Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 127. DIKEPUNG PULUHAN PEMBUNUH BAYARAN

Share

Bab 127. DIKEPUNG PULUHAN PEMBUNUH BAYARAN

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-04-03 18:41:52

Bab 127. DIKEPUNG PULUHAN PEMBUNUH BAYARAN

Jaka yang mendengar perkataan sopir truk tronton itu segera bergerak, bagaimanapun juga dia tidak akan mendapatkan informasi yang lebih lengkap jika mereka sudah pergi meninggalkan gudang tua ini.

Dalam sekejap sosok Jaka sudah berdiri di tengah pintu gudang, begitu pintu gudang terbuka puluhan pria yang ada di dalam gudang tua tampak terkejut melihat kehadirannya.

“Siapa kamu? Kenapa kamu berada di tempat ini?”

Salah seorang pembunuh bayaran menegur Jaka dengan suaranya yang menggelegar dan penuh dengan aura intimidasi.

Jaka tidak menghiraukan pria yang menegurnya, dia menatap sopir truk tronton yang ada di dalam kerumunan dengan tatapan tajam, kemudian berkata, “Kamu, kemarilah.”

Semua orang langsung saling pandang mendengar perkataan Jaka Kelud, mereka cukup terkejut melihat ada seorang pemuda yang cukup berani berada di markas mereka.

Keterkejutan mereka semakin bertambah, ketika mendengar perkataan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 128. MENGHADAPI PULUHAN PELURU TAJAM

    Bab 128. MENGHADAPI PULUHAN PELURU TAJAM Bugh… bugh… bugh… bugh….! “Argh…!!” Lolongan jerit kesakitan menggema saling susul menyusul, ketika tubuh puluhan pembunuh bayaran yang menyerangnya di terbangkan oleh tendangan tanpa bayangannya yang seperti baling-baling melemparkan tubuh mereka. Dalam sekejap puluhan pembunuh bayaran itu sudah bergelimpangan sejauh sepuluh meter di dalam gudang tua. Jaka menatap semua orang dengan tatapan sinis, dimata Jaka semua orang bertubuh kekar itu hanyalah boneka kayu yang tidak perlu di waspadai sedikitpun. Sementara itu sopir tronton yang masih diangkat tubuhnya oleh Jaka, wajahnya memucat melihat betapa tangguhnya pemuda kurus yang sedang menyandera dirinya. Tubuhnya gemetar ketakutan, bahkan di bagian bawah perutnya sudah ingin keluar mengeluarkan cairan berbau asam. Hanya saja sopir truk tronton masih berusaha menahannya, andai dia tidak bisa menahan keluarnya cairan pesing dari bagian bawah p

    Last Updated : 2025-04-04
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 129. PEMBUNUH BAYARAN HANTU HITAM

    Bab 129. PEMBUNUH BAYARAN HANTU HITAM Perlahan Jaka memasuki gudang tua yang sudah dipenuhi dengan mayat pembunuh bayaran, dan mendekati sopir truk tronton yang sedang meringkuk seperti udang sambil merintih kesakitan, setelah dilempar oleh Jaka sejauh sepuluh meter. “Argh… ampun….” Dengan tubuh gemetaran dan jeritan kesakitan, karena tubuhnya diinjak kaki Jaka Kelud, sopir truk tronton yang sudah kehilangan keberaniannya memohon ampun sambil tetap berbaring di atas lantai. “Sekarang kamu mau mengganti mobil saya yang rusak atau tidak?” “Ampun, ampun Boss. Saya tidak punya uang untuk mengganti mobil anda yang rusak,” kata sopir truk tronton dengan wajah ketakutan menatap Jaka yang sedang memandangnya dengan ekspresi kejam terbayang di tatapan wajahnya. Sampai saat ini Jaka masih diselimuti euforia kekuatan dari Siluman Naga jaman Majapahit, sehingga dia belum sadar, kalau dia baru saja membunuh puluhan nyawa manusia dengan begitu mudah. Sesungguh

    Last Updated : 2025-04-04
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 130. KETERKEJUTAN BANG SAPTO

    Bab 130. KETERKEJUTAN BANG SAPTO Senyum cerah menghiasi ekspresi wajah bang Sapto begitu turun dari mobilnya, di ikuti para anak buah nya. Dengan langkah tegap, bang sapto memasuki gudang tua untuk merayakan kesuksesan misinya kali ini. Akan tetapi ketika dia baru saja memasuki pintu gudang yang terbuka, sepasang matanya yang tajam seketika membelalak tidak percaya melihat pemandangan yang ada di depannya. “Apa… apa yang terjadi? Kenapa semua orang menjadi mayat?” Bibir bang Sapto bergetar ketika dia berkata saat melihat pemandangan di depannya, keterkejutannya tidak bisa menyembunyikan ketegaran pada dirinya yang terbiasa membunuh target tanpa berkedip. “Siapa? Siapa yang sudah menyerang markas kita?!” Bang Sapto langsung berteriak dan ekspresi wajahnya dipenuhi dengan aura membunuh yang padat. Dengan cepat bang Sapto memeriksa tubuh anak buahnya yang sudah menjadi mayat, sekali lagi keterkejutannya semakin menjadi-jadi ketika dia mel

    Last Updated : 2025-04-05
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 131. MENCARI MARKAS HANTU HITAM

    Bab 131. MENCARI MARKAS HANTU HITAM Jaka hanya tersenyum mendengar keterkejutan Dewi, sales showroom mobil yang sudah mengenalnya dengan dekat. “Ditabrak truk tronton,” sahut Jaka Kelud ringan. “Apa? Mobil bapak di tabrak truk tronton? Apa mobil bapak yang masuk berita malam tadi?” kata Dewi dengan nada penuh dengan rasa tidak percaya. Jaka hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum tanpa daya, kemudian dia berkata, “Kalau kamu mau bangkai mobilku, ambil saja. Hanya saja saya tidak ingin berurusan dengan pihak polisi.” Dewi cukup shock mendengar perkataan Jaka Kelud yang begitu santainya menceritakan tentang mobilnya yang hancur. Dewi juga melihat kalau dimata Jaka tidak terlihat merasa kehilangan mengetahui mobilnya hancur. “Oh iya, kebetulan saya juga membawa surat-surat mobil itu. Ini ambil,” ucap Jaka sambil menyerahkan surat-surat mobil Jeepnya dari dalam tas ransel. Tangan Dewi tampak gemetaran ketika menerima surat-sura

    Last Updated : 2025-04-06
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 132. AJIAN SIREP KUNO

    Bab 132. AJIAN SIREP KUNO Pada saat ini bang Sapto sedang memikirkan dan menyelidiki apa yang terjadi dengan anak buahnya yang mati dengan misterius di gudang tua tempat anak buahnya berkumpul. Malam itu dia datang ke gudang tua dan akan memberi pujian, kesalah satu anak buahnya yang menjadi sopir truk tronton. Akan tetapi saat sampai di markas anak buahnya, dia melihat puluhan anak buahnya sudah menjadi mayat, bang Sapto sangat marah. Setelah memerintahkan anak buahnya untuk membereskan semua mayat anak buahnya, bang Sapto dan yang lainnya pergi dari gudang tua itu. Sampai hari ini, satu hari telah terlewati, akan tetapi anak buah bang Sapto yang diberi perintah untuk menyelidiki kematian puluhan anak buahnya belum juga ada yang memberi kabar baik. Malam sudah semakin larut ketika petunjuk yang ada di layar monitor di dashboard mobil Jaka Kelud menunjukkan kalau titik alamatnya sudah berakhir. “Eh, sudah sampai ya?” gumam Jaka sambil memandan

    Last Updated : 2025-04-06
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 133. HANTU PENASARAN

    Bab 133. HANTU PENASARAN Kemudian jari Jaka mengetuk kepala pria kekar di depannya, begitu terkena sentuhan jari tangan Jaka Kelud, seketika kesadaran pria kekar itu pulih. “Apa yang terjadi? kenapa semuanya gelap?” teriak pria kekar ini begitu dia membuka kedua matanya. Pria kekar itu tidak belum menyadari kehadiran sosok lain di dekatnya, ekspresi wajahnya masih diliputi rasa kesal, mengetahui lampu di ruangannya mati. “Bagong…! Gareng…! Apa yang terjadi? Cepat nyalakan lampunya!” Pria kekar itu berteriak terus menerus memanggil anak buahnya untuk menyalakan lampu ruangannya. Akan tetapi meskipun dia sudah berteriak berulang kali hingga tenggorokannya sakit, tidak ada satu orangpun yang datang. Seketika rasa curiga dan kewaspadaannya sebagai seseorang yang terlatih segera bangkit. Instingnya mengatakan kalau ada sesuatu yang berbahaya di markasnya, tangannya segera mencari sesuatu untuk menerangi ruangannya. Tangannya segera mendapa

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 134. PANEN HARTA KARUN

    Bab 134. PANEN HARTA KARUN “Pemuda? Kemarin malam?” bang Sapto mengulangi pertanyaan Jaka sambil mengernyitkan dahinya untuk mengingat siapa target yang dieksekusi kemarin malam. Akhirnya bang Sapto ingat dengan siapa orang yang telah mereka eksekusi dengan cara ditabrak dengan truk tronton. Target itu adalah mahasiswa yang bernama Jaka kelud, akan tetapi tiba-tiba saja dia ingat, kalau anak buahnya yang mengemudi truk tronton itu juga sudah tewas dengan cara yang mengerikan. Dan dia juga sedang menyelidiki, seketika mata bang Sapto melotot dan menatap tajam kearah Jaka kelud yang tersembunyi dalam gelapnya malam. Meskipun dia samar-samar bisa melihat wajah Jaka Kelud, akan tetapi keakuratannya tentu saja hanya sepuluh persen saja. Sementara itu Jaka sudah tidak sabar melihat keleletan bang Sapto yang sedang di interogasi.. Dan tanpa sepengetahuan Jaka, tangan bang Sapto yang bebas terlihat masuk kedalam bajunya, dan tiba-tiba saja dia menodong

    Last Updated : 2025-04-07
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 135. LOLONGAN DARI MARKAS HANTU HITAM

    Bab 135. LOLONGAN DARI MARKAS HANTU HITAM Mereka sama sekali tidak menyadari kalau kedua tempurung kaki mereka sudah hancur menjadi bubuk dan menggenang di dalam dagingnya. Betapa mengerikannya serangan Jaka Kelud dan betapa kejamnya dia menghukum para tentara bayaran ini. Kekejaman Jaka tentu saja setelah dirinya menyadari kemampuan yang dimilikinya, sebagai Pewaris Siluman Naga dari Jaman Majapahit, tentu saja kekejamannya mewarisi kekejaman jin buas ini yang tidak pandang bulu kepada lawan-lawannya. Setelah menghukum semua tentara bayaran dan orang-orang yang ada di markas tentara Bayaran Hantu Hitam, Jaka tidak langsung pergi. Dia kembali memasuki sebuah ruangan komunikasi yang ada di dalam gedung besar ini. Jaka segera meretas memori tentang seluk beluk tentara bayaran Hantu Hitam dan menyimpannya dalam sebuah flashdisk yang ditemukan di sebuah laci, yang mempunyai penyimpanan sangat besar. Setelah menyimpan semua hal tentang tentara bayara

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 179. MIMPI ANEH

    Bab 179. MIMPI ANEH “Pak dokter, apakah yang anda katakan ini betulan?” sambil memegangi tangan dokter Sasongko, Sugeng Buwono berkata dengan ekspresi penuh dengan tanda tanya. Dokter Sasongko tersenyum, kemudian menganggukan kepalanya alih-alih menjawab pertanyaan kakek Sugeng Buwono. Begitu mendapat jawaban dari dokter Sasongko, seketika semua orang langsung tersenyum gembira, kecuali dua orang yang sedang memasang ekspresi gembira tapi palsu. “Pak dokter, cepat antar saya ke ruang ICU untuk bertemu dengan suamiku,” dengan rasa gembira yang meluap, Melati Sugiri segera meminta dokter Sasongko untuk memimpin jalan menuju ruang ICU. Akhirnya semua orang di ruang VVIP, segera pergi ke ruang ICU untuk melihat keadaan Rustam Buwono. Karena baru saja tersadar dari komanya, sehingga Rustam Buwono masih dibiarkan tinggal di ruang ICU, agar bisa di pantau kesehatan dengan lebih intensif lagi. Seketika ruang ICU dipenuhi dengan keluarga Buwono yang me

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 178. PRANA PENYEMBUHAN

    Bab 178. PRANA PENYEMBUHAN “Nah, sepertinya saraf kecil itu yang menyebabkan pendarahan otak dan ada memar di otaknya yang perlu disembuhkan. Dan itu juga masih ada sisa darah yang belum dibersihkan,” gumam Jaka Kelud dengan mata terus memeriksa seisi kepala Rustam Buwono. Setelah memastikan luka yang ada di dalam kepala Rustam Buwono, tangan Jaka Kelud yang menempel di ubun-ubun kepalanya segera saja menyalurkan energi Prana ke bagian kepalanya. Keajaiban segera terjadi, sesaat setelah Jaka Kelud menempelkan tangannya di kepala Rustam Buwono. Sisa-sisa darah yang belum tuntas di bersihkan di dalam otak, secara ajaib menghilang dan keluar dari batok kelapa berubah menjadi uap. Dengan Mata Prananya, Jaka Kelud bisa memastikan setiap luka di dalam kepala Rustam Buwono kembali normal dan mengalami peremajaan dengan sangat ajaib. Rasa hangat dari Prana Jaka Kelud langsung membuat kinerja saraf serta jaringan yang ada di kepala Rustam Buwono menjadi beker

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 177. MATA PRANA X RAY

    Bab 177. MATA PRANA X RAY Dokter Sasongko menatap pemuda di depannya dengan tatapan curiga sambil menanyakan profesi Jaka Kelud. “Saya bukan seorang dokter, tapi saya bisa memberi pertolongan pertama kepada seseorang yang terluka.” “Ha ha ha ha…. kamu ini lucu sekali anak muda. Memangnya Rumah Sakit ini disamakan dengan sekolahan yang hanya mengajarkan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan? Tolong anak muda, kalau bicara itu lihat situasi dan tempatnya,” kata dokter Sasongko dengan nada mengejek. Jaka kelud sama sekali tidak tersinggung ataupun marah dengan perkataan dokter Sasongko. Tentu saja dia tahu maksud dari perkataannya yang merendahkan kemampuan pengobatan yang dimilikinya. Jaka tidak menyalahkan jalan pikiran dokter Sasongko yang merupakan seorang profesor atau ahli bedah otak yang sangat terkenal. Sedangkan pada saat ini Rustam Buwono sedang di tangani olehnya, bahkan dia juga sedang berusaha dengan keras untuk menyembuhkan luka

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 176. DI USIR DARI KANTOR DOKTER

    Bab 176. DI USIR DARI KANTOR DOKTER Petugas bagian Informasi itu tidak langsung menjawab pertanyaan Jaka Kelud, dia malah memandangi sosok Jaka Kelud dari atas sampai bawah dengan tatapan curiga. “Bapak ini apanya pak Rustam kalau boleh tahu?” “Saya kenalannya, kebetulan saya sedang menjenguk bersama teman saya di ruang VVIP nomor sepuluh.” “Oh, bapak beneran temannya pak Rustam?” Nada bicara karyawan bagian Informasi terdengar mulai ramah, setelah Jaka Kelud mengaku sebagai temannya Rustam Buwono. “Tentu saja benar, untuk apa saya berbohong tidak ada untungnya.” “Ha ha ha ha… maaf, saya hanya tidak ingin memberikan informasi kepada yang tidak berkepentingan saja. Tunggu sebentar biar saya cek dulu.” Kemudian petugas bagian informasi segera sibuk di depan komputernya dan terlihat sedang mengetik sesuatu di keyboardnya. Tak lama kemudian, petugas itu segera memandang kearah Jaka Kelud. kali ini tatapannya terlihat serius, sebelum akhirn

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 175. SUGENG BUWONO KEPALA KELUARGA KONGLOMERAT BUWONO

    Bab 175. SUGENG BUWONO KEPALA KELUARGA KONGLOMERAT BUWONO “Bukan gadis itu, kalau gadis itu saya sudah tahu. Maksudku siapa anak muda itu,” kata kakek Sugeng Buwono sambil menatap kearah Jaka Kelud yang sedang berdiri sambil menyandarkan punggungnya di dinding Rumah Sakit. “Oh dia. Dia itu temannya Intan,” kata Melati Sugiri sambil tersenyum ke arah Jaka kelud kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke Sugeng Buwono atau ayah mertuanya. “Iya, saya juga tahu dia temannya nak Intan. Kan dia datang ke Rumah Sakit ini bersama nak Intan, yang saya ingin tanyakan adalah apakah kita pernah mengenal dia atau keluarganya?” Begitu mendengar perkataan Sugeng Buwono, semua orang seketika memusatkan pandangannya ke arah Jaka Kelud, dan memandangnya dengan tatapan penuh selidik. Sementara itu Jaka Kelud yang sedang menjadi pusat perhatian semua orang tampak serba salah, dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal sambil tersipu malu. Melati Sugiri yang mendapat per

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 174. RUSTAM BUWONO KECELAKAAN

    Bab 174. RUSTAM BUWONO KECELAKAAN Dan benar saja ketika teriakan itu baru saja berhenti, tiba-tiba saja. Blar….!!Sebuah ledakan yang cukup keras terdengar di tengah jalanan, diikuti dengan terangkatnya mobil milik wanita cantik itu yang meledak seperti terkena bom mobil. Warga yang berdiri terlalu dekat dengan mobil yang meledak tersambar api yang menyambar, sehingga wajah mereka menghitam dengan rambut dan pakaian yang terbakar. Seketika itu juga kepanikan melanda di sekitar mobil yang meledak. Sementara itu Jaka Kelud tampak tersenyum senang, melihat kejahilannya membuahkan hasil. Dengan meledaknya mobil wanita cantik yang sok berkuasa dan tidak mau mengganti kerusakan mobil Intan Warsito yang ditabraknya, maka kekesalan Intan pasti akan terobati. Jaka segera menjalankan mobilnya meninggalkan tempat dia parkir, sementara itu Intan Warsito yang sudah melajukan mobilnya lebih dulu, sudah tidak terlihat. Sesampainya di kampus, tern

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 173. MEMBERI HUKUMAN WANITA CANTIK

    Bab 173. MEMBERI HUKUMAN WANITA CANTIK Intan warsito balas mengejek wanita cantik itu sambil melirik ke arah Jaka kelud dengan ekspresi penuh dengan kemenangan. Siapapun orangnya tentu saja sangat senang, jika dalam menghadapi suatu masalah kedatangan orang yang dikenalnya. Dengan kedatangan orang yang dikenalnya, maka urusan akan lebih mudah, karena akan ada yang mendukungnya. Demikian juga dengan Intan Warsito dalam pikirannya, keberaniannya untuk minta ganti rugi atas kerusakan mobilnya semakin menjadi-jadi saja. Brak…! “Cepat kamu ganti kerusakan mobilku, atau kita berurusan dengan pihak Polisi.”Dengan kuat Intan Warsito menggebrak kap mesin mobil wanita cantik itu, sambil memperlihatkan sikap serius kalau dia minta ganti rugi. “Ha ha ha ha… mau dibawa ke pihak Polisi? Baiklah, mari kita lapor Polisi dan lihat apakah Polisi akan membantumu? Hi hi hi hi….” Wanita cantik itu sama sekali tidak takut, saat diancam untuk dilaporkan ke piha

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 172. INTAN YANG APES

    Bab 172. INTAN YANG APES Tangan Jaka Kelud segera diangkat ke atas langit, sedangkan mulutnya terlihat sedang bergerak-gerak seperti sedang membaca mantra. Langit yang sebelumnya cerah, tiba-tiba saja dipenuhi awan hitam yang bergerak dari segala arah dan menumpuk di atas gedung PT Nusa Bangsa. Jegler…! Blarr…!Suara petir menggelegar dan saling bersahutan membuat penduduk bumi ketakutan, melihat fenomena aneh yang baru saja mereka lihat. Petir menyambar-nyambar di susul turunnya air hujan dari langit yang langsung deras begitu saja, tanpa didahului gerimis seperti biasanya. Petir yang bersahutan bahkan menghantam trafo listrik, sehingga alam seketika menjadi gelap gulita meskipun saat ini masih siang hari. Bahkan ada tiang listrik yang roboh terkena hantaman petir yang menyambar dari langit. Tubuh Jaka Kelud yang berdiri di atap gedung sudah basah kuyup, akan tetapi dia tidak memperdulikannya. Sekali lagi tangan Jaka Kelud mengibas k

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 171. MENGHILANGKAN JEJAK

    Bab 171. MENGHILANGKAN JEJAK Dalam sekejap semua orangnya Raden Tukimin yang ada di ruang meeting menghilang, demikian juga dengan para mayat yang tergeletak diatas lantai. Bahkan Jaka Kelud juga ikut menghilang dari ruang meeting, kemudian muncul lagi di sebuah lembah yang sangat dalam yang bersuhu sangat dingin. “Dimana ini?” Terdengar suara orang berteriak kebingungan dengan tubuh menggigil dan gigi bergemeletuk saking dinginnya suhu udara di tempat mereka sekarang berada. “Di pintu neraka, ha ha ha ha….” “Bocah apa yang kamu lakukan kepada kami?” teriak seorang pria yang tidak asing bagi Jaka Kelud. Rombongan orang yang sedang berdiri dengan tubuh menggigil tentu saja Raden Tukimin dan anak buahnya yang masih hidup, yaitu para pengacara dan sekretarisnya. “Saya tidak bicara apa-apa, hanya berbicara apa adanya. Sekarang lihat apa yang ada di bawah kalian,” kata Jaka Kelud dengan nada santai. Begitu mendengar perkataan Jaka Kelud, me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status