Feng, muncul sebuah

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Konfrontasi di Barisan Depan.

    Jawaban mereka datang beberapa saat kemudian, saat pintu samping aula terbuka, dan seorang pemuda melangkah masuk dengan tenang.Jubah hitamnya yang sederhana namun berkualitas tinggi berkontras dengan wajahnya yang tampan dan muda.Rambutnya yang hitam legam diikat tinggi dengan konde kecil, memberikan kesan elegan namun maskulin. Ia berjalan dengan langkah ringan namun mantap, matanya yang tajam menatap lurus ke depan, mengabaikan tatapan terkejut dan bisikan yang mengikuti setiap langkahnya."Itu dia!""Pemuda yang mengalahkan sepuluh murid Sekte Hehuan dengan satu serangan!""Tuan Muda Iblis!"Bisikan-bisikan itu semakin keras saat pemuda itu berjalan ke arah kursi kehormatan yang telah disiapkan. Para petugas Sekte Hehuan segera menghampiri dan membungkuk dalam, mengarahkannya ke kursi tersebut dengan sikap hormat yang berlebihan."Silakan duduk, Tuan Muda," ucap salah satu petugas dengan suara gemetar."Nyonya Huang telah menyiapkan kursi kehormatan khusus untuk Anda."Pemuda it

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Aula Bunga Peony: Panggung Para Penguasa.

    Nyonya Huang Wenling duduk dengan anggun di singgasana giok hitam yang diukir dengan motif bunga peony. Rambutnya yang hitam legam disanggul tinggi, dihiasi tusuk konde dari giok ungu yang berkilau tertimpa cahaya.Gaun sutra hitamnya berbordir benang emas membentuk pola bunga peony yang rumit, simbol kekuasaan Sekte Hehuan yang dipimpinnya. Wajahnya yang cantik namun dingin tidak menunjukkan emosi apapun saat ia mengamati persiapan terakhir aula besar di puncak Gunung Hehuan.Aula Bunga Peony, tempat perhelatan pemilihan Pimpinan Dunia Persilatan akan diadakan, telah dihias dengan kemewahan yang mencengangkan.Pilar-pilar merah berukir naga dan phoenix menyangga atap tinggi yang dihiasi lukisan awan dan langit. Lentera-lentera kristal berpendar dengan cahaya kemerahan yang lembut, menciptakan suasana agung sekaligus misterius.Kursi-kursi kayu berukir telah ditata rapi, dikelompokkan berdasarkan status dan kekuatan sekte yang diundang."Nyonya," seorang pelayan wanita mendekat dengan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status