Share

Keadilan Malaka

Di dalam ruang rapat.

“Yang Mulia, Anda tahu yang terbaik dan apa yang harus dilakukan,”

“Ya, tentu saja, Tuan Farhat, Saya tahu persis apa yang harus saya lakukan,”

Di ruang kantor Pengaturan Bisnis.

“Permisi Tuan Narendra, ini laporan tagihan pinjaman dari nasabah bank Gold kita.” Sekretaris itu melaporkan secara rinci pada Tuan Narendra.

“Para pedagang di p***r Nam memintak tenggang waktu, karena musibah yang terjadi kemaren Tuan.”

“Besok datangi mereka kembali, dan katakan untuk segera membayar dua kali lipat, kalau tidak bakar seluruh tempat dagang mereka!!! Kemudian datangi hakim Agung untuk membuat pengakuan bahwa mereka telah membakar kios p***r!” Sekretaris itu menunduk dengan penuh kepatuhan.

Di kelas khusus pelayan.

“Hari ini kamu akan belajat tentang adab di istana, bagaimana cara membungkuk dan bangkit yang benar ketika bertemu petinggi istana. Okay everybody, wake up! Wake up! Silahkan tiru gerakan saya. Mengerti!”

“Yeeee.” Sorak serempak para pelayan yang berlatih.

“Satukan kedua telapak tangan anda di depan perut, dengan posisi seperti ini, kemudian tekuk lurus kea rah pinggang, lalu membungkuk Sembilan puluh derjat tanpa memngangkat kepala.”

“Biar kulihat, bagus lurus, lurus, lurus, lurus, sedikit lsgi, lurus, membungkuk sedikit lagi, lurus cantik.” Tuan Adijaya memeriksa satu persatu para pelayan untuk memastikan kerapian dan keindahan cara memberi hormat mereka.

“Waku up! Wake up, coba kamu lakukan sekali lagi!” 

“Bagus sedikt lagi, perlahan hingga membentuk busur. Naik! Hai kamu coba sebutkan apa yang barusan saya ajarkan!” Mendatangi Alice yang sedang dalam lamunan.

“Hal yang terlarang, Ya hal yang terlarang,” Alice dengan gagap menjawab pertanyaan Tuan Adijaya.

“Astaga. Apa yang sedang kamu pikirkan. Baiklah sepertinya kita akan membahas tentang itu juga.” Tuan Adijaya segera mengambil posisi untuk bersiap menjelaskan hal yang terlarang dilakukan oleh pelayan.

“Hal yang dilarang diantaranya: Satu, Dilarang membuat kebisingan dalam istana. Dua, Dilarang bergosip Tiga, Dilarang melanggar peraturan istana. Empat, Dilarang menemui pria di istana. Are you understand?”

“Tuan Adijaya,” Panggilan Tuan Ben.

“Dilarang menemui pria di istana?” Alice menunjuk ke arah Tuan Beny dan Tuan Adijaya.

“Karena mereka bukan laki-laki.” Jawab Gauri bercanda.

Alice yang masih tampak bingung dengan jawaban Gauri segera bertanya kembali, “Bagimanana mungkin?”  

“Mereka adalah orang-orang istana, yang artinya juga pelayan istana Alice,” Jelas Gauri.

“Astaga kalian memang tidak bisa di tinggalkan sebentar saja, kalian langsung membuat keributan,”

“Sekarang guru kelas menjahit telah menunggu kalian, ikuti kelas itu juga, cepat semuanya!” 

Di ruang rapat.

“Kepala bendahara silahkan laporkan keungan kita,”

“Berkat kerja Keras Sultan Amir khan, Pembendaharaan kerajaan mencapai 125 Triliun, dengan asset Perusahaan minyak dan gas kelas dunia perusahaan Malaka Aramco, dan perusahaan Fashion Malaka Golden, dan anak perusahaan lainnya.”

“Ini akan cukup untuk kita menanam investasi di semua daerah kerajaan, dan jangan lupa untuk memberikan gaji bonus kepada setiap karyawan kerajaan dan kepada seluruh rakyat kerajaan Malaka, seperti yang telah dijanjikan.” Sazhad dengan tanggap langsung memberi perintah.

Di asrama pelayan.

“Alice lihat gadis yang memakai gaun putih itu, tadi malam dia berada di ruangan sultan untuk melayaninya,” Faraya menggerakkan bola matanya ke arah Layla yang berada di meja sebrang.

“Apakah dia juga bercinta dengan sang sultan?” Tanya Alice ketus.

“Sepertinya begitu, dia adalah pelayan favorite sultan,” Tambah Faraya.

Gauri yang mendengar percakapan mereka langsung menghampiri mereka, “Apakah baik begitu?” 

Alice hanya memandang kusut Gauri.

“Segera rapikan tempat makannya dan kembali ke ruangan masing-masing untuk beristirahat.” Perintah Gauri kepada semua pelayan.

Alice segera berdiri dan menghampiri Layla, “Hi Layla. Bagaimana sosok seorang sultan dimatamu? Ceritakan kepadaku,”

“Dia pria yang lembut, dan juga sangat tampan. Rasanya seperti mimpi bias melayani sultan pada malam itu, dan aku berharap dia akan memanggilku lagi, tapi itu semua hanya akan menjadi angan-angan saja.Hmmm.” Layla tak enggan untuk berbagi pengalaman kepada Alice.

Mendengar sedikir keluhan Layla, Alice pun bertanya penasaran. “Kenapa?”

“Sultan memiliki wanita yang sangat cantik. Ibu dari Ervin, namanya Chelsea Anatasya.” Ungkap Layla.

“Apakah dia ada di istana ini?” Alice semakin penasran dengan sosok Chelsea yang di bicarakan Layla.

“Untuk sekarang dia sedang berlibur ke eropa, kabarnya dia akan kembali hari ini.”

“Ayo Layla,” Ajakan dari teman Layla mengakhiri perbincangan di antara keduannya.

Di kamar Sultan Sahzhad.

Saat sedang asik menghaluskan cincin batu giok lumut, Sahzhad seketika teringan bayangan wajah Alice saat mata yang berbentuk almon itu menatap matanya, Pesona kecantikan Alice terus-menerus menghampiri pikirannya.

Aiden melangkah masuk memecah lamunan sang sultan, “ Apakah ada yang bias saya bantu Yang Mulia?” 

“Tidak Aiden, Aku hanya ingin menyelesaikan cincin ini,” 

“Besok adalah pertemuan dewan pertama. Semua orang dengan cemas menunggu keputusan pertamamu Sultan,” Aiden mengingatkan jadwal sang sultan.

“Apakah menurutmu dunia sudah siap dengan keputusanku, Aiden?”

Keesokan harinya.

Para mentri dan anggota dewan yang menunggu sang Sultan di dalam Ruang konferensi, semua siap untuk memberikan penghormatan kepadanya.

“Sultan Sahzhad memiliki tatapan yang tajam dan dalam sama seperti sang ayah, Sultan Amir.” Tuan Narendra yang memandang kekokohansang Sultan dari kejauhan.

Sang Sultan mulai berjalan di antara para dewan dan mentrinya, dengan aba-aba kerajaan mereka memberi hormat kepada sang Sultan.

Sahzhad menduduki kursi utama dengan meyilangkan kedua kaki panjangnya. “Terimkasih atas penghormatannya, silahkan semua anggota rapat mengambil posisi.” 

Dengan patuh seluruh anggota rapat kembali duduk di kursi sesuai dengan jabatan masing-masing.

“Tahta ini, atau kerajaan ini berada atas hukum-hukum yang adil, maka hari ini dengan resmi aku akan menindak dan menumpas ketidak adilan yang di derita oleh nasabah bank Golden. Mereka akan dikonpensasi atas kerugian mereka. Lebih jauh lagi, mereka yang telah menindas akan dibawa ke pengadilan, dan dihukum sebagaimana mestinya. 

Kepala Pelayanan Bisnis, Tuan Naredra, akan disidang dan dihukum karena telah menindas para nasabah dan menyiksa pedagang kecil di p***r Nam, membakar beberapa kios yang menyebabkan kerugian besar, serta meraup keutungan pribadi tanpa peduli perbuatannya sangat melanggar hukum!” Suara Sahzhad menggelegar seperti petir di siang bolong menyebabkan siapapun yang mendengarnya tak dapat membantah perkataannya.

Sahzhad tanpa ragu-ragu mengumunkan kepada semua anggota rapat untuk mengeksekusi (hukuman tembak mati) Tuan Nadenra “Ini tidak benar ya Mulia, ini semua Fitnah! Kasihanilah aku, semua itu adalah bohong! Itu semua bohong!” Tuan Narendra berusahan mencari pembelaan terhadap dirinya dengan rela membungkuk di kaki Sultan Sahzhad, namun tentunya usaha itu sangan sia-sia dilakukannya, Karena para ajudan tahanan telah menyeretnya untuk dibawa ke tahanan bawah tanah.

“Aiden bantu aku! Aku akan bersedia melakukan apapun kali ini untukmu,” Tuan Narendra menghampiri Aiden di pintu ruang konferensi.

“Tegakkan kepalamu tinggi-tinggi Tuan Narendra. Jnangan menangis ataupun memohon seperti itu. Ini adalah kerajaan Malaka dan keadilan Sultan. Tidak ada yang bisa menentangnya.” Aiden menjawab dengan tegas.

“Ini semua Fitnah!!!” Tuan Narendra tak berhenti berteriak membenarkan dirinya.

 


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status