Share

Bab 5

Penulis: Bunnynayen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-03 22:03:15

Dengan sangat lepas Kania tertawa, menertawakan candaan yang baru saja Naren ucapkan. Bahkan tanpa sadar tawanya ini berhasil membuat beberapa orang yang kebetulan berada dikantin yang sama dengannya langsung melirik kearahnya. Namun meskipun begitu Kania tidak merasa malu karena baru kali ini dia bisa kembali tertawa lepas setelah menikah dengan Raga.

“Pelankan suaramu, Ckk kamu ini tidak pernah berubah ya. Cantik-cantik tapi kalau tertawa membuat orang yang melihatnya geleng-geleng. Untung saja kamu sudah menikah, coba kalau belum pasti cowok yang melihatmu tertawa seperti ini akan langsung ilfil,” ucap Naren sambil menggelengkan kepalanya melihat bagaimana cara temannya ini tertawa.

Tanpa sadar ucapan Naren ini berhasil membuat tawa Kania langsung terhenti. Tawa yang tadinya tersungging dibibirnya seketika langsung luntur menjadi ekspresi datar. Sadar dengan perubahan ekspresi itu, lantas Naren langsung meminta maaf karena pria itu merasa jika ucapannya membuat Kania tersinggung.

“Bukan begitu maksudku, kamu tetap cantik kok meskipun tertawa seperti itu. Justru aku senang bisa melihatmu tertawa lepas karenaku. Maaf kalau ucapanku membuatmu tersinggung.”

Belum sempat Kania membalas ucapan Naren, mereka dikejutkan dengan kedatangan Raga dan Kezia. Kania yang melihat hal itu memilih untuk mengabaikannya, berbeda dengan Naren yang terlihat cukup terkejut. Pasalnya saat ini Kezia terlihat memeluk posesif tangan Raga.

“Jangan dilihat, biarkan saja,” sahut Kania tat kala Naren ingin memberitahunya bagaimana saat ini Kezia tampak bermesraan dengan Raga.

“Apa maksudmu? Kania, itu Raga suamimu mesra-mesraan dengan perempuan lain kamu hanya diam? Nggak bener nih, biar aku samperin.”

Melihat Naren sudah beranjak berdiri dari kursinya hendak menghampiri Raga, dengan sigap Kania menarik tangannya dan membawanya pergi dari kantin. Raga yang kebetulan juga sadar dengan keberadaan istrinya dan Naren pun hanya bisa menyunggingkan senyum sinisnya.

::

Taman kantor, tempat inilah akhirnya Kania membawa Naren pergi. Sudah hampir 5 menit lamanya kedua orang itu berada disana. Sejak tadi Naren tidak berhenti mengomel sedangkan Kania hanya diam.

“Kania, jelasin kenapa kamu hanya diam saat melinat suamimu bersama wanita lain?”

“Dia pacarnya mas Raga.”

“Pacar?!” Bisa dilihat bagaimana terkejutnya Naren saat mendengar Kania mengatakan jika wanita yang tadi dia lihat bermesraan dengan Raga adalah pacarnya.

Pacar? Bagaimana bisa? Bukankah Raga itu sudah menikah dengan Kania? Lalu kenapa dia bisa berpacaran dengan wanita lain dan lebih parahnya didepan Kania? Pikir Naren bingung.

“Kania, sebenarnya ini ada apa?”

Pada akhirnya Kania pun menceritakan semuanya pada temannya itu. Tentang perselingkuhan yang dilakukan Raga dan masalah lainnya. Kania juga menceritakan jika selama dikantor dia harus berpura-pura tidak mengenal suaminya sendiri. Mendengar cerita itu lagi-lagi Naren terkejut. 

“Dan kamu hanya diam melihat suamimu selingkuh? Kenapa kamu tidak memberitahu orang tuanya?”

“Percuma, mamanya mas Raga mendukung hubungan itu, malah dia memaksaku untuk menceraikan mas Raga. Sedangkan papa, dia sudah berulang kali menasehati mas Raga tapi mas Raga masih tidak ingin berubah. Aku hanya bisa diam dan membiarkan mereka bermain didepanku seperti tadi.”

Hembusan napas kasar terdengar keluar dari mulut Naren. Pria itu benar-benar tidak habis pikir dengan pola pikiran Kania. Dia juga tidak menyangka Raga akan tega menghianati sahabatnya itu. Kalau saja bisa mungkin saat ini ingin rasanya Naren menghampiri Raga dan menghajar wajah Raga sampai babak belur, hanya saja hal itu tidak bisa ia lakukan karena Kania tidak akan membiarkannya melakukan hal itu.

“Sudahlah kamu tidak perlu memikirkannya, aku tidak akan tinggal diam kok. Aku akan membuat mas Raga sadar dan berhenti berhubungan dengan wanita itu.”

:::

Pukul 7 malam Kania baru saja sampai rumah karena tadi sepulang dari kantor wanita itu harus mampir kerumahnya untuk melihat keadaan ayahnya yang sedang sakit. 

“Aku masuk dulu ya, terima kasih untuk tumpangannya. Hati-hati dijalan.”

Sambil tersenyum Kania melambaikan tangannya pada mobil Naren yang baru saja berjalan meninggalkan halaman rumahnya. Tepat setelah mobil Naren sudah tidak terlihat, Kania segera membalikkan badannya untuk masuk kedalam rumah. Namun siapa sangka ternyata sejak tadi Raga sudah berdiri dibelakangnya, menyaksikan bagaimana wanita itu tersenyum sambil melambaikan tangannya pada mobil Naren.

“Mas Raga?”

Sambil menatap tajam kearah Kania, Raga melipat kedua tangannya didepan dada. “Darimana saja kamu baru pulang jam segini? Keluyuran dulu dengan pria lain?”

“Aku tadi mampir kerumah orang tuaku dulu mas sepulang dari kantor kareka ibu bilang ayah sakit. Naren hanya mengantarku saja setelah itu langsung pulang.”

“Kenapa tidak memberitahuku dulu? Seharusnya kamu bilang kalau mau kerumah orang tuamu. Ckk sudah berani kamu keluyuran dengan pria lain dibelakang suamimu? Bagaimana kalau ada yang melihatmu pergi dengan pria lain, apa kata orang?!”

“Kenapa mas Raga harus marah? Kan aku sudah bilang aku hanya pergi kerumah orang tuaku lalu pulang. Lagipula kenapa mas Raga juga harus memikirkan orang lain tentang bagaimana jika mereka melihatku pergi dengan Naren? Kenapa mas Raga tidak memikirkan hal itu saat mas pergi dengan Kezia? Aku masih mending pergi dengan temanku dan pergi pun kerumah orang tuaku sedangkan mas Raga pergi dengan selingkuhan mas.”

Mendengar dirinya yang sekarang disalahkan tentunya membuat Raga kesal. Saat ini pria itu sedang marah karena melihat istrinya pulang malam bersama pria lain tapi istrinya itu justru malah memutarbalikkan kesalahan padanya. Meskipun yang dibicarakan Kania memang benar tapi tetap saja pria itu tidak suka.

“Sudahlah mas aku tidak akan selingkuh seperti yang mas lakukan dengan Kezia jadi mas tidak perlu khawatir.” Tepat setelah mengatakan hal ini Kania langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah, meninggalkan sang suami yang sudah mengeluarkan segala umpatannya.

Entah kenapa semenjak Naren kembali dan dekat dengan Kania membuat Raga selalu saja merasa kesal. Pria itu tidak suka melihat Kania pergi dan dekat dengan pria lain selain dirinya. Katakanlah Raga egois, pria itu bebas berselingkuh tapi tidak ingin istrinya dekat dengan pria lain.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 34

    “Malam ini kamu menginap disini saja. Biar kalau ada apa-apa Raga bisa langsung datangin kamu. Lagipula kamu juga baru keguguran pasti butuh perhatian lebih, iya kan Raga?”Sambil tersenyum nyonya Anggun menatap sang anak. Menunggu anaknya itu mengiyakan pertanyaannya. Tapi sayangnya sang anak hanya diam dan malah langsung pergi begitu saja.“Maaf ya Kezia, mungkin Raga masih sedih karena kehilangan calon anak kalian. Ayo mama antar ke kamarmu.”Kezia mengangguk sebelum kemudian berjalan mengikuti nyonya Anggun kekamar yang akan dia tempati.Beberapa saat yang lalu sepulang dari klinik, nyonya Anggun sengaja mengajak Kezia pulang dan menginap dirumahnya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan lantas Kezia pun langsung setuju untuk menginap dirumah yang mungkin sebentar lagi akan menjadi rumahnya juga...Disisi lain Raga yang baru saja masuk kedalam kamar langsung berjalan menuju jendela kaca. Pria itu tampak menghela napasnya panjang tat kala tidak melihat keberadaan istrinya. Walaupu

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 33

    “Keguguran dok?”“Iya, pasien mengalami pendarahan yang cukup parah sampai akhirnya keguguran.”Saat ini Raga sedang berada disebuah klinik yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Tadi saat dalam perjalanan Kezia pura-pura merasakan kesakitan, wanita itu meminta Raga membawanya ke klinik alih-alih rumah sakit dengan alasan sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.Alasan kenapa Kezia memilih klinik adalah karena jika wanita itu dibawa kerumah sakit maka semua kebohongannya akan terbongkar. Dokter akan mengatakan jika dia tidak hamil. Berbeda dengan klinik karena tanpa disengaja ternyata ada salah satu teman dekatnya yang bekerja diklinik itu. Kezia sempat meminta tolong pada teman dekatnya untuk berpura-pura mengatakan jika ia keguguran dengan begitu ia tidak akan kesusahan pura-pura hamil lagi. Bodohnya Raga dan nyonya Anggun percaya begitu saja. Padahal mereka sama sekali tidak tahu bahkan melihat Kezia mengalami pendarahan.“Mas.” Dengan ekspresi wajah yang dibuat penuh kesed

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 32

    “Kezia, ngapain kamu kesini?”Malam-malam Raga sudah dikejutkan dengan kedatangan Kezia kerumahnya. “Loh bukannya mas Raga tadi yang kirim pesan ke aku dan minta aku kesini?”Beberapa saat yang lalu Kezia mendapat pesan dari nomor Raga. Raga memintanya datang kerumahnya, setelah membaca pesan itu lantas Kezia pun langsung bergegas pergi. Tapi anehnya kenapa sampai rumah Raga justru Raga terlihat terkejut melihat kedatangannya?“Aku yang suruh dia datang kesini, Mas. Aku kirim pesan kedia lewat ponselmu,” sahut Kania yang tiba-tiba datang menghampiri suami dan selingkuhan suaminya itu.Yup benar, Kania lah yang meminta Kezia datang kerumahnya. Untuk apa? Jelas untuk membongkar kebohongan Kezia.Setelah berhari-hari diam memikirkan masalahnya dengan Naren, Kania memutuskan untuk segera membongkar kebohongan Kezia, dengan begitu ia bisa segera memberitahu kehamilannya pada Raga sebelum adanya fitnah-fitnah tentang kehamilannya. Itulah kenapa saat ini Kania meminta Kezia datang kerumahny

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 31

    Sepanjang perjalanan pulang Kania tidak henti-hentinya menangis, bahkan tangisannya itu berhasil membuat seorang supir taxi kebingungan dan khawatir dibuatnya. Beberapa kali supir itu menanyakan apa yang membuatnya menangis tapi bukannya menjawab pertanyaan supir itu, Kania justru hanya diam dan terus menangis.Alasan yang membuat Kania menangis adalah karena kejadian beberapa saat yang lalu. Saat dirinya dikejutkan dengan kejadian yang amat sangat tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Kania dan Naren terbangun disebuah ranjang yang sama dengan Naren yang bertelanjang dada. Kaget? Jelas sekali. Bahkan kaget saja tidak cukup untuk mendeskripsikan apa yang Kania rasakan tadi. Semuanya terjadi begitu saja, entah bagaimana ceritanya keduanya bisa tidur diranjang yang sama. Bahkan karena saking kaget dan marah Kania sempat menampar Naren karena wanita itu merasa dijebak oleh Naren.Setelah menempuh perjalanan hampir 20 menit akhirnya Kania sampai dirumahnya. Sekarang waktu sudah menunjukk

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 30

    “Kamu lagi, ngapain sih kamu datang kesini? Belum cukup jelas dengan apa yang aku bilang kalau aku benar-benar hamil anaknya mas Raga?”Lagi, entah untuk keberapa kalinya Kania kembali menemui Kezia. Wanita itu bahkan sama sekali tidak memperdulikan peringatan Raga untuk tidak lagi menemui Kezia. Kania tidak akan berhenti menemui Kezia sebelum Kezia mengakui kebohongannya.“Kamu pikir aku bisa dengan mudah mempercayaimu? Aku tahu kamu itu tidak hamil. Sudahlah Kezia, lebih baik kamu mengakuinya saja.”“Kalau iya kenapa? Iya aku berbohong! Aku tidak hamil!” Bentak Kezia kemudian. Tampaknya wanita itu sudah cukup muak mendapat penekanan dari Kania. Kezia mengakui kebohongannya didepan Kania karena merasa sudah cukup muak. Kezia berpikir jika hanya Kania yang mengetahui itu tidak akan berdampak buruk baginya karena Kezia yakin Raga lebih mempercayai kebohongannya dibanding kebenaran yang istrinya katakan. Jadi untuk sekarang tidak masalah jika Kania tahu, pikir Kezia.Sebuah senyuman pu

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 29

    Sejak hari dimana Kania mendatanginya ke apartment dan menuduhnya berpura-pura hamil, Kezia tidak pernah lepas dari teroran Kania. Lebih tepatnya hampir setiap hari ada saja hal yang Kania lakukan demi membongkar kebohongannya. Hal itu tentunya membuat Kezia sangat merasa terancam, karena kalau sampai Kania berhasil memberikan bukti bahka Kezia tidak hamil, maka bukan hanya tidak jadi dinikahi Raga, Kezia pasti juga akan langsung dijauhi oleh Raga.“Sial*n! Wanita itu selalu saja menerorku. Aku tidak bisa tinggal diam, kalau sampai dia berhasil temuin bukti kalau aku tidak hamil, bisa mati aku nanti.”Sepulang bekerja Kezia tidak berhenti mengumpat. Wanita itu benar-benar kesal dengan Kania. Kezia juga heran memikirkan bagaimana Kania bisa tahu alamat tempat tinggalnya karena kalau saja Kania tidak tahu tempat tinggalnya pasti wanita itu tidak akan menguping obrolannya dengan sepupunya tempo hari.Saat hendak masuk kedalam lift menuju lantai tempat dimana unit apartmennya berada, Kezi

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 28

    “Kamu yakin ini alamatnya?”Naren mengangguk.“Kebetulan aku punya teman yang tinggal disini dan dia pernah melihat Kezia disini. Kamu masuk sendiri tak apa kan? Takutnya kalau Kezia lihat kamu datang sama aku yang ada dia bakal fitnah-fitnah kamu.”Kania mengangguk. Wanita itu segera turun dari mobil Naren dan mulai berjalan memasuki gedung apartment yang diyakini adalah tempat tinggal Kezia.Hari ini, setelah beberapa hari berpikir akhirnya Kania memberanikan diri menemui Kezia. Kania ingin memastikan apakah Kezia benar-benar hamil anak Raga atau bukan karena jujur saja ia tidak ikhlas suaminya menikahi Kezia apalagi jika terbukti Kezia tidak hamil.Setelah cukup lama mencari unit apartment yang ditinggali Kezia, akhirnya Kania menemukannya. Baru ingin berjalan menuju unit itu, tiba-tiba langkah Kania terhenti begitu melihat Kezia baru saja keluar dari apartmentnya bersama seorang wanita entah siapa Kania juga tidak kenal.Karena penasaran akhirnya Kania pun memilih untuk bersembuny

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 27

    Sejak hari dimana Raga meminta izin pada Kania untuk menikahi Kezia, sikap Kania langsung berubah. Wanita itu jadi sering melamun dan bahkan beberapa kali terlihat menghindar dari suaminya. Bukan tanpa alasan kenapa Kania melakukan hal itu, selain karena masih cukup kecewa, ia juga takut ditagih jawaban oleh suaminya itu karena jujur saja sampai saat ini ia belum mempunyai jawaban. Walaupun sebenarnya ingin sekali mengatakan tidak ingin memberikan izin.Perubahan sikap Kania itu juga disadari oleh Raga. Pria itu berusaha untuk berbuat baik pada istrinya, setidaknya perbuatannya itu bisa sedikit menebus kesalahannya. “Mas pulang duluan saja, aku masih ada pekerjaan sedikit lagi.”Baru ingin diajak pulang, tiba-tiba Kania sudah mengatakan jika wanita itu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan dan belum bisa pulang. Sebagai suami sekaligus CEO dikantor, Raga pun langsung meminta istrinya itu untuk melanjutkan pekerjaannya esok hari.“Pekerjaan apalagi? Lanjutkan besok saja. Kamu ti

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 26

    “Mas Raga kenapa? Aku perhatikan sejak tadi kok diam? Ada yang lagi dipikirin? Atau lagi ada masalah dikantor?”Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sudah 3 hari sejak Kania dirawat dirumah sakit, sejak saat itu sikap Raga sangat baik padanya. Keduanya sering pergi bersama kerumah sakit untuk menjenguk tuan Salim. Raga sendiri sudah melarang Kania ikut dengannya kerumah sakit agar wanita itu bisa istirahat dirumah tapi Kania terus memaksa ikut sehingga akhirnya pria itupun mengalah. “Aku cuma kepikiran papa. Apa papa seperti ini karenaku? Sebelumnya papa tidak pernah sakit seperti ini, tapi setelah bertengkar denganku waktu itu papa langsung sakit seperti ini.”Jujur saja Raga merasa sangat bersalah atas sakit yang saat ini papanya derita. Pria itu merasa jika ialah penyebab papanya sakit.Selama beberapa hari ini tepatnya saat Raga sering menjenguk papanya, Kania juga sudah menyadari perubahan sikap suaminya itu. Raga jadi lebih sering melamun dan sedih. Ternyata penyebabnya kare

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status