Share

Paviliun Anggrek

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-03-17 18:24:17

Rong Tian mengamati Pavilium Anggrek dari kejauhan, menimbang langkah selanjutnya.

Sosok guru negara yang misterius yang dilihatnya tadi telah menghilang ke dalam keramaian, meninggalkan banyak pertanyaan di benaknya.

"Aku harus masuk ke dalam," putusnya.

Sebagai kultivator iblis tahap Kuasi Eliksir Emas, menyusup ke dalam rumah bordil semewah apapun bukanlah tantangan berarti baginya.

Dengan gerakan cepat, Rong Tian melompat turun dari atap, mendarat tanpa suara di gang sempit di samping bangunan.

Matanya yang tajam segera menemukan pintu belakang yang menuju ke dapur.

Dua pelayan sedang keluar membawa sampah, memberikan kesempatan sempurna bagi Rong Tian untuk menyelinap masuk.

Di dalam dapur, suasana sibuk dengan para koki dan pelayan yang mondar-mandir menyiapkan hidangan dan minuman untuk para tamu.

Rong Tian dengan cepat mengambil seragam pelayan yang tergantung di dekat pintu belakang dan mengenakannya. Ia juga mengambil nampan berisi cangkir-cangkir arak, sempurna untuk p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kejutan di Paviliun Anggrek.

    Rong Tian masih terpaku pada gadis pemain pipa, tatapannya tak beranjak. Tiba-tiba, sebuah tepukan keras mendarat di bahunya!"Hei, kau! Apa yang kau lakukan, berdiri bagai arca batu?" Kepala pelayan berdiri di belakangnya, wajahnya merah padam. "Para tamu di meja sebelah sudah menanti arak segar! Cepat layani mereka!"Rong Tian segera menundukkan kepala, berpura-pura ketakutan. "Maafkan saya, Tuan. Saya akan segera.""Dasar tak berguna! Kalau bukan karena kekurangan pelayan malam ini, sudah kutendang kau keluar!" omel kepala pelayan itu sebelum berlalu, melanjutkan omelannya pada pelayan lain.Rong Tian menghela napas pelan. Penyamarannya hampir saja terbongkar. Ia harus lebih berhati-hati.Selama satu jam berikutnya, Rong Tian terpaksa menjalankan peran sebagai pelayan, mondar-mandir mengantarkan arak dan hidangan kepada para tamu yang kian mabuk.Matanya tetap waspada, mencari celah untuk menyelinap ke ruangan VIP di balik tirai merah.Kesempatan itu akhirnya tiba, ketika pertunjuk

    Last Updated : 2025-03-17
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Akhir Drama di Paviliun Anggrek.

    "Sepertinya kita kedatangan tamu tidak diundang, Tuan-tuan," ucap Yue Lin dengan suara dingin dan tegas, sangat berbeda dengan suara lembutnya saat bernyanyi di panggung.Tanpa peringatan lebih lanjut, tangan Yue Lin bergerak secepat kilat. Dari lengan bajunya, tiga belati perak melesat ke arah pintu. Belati-belati itu berputar di udara dengan kecepatan luar biasa, memancarkan kilatan energi spiritual yang hanya bisa dihasilkan oleh kultivator tingkat Kuasi Eliksir Emas."Pedang Bayangan, lindungi tuanmu," bisik Rong Tian dengan tenang.Seketika, sebilah pedang hitam muncul di hadapannya, bergerak sendiri tanpa disentuh. Pedang itu berputar dengan kecepatan tinggi, menciptakan perisai energi yang menangkis ketiga belati Yue Lin.TRANG! TRANG! TRANG!Suara benturan logam bergema di lorong, diikuti percikan api dari gesekan pedang dan belati. Ketiga belati Yue Lin terpental ke berbagai arah, menancap di dinding lorong."Kultivator tingkat tinggi!" teriak Yue Lin, wajahnya memucat. "Pan

    Last Updated : 2025-03-18
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kereta Kuda Mewah dari Barat.

    Dua minggu berlalu sejak kejadian di Pavilium Anggrek. Dunia persilatan Kekaisaran Bai Feng tampak tenang, seolah badai besar yang akan datang masih tersembunyi di balik awan-awan gelap yang menggantung di cakrawala.Di kejauhan, di hamparan luas Gurun Hadarac yang gersang, tampak iring-iringan kecil bergerak perlahan dari arah barat. Matahari senja menyinari pasir-pasir keemasan, menciptakan pemandangan yang memukau sekaligus mematikan. Gurun Hadarac terkenal dengan panasnya yang menyengat di siang hari dan dinginnya yang menusuk tulang di malam hari.Iring-iringan itu terdiri dari sebuah kereta mewah yang ditarik oleh empat ekor kuda putih bersih. Kereta tersebut dihiasi ukiran-ukiran rumit berwarna emas dan merah, dengan tirai sutra tipis menutupi jendela-jendelanya. Di belakang dan di depan kereta, dua belas tentara menunggang kuda dengan gagah, mengenakan baju zirah ringan berwarna merah dengan lambang matahari terbit—simbol Kekaisaran Matahari Emas.Para tentara itu membawa s

    Last Updated : 2025-03-18
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Aksi kejam Sang Pembunuh Bayaran.

    Angin gurun bertiup lembut, menggerakkan pasir-pasir halus di sekitar kereta mewah dan para pengawalnya yang kini dikelilingi oleh lima puluh perampok. Matahari senja menyinari pemandangan tegang itu, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di atas pasir keemasan.Hanim berdiri dengan anggun di hadapan pemimpin perampok yang masih terpana oleh kecantikannya. Senyum manis tersungging di bibirnya, namun matanya yang biru cemerlang tetap dingin dan waspada."Bagaimana, Tuan Perampok?" tanya Hanim dengan suara selembut sutra. "Apakah kau tertarik dengan tawaranku?"Pemimpin perampok menelan ludah dengan susah payah. Wajahnya yang penuh jerawat semakin memerah. Dia turun dari kudanya dengan gerakan canggung, lalu berjalan mendekati Hanim dengan langkah yang tidak stabil."T-tentu saja," jawabnya dengan suara serak. "Apa... apa yang kau tawarkan, Nona Cantik?"Hanim tertawa kecil, suaranya bagai denting lonceng perak yang merdu. Dia mengulurkan tangannya yang lentik, menyentuh pip

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Era Kekacauan Di Bai Feng.

    Rong Tian duduk bersila di atas batu besar di tengah Hutan Kabut Ungu, berusaha bermeditasi di bawah cahaya bulan yang menembus kabut tebal. Sudah tiga hari dia bersembunyi di hutan ini, namun konsentrasinya terus terganggu.Suara geraman rendah terdengar dari kegelapan, diikuti oleh kilatan mata merah yang mengintai dari balik semak-semak. Ini adalah kali kelima dalam satu malam binatang iblis mencoba mendekatinya, tertarik oleh energi spiritual yang dipancarkan Rong Tian selama bermeditasi."Cukup sudah," gumam Rong Tian sambil membuka matanya. Dia bangkit berdiri, menepuk-nepuk jubah hitamnya yang kotor oleh debu dan daun kering.Hutan Kabut Ungu memang terkenal dengan aura mistisnya yang kuat, tempat yang sempurna untuk bersembunyi. Namun, hutan ini juga menjadi habitat bagi berbagai binatang iblis yang terbentuk dari energi jahat yang terkumpul selama berabad-abad. Binatang-binatang ini terus mengganggu Rong Tian, membuatnya sulit untuk berkonsentrasi pada kultivasi."Gurun Had

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Selir Baru Kaisar

    Dua minggu berlalu dengan cepat. Rong Tian telah menghabiskan waktu tersebut di kedalaman Abyss of Suffering, tempat pemakaman kuno di Gurun Hadarac. Di sana, ia bermeditasi dan menyerap energi gelap untuk meningkatkan kultivasi iblisnya.Duduk bersila di atas batu hitam yang dingin, Rong Tian membuka matanya perlahan. Cahaya merah samar terpancar dari matanya sebelum kembali normal. Ia bisa merasakan kekuatannya bertambah, meski belum cukup untuk menembus ke tahap Eliksir Emas sepenuhnya."Sudah waktunya kembali ke Biramaki," gumamnya sambil bangkit berdiri. "Aku perlu tahu perkembangan situasi terbaru."Dengan gerakan ringan, Rong Tian melompat tinggi ke udara. Jubah hitamnya berkibar, mekanisme baling-baling tersembunyi di dalamnya aktif, membuatnya melayang di atas pemakaman kuno. Sepatu spiritualnya bersinar samar, siap membantunya melakukan perjalanan jauh."Qinggong Raja Kelelawar: Terbang Seribu Li," bisiknya.Seketika, tubuhnya melesat ke arah timur, menuju Kota Biramaki. Ke

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tamu Misterius - Bagian I

    Mata Hanim sedikit menyipit, seolah berusaha mengingat atau mengenali sesuatu.Di sisi lain, Hanim terkejut melihat sorot mata pemuda di kerumunan itu. Di antara ratusan wajah yang menatapnya dengan kagum dan pemujaan, hanya satu pasang mata yang menatapnya dengan kewaspadaan seorang kultivator. Mata yang tajam dan dalam, mengingatkannya pada mata naga dalam lukisan kuno—penuh kekuatan tersembunyi dan kecerdasan.Dalam sekejap, Rong Tian mengaktifkan teknik "Kabut Malapetaka" dalam skala kecil, menciptakan kabut tipis yang hanya menyelimuti dirinya. Dengan gerakan cepat yang nyaris tak terlihat, ia mundur dan menyelinap di antara kerumunan, menghilang dari pandangan Hanim.Hanim mengerjapkan mata, berusaha menemukan kembali pemuda misterius itu. Namun, sosoknya telah lenyap, seolah ditelan bumi. Kereta terus bergerak, membawanya menjauh, tapi pikirannya tetap terganggu."Siapa pemuda itu?" batinnya. "Mengapa ia memiliki sorot mata seperti itu? Mata seperti naga..."Sementara itu, R

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Tamu Misterius - Bagian II.

    Di paviliun belakang, Rong Tian menemui ayahnya yang sedang duduk di kursi rotan, membaca gulungan kuno. Wajah pria tua itu yang dulu pucat dan kurus kini tampak lebih segar dan berisi."Ayah," sapa Rong Tian dengan hormat.Ayahnya mengangkat wajah, senyum lebar menghiasi wajahnya yang keriput. "Anakku! Akhirnya kau kembali. Ke mana saja kau selama ini?""Maafkan aku, Ayah. Ada beberapa hal yang harus kuselesaikan," jawab Rong Tian, berlutut di samping kursi ayahnya. "Bagaimana keadaan Ayah?""Jauh lebih baik berkat perawatan Bibi Lan dan ramuan darimu," jawab ayahnya. Tangan tuanya yang keriput menggenggam tangan Rong Tian dengan kehangatan. "Tapi kau tampak lelah, anakku. Ada apa? Apakah ada masalah?"Rong Tian menggeleng. "Tidak ada yang perlu Ayah khawatirkan. Istirahatlah, aku akan menceritakan perjalananku besok."Setelah memastikan ayahnya baik-baik saja, Rong Tian kembali ke kamarnya di paviliun timur. Ia mengunci pintu, memasang beberapa jimat pelindung di sekitar kamar, lalu

    Last Updated : 2025-03-20

Latest chapter

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Peringatan Mematikan.

    Kata-kata ini bagaikan minyak yang disiramkan ke api yang sudah membara. Tetua Feng mengangkat tangannya, energi qi putih kebiruan berkumpul di telapak tangannya yang keriput."Anak kurang ajar! Biar kuajari kau sopan santun!"Sebelum siapapun sempat bereaksi, Tetua Feng melancarkan serangan. Telapak tangannya mendorong udara kosong, menciptakan gelombang qi putih kebiruan yang melesat ke arah Rong Tian dengan kecepatan luar biasa.Para tamu berteriak kaget, beberapa bahkan melompat dari kursi mereka untuk menghindari serangan nyasar.Namun Rong Tian tetap duduk dengan tenang, seolah tidak melihat bahaya yang mendekat.Saat gelombang qi hampir mencapai wajahnya, Rong Tian akhirnya bergerak. Bibirnya bergerak tanpa suara, mengucapkan mantra kuno yang hampir terlupakan.Dalam sekejap, udara di sekitarnya bergetar aneh, seolah realitas itu sendiri terdistorsi."Tangan Iblis Penjerat," bisiknya, suaranya hampir tidak terdengar.Seketika, dari lantai di bawah kaki Tetua Feng, muncul sebuah

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Konfrontasi di Barisan Depan.

    Jawaban mereka datang beberapa saat kemudian, saat pintu samping aula terbuka, dan seorang pemuda melangkah masuk dengan tenang.Jubah hitamnya yang sederhana namun berkualitas tinggi berkontras dengan wajahnya yang tampan dan muda.Rambutnya yang hitam legam diikat tinggi dengan konde kecil, memberikan kesan elegan namun maskulin. Ia berjalan dengan langkah ringan namun mantap, matanya yang tajam menatap lurus ke depan, mengabaikan tatapan terkejut dan bisikan yang mengikuti setiap langkahnya."Itu dia!""Pemuda yang mengalahkan sepuluh murid Sekte Hehuan dengan satu serangan!""Tuan Muda Iblis!"Bisikan-bisikan itu semakin keras saat pemuda itu berjalan ke arah kursi kehormatan yang telah disiapkan. Para petugas Sekte Hehuan segera menghampiri dan membungkuk dalam, mengarahkannya ke kursi tersebut dengan sikap hormat yang berlebihan."Silakan duduk, Tuan Muda," ucap salah satu petugas dengan suara gemetar."Nyonya Huang telah menyiapkan kursi kehormatan khusus untuk Anda."Pemuda it

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Aula Bunga Peony: Panggung Para Penguasa.

    Nyonya Huang Wenling duduk dengan anggun di singgasana giok hitam yang diukir dengan motif bunga peony. Rambutnya yang hitam legam disanggul tinggi, dihiasi tusuk konde dari giok ungu yang berkilau tertimpa cahaya.Gaun sutra hitamnya berbordir benang emas membentuk pola bunga peony yang rumit, simbol kekuasaan Sekte Hehuan yang dipimpinnya. Wajahnya yang cantik namun dingin tidak menunjukkan emosi apapun saat ia mengamati persiapan terakhir aula besar di puncak Gunung Hehuan.Aula Bunga Peony, tempat perhelatan pemilihan Pimpinan Dunia Persilatan akan diadakan, telah dihias dengan kemewahan yang mencengangkan.Pilar-pilar merah berukir naga dan phoenix menyangga atap tinggi yang dihiasi lukisan awan dan langit. Lentera-lentera kristal berpendar dengan cahaya kemerahan yang lembut, menciptakan suasana agung sekaligus misterius.Kursi-kursi kayu berukir telah ditata rapi, dikelompokkan berdasarkan status dan kekuatan sekte yang diundang."Nyonya," seorang pelayan wanita mendekat dengan

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kegelisahan Pangeran Mahkota.

    Jeritan kesakitan memenuhi udara saat kedelapan pria itu jatuh berlutut, memegangi bahu kanan mereka yang kini tanpa tangan. Wajah mereka pucat pasi, campuran antara rasa sakit yang luar biasa dan ketakutan yang mendalam. Senjata-senjata mereka tergeletak sia-sia di tanah, masih digenggam oleh tangan-tangan yang kini terpisah dari tubuh pemiliknya."Ampun! Ampun!" teriak pemimpin kelompok, air mata dan ingus mengalir di wajahnya yang pucat. Keangkuhan dan kesombongannya lenyap seketika, digantikan oleh ketakutan yang mendalam. "Kami tidak tahu... kami tidak tahu Tuan adalah...""Tuan Muda Iblis yang asli," bisik salah satu anak buahnya, suaranya bergetar hebat. "Ampuni kami, Tuan... kami hanya murid bodoh yang tidak tahu apa-apa..."Rong Tian menatap kedelapan pria itu dengan pandangan dingin, tidak ada belas kasihan di matanya yang tajam. "Kalian menghina dan mengancam orang yang salah. Anggap ini pelajaran untuk tidak menilai orang dari penampilannya saja."Akhir-akhirnya, semak

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Cakar Setan dan Hukuman Kilat.

    Tawa mengejek kembali terdengar dari kedelapan pria itu, begitu keras hingga beberapa burung terbang ketakutan dari pohon-pohon di sekitar jalan setapak. Namun tawa mereka terhenti seketika saat Rong Tian mengangkat tangannya dengan gerakan yang hampir tidak terlihat oleh mata biasa."Seperti katak di dasar sumur yang tidak pernah melihat luasnya samudra," ucap Rong Tian pelan, suaranya dingin seperti es di musim dingin. "Kalian terlalu sombong untuk ukuran kultivator tingkat rendah."Pemimpin kelompok itu terdiam sejenak, terkejut dengan keberanian Rong Tian. Namun keterkejutan itu segera berganti dengan kemarahan yang meledak-ledak."Kau!" teriaknya, wajahnya merah padam seperti kepiting rebus. "Berani sekali kau menghina kami! Anak-anak, beri pelajaran pada pengecut ini! Potong tangannya agar dia tidak bisa lagi berpura-pura menjadi Tuan Muda Iblis!"Kedelapan pria itu bergerak serentak, masing-masing mengeluarkan senjata mereka. Pedang, golok, dan cambuk berkilau tertimpa sinar

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertemuan dengan Pangeran Mahkota Liu Jinhai.

    Salah satu anak buahnya, pria kurus dengan rambut panjang yang diikat tinggi, melangkah maju dengan senyum mengejek. "Mungkin dia memang ingin menjadi Tuan Muda Iblis. Lihat pakaiannya, lihat gaya rambutnya!" Ia berjalan mengelilingi Rong Tian, mengamatinya seperti pedagang yang menilai barang dagangan. "Tapi sayang sekali, peniruan yang buruk. Tuan Muda Iblis yang asli memiliki aura yang bisa membuat orang biasa pingsan hanya dengan tatapannya.""Dan kau," tambah pria lain dengan guratan luka membekas di lehernya, "hanya membuat kami ingin tertawa!"Gelak tawa meledak dari kedelapan pria itu, bergema di sepanjang jalan setapak. Para penonton yang berkumpul ikut tertawa, beberapa bahkan menunjuk-nunjuk Rong Tian dengan sikap merendahkan.Rong Tian tetap diam, matanya yang tajam mengamati kedelapan pria itu dengan seksama, menilai kekuatan dan kelemahan mereka dalam sekejap. Dari aliran qi yang ia rasakan, kedelapan pria ini berada di tingkat Fondasi Akhir, jauh di bawah levelnya sen

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pendakian Menuju Gunung Hehuan.

    Kota Fengluo berdiri angkuh di kaki gunung yang menjulang tinggi, diselimuti kabut tipis yang tak pernah benar-benar sirna. Berbeda dengan kota-kota lain di Dataran Tengah yang dipenuhi warna-warna cerah dan suara tawa, Fengluo dibalut nuansa kelam dan bisikan-bisikan rahasia.Bangunan-bangunannya didominasi warna hitam dan merah gelap, dengan ukiran naga dan makhluk mitologi lainnya yang seolah mengawasi setiap sudut kota.Atap-atap melengkung tajam seperti cakar yang siap mencengkeram langit, sementara lentera-lentera merah berpendar redup, menciptakan bayangan-bayangan yang menari di dinding-dinding batu.Inilah pusat berbagai aliran iblis di Dataran Tengah, tempat di mana praktik-praktik yang dianggap terlarang di wilayah lain justru berkembang dan dihormati.Udara di sini terasa berbeda, lebih berat dan kaya akan energi yin yang pekat, membuat kultivator biasa merasa tidak nyaman dan tertekan. Namun bagi mereka yang telah memilih jalan kultivasi iblis, tempat ini adalah surga yan

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Fenomena Tuan Muda Iblis.

    Xiao Hu menatap gurunya dengan bingung."Menghindar? Tapi bukankah mereka perampok? Kereta kita ditarik empat kuda perkasa, jelas menunjukkan bahwa kita bukan orang biasa. Seharusnya mereka justru tertarik, bukan?""Seperti kata pepatah, 'bahkan harimau pun tahu kapan harus mundur'," jawab Rong Tian, masih menatap ke luar jendela."Ada sesuatu yang tidak kita ketahui."Perjalanan mereka berlanjut tanpa gangguan, melewati hutan-hutan lebat, sungai-sungai jernih, dan lembah-lembah hijau yang membentang luas.Dua hari berlalu dengan damai, tanpa satu pun perampok atau bandit yang berani menghadang mereka. Fenomena yang sangat tidak biasa untuk jalur perdagangan yang terkenal berbahaya ini.Pada sore hari ketiga, mereka akhirnya melihat tembok tinggi Kota Fengluo di kejauhan. Kota ini, yang terletak di kaki Gunung Fengluo, adalah pusat perdagangan dan kultivasi terbesar di bagian utara Dataran Tengah.Tembok kotanya yang tinggi dan kokoh dilapisi formasi perlindungan yang berpendar kebiru

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Ketika Legenda Menjadi Mode.

    Malam telah merangkak naik di langit Kota Tianzhou, menyelimuti jalanan dengan kegelapan yang hanya diterangi oleh lentera-lentera yang bergoyang pelan tertiup angin.Bintang-bintang berkilauan di langit seperti permata yang ditaburkan di atas kain beludru hitam, menyaksikan dalam diam saat kereta kayu berukir dengan empat kuda hitam perkasa melaju keluar dari gerbang utara kota.Rong Tian duduk dengan tenang di dalam kereta, matanya terpejam seolah bermeditasi. Di hadapannya, Xiao Hu masih terjaga, sesekali melirik keluar jendela dengan waspada.Kejadian dengan Guru Negara Long Jian beberapa jam lalu masih membekas jelas dalam ingatannya, menciptakan campuran rasa kagum dan kekhawatiran yang tidak bisa ia sembunyikan."Shizun," Xiao Hu akhirnya memberanikan diri memecah keheningan. "Apakah Guru Negara Long Jian benar-benar akan mencari kita di Sekte Hehuan?"Rong Tian membuka matanya perlahan, cahaya bulan yang menembus jendela kereta menciptakan kilau misterius di matanya yang dalam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status