Share

Ceramah Ibu Kost

Pulang kembali ke kota Surabaya yang gersang dan panas. Masih dengan hawa kemarau yang mulai mencekik. Tapi semua kegersangan itu, sangat tidak berarti bagi Beryl di sore yang cerah itu. Sudah tiga kali dia menekan bel ruang tamu di tempat kost Lidya. Beryl telah menunggu beberapa saat. Pintu terbuka. Perempuan setengah baya pemilik tempat kost itu telah menyambut Beryl di ambang pintu. Mata perempuan itu tampak dingin. Bahkan ucapan, “Selamat sore” dari Beryl juga tidak dijawabnya.

“Lidya sedang tidak ada.” Kalimat yang diucapkan oleh perempuan setengah baya itu.

Beryl masih berdiri dengan canggung.

“Silakan duduk dulu,” kata perempuan it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status