Share

Judul 5 Godaan Adik Sahabat

Bab 5

*Cinta datang karena terbiasa, keinginan memiliki adalah fase selanjutnya, seraya bersama mengukir asa mewarnai semesta*

***

"O, ya,  Kak! Mau minum apa?" tanya Anggi.

"Gak usah repot-repot Nggi, nanti juga kalau Kakak haus ambil sendiri" jawab Fatih dengan santainya.

"Hem... oke deh! Kak," tukas Anggi seraya duduk di dekat Fatih yang sedang Asyik dengan gawainya.

"Kak!" sahut Anggi, lembut.

"Iya, Nggi!" jawab Fatih seraya meletakan benda pipih di tangannya.

"Ajarin Aku dong! Bahasa inggris" pinta Anggi mulai membuka percakapan.

"Yaaa, Nggi! Zaman sekarang mah gampang belajar bahasa, tinggal buka translate di handphone, bisa belajar sendiri"

"Yeee, Anggi, kan! Mau diajarinnya sama Kakak!" tukas gadis berambut panjang itu dengan manja.

"Boleh! tapi pakai handphone aja ya!" cetus Fatih.

"Asyiiikkk, mulai sekarang ya!" pinta Anggi terlihat girang.

Melihat tingkah gadis di depannya, Fatih tiba-tiba terdiam, entah apa yang sedang di fikirnya.

"Kak! Ihhh, kok malah diam? Ayo dong!" ajak Anggi nampak sudah tak sabar.

"Iya, Iya!"

"Aku cinta kamu, apa artinya, Kak?" tanya Anggi memulai belajarnya.

"Loh! Kok itu pertanyaannya?" tukas Fatih seraya mengernyitkan dahi.

"Ihhh, jawab aja atuh!"

"Memangnya ada pertanyaan itu di sekolah?" tukas Fatih, balik bertanya.

"Ihhh, Kakak! Tinggal jawab aja, susah amat! Malah balik tanya!" Protes Anggi nampak gusar.

"Iya, iya! Siap!" seru Fatih sambil membusungkan dadanya, seraya memberi hormat.

"Yeee, malah bercanda,"

"Gak, kok, apa tadi yang mau ditanya?" Fatih berlaga seolah lupa kalimat yang ditanyakan oleh Anggi.

"Iiihhh Kakak mah, gak serius sih nanggapinnya,"

"Iya, sekarang serius, coba ulang! Hehe,"

"Kakak! Apa artinya, aku cinta kamu dalam bahasa inggris!" seru Anggi dengan meninggikan nada suaranya.

"I love you!" jawab Fatih dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Love you too, Kakak!" seru Anggi bersemangat.

"Loh! Kok gitu?" tukas Fatih seraya mengernyitkan dahinya.

"Lah! Emang begitu, kan? Jawabannya, hehehe" seloroh Anggi dengan tertawa kecil, karena merasa telah berhasil mengerjai Fatih.

"Iya, sih! Hehe"

"Lanjut ya, Kakak!"

"Mmmhh, iya." Fatih menganggukan kepalanya.

"Aku rindu kamu, apa artinya Kak?"

"Mmmhhh, apa ya?" Fatih terlihat sedang berfikir, seraya menyanggah dagu dengan tangannya sambil menatap lembut ke arah gadis di depannya.

Sontak hal itu membuat Anggi jadi salah tingkah. Sungguh! Tatapan lembut dari pemuda tampan di hadapannya membuat hatinya seketika meleleh.

Suasana tiba-tiba berubah sunyi, tampak Anggi menundukan kepalanya, tak kuasa membalas tatapan indah dari Fatih.

"Lah! Kok diam? Mau dijawab atau gak pertanyaannya?" tanya Fatih masih dengan posisi yang sama.

"Aku rindu kamu!" lanjutnya dengan suara lembut.

Terlihat wajah Anggi memerah, mendengar ucapan lembut dari Fatih, merasa seoalah jawaban itu ditujukan padanya.

Sebaliknya Fatih, melihat reaksi Anggi seperti itu membuat fikirannya traveling.

"Cantik banget nih! cewe, tapi sayang, Adiknya sahabat gue" bathin Fatih seraya lekat menatap Anggi, menikmati setiap inci keindahan wajahnya, situasi seperti Ini menjadi godaan terberat baginya.

Mungkin ini yang disebut oleh pepatah jawa, 'Witing tresno jalaran soko kulino' (cinta tumbuh karena terbiasa) terbiasa sering bertemu, ngobrol, saling tahu kepribadian dan akhirnya nyaman.

Namun sekuat tenaga Fatih menahan rasa indah itu, baginya, Anggi sudah dianggap adik sendiri. Karena sudah sekian lama ia dekat dan bersahabat dengan Rudi, termasuk keluarganya. Tak terkecuali Anggi, bahkan saat awal berkunjung kerumah ini, waktu itu Anggi masih menggunakan seragam taman kanak-kanak, Sedangkan dirinya sudah berseragam putih-biru.

"Nggi!" sahut Fatih, lembut. Lantas tangannya mengangkat dagu Anggi, seraya mendekatkan mukanya ke wajah gadis itu, saat ini posisi mereka sudah sangat dekat, bola mata keduanya saling bertatapan lembut.

"Nggi!" sahut Fatih lagi, tambah memajukan wajahnya, hingga hampir bibir keduanya beradu. Terasa nafas gadis itu berhembus tak beraturan seraya memejamkan matanya, seperti sudah pasrah jika terjadi sesuatu. ~yang di inginkan~ hehehe.

"Nggi!" untuk ketiga kalinya Fatih menyahut lembut, dan kali ini Anggi membuka matanya dengan pelan seraya tidak merubah posisinya.

"Itu! Kok, mata Anggi belekan? Hahaha"  ucap Fatih seraya terbahak sambil menjauhkan posisi duduknya ke belakang.

Sontak membuat Anggi kaget, tiba-tiba suasana menjadi berubah tiga ratus enam puluh derajat.

Wajah Anggi memerah, marah bercampur malu, merasa sudah dikerjai oleh Fatih.

"Iiihhh, Kakak jahat!" sergah Anggi lantas mengambil bantal dan memukul-mukulkannya ke wajah Fatih.

Buugg...buuugg...buuggg... Anggi terus memukuli Fatih.

"Hahahaha" sambil berusaha menghindar, Fatih tertawa puas.

Namun Anggi terus menyerangnya sambil berteriak. "Kakak jahat! Kakak jahat!"

Saking berisiknya mereka berdua, sampai tidak menyadari jika Bu Hana, sudah berada di dalam seraya memperhatikan tingkah keduanya.

"Ada apa ini? Kok rame banget?" sahut Bu Hana sedikit mengeraskan suaranya agar dapat terdengar, namun tetap diiringi senyum simpulnya.

"Eehhh, Mama!" ucap Fatih nampak kaget dengan kehadiran Bu Hana, lantas menghampiri Wanita tersebut dan mencium tangannya penuh takzim.

"Itu, tuh! Ma, Kak Fatih, jahat! Gak mau ajarin Anggi bahasa inggris" celetuk Anggi, beralasan.

"Hush! Anggi! Gak boleh gitu ngomongnya,"

"Gak apa-apa kok Ma, Anggi cuma bercanda" sela Fatih seraya membela gadis manja di sampingnya.

Memanggil Bu Hana, dengan sebutan Mama, bagi Fatih merupakan wujud kecintaannya pada keluarga itu. Karena sudah sekian lama ia dekat dengan Rudi serta sudah dianggap bagian dari Keluarga di rumah tersebut.

"Nggi! Kakakmu mana?" tanya Bu Hana, karena tidak melihat Rudi berada di situ.

"Gak tau Ma, tadi, sih, izin mau keluar sebentar. Paling juga mau beli makanan" jawab Anggi, sekenanya. Sontak, hal itu membuat Fatih heran.

"Loh! Bukannya Rudi jemput Bu Hana kerumah tante Erni? Wah! Gak beres nih!" bathin Fatih.

"Oh, ya udah. Fatih! Mama tinggal ya," ujar Bu Hana seraya melangkah ke kamarnya.

"I...iya, Ma!" jawab Fatih yang masih merasa heran, ternyata Anggi sudah membohongi Rudi untuk menjemput Mamanya.

"Heh! Dasar ya! Tukang bohong!" tukas Fatih pada Anggi.

"Iihhh...Kakak kok, gitu sih?" jawab Anggi sambil cemberut.

"Tadi bilang apa ke Kak Rudi?" tanya Fatih.

Namun Anggi hanya menunduk tidak menjawab pertanyaannya.

"Gak, ikut-ikut ah! Hahaha" seloroh Fatih diiringi dengan tawa renyah, agar sedikit mencairkan suasana.

Tapi Anggi tetap dengan wajah cemberutnya, merasa telah ketahuan jika ia sudah berbohong demi bisa dekat dengan sahabat kakaknya itu.

Nampak kedekatan Fatih pada Anggi selayaknya Kakak dengan Adik. Namun tidak dengan gadis itu, ia menyimpan sesuatu yang bergemuruh di hatinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status