Pemenang dalam kehidupan adalah mereka yang mampu berteduh di tengah panas, mampu bersikap manis di tengah pahit.(Kasyaf -Syakila)***Syakila melihat ada yang beda dengan laki-laki yang ada di sampingnya itu. Ia pun ikut melihat arah pandang Kasyaf. “Ada apa dengan wanita itu? Kenapa Mas Kasyaf menatapnya dengan tatapan penuh kebencian?” gumam Syakila.Tata dan Pak Adit berjalan ke arah Kasyaf dan Syakila untuk memberi selamat atas pertunangannya.“Selamat Mas Kasyaf, semoga lancar sampai hari pernikahan nanti,” ucap Pak Adit tulus. Kasyaf memang sudah lama mengenal laki-laki yang menjadi klien sang papa itu, tidak menyangka saja laki-lali yang seusia papanya itu menjalin hubungan dengan Tata. Kasyaf yakin, Tata hanya simpanan Pak Adit, karena laki-laki itu sudah beristri. Hal itu hanya membuat hati Kasyaf miris juga semakin illfeel melihat kehidupan sang mantan istri. “Aamiin ... terima kasih, Om,” ucap Kasyaf berusaha tenang dengan mengembangkan senyumnya. Sedangkan Syakila hany
Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang berusaha bangkit ketika terjatuh.(Pilot Pencuri Hati)Kasyaf melajukan mobil cukup kencang, ia ingin segera sampai ke rumah Syakila.“Assalamualaikum,” ucapnya sambil mengetuk pintu.Tidak lama Dita membukakan pintu itu. “Wa’alaikumussalam, Nak Kasyaf ...,” Jawab Dita heran. Ia belum pernah melihat Kasyaf memakai seragam kebesarannya sebagai pilot. Syakila tadi bilang akan pergi bersama Kasyaf, tapi nanti selepas salat Zuhur.“Syakila ada, Bu?” tanya Kasyaf gelisah.“Syakila masih belanja ke pasar. Tadi perginya kesiangan jadi belum pulang. Memangnya ada apa, Nak? Kenapa Nak Kasyaf terlihat gelisah?”“Saya tidak tahu, Bu, tapi hati saya gelisah sejak tadi. Makanya dari maskapai saya langsung ke sini.”“Masuklah! Ibu buatin minum dulu supaya tenang. Sebentar lagi Syakila pasti datang,” ujar Dita. Ia juga merasakan kegelisahan, tapi ia berusaha tenang.“Saya menunggu Syakila di depan saja, Bu.”“Ya sudah terserah
Bagaimana pun kondisimu, aku akan tetap selalu ada untukmu. menemani, mencintai, dan selau menjagamu.(Kasyaf Syahrizki Irsyad)***Kasyaf segera berdiri. Apa yang dikatakan Fauzi memang benar. Yang dibutuhkan Syakila saat ini selain penanganan rumah sakit adalah doa, bukan keluhan dan rintihan. Syakila gadis yang kuat, tidak akan suka bila melihatnya terpuruk.“Sebaiknya kita ke masjid dulu Zi. Kita salat Zuhur sambil berdoa memohon kesembuhan Syakila.”“Baik, Mas.”Setelah pamit pada Dita, Kasyaf dan Fauzi pergi ke masjid yang masih satu lingkungan dengan rumah sakit.“Ya Allah, sembuhkanlah Syakila. Jangan ambil dia dariku. Izinkan aku membahagiakannya,” ucapnya lirih.Selepas salat hati Kasyaf sedikit tenang. Ia mengajak Fauzi Kembali ke depan ruang IGD. Ia melihat di depan ruang IGD sudah ada kedua orang tuanya bersama Dita. Menyadari kedatangan sang putra Hanum dan Reno berdiri, mereka mencoba menguatkan sang putra.“Inshaallah semua akan baik-baik saja, Nak.”“Aamiin … terima k
Tanamlah benih kebahagiaan, harapan, kesuksesan, dan cinta. Karena semuanya akan kembali padamu dengan berlimpah. Sebaliknya, jika menanam keburukan, kedengkian, dan dendam semua akan kembali padamu berlimpah juga. (Kasyaf Syahrizki Irsyad – Syakila Zanitha)***Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan mata. Syakila dibawa kembali ke ruang rawat inapnya. Kasyaf, Dita, dan Fauzi masih setia menunggu di ruang itu.“Bagaimana hasilnya, Dok?” tanya Kasyaf khawatir.“Hasilnya akan keluar nanti sore, Mas. Tolong ditunggu sembari berdoa supaya hasilnya baik.”“Aamiin ... semoga, Dok,” ucap Dita lirih. Setelah itu dokter keluar dari ruangan tersebut.“Bu, apa aku akan buta selamanya?” tanya Syakila lirih. “Tidak, Sya. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku akan melakukan apapun demi kesembuhanmu,” ucap Kasyaf tegas.“Maaf, aku hanya bisa merepotkan Mas Kasyaf,” ucapnya.“Sama sekali tidak merepotkanku, Sya. Kamu itu tanggung jawabku.”“Kita belum menikah, Mas. Aku bukan tanggung jawabmu
Hanya orang yang tahu caranya bersyukur yang bisa menikmati keindahan dan arti dari kebahagiaan hidup.(Kasyaf Syahrizki Irsyad ❤️ Syakila Zanitha Firdaus)***Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Sejak tadi Kasyaf gelisah, ia sampai berkeringat dingin. Habib, sang sahabat yang berprofesi sama dengannya sudah berulang kali menenangkannya. Reno hanya bisa tersenyum melihat tingkah sang putra. “Baca salawat, Bro. Siapa ya tenang. Anggap saja kamu sedang menerbangkan pesawat, jangan ragu dan tetap tenang. Baca Basmalah sebanyak-banyaknya,” ucap Kapten Habib menenangkan.“Aku udah berusaha tenang. Aku udah baca semua salawat yang aku bisa. Bahkan ini kedua kalinya aku mengucapkan ijab qobul, tapi tidak seperti saat ini,” ungkapnya lirih Bisai karena rasa cintamu begitu besar pada Syakila. Makanya kamu takut tidak bisa memberi yang terbaik. Kamu pasti bisa, kok.”“Bismillah, semoga aku bisa. Mohon doanya.”“Pasti aku doakan yang terbaik.”“Kalau sudah siap, kita berangkat sekarang!” ajak Ren
***Celahmu akan dianggap sempurna oleh hati yang memang ditakdirkan untukmu yang mau menerimamu apa adanya(Kasyaf – Syakila)***Kasyaf menggandeng Syakila menuju kamar yang sudah disiapkan untuk mereka tadi. Sebelumnya Kasyaf, Hanum, dan Reno membujuk Thania terlebih dulu. Bocah cantik itu merengek untuk ikut tidur di hotel. Syakila pun membujuk Kasyaf untuk mengizinkan Thania ikut mereka, tetapi Kasyaf menolak.Entah, apa yang dikatakan Kasyaf untuk membujuk sang putri. Seketika bocah cantik itu mau diajak pulang. Syakila pun heran, padahal sebelumnya Thania sulit ditaklukkan.Saat ini keduanya sudah berada di dalam kamar. Kasyaf langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Syakila melepas gaunnya, mengganti dengan gamis. Mumpung Kasyaf berada di kamar mandi. Biasanya laki-laki itu lama berada di kamar mandi.Ternyata apa yang dipikirkan Syakila salah. Saat ia sudah melepas hijab dan gaunnya, tiba-tiba Kasyaf keluar dari kamar mandi. Bahkan laki-laki itu hanya memakai h
Pengkhianatan tidak hanya menghancurkan hatiku, tetapi juga menggelapkan jiwaku. Aku tidak akan pernah melupakan rasa sakit seperti kabut yang selamanya tertinggal di lubuk hati ini. Membekas dan meninggalkan trauma akan cinta.(Kasyaf Syahrizki Irsyad – Pilot Pencuri Hati)***Hari ini Kasyaf bersiap pulang. Setelah melakukan perjalanan ke Eropa selama satu minggu, ia sangat merindukan keluarga kecilnya. Ia ingin segera sampai di rumah untuk memberi kejutan pada sang istri. Kebetulan hari ini adalah dua tahun anniversary pernikahannya. Ia menyadari kesibukannya akhir-akhir ini membuatnya jauh dari Tata dan Thania. Ia ingin menebusnya hari ini dengan memberikan surprise kedatangannya dan mengajak mereka berlibur. Laki -laki tampan yang berprofesi sebagai pilot di sebuah maskapai penerbangan itu memang sudah memiliki banyak jam terbang. Di usianya yang masih muda hal tersebut merupakan pencapaian yang sangat membanggakan untuk dirinya.Karir yang cemerlang dengan pangkat kapten tid
Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai kapan pun dia tidak akan menjadi orang berani. (Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA)Dalam hidup tidak akan terlepas dari berbagai masalah, kita dituntut untuk berani mengambil keputusan tentang apa yang pantas diperjuangkan dan apa yang tak pantas diperjuangkan.(Kasyaf Syahrizki Irsyad)***Tata berusaha membujuk Kasyaf supaya mengubah keputusan untuk tidak menceraikannya. Ia tidak siap harus kehilangan kemewahan yang diberikan Kasyaf. Namun, hati Kasyaf sudah terlanjur sakit. Laki-laki tampan itu sejak tadi hanya diam, ia mempertimbangkan keputusan yang ia ambil. Akankah baik untuk masa depan sang putri atau tidak. Sungguh, hati kecilnya meronta. Ia bisa memaafkan semua yang dilakukan Tata selama ini, tapi untuk pengkhianatan, tidak ada kata maaf. “Bukankah selama ini Tata tidak pernah memikirkan Thania? Boro-boro perhatian, menyentuh Thania saja tidak. Ya Allah, semoga keputusanku berpisah dengan Tata