Share

Kedatangan Nona Ratu

Di bilik milik Nyonya Ava, dia duduk dengan anggun pada kursi di sudut jendela. Menyeruput cangkir ditangannya dengan jemari yang tampak masih awet muda. “Pendidikan para gadis pelayan telah dipercayakan kepadamu. Bagaimana dengan gadis kasar itu. Apa dia masih mencoba memberotak? Apa dia sudah mengetahui tempatnya sekarang?”

“Dia sangat bersemangat hari ini, otaknya sangat tajam menerima pelajaran, Nyonya.” Kanaya memberikan informasinya.

“Kita tidak membutuhkan kepintarannya, yang kita butuhkan hanyalah berprilaku baik dan sopan Kanaya, jangan sampai dia berfikir bahwa Kamu mendukungnya.” Nyonya Ava segera menyongsong pujian Kanaya.

“Dia adalah wanita yang cantik,” Shanas menimpali perkataan Nyonya Ava.

“Kecantikan akan memudar, jika dia tidak bisa menjaga sikapnya,”

Braaakkkkk….

Tuan Beny membuka pintu bilik, segera memberi penghormatan sebelum menyampaikan maksudnya. “Salam Nyonya Ava,”

“Ada apa Ben?”

“Sultan Shazhad telah memutuskan perintah untuk mengeksekusi Tuan Narendra. Nyonya.”

Berbeda dengan semua yang mendengar informasi ini. Nyonya Ava tampak tampa ekspresi yang menegangkan dari wajahnya dan menjawab dengan santai. “Itulah keputusan yang diambilkan oleh singaku, maka aku akan sangat menghargainya. Dia pasti melakukan yang terbaik.”

“Ben…. Malam ini kita akan mengadakan hiburan untuk singaku dan penyambutan kedatangan Menantuku di aula kekaisaran. Pastikan semuanya sempurna, tarian dan musik. Persiapkan pelayanan eksekusif kita. Segera hubungi Pengawal pribadi Sultan untuk mengkonfirmasi perayaan kita ini. ” Nyonya Ava terlihat bersemangat untuk perayaan itu.

Shanaz sedikit memerah mendengar nama Aiden disebut oleh Nyonya Ava.

Di pusat perbelajaan terbesar Malaka, Kota Nam.

Penyiaran di Papan Reklame. “Penguman Kekaisaran Malaka. Yang Mulia memerintahkan untuk membagikan bonus kepada seluruh rakyat Malaka atas penobatannya sebagai Sultan Malaka. Salam dari Sultan Malaka.”

Di Kafe Star.

Tuan Armen (Koki Kerajaan) membuka pintu kafe, dan segera duduk di tempat biasanya, menyilangkan kedua kakinya. “Segera pesan beras dan kebutuhan lainya yang sudah aku list!” Tuan Armen memerintahkan pengawalnya.

“Hi, kawan. Buatkan untukku kopi kahwa daun spesialmu itu. Aku sudah lama tak menyeruputnya. Itu membuat tenggorokan sangat merindukan minuman itu, bagaikan kemarau merindukan hujan.”

“Hehehhehehe, Ini kopimu,” Brista Kafe dengan segera menghidangkan pesanannya itu.

Di Medan Eksekusi, Istana Malaka.

Berdiri tiga orang mentri di tepi teras aula eksekusi, “Sultan Sahzhad membuat keputusan lebih cepat dari yang kita duga, Tuan Narendra sudah tertangkap, Kita tidak akan tahu siapa selanjutnya.” Ucap Tuan Farhat.

“Apa kamu sudah mengetahui ini Tuan Farhat?” Tanya Tuan Pradipta mengiringi langkah mereka.

“Tidak, Sultan Shazhad hanya bertanya tentang hari-hari terakhir Sultan Amir kepadaku. Sebagai Putranya itu sangat wajar,”

Tuan Pradipta kembali bertanya. “Apa ada yang lain tentang kita?”

Di kamar para pelayan.

“Pegang serbetnya dengan sedikit menekuk lututmu, pegang ganggangnya dengan lembut, sedikit membungkuk. Pegang dengan anggun dengan kedua tangan, perlahan tekuk lutut Anda, kemudian dengan kedua tangan lakukan gerakan busur dengan mengangkat siku.”

Aiden yang telah menerima konfirmasi dari Nyoya Ava segera melakukan seleksi pemilihan pelayan untuk pesta nanti malam, dari celah jendela kamar para pelayan Aiden memperhatikan para pelayan yang sedang berlatih untuk menghidangkan minuman untuk para petinggi kerajaan.

Perhatian Aiden tersita seketika ketika matanya memindai para pelayan yang ada disana, tatapannay seketika berhenti pada wajah Alice, dari celah jendela itu Alice yang tertawa dengan ceria terlihat begitu menawannya.

“Girls!” Teriak Guari mengentikan tawa kecil mereka.

Dibalik jende Aiden masih mengamati Alice. ”Siapa Dia?”

“Alice gadis yang keras dan tidak sopan,” Jawab Tuan Beny dengan sedikit kesal menyebut namanya.

“Apa? Dari mana dia berasal?” Tanya Aiden penasaran.

“Pelayan dari kerajaan Bripto di daerah Arbin, kabarnya dia juga seorang putri dari pendeta Arbin, yang di tebus sultan sekitar satu bulan yang lalu.” Jelas Tuan Ben.

“Angkat siku…..kedua siku….” Gauri masih melanjutkan montoringnya.

“Hm, daerah Arbin,”

“Ya para pengawal Bripto menculiknya untuk menebus hutang ayahnya, Dan diperjual belikan untuk pelayan kerajan di pelabuan merak, Dia adalah wanita yang kasar dan tidak sopan pada awalnya,. Namun sekarang dia sudah sedikit berubah. Karena Aku telah memberi mentor yang baik untuknya.”

“Siapkan Gadis itu, Alice? Dan yang disebelahnya juga,” Aiden segera menetukan pilihannya.

Tuan Beny menunduk menerima perintah Aiden. “Baik Tuan Aiden,”

Di Pusat Perbelanjaan, Kota Nam.

“Marta apa kau menunggu petir untuk menyambarmu, baru kau akan turun dari atap gedung itu,” Olok-olokan sebagian orang p***r yang sudah biasa melihat Marta.

“Hi, Marta, senang bertemu dengan Anda, seniman jalanan yang luar biasa,” Sapa Tuan Armen kepada seniman jalanan itu.

“Aku rasa mereka hanya mengolok-olokku untuk hiburan semata, oh ya lihatlah ini Tuan. Aku menggambarkan sebuah disain untuk kapal selam torpedo, menurutmu apakah Sultan Sulaiman akan menyukainya,” Marta memperlihatkan buku ditangannya kpada Tuan Armen.

“Ini kamu yang mendisai? Ini sungguh luar biasa, dimana kamu belajar semua ini?” Tuan Armen segera terkejut dengan disain yang sangat bagus dari seorang seniman jalanan itu.

“Kawan, sajikan juga kopi untuk teman baruku ini dan beberapa piring salad buah,” Pinta Tuan Armen kepada Brista kafe.

Saat hendak menghidangkan pesanan, Brsita itu melihat sekilas gambar yang di pegang Tuan ARmen. “Wah ini sangat bagus. Apa kamu ingin memperlihatkannya kepada Sultan Sahzhad.” Kata sang Brista itu.

“Aku sangat berharap itu terjadi, Karena aku snagat mengagumi Sultan Sahzad, bahkan Aku juga suka menulis tetangnya di blok pribadiku. Karena Suatu saat nanti jika Sultan Sulaiman suadah wafat , namun tidak dengan catatan hidupnya,”

Di Papan Reklame, P***r Nam.

“Pengumuman kerajaan,bahwa sanya Sultan Sulaiman telah mengambil keputusan untuk mengeksekusi Tuan Narendra tentang pasal penggelapan Uang Pribadi, Penindasan Nasabah bank GOLD MONEY dan juga kasus pembisnis lokal baru-baru ini. Serta membebaskan pajak terhadap pedagang kelas 1 dan 2 p***r Nam. Keputusan dibuat untuk mencapai keadilan yang sesungguhnya. Sultan Sahzhad.”

Semua orang yang menyaksikan pengumuman itu, buru-buru membuka handphone mereka untuk membaca berita itu, dan menebarkan pujian terhadap Sultan Sahzah di kolom komentar.

Di depan gerbang Istana Malaka.

Tepat di atas gedung Istana Malaka, Jet mendaarat dengan mulus, Jet Boeing 707-138 milik kerajaan Malaka yang membawa Chelsea Anatasya beserta Putranya Ervin.

Kaki panjang dari Nyonya Chesea Anatasya keluar menjulur dengan sangat anggun dengan dress yang terbatas sampai lutut, menempakkan kemolekan tubuhnya yang perfeksionis.

Sambutan hangat dari Nyonya Ava Alverta, datang memelukknya.

“Oh sang Ratuku, Kamu Terlihat semakin menawan dan sangat cantik dari biasanya. Bagaiman perjalan eropamu. Apakah menyenangkan?”

Nyonya Chelsea segera membalas pelukan ibu mertuanya itu, “ Oh Momy, Kamu juga terlihat sangat sehat, sangat menyenangkan. Aku sudah memilih oleh-oleh terbaik untuk mu. Apa kamu ingin melihatnya?”

“Kamu sangat pandai dalam hal ini, tentu saja aku sangat menantikan itu.” Nyonya Ava segera menggandeng menantu kesayangannya itu menuju ruangan VIP keluarga kerajaan.

Para pelayan segera mengiringi mereka dengan payung karena terik matahari sangat menyengat saat itu.

“Momy, Aku tidak melihat My Hubby, dimana dia? Apa dia begitu sibuk, sampai tak ikut menyambut kedatanganku?” Tanya Chelsea dengan lengkungan bibirnya kearah bawah.

Saat menuruni tangga utama, Sultan Sahzad terlihat dari kejauhan dengan stelan biru tua yang melekat pada kemaskulinan kulitnya menyatu dengan ketampanan yang bijaksana milik wajahnya, “ Dady,” Ervin segera melepas tangan pelayan yang membimbingnya berlari menuju Sultan Sahzhad.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status