Untuk pertama kalinya Kania merasa begitu senang karena malam ini suaminya akan mengajaknya untuk menghadiri sebuah pesta pernikahan salah satu temannya. Kania sendiri sempat tidak percaya saat Raga mengajaknya. Meskipun sedikit bingung namun Kania sama sekali tidak ingin mengambil pusing masalah itu, ia berpikir mungkin saja suaminya sudah mulai sedikit berubah.
Dengan mengenakan dress panjang berwarna hitam, Kania tampak begitu cantik. Rambut hitam panjangnya dia style sederhana, hanya sedikit di curly namun sudah cukup membuatnya terlihat begitu cantik.
“Kania, cepat nanti kita terlambat!” Teriak Raga yang sudah berdiri disamping pintu mobilnya. Pria itu terlihat mendengus kesal menunggu sang istri yang tidak kunjung keluar.
Hingga tak lama setelahnya sosok Kania pun keluar dari rumah. Dengan anggun wanita itu melangkah menghampiri suaminya. Bisa dilihat bagaimana Raga tampak cukup kagum melihatnya, sangat jelas terlihat dari tatapan pria itu. Bahkan saking kagumnya membuat Raga tidak sadar jika sang istri sudah berdiri didepannya.
Ditatap seperti itu oleh suaminya tentu membuat Kania tampak begitu malu. Jarang sekali bahkan hampir tidak pernah suaminya menatapnya sedalam itu.
“Ekhem. Mas Raga kenapa, kok malah bengong? Ada yang aneh sama dandananku ya?” Tanya Kania memastikan. Wanita itu tidak ingin terlalu pede, takutnya tatapan Raga itu karena ada yang salah dengan penampilannya.
Akibat pertanyaan Kania ini berhasil membuat Raga sadar dari lamunannya. Sontak pria itu langsung mengalihkan pandangannya kearah lain. “Gak! sudah cepat masuk, kita sudah hampir terlambat.” Tepat setelah mengatakan hal ini Raga langsung masuk kedalam mobil terlebih dulu dengan disusul oleh Kania.
Sepanjang perjalanan menuju gedung resepsi pernikahan, Kania tidak berhenti mengatakan jika wanita itu sangat senang suaminya mengajaknya menghadiri acara pernikahan temannya. Sebelumnya ini adalah acara yang bisa dibilang sedikit privat, hanya teman terdekat Raga saja yang hadir dan rata-rata dari mereka sudah tahu jika Kania adalah istri dari Raga.
Hingga tak lama setelahnya akhirnya mereka pun sampai ditempat resepsi. Tujuan utama mereka begitu sampai adalah mengucapkan selamat pada mempelai pengantin dan dilanjut dengan mengobrol ringan.
Kania yang awalnya cukup senang pun perlahan mulai bosan karena sejak tadi suaminya lebih memilih menyibukkan dirinya
mengobrol dengan teman-temannya dibanding dirinya. Bahkan beberapa kali Kania mengajaknya mengambil makan tapi Raga justru menolak.
Ditengah rasa bosan itu, Kania dibuat terkejut dengan kedatangan seseorang yang amat sangat tidak dia sukai. Kezia, entah bagaimana ceritanya tiba-tiba wanita itu datang dan langsung menghampiri Raga. Bagaimana wanita itu bisa datang? Bukankah dia sama sekali tidak mengenal mempelai pengantin? Tidak mungkin kan jika Raga yang mengajaknya karena sudah jelas Raga datang dengannya, pikir Kania.
“Hallo mas Raga.” Sambil menyunggingkan senyum termanisnya Kezia menyapa Raga sambil menyentuh tangannya.
Bukan hanya Kania saja yang terkejut dengan kedatangan Kezia, Raga pun juga tidak kalah terkejutnya. Pria itu sama sekali tidak tahu jika Kezia akan datang juga.
“Kezia, kamu ngapain disini?” Tanya Raga panik. Pria itu tampak mengedarkan pandangannya, memastikan jika tidak ada lebih banyak orang yang melihatnya bersama Kezia terutama sang pengantin.
Sebelumnya sang pengantin lah yang meminta Raga untuk datang ke acara mereka bersama Kania, itulah kenapa malam ini Raga membawa Kania bukan Kezia. Kalau sampai pengantin tahu, Raga takut mereka kecewa ditambah mereka juga tidak begitu menyukai Kezia karena mereka juga sudah mengetahui hubungannya dengan Kezia.
“Mas Raga yang sudah meminta Kezia datang kesini? Mas, mas kan sudah datang denganku, untuk apa mas mengajaknya?” sahut Kania yang entah sejak kapan sudah berdiri disamping Raga dan Kezia.
“Kenapa memangnya, bukannya sudah biasa ya kalau mas Raga lebih memilih mengajakku menghadiri acara dibanding denganmu?”
“Aku tidak bertanya padamu jadi diamlah!”
“Sudah cukup! Kalian ingin bertengkar disini dan membuatku malu?” Sahut Raga kesal. Karena tidak ingin dirinya menjadi pusat perhatian, pria itupun akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan sang istri dan selingkuhannya.
Melihat Kezia yang sudah ingin menyusul Raga, dengan sigap Kania menahan tangan wanita itu. “Mau kemana? Tidak malu kamu mengikuti suami orang?”
Dengan kasar Kezia menghempaskan tangan Kania hingga membuat cengkraman tangan Kania dari pergelangan tangannya terlepas. “Mas Raga kekasihku.”
“Hanya kekasih kan? Aku istri sahnya! Kezia, daripada kamu aku buat malu disini lebih baik kamu pergi sekarang juga.”
“Kamu mengancamku?”
“Ya.”
“Tapi maaf aku sama sekali tidak takut dengan ancamanmu. Kamu ingin membuatku malu disini? Sebelum hal itu terjadi, aku yang akan lebih dulu mempermalukanmu,” balas Kezia sambil menyunggingkan senyum smirknya.
Karena tidak ingin terlalu lama berurusan dengan Kezia, Kania pun berniat untuk pergi saja karena wanita itu merasa berurusan dengan Kezia hanya akan membuang waktunya sia-sia. Namun siapa sangka saat dirinya hendak melangkahkan kakinya pergi, tiba-tiba dengan sengaja Kezia menginjak dress yang ia kenakan hingga menimbulkan suara sobekan yang cukup keras, bahkan beberapa orang yang mendengar pun langsung menoleh kearah mereka tak terkecuali Raga dan sepasang mempelai pengantin.
“Ups sorry, sengaja. Bukankah sudah kubilang aku yang akan mempermalukanmu lebih dulu sebelum kamu mempermalukanku?”
Dengan tatapan terkejut Kania menunduk, melihat dress yang ia kenakan sudah sobek akibat ulah Kezia. Dengan sekuat tenaga wanita itu mencoba untuk menahan emosinya karena jika dia terpancing emosi yang ada malah dirinya yang akan dibuat malu.
“See? Dress mu sudah tidak berbentuk sebaiknya kamu pulang saja dan biarkan aku yang menemani mas Raga daripada kamu membuat mas Raga malu dengan penampilanmu ini.”
Kezia benar-benar sudah merasa menang. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya karena sudah berhasil membuat Kania malu didepan umum. Kezia yakin setelah ini Kania akan pulang dan dialah yang pada akhirnya menemani Raga.
Melihat bagaimana saat ini Kezia tersenyum penuh kemenangan, Kania pun langsung menyunggingkan senyum sinisnya. Tampaknya Kania pun juga tidak mau kalah, dia tidak akan membiarkan Kezia berhasil mempermalukannya.
Tanpa diduga alih-alih menutupi robekan dressnya karena ulah Kezia, Kania justru malah semakin merombak dress yang dia kenakan hingga robek sampai sebatas paha. Tindakannya itu tentunya membuat Kezia dan juga Raga terkejut bukan main.
“Bukankah ini jadi lebih bagus? Thanks Kezia, berkat kamu dress ku jadi semakin bagus dan membuatku terlihat sexy juga anggun.”
Siapa sangka ternyata hasil robekan Kania pada dress nya berhasil membuat dress itu terlihat semakin bagus. Dari yang awalnya hanya sebatas dress biasa dengan potongan lurus polos berubah menjadi dress dengan belahan sampai paha. Beberapa wanita yang melihatnya pun juga tampak menyukai dress itu.
“See? Jadi siapa yang kalah? Aku atau kamu?”
Dengan ekspresi wajah penuh ketegangan Kania tidak berhenti berjalan mondar-mandir didepan pintu kamar mama mertuanya. Wanita itu tampak begitu tegang dan cemas menunggu mama mertuanya diperiksa oleh dokter didalam kamarnya.Beberapa saat yang lalu, tepatnya saat sedang makan malam bersama tiba-tiba nyonya Anggun mengeluh sesak napas yang berhasil membuat seluruh anggota keluarga seketika panik. Saat itu juga tuan Salim langsung meminta Raga untuk memanggil dokter pribadi.“Tidak bisakah kamu diam? Kamu hanya membuatku semakin panik!” Bentak Raga karena merasa kesal melihat sang istri terus saja berjalan mondar-mandir didepannya disaat dirinya sedang mencemaskan mamanya.“Katakan, apa yang sudah kamu berikan ke mama?”lanjut Raga begitu sang istri sudah tidak lagi berjalan mondar-mandir didepannya.“Apa maksud mas Raga?”“Tidak mungkin mama tiba-tiba sesak napas kalau tidak ada sesuatu di makanan yang kamu masak.”Ucapan Raga barusan sontak membuat Kania terkejut. Wanita itu merasa sep
Tampaknya kejadian semalam membuat Kania terus kepikiran. Bukan tentang suami dan mama mertuanya yang menuduh dirinya sudah meracuni mama mertuanya, melainkan tentang bagaimana bisa Kezia begitu cepat tahu mengenai kabar nyonya Anggun yang sedang sakit, ditambah wanita itu juga bisa menebak jika penyebab nyonya Anggun sakit adalah karena alerginya kambuh. Kania yakin jika ini bukan hanya sekedar kebetulan saja, pasti ada sesuatu yang Kezia rahasiakan.Karena saking fokusnya memikirkan hal itu membuat Kania tanpa sadar larut dalam lamunannya. Hingga suara ketukan pintu ruangannya pun tak terdengar olehnya.Naren yang kebetulan ada keperluan dengannya pun terpaksa masuk kedalam ruangannya tanpa izin karena pria itu sudah cukup lama mengetuk pintu namun tidak ada tanggapan sama sekali.Begitu sudah berada didalam ruangan Kania, Naren langsung dihadapkan dengan Kania yang tampak sedang asik melamun ditempat kerjanya. Perlahan pria itu berjalan menghampirinya dan mencoba memanggilnya. Namu
“Mas Raga kenapa diam saja waktu papa mas membentakku seperti tadi?”“Ini juga salahmu, kenapa kamu main masuk keruanganku tanpa ketuk pintu terlebih dulu?”“Jadi sekarang mas Raga nyalahin aku? Aku kesel mas! Asal mas tahu, istri mas itu sudah membuatku kesal! Bisa-bisanya dia menuduhku ingin korupsi di perusahaan hanya karena aku melarangnya membaca berkas yang aku minta dia tanda tangani.”“Kamu minta Kania buat tanda tanganin berkas? Berkas apa? Kenapa aku tidak tahu?”Kezia yang sejak tadi tersulut emosi seketika langsung diam saat Raga menanyakan tentang berkas yang tadi ia antar keruangan Kania untuk dimintai tanda tangan. “Kezia, berkas apa yang ingin kamu mintai tanda tangannya Kania? Kania itu kepala keuangan, jika kamu meminta tanda tangannya itu artinya ada pengeluaran kantor yang harus Kania tandatangani dan sepertinya tidak ada pengeluaran selain yang aku tahu untuk saat ini.”Raga tampak menatap curiga kearah kekasihnya. Pria itu curiga dan juga bingung memikirkan berk
“Oke saya ambil yang itu saja, tolong disiapkan ya.”“Baik nyonya, mohon ditunggu sebentar.”Saat ini Kania sedang berada di sebuah butik ternama yang merupakan langganan keluarganya. Tujuan wanita itu datang ke butik adalah untuk mencari dress yang akan ia kenakan di acara pesta Anniversary perusahaan Raga yang akan dilaksanakan besok malam.Tadinya Kania sudah meminta Raga menemaninya ke butik sekalian minta dipilihkan dress apa yang cocok untuknya, namun seperti biasa Raga selalu menolak dengan alasan sibuk. Karena tidak ingin berdebat dengan suaminya akhirnya Kania memutuskan untuk pergi sendiri, toh sudah biasa juga ia pergi kemana-mana sendiri.Saat sedang menunggu dress yang ia inginkan disiapkan, tidak sengaja Kania melihat suaminya baru saja datang ke butik yang sama dengan dirinya. Namun sepertinya suaminya itu tidak datang sendiri melainkan bersama selingkuhannya, Kezia. Melihat hal itu lantas Kania pun langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri mereka.“Oh in
“Pa, apa tidak sebaiknya kita tunda dulu pengumumannya? Saya takut mas Raga marah.”“Sampai kapan harus ditunda? Kamu tidak lelah melihat suamimu selingkuh dengan wanita itu? Kamu tidak ingin hubungan mereka berakhir?”Kania hanya terdiam mendengar pertanyaan ayah mertuanya. Malam ini akan diadakan acara pesta Anniversary perusahaan milik keluarga Raga. Di acara nanti tuan Salim berniat ingin memberitahu semua orang jika Kania adalah istri Raga. Hal itu tua Salim lakukan agar Kezia tidak lagi berani mendekati Raga secara terbuka. Jika semua orang tahu Kania adalah istri Raga, otomatis Kezia dan Raga tidak akan bisa leluasa berduaan ditempat umum. Dengan begitu diharap hubungan keduanya akan segera berakhir. Jika dipikir ide tuan Salim itu bagus, tapi Kania ragu. Wanita itu yakin pasti nanti suaminya akan marah begitu hubungan mereka dipublikasikan. Dialah yang akan mendapat amukan dari Raga bukan tuan Salim.“Kania, percaya sama papa. Semua ini papa lakukan demi keselamatan rumah tan
Dengan sangat kasar Raga menarik tangan Kania masuk kedalam rumah. Pria itu tampak begitu marah karena kejadian diacara tadi, tentang ayahnya yang tiba-tiba saja mengumumkan hubungannya dengan Kania didepan umum. Raga mengira jika itu semua pasti rencana Kania yang sengaja ingin semua orang tahu tentang hubungan mereka.“Mas Raga lepas, sakit!” Pekik Kania sambil menarik tangannya hingga terlepas dari cengkraman Raga. Bisa dilihat betapa merahnya pergelangan tangan Kania akibat cengkraman kuat Raga, bahkan wanita itu sempat meringis karena merasakan sakit. Selama mereka menikah, ini adalah pertama kalinya Raga berbuat kasar padanya seperti ini. Selama ini mereka hanya sering beradu mulut tanpa melibatkan fisik.Dengan tatapan yang sangat tajam Raga menatap Kania sambil bertanya “Kamu kan yang sengaja meminta papa memberitahu semua orang kalau kita sudah menikah? Kenapa, kamu ingin hubunganku dan Kezia berakhir?!”“Aku juga tidak tahu, Mas. Papa sendiri yang ingin melakukannya, aku sa
Semenjak tuan Salim memperkenalkan Kania sebagai istri Raga pada seluruh rekan kerja serta karyawan yang bekerja di perusahaannya, Raga dan Kezia jadi jarang bertemu. Bukan karena keduanya mengakhiri hubungan mereka melainkan karena Raga tidak ingin sampai dirinya dicoret dari hak ahli waris papanya jika sampai papanya tahu ia dan Kezia masih menjalin hubungan. Meskipun Raga dan Kezia jarang bertemu di kantor, namun siapa sangka keduanya masih sering bertemu diluar kantor. Contohnya saja sekarang. Saat ini Raga sedang dalam perjalanan menuju apartment tempat dimana selingkuhannya yakni Kezia tinggal sepulang dari kantor. Pria itu segaja pulang lebih awal agar bisa menyempatkan dirinya menemui selingkuhannya. Ngomong-ngomong Kezia masih bekerja diperusahaan milik orang tua Raga, hanya saja wanita itu dipindahtugaskan di gedung kantor yang berbeda dengan Raga. Jangan tanya siapa yang memindahkannya, tentu saja tuan Salim.Ditengah perjalanan Raga yang tadinya sedang fokus mengemudi sek
“Bagus, sudah berani pulang diantar pria lain?”Kania yang baru saja masuk kedalam rumah langsung dikejutkan dengan keberadaan mama mertuanya. Wanita itu baru saja pulang dengan diantar oleh Naren setelah keduanya selesai bercerita di cafe sepulang dari kantor tadi.“Siapa yang barusaja mengantarmu pulang? Jadi seperti ini kelakuanmu kalau suamimu tidak ada dirumah? Bebas pergi dengan pria lain.”“Mama salah paham, tadi itu Naren yang anterin Kania pulang. Kebetulan Naren kerja dikantor mas Raga jadi dia nawarin buat antar pulang.”“Cih alasan. Kenapa tidak pulang dengan suamimu? Bahkan suamimu juga sekantor denganmu. Bilang saja kalau kamu ini memang gatal suka pergi dengan pria lain.” Tepat setelah mengatakan hal ini nyonya Anggun langsung melangkahkan kakinya pergi.Kania hanya bisa menghela napasnya panjang. Ibu mertuanya selalu saja menuduhnya yang tidak-tidak. Ingin menjelaskannya pun percuma, wanita paruh baya itu tidak akan pernah percaya karena Kania selalu saja salah di mata