Bagaimana dengan akhir kisah yang lainnya?
Danu, sungguh sebuah keberuntungan di pesta kecil. Pelayan yang waktu itu ia temui ternyata sudah sejak lama menaruh perasaan padanya. Tak ingin membuang-buang waktu, asisten Evan tersebut langsung melamar sang gadis dan buru-buru menentukan tanggal pernikahan.Cherry dan Alvin, benar-benar sesuatu yang tak terduga. Berawal dari sebuah sandiwara, perempuan yang sama sekali tak pernah mengenal cinta itu pun pada akhirnya memilih untuk melabuhkan hati pada laki-laki yang pantang menyerah untuk memperjuangkannya. Meski Alvin sedikit lebih lemah darinya, pria itu selalu saja berusaha melindungi dalam situasi apa pun. Benar-benar sosok yang sangat Cherry impikan.Sasa dan Deo, mereka terus bertengkar sampai akhirnya muncul perasaan saling suka. 'Bisa karena biasa', mungkin itulah salah satu pepatah yang cocok untuk mereka, mengingat kebencian mereka awalnya begitu mendalam, tetapi bisa-bisanya malah berubah menjadi rasa suka.Brian, beberapa kali berusaha mencari kerja tetapi hasilnya nihil karena memiliki catatan kriminal. Sampai akhirnya dia mengikuti saran Alana untuk menjadi seorang ojek online. Meski hasilnya tak seberapa, Brian perlahan mengerti arti berjuang. Ia juga bertemu dengan banyak orang yang menyadarkannya agar tak terus meminta dan mengerti makna kehidupan.Jessica, tentunya ia masih mendekam di penjara. Tak ada yang berbeda dari gadis itu. Ia malah berniat untuk membalas perbuatan Evan saat keluar nanti.Dody dan Anwar, ya… mereka ternyata satu sel, niat hati ingin membayar sel yang memiliki fasilitas mewah ternyata semua harta mereka malah terlanjur disita oleh pemerintah. Candra memiliki peran penting dibaliknya.Candra, pria tua itu langsung terpilih menjadi walikota. Semua anak yatim piatu korban kejahatan Anwar dan anak buahnya telah dipindah ke panti asuhan yang sudah Evan bangun dengan megah. Kini, panti asuhan tersebut berada di bawah perlindungan pemerintah, mereka benar-benar dibuat sejahtera oleh Evan dan Candra.Rena dan Aldi. Karena merasa malu dengan Rena yang telah membuat rumah tangga Evan sempat retak, Aldi pun memilih untuk mengundurkan diri dari Astira Corp. Ia membawa anak istrinya ke desa untuk memulai usaha ternak ayam. Meski begitu, Rena tetap mendambakan Evan dalam hatinya, benar-benar menyebalkan.Alicia dan Axel, keduanya pun akhirnya menikah dengan resepsi yang sangat mewah. Dua bulan berlalu, keduanya langsung dipercaya memiliki momongan, Alicia dinyatakan hamil. Sungguh kisah cinta yang membuat siapa saja iri. Seorang gadis dari keluarga konglomerat menikah dengan seorang Idol terkenal, benar-benar manis dan indah.Astira Corp. Sejak persaingan penjualan tiap cabang di menangkan oleh Adrian, para jajaran direksi yang semula begitu menentang pun mendadak hormat pada teman Evan itu. Bagaimana tidak, Adrian memilih cabang di pedesaan yang penjualannya sangatlah rendah, tetapi pada akhirnya ia malah berhasil membuat pendapatan dari cabang tersebut menjadi begitu tinggi dan termasuk kedua tertinggi. Sedangkan yang lainnya, selain memilih cabang dengan penjualan yang memang sudah tinggi, mereka juga sedikit berlaku curang dengan membeli sendiri beberapa barang dari cabang.Lucio Group. Kini Evan bukan hanya disegani, tetapi semua karyawan Lucio menjadi tunduk dan hormat padanya. Apalagi, kehadiran Alana sebagai pemilik saham 30% telah membuat siapa pun tidak berani mengusik keduanya lagi.Alana dan Evan, amplop putih pemberian Alex dan Jeni ternyata berisi dua tiket kapal pesiar yang ditujukan untuk keduanya berbulan madu meski rasanya sedikit telat. Setelah tanggal ditentukan, sepasang suami istri itu pun bergegas pergi berduaan, menitipkan kedua anaknya pada Cherry dan Sasa.Si kecil Zayn dan Arabella, tubuh mereka semakin berisi, sudah jauh dari kesan bayi prematur. Keduanya semakin menggemaskan dengan pipi chubby menutupi hidung. Zayn sudah sehat meski masih selalu dipantau oleh Dokter dari luar negeri, sedangkan Bella, dia menjadi begitu aktif, bahkan seringkali usil pada saudara kembarnya.***Hallo, aku mau ngucapin terima kasih yang sebesar-besarnya. Terima kasih untuk kakak² pembaca yang sudah mau menyempatkan buat baca ceritaku, berkat kalian semua novelku bisa sampai sejauh ini. huhu jadi terharu deh.Kalau gitu, sampai ketemu di karya berikutnya(。•̀ᴗ-)✧Bagaimana dengan akhir kisah yang lainnya?Danu, sungguh sebuah keberuntungan di pesta kecil. Pelayan yang waktu itu ia temui ternyata sudah sejak lama menaruh perasaan padanya. Tak ingin membuang-buang waktu, asisten Evan tersebut langsung melamar sang gadis dan buru-buru menentukan tanggal pernikahan.Cherry dan Alvin, benar-benar sesuatu yang tak terduga. Berawal dari sebuah sandiwara, perempuan yang sama sekali tak pernah mengenal cinta itu pun pada akhirnya memilih untuk melabuhkan hati pada laki-laki yang pantang menyerah untuk memperjuangkannya. Meski Alvin sedikit lebih lemah darinya, pria itu selalu saja berusaha melindungi dalam situasi apa pun. Benar-benar sosok yang sangat Cherry impikan.Sasa dan Deo, mereka terus bertengkar sampai akhirnya muncul perasaan saling suka. 'Bisa karena biasa', mungkin itulah salah satu pepatah yang cocok untuk mereka, mengingat kebencian mereka awalnya begitu mendalam, tetapi bisa-bisanya malah berubah menjadi rasa suka.Brian, beberapa kali b
"Sayang hati-hati! Kamu sedang menggendong Zayn," teriak Alana."Ya, tenang saja," sahut Evan yang sekilas menoleh ke arah Alana.Dengan menggendong Zayn, Evan yang sudah bersemangat pun menghampiri mobil tersebut. Lalu semua yang berada dalam kendaraan itu pun keluar bersamaan.Evan menghampiri sang kakek yang tengah diangkat ajudannya ke kursi roda."Kakek, tumben sekali. Ada perlu apa?" tanya Evan dengan tatapan bahagia bertemu sang kakek."Dasar cucu durhaka! Bukannya menanyakan kabar malah tanya ada perlu apa!" hardik Willy.Evan tertawa melihat kakeknya itu marah. "Ayo masuk dulu."Disaat bersamaan muncul Jeny yang sejak tadi hanya diam di dalam mobil tak berani menunjukan batang hidungnya. Ia tampak malu-malu karena sadar pernah melakukan kesalahan.Evan yang hatinya sedang dalam keadaan baik pun tak memperdulikan masalah yang telah berlalu. Ia malah tersenyum menatap ibunya itu."Ibu, ayo masuk! kebetulan aku akan mengadakan pesta kecil-kecilan," ajak Evan seraya melambai ke ar
Tanpa berpikir dua kali, Evan langsung pulang meski Candra sempat mengundangnya untuk makan siang merayakan keberhasilan rencana mereka."Maaf, mungkin lain kali," ujar Evan yang pikirannya sudah melayang-layang entah ke mana."Tidak masalah, lain kali masih bisa. Pulang dulu saja, istrimu sudah menunggu di rumah," ujar Candra.Evan tersenyum simpul. "Kalau begitu, sampai jumpa di lain waktu."Evan berlari menuju mobil, diikuti oleh Danu dan Deo yang juga tampak gelisah, khawatir terjadi sesuatu di rumah.Danu langsung melajukan mobil dengan kecepatan melebihi biasanya.Selama perjalanan, Evan tak hentinya menelepon Alana. Namun, hasilnya nihil karena tak sekalipun sang istri menjawab panggilan tersebut."Apa yang terjadi?" Evan mengacak-acak rambutnya, saking kesal."Seharusnya tidak terjadi apa-apa, semua musuh sudah berada dalam genggaman kita. Kecuali…" Deo seolah ragu untuk melanjutkan kalimatnya."Apa? Kenapa kamu selalu saja menyebalkan!" hardik Evan."Hey tenanglah, kamu terla
"Apa maksudmu, Deo?" Evan menatap temannya itu dengan tatapan heran."Kamu lihat saja!" titah Deo.Beberapa menit menjelang berakhirnya sesi visi misi, Anwar sempat menunjukan beberapa program hebat yang ia rencanakan akan dikerjakan jika dirinya terpilih menjadi walikota nanti."Beberapa lahan kosong akan saya buat menjadi taman yang sisi lainnya dikhususkan untuk area bermain anak-anak. Ini salah satu contoh desain taman." Anwar menunjuk ke layar besar dengan penuh percaya diri.Namun, yang muncul di layar tersebut bukanlah apa yang Anwar maksudkan, melainkan sebuah video di mana dirinya sedang berjabat tangan dengan si pemilik panti asuhan. Suaranya terdengar jelas ke seluruh penjuru."Bagaimana dengan uang dari donatur panti asuhanmu?" tanya Anwar yang wajahnya terpampang jelas dalam video tersebut."Sudah saya transfer semua ke rekening Bapak, bahkan uang hasil mengemis dan mengamen anak-anak pun sudah saya setor," ujar pemilik panti asuhan yang tampak begitu hormat pada Anwar."B
Danu langsung menoleh ke arah Deo. Ia merasa jika ternyata ada yang berpenampilan lebih parah darinya. Gelak tawa seakan membuat sang bos dan asistennya itu sedikit melupakan ketegangan yang akan mereka hadapi.Deo masih belum sadar jika dirinya sedang menjadi bahan tertawaan. Ia pun langsung masuk dan duduk di samping Evan dengan santainya."Maaf, tadi aku terlalu lama menyiapkan penyamaran ini," ujar Deo, "ayo kita berangkat sekarang!"Danu langsung melajukan mobil murah yang sengaja dipinjam untuk mendukung penyamaran tersebut."Kenapa kamu harus menyamar jadi perempuan?" Evan bertanya sambil terus terbahak-bahak. "Lalu, kenapa dadamu menggembung begitu?""Setidaknya penampilan ini akan membuatku mudah menyelinap ke belakang layar," ujar Deo yang sedang fokus menatap layar ponselnya.Alasan Deo tak membuat Evan berhenti tertawa. Ia terus saja terpingkal setiap kali menatap Danu dan Deo, merasa jika kini mereka terlihat seperti grup lawak."Berhenti tertawa! Kita ini sedang berangka
Laki-laki jahat di depan Evan tertawa puas, merasa kemenangan telah berada di tangannya.Karena kalah jumlah, anak buah Evan tak bisa menghalau lagi orang-orang yang baru saja datang itu. Meski begitu, beberapa di antaranya masih berusaha menghadang meski pada akhirnya berakhir lengah dan pihak Dody berhasil melumpuhkannya."Menyerahlah, Evanders. Kami bukanlah lawanmu!" timpal pria yang berada di hadapan Evan."Menyerah? Aku tidak takut pada penjahat yang memakan uang anak yatim piatu seperti kalian!" balas Evan."Masih besar kepala juga rupanya? Apa kamu tidak sadar dengan kondisimu sendiri? Jangan sok menjadi pahlawan jika diri sendiri saja sedang dalam keadaan terdesak," ujar pria tersebut."Aku, terdesak? Seharusnya kamu sedikit menoleh ke belakang." Evan pada akhirnya bisa tersenyum penuh kemenangan saat tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.Pria jahat di hadapan Evan awalnya ragu, tetapi pada akhirnya memilih untuk menoleh saat ia merasa jika suasana menjadi sedikit hening.