공유

BAB 4 - Partner

작가: Saxpearls
last update 최신 업데이트: 2024-02-03 15:01:33

“Mmm.. Kak.” aku memanggil Bayu ragu saat ia sedang serius bekerja dengan notebook di hadapannya.

“Apa?” jawabnya tak lama kemudian tanpa menatapku dan fokus membolak-balik lembaran kertas di samping notebook-nya, seperti mengecek keakuratan data di notebook dan lembaran kertas tersebut.

“Soal.. Soal pesta itu..”

“Papa sudah memberitahumu rupanya.” sergahnya menatapku tanpa mengangkat wajahnya.

“Iya dan aku ingin bertanya, siapa pasangan..” tiba-tiba telephon di atas meja kantor Bayu berbunyi nyaring. Bayu menekan tombol speaker dan terdengar suara Sasa di sana.

“Iya ada apa, Sasa?” jawab Bayu menerima panggilan dengan nada tegas yang bijaksana seperti biasa.

“Maaf, Pak tapi Bapak ada tamu yang menunggu di luar?”

“Siapa?”

“Nona Armenita Chandra. Ia mengaku sebagai teman karib, Bapak.”

‘Armenita Chandra?’

Bayu terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut seolah baru saja mengingat sesuatu yang terlupakan.

“Ya, Sasa. Suruh dia masuk.” Panggilan dari interkom terputus.

“Kita lanjutkan pembicaraan soal pesta nanti.” kata Bayu padaku merapikan jas kerjanya seolah ingin menyambut tamu ‘wanitanya’ dengan rapi.

Tak berapa lama kemudian pintu ruangan Bayu terbuka dan muncul dari sana seorang wanita berparas cantik dalam balutan rok hitam pensil dengan paduan blouse berwarna merah muda. Ia memiliki kulit yang putih bersih dan juga kaki yang jenjang. Rambutnya tergerai sampai pada tengkuknya dan ia memiliki mata bulat besar yang tengah menatap Bayu dengan tatapan berbinar.

“Bayu Putra Dirgantara!” ucap wanita itu membentangkan tangannya saat melihat pada Bayu. Dadaku seperti teriris saat melihat Bayu keluar dari balik mejanya dan menyambut wanita itu dengan balas memeluknya sambil menyertakan sebuah senyuman yang lumayan lebar. Seorang Bayu tersenyum pada seorang wanita? Itu adalah hal yang jarang terjadi.

Aku memperhatikan gerak-gerik wanita itu saat mengamati Bayu dari ujung kepala sampai ujung kakinya.

“Tidak ada yang berubah dari kamu, kecuali kamu yang sekarang memimpin perusahaan Dirgantara.” Perempuan itu tertawa diikuti tawa kecil seorang Bayu yang hanya terlihat berusaha sopan. Saat perempuan itu tertawa, tak sengaja tatapan mata kami bertemu. Tawanya terhenti dan ia menatapku penuh tanya. Cepat-cepat aku menundukan kepalaku dan kembali pada pekerjaanku.

“Adikku.” jelas Bayu kemudian membuatku menatap kosong pada lembaran dokumen kerjaku.

“Aku tidak tahu kau memiliki seorang adik lagi, selain Kevin dan Safira tentunya.”

“Begitulah.. terjadi begitu saja.” sahut Bayu singkat.

“Lalu apa yang dilakukannya di ruanganmu?” aku memberengut dalam tatapan yang merunduk. Kenapa juga wanita ini mempertanyakanku dengan begitu menyelidik? Apakah Bayu harus membeberkan semuanya kepadanya baru ia mau berhenti bertanya.

“Ia masih memerlukan bimbinganku.” wanita itu memberikan nada O besar kepada Bayu. Kurasakan suara heels merah mudanya terdengar mendekat dan begitu aku menengadahkan kepalaku, kulihat tangan wanita itu sudah terulur ke arahku dengan sebuah senyuman yang lebar. Aku terperanjat kaget sebelum akhirnya aku berdiri lalu balas menjabat tangannya.

“Armenita. Kau bisa memanggilku Ara.” aku balas tersenyum padanya sebelum kemudian menyahut.

“Rinata. Panggil aku Rina.”

“Apa kau mau berbicara di cafeteria?” suara Bayu menyela acara perkenalan kami.

“Tentu. Kebetulan banyak sekali yang ingin kubicarakan denganmu.” Detik berikutnya fokus Armenita kembali pada Bayu. Aku meringis pelan.

“Baiklah, sampai jumpa Rinata.” Kata perempuan itu berusaha sopan padaku sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu bersama Bayu yang bahkan tak mengucapkan satu patah katapun padaku. Gagal sudah usahaku hari ini untuk menanyakan pada Bayu tentang partner pestanya. Mungkin aku bisa menanyakannya di lain waktu.

***

“Kalian akan mengadakan pesta? Wooww..” ucap wanita itu antusias pada ayah tiriku. Ayah tiriku itu, tertawa renyah menanggapi komentarnya diikuti tawa kecil Bayu. Hari ini entah sudah berapa kali aku menyaksikan tawa Bayu itu. Sepertinya perempuan ini memiliki pengaruh yang besar pada dirinya dan aku akui aku cemburu sedari tadi.

“Kakak juga boleh hadir jika Kakak mau, iya kan Pa?” terdengar suara manja khas Safira pada ayah tiriku. Ia bergelayut manja seolah ingin menunjukkan kedekatannya pada papanya itu.

“Tentu saja. Papa akan sangat senang jika kamu mau datang. Kamu bisa menjadi partner Bayu pada acara itu.”

Papa melihat sekilas padaku saat menekankan kata partner, seolah ingin menyindirku secara bersamaan. Ayah tiriku itu pasti tahu kalau aku belum bisa menemukan partner untuk acara itu.

“Sepertinya pestanya akan seru. Kalau begitu aku ikut.” Wajah wanita itu lagi-lagi terlihat berbinar bahkan kali ini ia menyentuh tangan Bayu yang tergeletak di atas meja.

“Lalu Safira, kamu akan berpasangan dengan siapa? Tidakkah ada seorang pria yang ingin kau jadikan partner-mu malam itu?” kulihat Safira menyembunyikan wajahnya malu saat mendengar pertanyaan Armenita padanya.

“Sebenarnya ada.. tapi Papa menyuruhku untuk datang bersamanya.” ucapnya dengan wajah merah merona. Setauku Safira memang belum kulihat sekalipun menggandeng seorang pria semenjak tiga tahun yang lalu ia putus dengan anak rekanan bisnis Papa. Belum ada satu orang pria pun yang datang ke sini untuk menemuinya atau bahkan sekadar menjemputnya.

“Kalau kamu Kevin?” 

Kevin sendiri memiliki banyak teman wanita. Kebanyakan dari mereka bahkan menjadi pemuas napsunya. Betapa menjijikannya Kevin dan aku yakin ia tidak akan sulit menemukan partner untuk dirinya sendiri.

“Aku bingung ingin mengajak yang mana.” Sahutnya terlihat bangga diikuti tawa para anggota keluarga Dirgantara dan Ara, kecuali aku dan Bayu. Sesaat tatapan mata kami bertemu dan Kevin menyeringai padaku. Aku memutus tatapan mata kami cepat.

“Lalu bagaimana denganmu,  Rina?” Ara kini mengalihkan pertanyaannya padaku. Semua mata kini tertuju padaku.

“A.. Aku..”

Bingung harus bagaimana menjawabnya.

“Aku rasa Rina akan mengejutkan kita nanti di pesta dengan partner-nya.” sahut ayah tiriku tiba-tiba. Aku bahkan tidak berpikir akan mengejutkan mereka dengan pasangan pestaku, kecuali mereka akan terkejut saat mendapati aku datang sendiri ke pesta itu! Aku menggeleng ragu kemudian menjawab.

“Mungkin ya.” kataku dengan cepat menjejali mulutku dengan makanan di piring, berharap mereka melihat bahwa mulutku telah penuh sehingga tidak memungkinkan untuk diajak bicara lagi.

***

“Jangan bercanda!”

“Aku tidak sedang bercanda.” seru suara seseorang dari ponselku. Waktu menunjukkan pukul 10 malam dan aku memilih menghabiskan waktuku untuk terus merayu Anton agar ia mau menjadi partner-ku dalam pesta. Namun, bukannya respon positif yang aku dapatkan, ia justru malah memberikan aku sebuah kabar buruk yang seharusnya membahagiakan, jika saja aku tidak dalam situasiku saat ini.

“Bagaimana bisa?”

"Semua terjadi begitu saja. Aku pikir Sasa juga tidak akan mau tapi ia mengiyakan ajakanku.”

“Dan itu alasanmu menolak ajakanku?” kataku skeptis.

“Oh ayolah, kamu seharusnya ikut berbahagia untukku, sweetheart!

“Tidak malam ini Anton dan tidak sampai akhir pekan ini berakhir, karena aku membutuhkanmu.” Keluhku terdengar egois. Bukan, tapi aku akui aku memang egois saat ini dan keadaanlah yang mendesakku untuk bersikap egois.

“Chill, Nats.. aku berjanji akan membantumu untuk menemukan partner-mu untuk pesta itu.”

“Kau sudah berjanji.” tekanku lagi padanya.

“Ya, aku berjanji.” katanya terdengar bersungguh-sungguh.

Hening.

“Oh, shit!” tiba-tiba saja kudengar suara Anton yang tengah mengumpat di sebrang.

“Ada apa? Ada apa?” tanyaku panik dan dengan cepat terbangun dari ranjangku.

“Tidak. Tiba-tiba saja hal ini terlintas di kepalaku. Kenapa tidak terpikirkan olehku lebih awal.”

“Apa maksudmu?”

Kenapa kamu tidak mencoba mengajak Dandy ke pesta itu?”

“Dandy??” kataku mengulangi kata-kata Anton kembali.

“Iya, Dandy. Kamu bisa sedikit mempermaknya dan voila!”

“Tidak!” seruku cepat pada Anton. Kudengar ia menghela napas kasar.

“Kenapa memangnya? Aku pikir hubungan kalian baik-baik saja.”

Hubungan kami memang baik-baik saja, tapi aku tidak mungkin mengambil resiko membawa seorang preman yang sedang dalam pengejaran sekelompok gangster ke dalam pesta. Belum lagi penampilan Dandy yang terlalu..menyeramkan? Ia memakai sebuah gelang perak dan sebuah kalung berantai dan aku juga baru menyadari bahwa ia memiliki tindikan kecil di telinga sebelah kirinya. Belum lagi kemungkinan ia memiliki tattoo di beberapa bagian tubuhnya. Membayangkannya saja membuatku merinding. Ketampanan tidak begitu saja menutupi kemungkinan ke-brengsek-an seseorang, kan?.

Ayah tiriku memang mengatakan bahwa akulah pemeran utamanya pesta itu, tapi aku juga tidak bisa mengambil resiko tatapan menilai dari para anggota Dirgantara lainnya. Tante Salma, Om Radian, Catherine—sepupu ketiga kakak tiriku, dan yang lainnya. Mereka semua pasti menekanku dan berusaha menyudutkanku.

“Kami memang baik tapi..”

“Tapi apa?”

“Kurasa tugas ini tidak cocok untuknya, ini berbeda dengan tugasnya meng-handle café.” Bahkan tugas itu saja aku sempat meragukannya, kalau saja ia tidak menunjukkan kinerjanya, mungkin aku akan memaki Anton saat ini.

“Hmmm.. aku rasa dia cocok. Justru sangat sangat cocok.”

“Kenapa kamu berkata seperti itu?”

“Karena dia memang terlahir untuk itu.”

“Maksudmu?”

Tiba-tiba kudengar suara decitan pelan di sebrang sana.

“Papa datang!” seru Anton menjawab pertanyaanku akan suara itu. “Mungkin kita bisa melanjutkan obrolan ini besok. Bye.” dengan cepat Anton menutup teleponnya dan panggilan terputus. Begitu saja dan ia masih meninggalkan aku menggantung.

“Arrghhhh!” erangku kesal.

***

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
hs020863
makin betah jadinya membaca setiap kata dari cerita ini
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 45 - Rencana Bayu

    "BUK!"Satu pukulan telak tepat menghantam muka Bayu. Membuat sudut kiri bibirnya berdarah tapi tidak cukup kuat untuk membuatnya oleng. Rinata tersentak dan dengan cepat genggaman tangan Bayu pada tangannya terlepas. Hanya butuh waktu singkat bagi Bayu mendeteksi serangan itu dan menghantam balik wajah pelaku yang memukulnya. "Rex! Bawa Rinata pergi terlebih dahulu." Pinta Bayu cepat setelah orang yang dipukulnya tersungkur dan sebuah memar meninggalkan bekas gesekan di pipi kiri orang tersebut."Tidak! Kim!"Langkah Rex terhenti. Ia sudah merangkul Rinata tapi ia harus berhadapan dengan Kim saat ini. diiringi oleh para bodyguard Kim yang mengikuti di belakang."Tim satu! Kami membutuhkan kalian saat ini!"Dengan cepat Rex berbicara melalui earpiece-nya. Selang tak berapa lama tim satu yang merupakan tim keamanan khusus yang berada tak jauh dari sana telah hadir. Mereka saling berhadapan tapi belum mulai beradu pukulan kembali."Kau ingin pers melihat semua ini? Kau ingin mereka me

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 44 - Racauan Penuh Cinta

    “Kim..” Dengan cepat Dandy memanggil Kim yang berdiri tidak jauh darinya untuk mendekat. “Urus para pers. Katakan bahwa waktu untuk meliput telah selesai. Rinata tidak sedang dalam kondisi yang baik.” Pinta Dandy dengan suara yang pelan namun tetap penuh wibawa. “Tapi puncak acara malam ini?” Dandy mendelik padanya dengan tajam. Pertanda bahwa keputusannya tidak bisa dibantah. Kim mengangguk dan undur diri. Berikutnya ia menemui kerumuman para pers diikuti juru bicara yang mewakili Dirgantara dan juga Pieterson. Bayu memperhatikan hal itu dan ia tidak berusaha menyela menyadari bahwa keputusan Dandy saat ini adalah yang terbaik untuk melindungi Rinata. “Nak, bukankah lidahmu tergigit?” Aryo dengan cepat menyela percakapan Rinata dan Armenita. Tidak lagi mempersoalkan masalah pers yang telah Dandy usir keluar. Pintu Gedung aula pun tertutup menyisakan hanya hingar bingar tamu undangan di tempat duduknya masing-masing. “Oh ya Papa.. kau benar.. lidahku tergigit.” Tak berapa la

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 43 - Racauan Orang Mabuk

    Para pramusaji mulai mengeluarkan hidangan dan mulai menyuguhkannya ke meja para tamu undangan. Konsep ini sedikit berbeda dengan pesta penyambutan kemarin.Jika pesta penyambutan sebelumnya para tamu undangan dipersilakan mengambil hidangan mereka sendiri, maka untuk konsep pesta kali ini para tamu undangan dipersilakan untuk menempati meja masing-masing dan menunggu pramusaji yang menyajikan hidangan mereka.Beberapa hidangan mulai tersuguh, mulai dari seafood, daging, sup, salad, buah-buahan, dessert hingga menu-menu terbaik yang diantarkan ke meja masing-masing.Namun, sebaik apapun menu yang tersaji di sana Rinata tidak tertarik. Perutnya tidak terasa lapar dan mulutnya bahkan terasa kesulitan untuk menelan makanan-makanan tersebut."Apa yang kau lakukan belakangan, Bayu?" Tanya Aryo di sela-sela kenikmatan santapan makan malam mereka."Menculik seseorang kurasa." Sindir Dandy terkesan sarkastik dan tanpa rasa bersalah sedikitpun memakan potongan daging di piringnya.Bayu terseny

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 42 - Terasa Salah

    "Anakku, kau akhirnya muncul?"Aryo menyambut Dandy dan Rinata bersama. Ia terlihat begitu bahagia seakan-akan dari pelupuk matanya akan keluar air mata."Hallo, Pa."Keduanya saling memberikan pelukan rindu."Kau baik-baik saja, Nak?"Rinata mengangguk tak berani membuka suara saat tatapannya dan Bayu kembali bertemu. Rinata yang memutus terlebih dahulu kontak matanya dan Rinata tahu diam-diam Bayu menggeram marah padanya."Apa yang terjadi sebenarnya ini?" Tanya Salma. Kehadirannya selalu paling mencolok di antara keluarga Dirgantara lainnya."Kau tidak bisa lagi ditemui setelah pertemuan di kantor dan kau menghilang, huh!" Salma mendecak sinis. Menatap pada Rinata tidak suka dan meremehkan."Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi," Sambung Radian terdengar begitu acuh, "Tapi kau menghilang begitu saja. Para dewan direksi akan menganggap kau tidak becus dalam memimpin." Tambah Radian lagi terdengar tidak suka. "Apalagi di masa-masa kepemimpinan awalmu." "Dia ada bersamaku." Se

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 41 - Dandy yang Berbeda

    "I'm sorry to say.. Rinata menghilang!" Suara di seberang membuyarkan alur berpikir pria itu ketika sedang fokus mengerjakan tugas-tugas kantornya yang menumpuk di atas meja. Kepergiannya dari Dirgantara tak lantas membuat status kepemimpinannya lepas dari dirinya. Tidak sebagai Alexandre."Kau bilang apa El?" Pria itu menggeram marah dan bangkit dari kursi kebesarannya.Pria itu memandang pria kaku yang berdiri di sampingnya. Pria kaku itu mengangguk seolah mengerti."Bukankah aku sudah mengingatkanmu. Tetap berada di sisinya. Apa fungsinya kau dan Dion jika kalian tidak becus dengan semua tugas yang kuberikan!" maki pria itu dengan nada merendahkan yang amat kentara.Sementara suara wanita di seberang terdengar bergetar, panik, mencoba membela diri."Kami juga sedang mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi di sini. Petugas keamanan di Peferta melapor, seseorang menabrak mobil kami saat tengah terparkir di halaman Peferta. Aku pikir itu hanya kejadian biasa. Aku dan Dion mencoba me

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   Bab 40 - Konfrontasi Ara

    "Silakan Nona, sebelah sini." Thalia wanita tinggi semampai itu mengarahkan Rinata dan Elia menuju ruangan tempat gaun itu disimpan. "Ini adalah pesanan Tuan Bayu Dirgantara dari sekitar sebulan yang lalu.""Sebulan yang lalu?" Rinata dan Elia sama-sama terperanjat."Betul. Biar saya jelaskan sedikit. Bahan utama gaun ini bermodel salur. Tuan Bayu ingin gaun ini menjadi gaun yang sopan tetapi anggun dan juga elegan serta tampak mewah bersamaan. Modelnya akan dibuat membentuk badan pada bagian pinggang ke atas tanpa mengeskpos belahan dada dan hanya terbuka pada bagian bahu saja. Sementara berlian Swarovski kecil akan membentuk pola gaun bagian atasnya."Rinata dan Elia saling mengangguk. Elia masih tampak antusias dan terlihat mengerti keinginan Bayu sementara Rinata masih takjub dengan gaun pengantin pesanan Bayu tersebut."Sementara bagian bawah gaun, dibuat mengembang dengan pola salur yang mengkilat sederhana."Sekali lagi Rinata hanya mengangguk dan mengagumi pemandangan desai

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status