Home / Fantasi / Pewaris Langit Ketujuh / Bab 60 - Dosa Pertama Dewa

Share

Bab 60 - Dosa Pertama Dewa

Author: Andi Iwa
last update Last Updated: 2025-08-20 08:30:25

Ah... udara malam terasa begitu berat, seolah langit yang dulu megah kini menekan dada Gohan tanpa ampun. Tubuhnya tergeletak di antara reruntuhan benteng Sekte Bayangan. Kepalanya berdentum, dan matanya sulit terbuka meski suara gemuruh dan riuh pertarungan masih membara di kejauhan.

Dia ingin bangun, ingin melawan, tapi badannya begitu lemah, terasa seperti direndam dalam lumpur hitam yang menghisap setiap energi yang tersisa. “Aduh... jangan... jangan tinggalkan aku sekarang,” batinnya, terpanggil oleh suara-suara yang terus berdentang di kepalanya.

Dalam lamunannya, bayangan samar perempuan itu muncul—Yue Xiulan, dengan mata teduh dan senyum yang pernah menghangatkan jiwanya. Namun kini, wajah itu seolah kabur, perlahan memudar dalam gulita. “Xiulan...” desahnya, tapi suara itu seperti teredam.

Tubuhnya bergetar, nafasnya tersengal-sengal, dan tiba-tiba dunia seolah ambruk. Kegelapan mengalir deras menutup pandangannya. Gohan terjatuh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 65 – Leluhur yang Terbangun dari Tulang

    Udara di dalam gua altar kuno itu pekat dan berat, berbeda jauh dari dingin menusuk di reruntuhan tadi malam. Kegelapan disibak oleh kilatan cahaya biru keperakan yang memancar dari lantai batu berlapis retak. Gohan berdiri tegap di tengah altar, napasnya masih berat dari perjalanan panjang bersama bayi yang kini tertidur pulas di pelukannya. Di depan altar, tumpukan tulang naga putih pucat bergetar pelan, seolah merasakan getaran hidup yang baru saja menyentuh dunia ini. Energi dari bayi itu, warisan langit yang tak terduga, telah membangunkan sesuatu yang lama tertidur di kedalaman gua. Gemuruh dalam tanah terdengar perlahan, menggema memenuhi ruang tersembunyi ini. Retakan di lantai altar mulai memancarkan cahaya biru yang semakin terang, sampai akhirnya potongan tulang naga yang berserakan itu bergerak sendiri, bergesekan dan menyatu membentuk kerangka naga raksasa. Bentuknya yang besar dan anggun memenuhi gua, denga

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 64 - Bayi yang Bisa Menelan Langit

    Udara malam yang dingin menusuk tulang, membalut reruntuhan kuil tua yang sudah berabad-abad terlupakan. Kabut tipis melayang di antara puing-puing batu, berkilauan seperti serpihan kristal di bawah sinar rembulan yang samar. Gohan terengah-engah, badannya gemetar tak terkendali bukan hanya karena dingin, tapi sesuatu yang jauh lebih dalam dan membebani.Dia terjatuh terduduk di tanah yang retak, napasnya menghembuskan uap putih kecil di udara yang membeku. Matanya menyapu reruntuhan yang sunyi itu, hati dan pikirannya bergejolak. Ada sesuatu di sini—sesuatu yang tak seperti biasanya.Tiba-tiba, suara lirih bergema di antara keheningan itu. Suara bayi.“Ada bayi di sini?” gumam Gohan dengan suara serak, tubuhnya hampir tak mampu berdiri. Dia merangkak mendekati sumber suara yang datang dari balik reruntuhan.Di tengah-tengah reruntuhan, terbaring sebuah sosok kecil. Bayi itu tak lebih dari setengah tangan Gohan. Wajahnya pucat, matanya besar dan m

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 63 - Ratu Salju dan Cermin Kebenaran

    Gohan merasakan tubuhnya bergetar hebat, seolah diseret oleh arus energi yang bukan miliknya. Ruang di sekelilingnya berubah menjadi kabut putih pekat, dingin menusuk sampai ke tulang. Napasnya membeku, tak ada lagi hangat di dalam dada. Matanya terbuka tapi tak mampu melihat apa pun selain lapisan es yang memantulkan cahaya redup. Suara gemerisik es dan angin menusuk datang dari segala arah. Sesuatu yang asing sekaligus menakutkan menariknya ke kedalaman yang tak pernah dia tahu ada. “Ah!” teriaknya dalam batin. Ia berusaha melawan, menolak terhisap oleh dunia baru yang menggeliat di antara celah-celah es yang rapuh. Namun, kekuatan yang lebih besar menyeretnya tanpa ampun. Rasa sakitnya bukan lagi luka fisik, melainkan kedinginan yang menembus jiwa. Ia kehilangan pijakan, kehilangan kendali, dan akhirnya jatuh terduduk di sebuah ruang yang dihiasi kristal es berkilauan. Di sana berdiri sosok yang mempesona sekaligus menak

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 62 - Luka yang Tak Bisa Disembuhkan

    Gelap. Sunyi. Dingin menggigit sampai ke tulang. Gohan terbangun dengan kepala yang seperti dihantam palu, matanya sulit terbuka. Namun lebih dari itu, ada rasa yang jauh lebih menakutkan: tubuhnya terasa berbeda, asing, seolah-olah ada sesuatu yang memakan dari dalam. Ia menggeliat pelan, mencoba menggerakkan tangan, tetapi setiap otot berteriak kesakitan. Kulitnya, yang dulu berkilau seperti baja tempa, kini memudar menjadi kelabu, tampak rapuh seperti daun kering yang siap gugur. “Ini... apa...?” batinnya kalut. Napasnya tersengal, dadanya sesak. Pedang langit yang setia di sisinya bergetar samar, seolah merasakan penderitaan sang pemilik. Namun, kekuatan pedang yang biasa memberi semangat kini hanya melemah, tidak mampu menahan kegelapan yang merambat dalam tubuh Gohan. Ia memejamkan mata sejenak, menahan rasa sakit yang menjalar, menundukkan kepala dan berusaha fokus. Tubuhnya tak lagi menjadi benteng, melain

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 61 - Dunia yang Membalik Arah

    Ah... langit di atas gunung itu berubah. Gohan masih terbaring, tubuhnya lemah dan kepala berdenyut tak tertahankan. Namun sesuatu berbeda. Udara pekat bergetar, dan pemandangan di sekelilingnya mulai melengkung, bergeser dengan cara yang aneh. Kabut dingin meliuk seperti ular yang berkelit, membawa hawa aneh yang menusuk kulit. “Apa... apa ini?” desahnya, meski suaranya hampir tak terdengar. Pandangannya kabur, namun ia menangkap sekilas bayangan aneh—langit berwarna gelap, bertukar tempat dengan tanah. Dunia yang selama ini dikenal seperti diputarbalikkan. “Tidak mungkin... ini efek dari segel yang kau buka, Gohan,” suara Qin Rouye menggema di telinganya, tegas tapi bergetar. “Realitas... mulai retak. Hukum energi kacau.” Jantung Gohan berdetak tak beraturan, tubuhnya bergemetar. Segalanya terasa salah, seperti dunia tidak lagi mengikuti aturan yang ia kenal. Energi yang biasa mengalir dalam dirinya berputar liar, menyebabkannya kehilan

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 60 - Dosa Pertama Dewa

    Ah... udara malam terasa begitu berat, seolah langit yang dulu megah kini menekan dada Gohan tanpa ampun. Tubuhnya tergeletak di antara reruntuhan benteng Sekte Bayangan. Kepalanya berdentum, dan matanya sulit terbuka meski suara gemuruh dan riuh pertarungan masih membara di kejauhan. Dia ingin bangun, ingin melawan, tapi badannya begitu lemah, terasa seperti direndam dalam lumpur hitam yang menghisap setiap energi yang tersisa. “Aduh... jangan... jangan tinggalkan aku sekarang,” batinnya, terpanggil oleh suara-suara yang terus berdentang di kepalanya. Dalam lamunannya, bayangan samar perempuan itu muncul—Yue Xiulan, dengan mata teduh dan senyum yang pernah menghangatkan jiwanya. Namun kini, wajah itu seolah kabur, perlahan memudar dalam gulita. “Xiulan...” desahnya, tapi suara itu seperti teredam. Tubuhnya bergetar, nafasnya tersengal-sengal, dan tiba-tiba dunia seolah ambruk. Kegelapan mengalir deras menutup pandangannya. Gohan terjatuh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status