Tertawan Dua Suami

Tertawan Dua Suami

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-11
Oleh:  MustacisTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
262 Peringkat. 262 Ulasan-ulasan
167Bab
179.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Ditinggal suaminya selama lima tahun tanpa kabar, Juni Aulia merasakan kesengsaraan dengan hidup melarat bersama putra kecilnya. Tepat di saat putranya meninggal, keluarga yang dulu membuangnya datang dan menawarkan posisi kembali untuknya. "Kembalilah ke rumah. Kau tidak perlu lagi hidup sengsara dan melarat. Tapi turuti satu permintaanku." "Apa?" "Menikahlah dengan Saga Atlanta." Saga Atlanta yang itu, yang setiap malam membawa wanita yang berbeda ke kamarnya, kejam, dan tidak segan-segan mencabik siapa pun yang membuatnya tidak suka. "Kau harus tahu, kau tidak ada bedanya dengan perempuan yang aku tiduri setiap malam. Jadi tidak usah sok jual mahal dan buka pakaianmu sekarang juga." Juni Aulia terus bergelut dengan pernikahannya bersama Saga Atlanta, hingga suami yang dulu meninggalkannya datang kembali dengan status baru dan kekayaan yang melimpah. "Aku sudah membawa banyak uang untukmu, Sayang. Kembalilah padaku dan tinggalkan suamimu yang berengsek itu." "Aku adalah Saga Atlanta. Kau pikir kau bisa meninggalkanku dengan mudah?!" __ Baca karya lainnya: Pembunuh Suamiku (Tamat) Merebut Suami Pelakor (on going)

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Kembali Ke Keluarga Besar

Makam dengan tanah cokelat itu baru saja ditinggalkan orang-orang ketika seorang wanita paruh baya bermobil mewah dan berpakaian merah mengkilap datang menemuinya.

Gaun merah yang dikenakannya sangat kontras dengan suasana pemakaman. Juni meninggalkan posisi berlututnya di depan pusara sang anak untuk bangkit dan berdiri di samping wanita itu.

"Jadi anakmu akhirnya meninggal juga," ucapnya dengan dingin.

Juni menyingkirkan air mata dengan kasar. Tatapannya nyalang menghunus wanita itu. "Apa maksud Ibu? Ibu memang mengharapkan anakku mati?"

"Lebih baik dia mati daripada harus menderita hidup berdua denganmu. Rumah pembantuku bahkan sepuluh kali lipat lebih bagus dari rumahmu itu!"

Sang ibu, Maria Lahendra memandang pusara sang cucu dengan tatapan dingin tanpa perasaan. Sikapnya sama sekali tak berubah sejak Juni meninggalkan rumah tujuh tahun yang lalu. Wanita ini masih sama, dingin, tak berperasaan, kejam dan kokoh seperti batu karang.

Juni menegakkan tubuh, tak ingin terlihat lemah di hadapan Maria.

"Jadi, kenapa Ibu datang ke tempat yang hina ini?" singgung Juni, kendati matanya memerah menahan isak.

Tapi Maria tak tersinggung sama sekali. Ekspresinya masih angkuh seolah dirinyalah ratu dari negara ini.

"Menurutmu apa? Aku datang untuk memberikan kesempatan kedua kepada anak tidak berbakti sepertimu. Kembalilah ke rumah dan jalani hidupmu sebagai putri pertama Lahendra."

Juni menatap gumpalan tanah basah di hadapannya dengan datar. "Aku tidak butuh."

Maria tersenyum sinis. "Hilangkan sikap pembangkangmu itu, Juni Aulia. Lihatlah anakmu yang sekarang tiada. Karena siapa dia harus menanggung penderitaan seperti itu?" 

Maria melirik Juni yang diam mematung di sampingnya. "Karena kamu lebih memilih pria gembel itu. Meninggalkan keluargamu untuk ditinggalkan olehnya." Ia terkekeh sinis. "Lucu sekali."

"Aku sedang tidak ingin bercanda, Bu."

"Kau pikir aku datang ke sini untuk bercanda?!"

Juni bungkam. 

"Tinggalkan rumah reotmu dan kembali padaku. Jangan buat ibumu ini kembali kecewa. Jangan sampai ayahmu mewariskan takhta bisnisnya pada anak pelacur itu."

Juni mendengus bosan. Si pelacur yang dimaksud adalah istri kedua sang ayah yang memiliki dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Maria dan madunya sudah lama bergelut di rumah megah keluarga Lahendra.

"Aku lebih baik tinggal di rumah reotku daripada kembali ke rumah penuh persaingan dan dengki itu."

"Kamu tidak berada dalam posisi memilih. Suamimu sudah meninggalkanmu sejak lima tahun yang lalu, putramu meninggal dan kamu tidak punya pekerjaan lagi untuk menopang hidup. Kau mau para laki-laki di kampung itu terus menggodamu dan istri mereka akan melabrakmu setiap hari?"

"Sudah kuduga. Ibu selalu mengawasiku."

Maria mengabaikan. "Lagipula kau tidak perlu tinggal di rumah lagi. Aku sudah menyiapkan rumah yang lebih baik untukmu."

Juni menoleh pada Maria dengan kening berkerut. "Apa maksud Ibu?"

"Kau akan tahu nanti."

Maria membetulkan selendang yang tersampir di bahunya.

"Kembalilah ke rumah. Kau tidak perlu lagi hidup sengsara dan melarat ... tapi turuti satu permintaanku."

"Apa?"

"Menikahlah dengan Saga Atlanta."

Juni membeku. Menatap kosong pada dedaunan kering yang beterbangan karena angin.

"Pikirkan baik-baik. Jangan bodoh dengan mengharapkan suami keparatmu itu."

Maria mengayun langkah meninggalkan Juni yang masih terpaku di tempatnya, kemudian memasuki mobil mewahnya. Sebelum menutup pintu, ia kembali memandang dingin sang anak.

"Aku akan menjemputmu nanti malam. Siapkan barang-barang yang layak untuk dibawa."

***

Juni Aulia Lahendra sudah melepaskan gelar keluarganya sejak tujuh tahun yang lalu saat ia memilih menikah dengan Rafael Estigo, seorang pria miskin yang bahkan tidak memiliki orang tua lagi.

Alih-alih menuruti keinginan keluarganya untuk menikah dengan seorang taipan yang sangat tersohor, ia memilih pergi dari rumah megahnya.

"Baik. Nikahi laki-laki gembel itu dan pergi dari rumah ini. Anggaplah aku tidak pernah punya putri sepertimu!" Sang ayah sendiri yang mengusirnya pergi dan mencoret namanya dari daftar keluarga sekaligus pewaris kerajaan bisnisnya.

Kini, dia dipanggil kembali dengan syarat menikahi lelaki yang sama yang dulu dijodohkan untuknya. 

Saga Atlanta. 

Seorang taipan yang membangun kerajaan bisnisnya di usia yang sangat muda. Anak-anak perusahaannya tersebar di seluruh pelosok benua. Setiap detik kehidupannya selalu menjadi santapan panas dari para media.

Suara klakson mobil terdengar dari luar. Juni segera memasukkan foto putranya yang sejak tadi ia pegang ke dalam tas kumal. Menghapus air matanya dengan kasar lalu berjalan pasti keluar rumah.

Seorang sopir datang menghampirinya dan mengambil tas dalam genggamannya kemudian memasukkan ke dalam bagasi. Lalu mempersilakan Juni masuk ke mobil.

"Bagus. Sekarang kau tak lagi bodoh."

Juni terdiam menerima sindiran dingin dari Maria di sampingnya.

"Jangan tunjukkan air matamu di hadapan ayahmu dan gundiknya. Perlihatkan kekuatanmu di depan mereka."

Mobil melaju dengan kecepatan yang konstan hingga tiba di kediaman Lahendra yang megah dan besar.

Setelah pintu utama dibuka, Juni langsung dihadapkan pada pemandangan ruang tengah yang penuh dengan ketiga saudara dan ibu tirinya serta sang ayah yang duduk di sofa dengan angkuh.

Juni mengangkat wajah dengan percaya diri. Kendati mukanya terlihat sayu dan membengkak, tapi tatapannya lurus ke depan.

Sang ayah, Sandi Lahendra berdiri dengan raut keras dan dingin begitu melihatnya. Juni melirik para saudaranya yang menatap mengejek dan iba, serta istri kedua ayahnya yang tersenyum sok bahagia.

"Kembali ke kamarmu," ucap Sandi dingin, seolah Juni baru saja pulang dari liburan singkat.

Seorang pembantu membawakan tas kumuhnya dan menuntunnya memasuki kamar. Saat melewati sang ibu tiri, ia menangkap tatapan jijik wanita berlipstik merah darah itu pada pakaiannya. 

"Tunggu." Suara Sandi menghentikan langkahnya.

"Siapkan dirimu. Tiga hari lagi kau harus menikah dengan Atlanta. Aku tidak menerima penolakan, walau hanya kernyitan di wajahmu."

Juni mengangguk singkat kemudian kembali mengayun langkahnya menuju kamar. Ia sudah tahu dan paham untuk apa dirinya dibawa ke rumah ini.

Sesampainya di kamar, ia mengedarkan pandangan pada ruang pribadinya yang telah ia tinggalkan selama 7 tahun. Semuanya masih terlihat sama. Lampu yang terang benderang dan dinding serba putih dengan plafon berwarna emas. Sederhana namun elegan.

Ingatan itu kembali merebak dan membuat beberapa tetes air matanya meluncur jatuh ke pipi. Baru tadi siang ia selesai menguburkan sang putra. Rasanya aroma tanah pemakaman itu masih tercium dari tubuhnya. 

Bibir indahnya bergetar menggumamkan nama putranya. "Elando ...." Ia menunduk dengan air  mata berlinang.

Pintu di belakangnya dibuka secara tiba-tiba. Juni terkesiap sebelum menghapus air matanya dengan paksa. 

Seorang gadis bermata bulat dan berambut lurus sepinggang muncul dengan seringai badungnya.

"Halo, Kakak. Jadi akhirnya kamu memilih kembali? Well, hidup melarat selama tujuh tahun memang akan membuatmu menjadi mata duitan." Lalu terkekeh dengan cara yang sangat menyebalkan.

Tapi Juni tidak merasa sebal sama sekali. Dia sudah sangat paham dengan karakter orang-orang di rumah ini. Gadis yang berada di depannya adalah anak pertama Ayah dengan istri keduanya.

"Bagaimana? Masuk kembali dalam daftar pewaris dan menikahi taipan pemangsa wanita, bukannya itu takdir yang sangat menyenangkan, Kakak?" 

Juni mendengus bosan. "Jangan panggil aku kakak, Jeni."

"Sudah kuduga. Kamu sama sekali belum berubah. Setidaknya belajarlah untuk bersandiwara di hadapan musuhmu. Ah, kau mau kuajari cara untuk merayu dan tersenyum manis di hadapan si serigala kutub itu?"

"Keluar dari kamarku."

"Tidak perlu repot-repot mengusirku begitu. Aku hanya ingin menyapamu. Kudengar putramu baru saja dimakamkan. Waw, nasibmu sungguh sial ya, Kakak, hihihi ... menikah dengan gembel lalu kehilangan anak. Katanya anak itu sampai kekurangan gizi karena kamu tidak memberinya makan lantaran tidak punya uang."

Juni menggertakkan gigi, gadis berkimono tipis itu tersenyum mengejek, sengaja memancing amarah Juni.

"Jangan melewati batasanmu, Jeni. Tutup mulut kotormu itu."

Jeni terkesiap dengan cara yang dibuat-buat. "Oh waw, aku merinding mendengarnya." Lalu terkikik kurang ajar.

"Pergi dari sini." 

Jeni mengangkat bahu tak acuh. "Oke, aku juga tidak ingin berlama-lama di tempat ini. Kau tahu? Aku alergi dengan bau apek."

Menatap pakaian yang dikenakan Juni lalu mengernyit jijik, kemudian mengayun langkahnya keluar dari kamar sang kakak.

Setelah penampakan gadis itu menghilang sepenuhnya, Juni meluruh ke lantai. Air mata yang ditahannya mati-matian merebak. Ia menggigit bibir untuk menahan isak pilu. 

Demi Tuhan, seberapa berat lagi jalan yang akan ditempuhnya setelah ini?

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
98%(257)
9
0%(1)
8
0%(1)
7
0%(0)
6
0%(1)
5
0%(0)
4
0%(1)
3
0%(0)
2
0%(1)
1
0%(0)
10 / 10.0
262 Peringkat · 262 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Fennie Felicia
saya sudah baca cerita ini 2 kali,, bagus ceritanya ngk bnyk bab saya suka, daripada bnyk bab tapi jalan ceritanya akhirnya bertele2 males kali dan bosen utk baca..Author keren bnget saya suka cerita ini ...
2024-02-17 15:55:25
1
user avatar
hanif
keren banget ini. cuma bbrp hari buat selesai baca semua. keren. nagih banget ceritanya.
2023-08-29 10:57:51
1
user avatar
Weni Herliawati
asli ini kereeen.. saya baca berulang-ulang, rasanya apa yg para tokoh rasain kena di hati saya
2023-03-09 22:30:44
2
user avatar
aryka setyawan
ceritanya bagus, tidak berbelit2, bikin emosi naik turun.. bikin kangen jd pengen dibaca berulang2.. good job Thor..
2023-01-29 06:45:47
2
user avatar
mackadamia_
saga oh saga.. selesai baca marathon^^
2022-12-15 16:48:40
0
user avatar
love suck
baca marathon...️...️
2022-12-15 01:37:44
1
user avatar
zedtyawan 30
keren abis ceritanya, mantab sekali,, serasa kita bukan hanya membaca, tapi ceritanya seolah membawa kita benar benar di tempat kejadian,, sukses terus buat authornya,, hebat!!!!
2022-11-10 00:46:58
2
user avatar
Asri Maulianaa
bagus sih. habis brp ribu ya kira2? author jual e-book nya ga sih?
2022-05-20 14:13:26
3
user avatar
Yani Zainum
pemakaian bahasa yang mudah di pahami dan tidak lebay.layak untuk di kasih bintang lima
2022-04-22 04:36:00
1
user avatar
Diana Dee
bintang 5 untuk cerita ini
2022-04-21 11:11:13
1
user avatar
mbok mi
pandai dalam bercerita
2022-04-20 09:21:15
1
user avatar
Chandra
ok pemuda yang tidak terduga
2022-03-31 23:22:26
0
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-02-05 11:15:51
0
user avatar
Mustacis
Haloo Kill My Husband ganti judul jadi "Pembunuh Suamiku" yuk mampir.
2022-01-15 19:35:13
2
user avatar
🌹isqia🌹
top cer dah
2021-12-27 12:32:48
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 18
167 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status