Pewaris Tunggal Sang Presdir

Pewaris Tunggal Sang Presdir

last update최신 업데이트 : 2021-12-14
에:  Mini Adila연재 중
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
122 평가. 122 리뷰
45챕터
58.2K조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

줄거리

Pewaris Tunggal Sang Presdir Sinopsis: Camilia dan Brandon adalah sepasang ibu dan anak. Camilia adalah bekas perawat dan pengasuh yang hamil dengan majikannya yang seorang Presiden Direktur perusahaan Cakrawala Abadi Property. Brandon merupakan anak yang dilahirkan Camilia. Meskipun merupakan anak di luar nikah, Brandon diangkat menjadi pewaris ayahnya berkat kemampuannya yang hebat dalam membuat desain property. Hak waris Brandon menjadi rebutan oleh istri sah sang ayah beserta anak-anaknya. Mereka bekerja sama menyingkirkan Brandon. Brandon berhasil mewujudkan mimpinya menjadi ahli desain property yang hebat, berkat kegigihan dan semangat pantang mundurnya. Brandon memulai kariernya di bawah. Sepanjang perjalanan hidup, Camilia dan Brandon penuh rintangan. Sepasang ibu dan anak itu sering terluka. Bahkan Brandon terjebak cinta di antara dua wanita yaitu wanita cinta pertamanya dan seorang wanita yang selalu mendampingi melalui ujian hidup.

더 보기

1화

1. Malam yang Tak Terduga

"Bibi Camilia, ayo cari Mama, Bi!" rengek gadis kecil- anak sang majikan yang sejak pagi tidak bertemu dengan ibunya.

"Bentar, Sayang, tunggu Nenek dulu, ya! Apalagi di luar baru turun hujan." Gadis berusia 24 tahun itu berusaha menenangkan anak majikannya tersebut. Tak selang berapa lama, Camilia menuntun gadis kecil itu menuju kamarnya. Sementara hujan masih turun dengan derasnya disertai angin dan bunyi petir yang bersahutan. 

Camilia melangkah menuju sisi jendela dan menatap luar kamar. Air mengalir di balik kaca jendela. Sesekali dirinya menoleh ke arah gadis kecil yang masih tampak sedih karena tidak sabar untuk menemui ibunya tersebut.

Tok, tok, tok!

"Camilia! Apa kamu ada di dalam?" Di luar terdengar ketukan pintu diiringi suara sang Nyonya Besar yaitu Nyonya Merry.

"Iya, Nyonya!" sahut Camilia lantang sembari bergegas melangkah menuju pintu. Perlahan pintu dibukanya, kemudian gadis yang berprofesi sebagai perawat dan pengasuh anak itu sesaat memandang sang Nyonya Besar yang telah menggunakan jas tebal.

"Apakah akan berangkat sekarang, Nyonya?" tanyanya kemudian.

"Iya. Ajak Nona kecil sekalian agar tidak menangis lagi!" seru wanita yang berangsur lanjut usia itu.

"Baiklah, Nyonya!" sahutnya kemudian.

Sang Nyonya Besar meninggalkan kamar menuju ruangan depan untuk menanti Camilia dan Nona kecil untuk bersiap berangkat menuju rumah sakit.

Camilia bergegas mengajak anak majikannya tersebut menuju ruangan depan rumah mewah berukuran besar itu. Gadis itu kemudian menuntun bocah berusia 5 tahun tersebut.

Tak berapa lama Camilia tiba di ruang depan, kemudian berjalan beriringan menuju halaman dan bergegas masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan sang asisten pribadi kepercayaan Tuan Muda Alfonso.

Mobil yang dikendarai mereka membelah jalanan yang diliputi hujan deras dan gelapnya malam. Sesekali Camilia menoleh ke arah luar jendela kaca mobil sembari sebelah tangannya mengelus lembut pucuk kepala anak majikannya tersebut. Tak banyak kata terucap dari bibir mereka yang berada di dalam mobil tersebut.

Setelah hampir satu jam berada di dalam kendaraan, akhirnya mereka tiba di halaman rumah sakit bersalin ternama yang ada di kota tersebut. Camilia beserta majikannya  turun dari mobil dan bergegas menuju ruangan di mana Nyonya Agatha melahirkan.

"Camilia, ayo mampir sebentar ke ruang peribadatan!" Sang Nyonya Besar mendadak berhenti dan mengajak Camilia mampir ke sebuah ruangan tak jauh dari ruang persalinan Nyonya Agatha.

"Iya, Nyonya." Camilia lantas mengikuti langkah majikannya itu sambil menggandeng lengan gadis kecil yang tampak membawa boneka beruangnya.

Sembari memegang butiran rosario, Nyonya Merry tampak komat-kamit membaca doa. Sedangkan Camilia yang berada di belakangnya tampak terdiam dan menundukkan wajah.

Pyaar!

Untaian rosario yang berada di genggaman Nyonya Besar tiba-tiba terlepas dan terjatuh membuat untaian itu berhamburan ke lantai. Camilia yang melihat hal itu bergegas berjongkok dan memunguti satu persatu bulatan manik-manik yang berhamburan itu.

"Firasat buruk apa ini?" gumam sang Nyonya Besar membuat Camilia mendongak dan menatap lekat wanita tua itu.

Usai bergumam sendirian, tak berapa lama wanita tua itu menajamkan indera pendengarannya karena mendengar suara tangisan bayi di ruangan yang tak jauh dari tempatnya berdiri itu. Hal tersebut juga yang dilakukan Camilia, membuat gadis itu sontak berdiri.

"Sepertinya Agatha telah melahirkan. Ayo, kita menuju ke ruangannya! Kira-kira berjenis kelamin apa anaknya!" seru sang majikan.

Camilia mengangguk dan bergegas melangkah beriringan menuju ruang persalinan sang Nyonya Muda yang sedang melahirkan anak keduanya.

Begitu tiba di depan ruangan tersebut sang Nyonya Besar bergegas memutar handel pintu dan melangkah masuk. Camilia yang setia menggandeng anak majikannya tersebut juga tampak menyusul memasuki ruangan tersebut.

Camilia menatap bergantian wajah sang Nyonya Besar berdiri di sisi ranjang brankar, kemudian beralih ke wajah Nyonya Agatha yang berbaring sembari melengos ke arah dinding ruangan itu.

"Dasar persalinan yang tidak berguna! Tak bisa diharapkan untuk mewarisi perusahaan yang selama ini dirintis!" cibir Nyonya Merry yang mengarah kepada menantunya itu. Camilia yang mendengar hal itu hanya terdiam dan tertunduk. Dalam batin gadis 24 tahun itu begitu paham perasaan para majikannya itu. Satu sisi Nyonya Agatha memang menginginkan anak laki-laki sebagai pewaris tunggal perusahaan sang suami. Sedangkan sang Nyonya Besar pun berharap demikian juga. Namun, lagi-lagi takdir seakan-akan mempermainkan keluarga itu. Kehadiran keturunan laki-laki nyatanya tidak hadir lagi dari rahim sang Nyonya Muda.

Tak berselang lama, tanpa berkata apa-apa lagi, dengan raut wajah kecewa, Nyonya Merry keluar dari ruangan itu.

"Ajak Nona kecil keluar dari ruangan ini juga sekarang, Camilia!" seru Nyonya Agatha usai membalikkan badan.

"Tapi, Nyonya ... bolehkah sebentar lagi di sini? Sejak tadi Nona kecil menangis mencari Nyonya." Camilia berusaha membujuk Nyonya Agatha yang masih terbaring di brankar itu. Perawat keluarga itu berharap majikannya mau meluangkan waktu untuk berbicara dengan buah hatinya walaupun sesaat.

"Sudah kubilang ajak pulang, ya, pulang! Tinggalkan aku sendiri di ruangan ini!" bentak Nyonya Agatha.

"Baiklah, Nyonya!" sahut Camilia yang merasa ketakutan. Dengan terpaksa gadis 24 tahun itu lantas menggandeng lengan gadis kecil yang tampak berkaca-kaca, menuju pintu dan keluar dari ruangan itu.

Camilia berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju halaman. Sang Nyonya Besar telah menunggunya di dalam mobil untuk bergegas pulang. 

"Saat hendak ke sini, saya melihat Tuan Reinhard menuju ruangan Nyonya Agatha, Nyonya," ujar Camilia saat memasuki mobil.

"Iya, dia menyampaikan pesan Tuan Alfonso jika tidak bisa datang menjenguk ke rumah sakit," sahut wanita tua itu sambil memegang tas yang ada di pangkuannya.

Camilia beserta gadis kecil dan wanita tua itu kemudian menunggu di dalam mobil. Sesekali perawat keluarga yang merangkap menjadi seorang pengasuh itu menatap gadis kecil yang duduk di sebelahnya. Batin Camilia sedih melihat raut kecewa anak majikannya itu.

Tak berapa lama, seseorang yang dinantinya berusaha membuka pintu mobil dan duduk di belakang kemudi.

"Apa yang dikatakan Nyonya Muda, mendengar pesan dari Tuanmu?" tanya wanita tua itu sebelum mobil melaju.

"Nyonya Muda tampak kecewa Tuan Alfonso tidak berusaha menjenguk ke sini, Nyonya," sahut lelaki yang usianya sebaya dengan Tuan Alfonso.

"Terang saja Tuanmu kecewa." Wanita tua itu bergumam saat mobil perlahan melaju.

Kendaraan roda empat itu akhirnya melaju menuju rumah mewah kediaman Tuan Alfonso. Camilia sebentar-sebentar melirik ke arah wanita tua yang duduk paling tepi bersebelahan dengan cucunya itu. Wajah wanita tua itu tampak dingin dan kecewa bahkan terdengar saat bergumam,  ada kebencian terhadap sang menantu.

***

Camilia berlari menuju pintu ketika mendengar mobil sang majikan lelakinya berhenti di halaman. Dia bergegas membuka pintu dan memandang keadaan luar rumah yang sedang diguyur hujan yang sangat deras.

"Tuan Alfonso banyak minum tadi!" ujar sang asisten pribadi majikannya tersebut sembari menyodorkan atasan jas milik sang Tuan Muda ke arah Camilia. Setelah  mengetahui sang Tuan Muda menuju kamarnya, lelaki yang menjabat asisten pribadi itu meninggalkan rumah tersebut sembari sesaat berbisik kepada Camilia. Sang perawat itu mengangguk seolah-olah paham dengan yang dikatakan Tuan Reinhard.

Camilia bergegas menuju kamar Tuan Alfonso, setelah sang asisten pribadi majikannya itu berlalu. Dia menatap lekat sang Tuan Muda yang duduk menyandar di sofa dengan wajah tampak lelah. Gadis 24 tahun itu lantas mengambil alat untuk mengukur tekanan darah di lemari kaca yang terletak di sudut kamar tersebut. 

"Tuan, anda tampak lelah. Sebaiknya saya memeriksa tekanan darah Anda terlebih dahulu!" ujar Camilia sembari berjongkok dan memasang kain perekat di lengan atas siku majikan lelakinya tersebut.

Camilia tampak sigap menekan pompa alat pengukur tekanan darah tersebut. Sedangkan Tuan Alfonso menatap lekat gadis 24 tahun yang bekerja sebagai perawat sekaligus pengasuh di keluarganya tersebut.

"Tekanan darah Tuan naik sedikit dari biasanya. Sepertinya anda butuh istirahat!" ujar Camilia lagi usai memeriksa tekanan darah majikannya tersebut.

"Kamu sangat cantik," ucap Tuan Alfonso membuat gadis itu menunduk, wajahnya tampak merona. Camilia tersipu malu.

"Tetapi saya udah menjadi perawan tua, Tuan." Dengan gemetar gadis itu berusaha membalas ucapan sang Tuan.

"Tidak masalah. Oh ya, Nyonya apakah sudah pulang?" tanya Tuan Alfonso kepada perawatnya tersebut.

"Belum, Tuan. Padahal, tadi pagi hanya pamit sebentar untuk keluar rumah," balas Camilia.

Tuan Alfonso yang mendengar perkataan gadis itu, sontak berdiri dan melangkah mendekatinya. Tak berapa lama mereka berdua saling berdiri berhadapan. Camilia lantas mundur beberapa langkah dan tubuhnya menyentuh lemari kayu.

"Apa yang akan Tuan lakukan?" tanya Camilia dengan suara bergetar.

Tuan Alfonso tidak menjawab. Lelaki yang menjabat sebagai Presiden Direktur itu justru menggenggam wajah Camilia dan menatapnya lekat. Sementara gadis itu semakin gemetar sembari menggenggam dinding lemari kayu.

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

10
98%(120)
9
2%(2)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
122 평가 · 122 리뷰
리뷰 작성하기
user avatar
Martin Chin
lama ya, jgn dikit2 bentar aja habis bacanya
2021-08-04 17:39:42
1
user avatar
Martin Chin
lama apdate nya
2021-07-31 21:03:55
1
user avatar
Martin Chin
lama amat tulis yg bnyk
2021-07-30 21:21:31
3
user avatar
Arthie avrillia
kim tak gu
2021-07-24 22:03:51
1
user avatar
Martin Chin
sedikit amat kapan tamat tolong di percepat biar selesai tamat hehehe
2021-07-08 23:08:30
1
user avatar
Secret.Vee
Ceritanya bagus nih thor, auto masuk library dan marathon bacanya nih
2021-06-30 19:09:53
1
user avatar
Ecca Madika
Halooo Mr. Pewaris ....
2021-06-30 18:44:24
1
user avatar
BabyElle
Waaah kereen kakk, nanti kumampir lagi yaa klo udh dpt bonus koin 😁🙏🏻
2021-06-30 18:22:24
2
user avatar
Mini Adila
Update bab baru saja meluncur. Semoga pembaca makin suka dengan cerita ini. Happy reading! Terima kasih🙏 Salam cinta buat semuanya❤️
2021-06-24 07:46:53
3
user avatar
Tuty Berlian
keren lanjut thor
2021-06-22 22:48:22
2
default avatar
Marvin Sauyai
Bab berikutnya mana?
2021-06-22 15:57:38
2
default avatar
Marvin Sauyai
Mana lanjutannya
2021-06-21 02:40:17
2
default avatar
Marvin Sauyai
Mana lanjutanNay
2021-06-19 23:13:36
2
user avatar
Savitri
Konflik yang udah berasa banget dari awal cerita yang bener2 bikin penasaran!! Lanjut, kak!!
2021-06-19 10:33:07
2
user avatar
Mini Adila
Yuk mampir lagi, update bab telah meluncur. Happy reading dan hatur thankyu🙏
2021-06-05 18:34:05
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 9
45 챕터
1. Malam yang Tak Terduga
"Bibi Camilia, ayo cari Mama, Bi!" rengek gadis kecil- anak sang majikan yang sejak pagi tidak bertemu dengan ibunya."Bentar, Sayang, tunggu Nenek dulu, ya! Apalagi di luar baru turun hujan." Gadis berusia 24 tahun itu berusaha menenangkan anak majikannya tersebut. Tak selang berapa lama, Camilia menuntun gadis kecil itu menuju kamarnya. Sementara hujan masih turun dengan derasnya disertai angin dan bunyi petir yang bersahutan. Camilia melangkah menuju sisi jendela dan menatap luar kamar. Air mengalir di balik kaca jendela. Sesekali dirinya menoleh ke arah gadis kecil yang masih tampak sedih karena tidak sabar untuk menemui ibunya tersebut.Tok, tok, tok!"Camilia! Apa kamu ada di dalam?" Di luar terdengar ketukan pintu diiringi suara sang Nyonya Besar yaitu Nyonya Merry."Iya, Nyonya!" sahut Camilia lantang sembari bergegas melangkah menuju pintu. Perlahan pintu dibukanya, kemudian gadis yang berprofesi sebagai perawat dan pengasuh anak itu sesa
last update최신 업데이트 : 2021-04-08
더 보기
2. Sebuah Pengakuan
Jantung Camilia berdegup kencang, saat sang Tuan malah semakin mendekatkan wajah. Dia gugup dan tak mampu bergeser dari letaknya berdiri."Bibi! Bibi Camilia!" Suara langkah diikuti suara panggilan Nona Kecil terdengar di telinga Camilia. Namun, lagi-lagi dia tak mampu berbuat saat majikan lelakinya itu menyodorkan wajah dan mencium lembut bibirnya. Gadis bermata bulat itu kemudian tampak berkaca-kaca dan menatap lekat Tuan Alfonso.Camilia lantas melirik sejenak ke arah pintu saat terdengar ada seseorang yang menutupnya dari luar. Suara sang Nona Kecil yang memanggil-manggil namanya pun tidak terdengar lagi. Tak berapa lama, Tuan Alfonso menggandeng lengannya dengan lembut menuju ranjang.Tubuh ramping Camilia direbahkan perlahan di sisi ranjang. Dalam dinginnya ruangan ber-AC dan derasnya suara hujan, seolah-olah menggiring mereka untuk menikmati rasa dahaga yang sama. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Tuan Alfonso segera memeluk era
last update최신 업데이트 : 2021-04-08
더 보기
3. Perintah Aborsi
Nyonya Agatha bergegas menutup panggilan telepon dengan asisten sang suami, usai berbicara. Nyonya Muda itu kemudian menghampiri perawat keluarganya yang masih saja bersimpuh di lantai dengan berderai air mata."Cepatlah bersiap-siap, aku telah menyuruh Tuan Reinhard untuk mengurus segalanya di rumah sakit!" seru Nyonya Agatha sembari melipat kedua tangan di depan dada. "Nyonya! Saya mohon jangan lakukan itu!" rengek Camilia sembari meraih kaki jenjang sang Nyonya Muda yang masih berdiri angkuh."Tidak bisa! Secepatnya gugurkan kandungan itu!" teriak wanita yang telah mempunyai 2 keturunan itu.Mendengar sang Nyonya Muda berteriak, membuat Nyonya Merry kembali keluar dari kamar. Wanita tua itu menghampiri ruang keluarga lagi."Apa-apaan, masih ribut saja di sini! Apa yang kamu lakukan terhadap Camilia lagi. Biarkan dia istirahat di kamarnya!" seru wanita lanjut usia itu sembari memandang sengi
last update최신 업데이트 : 2021-04-09
더 보기
4. Rencana yang Gagal
Camilia menghentikan langkahnya sejenak, sebelum tiba di depan pintu ruangan. Dia mengedarkan pandangan ke segala arah. Banyak pasangan suami istri juga mondar-mandir di depan ruangan tersebut. Namun, tiba-tiba gadis bermata bulat itu semakin gemetar ketika melihat seorang perawat keluar dari ruangan sambil menoleh ke sana ke mari, seolah-olah mencari seseorang. 'Ya Tuhan, saya tidak ingin melakukan hal ini. Beri petunjuk, Tuhan!' ratapnya dalam batin. Camilia kemudian berusaha menguatkan hatinya dan melangkah menghampiri seorang perawat yang masih berdiri di depan pintu dan mendekap sebuah map."Suster! Sa-saya ...." Camilia tak melanjutkan ucapannya karena merasa gugup di depan perawat rumah sakit itu."Iya. Ada yang bisa dibantu?" tanya perawat yang tampak ramah itu kepada Camilia."Bisakah saya pergi dari rumah sakit ini?" tanya Ca
last update최신 업데이트 : 2021-04-10
더 보기
5. Keberadaan Camilia
Beberapa bulan kemudian Tuan Alfonso duduk termenung sendirian di ruangan kerjanya yang terpisah dengan rumah utama. Dia kemudian berdiri dan melangkah menuju kamar yang tersekat oleh dinding. Presiden Direktur perusahaan property itu kemudian menghampiri lemari kaca yang berada di sudut kamar. Lemari kaca telah dibukanya. Dia kemudian menyentuh sebuah kotak yang berisi peralatan pendeteksi tekanan darah. Hal itu mengingatkannya pada Camilia yang telah beberapa bulan menghilang. Batin Tuan Alfonso merasa rindu dengan perawatnya itu yang telah membuat dirinya jatuh cinta. Sementara, di rumah utama, Nyonya Merry menunggu kedatangan asisten pribadi kepercayaan anaknya. Nyonya Besar itu, sesekali mendongak ke arah benda bulat yang menempel di dinding. "Permisi, Nyonya Besar! Saya telah datang," panggil Tuan Reinhard yang telah berdiri di depan pintu ruangan Nyonya Merry. "Masuklah! A
last update최신 업데이트 : 2021-04-11
더 보기
6. Pertaruhan Nyawa
Tuan Reinhard mengarahkan sebelah kakinya ke arah pintu yang terbuat dari kayu itu hingga terbuka. Dia lantas merangsek ke dalam kandang sapi tersebut. Camilia yang mendengar hal itu lantas mendelik ketakutan sambil menahan nyeri. Namun, wanita itu tak bisa berbuat apa-apa saat Tuan Reinhard telah berdiri di depannya."Jangan, Tuan! Saya mohon." Camilia lantas memohon iba dari Tuan Reinhard yang tampak berdiri angkuh dengan tatapan menyeringai. Lelaki itu seolah-olah ingin menerkam Camilia yang telah berhasil ditemukannya."Aduh!" teriak Camilia saat perutnya makin terasa berkontraksi. "Tolong saya, Tuan Reinhard! Tolong saya!" sambung wanita yang masih memakai seragam perawat itu. Dia lantas merangkak, meraih kaki Tuan Reinhard yang masih berdiri di tempatnya.Camilia terus mengiba memohon pertolongan, sedangkan Tuan Reinhard tampak termenung. Tak berapa lama, lelaki itu lantas membantu Camilia berdiri dan menuntunnya kembali menuju klinik.Perawat itu terus
last update최신 업데이트 : 2021-04-12
더 보기
7. Masa Kecil Brandon
12 tahun kemudianWaktu berlalu dengan cepat, Camilia bersama anak semata wayangnya hidup tenang dan damai. Sejak kelahiran Brandon, 12 tahun yang lalu, mantan perawat itu lebih memilih menyingkir jauh dari kehidupan Tuan Alfonso dan keluarga besarnya.Matahari telah menerobos celah dinding rumah kontrakan sederhana Camilia. Wanita yang telah meninggalkan pekerjaan sebagai perawat itu, kini hanya mampu bekerja sebagai buruh cuci dan setrika tetangga sekitar rumah kontrakannya. Dia terkadang membuat kue jika ada pesanan yang menghampiri dirinya.Brandon tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan sedikit emosional. Namun, kebiasaan buruknya yang malas mandi membuat Camilia sebagai sang ibu merasa jengkel."Kamu tidak mandi mau berangkat ke sekolah? Astaga, Brandon ... jangan membuat malu ibumu ini yang pernah bekerja sebagai perawat!" keluh Camilia saat mendapati Brandon hanya membasuh wajah dan langsung berganti seragam sekolah."Ibu ... kata teman-teman
last update최신 업데이트 : 2021-04-13
더 보기
8. Teringat Camilia
Tuan Kecil Jason masih bersikeras tidak mau keluar dari kamarnya meskipun telah dibujuk dengan diiming-imingi sejumlah uang dan hadiah berupa mainan oleh Nyonya Agatha."Jason, ayolah! Ayahmu sudah menunggu di bawah sejak tadi. Ganti bajumu!" seru Nyonya Agatha lagi, usai Nyonya Besar yang berteriak memanggilnya."Tidak! Aku tidak mau!" balas Jason yang terus menolak perintah ibunya tersebut."Jika kamu tidak mau keluar, aku akan memanggil orang untuk mendobrak pintu!" Nyonya Besar akhirnya berteriak lagi mengancam Jason.Anak lelaki berusia 12 tahun itu akhirnya membuka pintu dan keluar dari kamar. Rupanya, Jason takut dengan ancaman pintu akan didobrak paksa."Aku sudah keluar. Apa yang harus aku lakukan?" tanya Jason mengarah pada sang Nenek."Kamu pikir apa yang kamu lakukan? Ayahmu telah menunggu sejak tadi. Sedetik, semenit ... ayahmu selalu menghargai waktu daripada orang lain. Cepatlah ganti bajumu dan segera turun ke bawah! Kamu nanti men
last update최신 업데이트 : 2021-04-14
더 보기
9. Mencuri karena Sepotong Roti
"Tuan Reinhard, tolong pertimbangkan usulan penjaga keamanan untuk membawa anak-anak ini ke kantor polisi!" seru Tuan Alfonso kepada asisten pribadinya tersebut."Baik, Tuan," balas Tuan Reinhard."Urus semuanya!" perintah Presiden Direktur itu lagi.Brandon bergegas lagi mendekati Tuan Alfonso setelah mendengar perintahnya kepada sang asisten pribadi."Maafkan saya, Tuan Presiden! Sekali ini saja. Saya tidak akan mengulanginya." Anak usia 12 tahun itu terus memberanikan diri memohon maaf."Kamu telah berani masuk ke sini dan mencuri. Itu tandanya, kamu harus memberanikan diri untuk bertanggung jawab apa yang telah kamu perbuat!" tegas Tuan Alfonso.Jason yang berdiri tidak jauh dari ayahnya tersenyum sinis melihat Brandon dan teman-temannya."Tuan Reinhard! Lebih baik panggil polisi ke sini saja!" perintah Tuan Alfonso. Kemudian Presiden Direktur itu melangkah menuju proyek."Tuan ... Tuan! Maafkan saya. Saya mohon, Tuan!" Ujar Brando
last update최신 업데이트 : 2021-04-15
더 보기
10. Permohonan Maaf
Jantung Camilia berdegup kencang saat dari kejauhan dirinya melihat rombongan Tuan Alfonso keluar dari ruangan. Dia lantas bergerak maju berniat untuk menemui Presiden Direktur itu. Namun, bekas perawat keluarga itu harus menghentikan langkah saat menatap Tuan Reinhard yang sedang membukakan pintu mobil.Camilia lantas segera bergeser dari tempatnya berdiri dan menyandar di balik dinding bangunan tersebut. Dia teringat pesan Tuan Reinhard kala itu. Ancaman dari asisten pribadi Tuan Alfonso itu selalu terngiang di telinganya. Tak berapa lama, dirinya mendengar suara mesin mobil yang siap melaju.Ibu kandung Brandon bergegas membalikkan tubuh menghadap dinding, saat Tuan Alfonso dan rombongan yang mengendarai mobil melintas tepat di depannya. Jantungnya semakin berdegup kencang, ada rasa cemas jika Tuan Alfonso atau Tuan Reinhard melihat dirinya.Tuan Alfonso yang berada di dalam mobil, sekilas melihat  ke arah Camilia melalui kaca spion bagian dalam. Namun, Tua
last update최신 업데이트 : 2021-04-15
더 보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status