Share

Chapter Seven

Tidak seorangpun di dunia ini ingin dikhianati, terutama oleh keluarga. Begitu pula Scott. Scott dahulu adalah anak polos yang hanya menginginkan kasih sayang. Ia dengan mudah mempercayai orang lain dan melakukan sesuatu agar orang lain bahagia. Doktrin harus berbuat baik terhadap orang lain sudah melekat dari kecil berkat bimbingan para guru.

Kehidupan yang indah bagi anak polos yang hanya tau hitam dan putih. Kehidupan mereka sederhana dan keinginan mereka juga murni. Tidak ada anak kecil yang mengira ada pikiran jahat pada orang yang terlihat tampan atau cantik. Terutama jika mereka adalah kerabatnya sendiri.

Scott Anderson, seorang pewaris yang baru diperkenalkan oleh sang kakek kepada keluarga besar Anderson. Keberadaannya disembunyikan karena menjadi incaran makhluk serakah akan posisi dan harta kekayaan keluarga Anderson. Terutama oleh keluarganya yang menginginkan warisan Anderson.

Kala itu telah terjadi serangan pada tengah malam di keluarga Anderson. Semua orang saat itu tengah merayakan keberhasilan proyek jalan raya di negara H. Keluarga besar berkumpul bersama demikian pula Scott dan kakeknya Ken Anderson.

Tapi di tengah puncak perayaan itu, tiba-tiba salah satu pamannya mengambil pistol dan menembak satu persatu keluarga Anderson. Scott menyaksikan kekejaman pamannya William dalam menghabisi saudara -saudaranya yang lain. Pria itu bahkan tertawa terbahak -bahak ketika membunuh keluarganya yang mencoba melarikan diri.

Di tengah kekacauan berdarah yang terjadi, Scott bersembunyi agar tidak ketahuan dan dibunuh oleh William. Dia yang kala itu berusia belasan bersembunyi di bawah meja yang berada di pojok.

Suara tawa seperti orang gila, teriakan minta tolong dan jeritan kesakitan menjadi teror yang panjang malam itu bagi Scott. Dia hanya bisa meringkuk ketakutan di bawah meja dengan berderai air mata.

Suara tembakan terakhir terdengar dan itu diiringi suara yang sangat ia kenal. Yaitu suara Kakek Ken, sebelum dia menghembuskan nafas terakhir kakeknya berkata jika dia membunuh Scott maka semua kekayaan keluarga Anderson akan dialihkan pada yayasan sosial. Hal itu membuat William menggila dan menembakkan peluru ke segala arah.

"*Kurang ajar kalian, padahal aku yang bekerja keras tapi kenapa anak kecil itu yang menjadi pewaris. Seharusnya aku juga membunuhnya saat itu bersama kakak dan kakak ipar, pergilah ke neraka kalian semua!! *"

Dor!

Dor!

Drama pembantaian sadis keluarga Anderson berakhir dengan Willian ditembak mati oleh pasukan anti teror. Bantuan itu datang ketika salah satu pelayan yang secara tidak sengaja kembali untuk mengambil barangnya yang tertinggal. Dari situlah ia mendengar suara tembakan dan jeritan. Dengan segera ia menghubungi 911.

Scott selamat tapi hatinya tidak pernah bisa diselamatkan. Anak remaja itu menjadi dingin dan menyendiri. Di otaknya ia berjanji tidak akan percaya pada siapapun.

.

.

.

Scott Pov.

Lihatlah dirimu sayang, dalam keadaan tertidur kau masih bisa menarikku ke dalam pesonamu. Menghipnotis mataku hingga tak sanggup berpaling dari sosok tubuhmu.

Sihir apa sebenarnya yang kau lakukan hingga aku begitu gila untuk mendapatkan mu. Mengusai dirimu bukan hanya terbatas pada raga tapi aku ingin memiliki jiwamu. Menarik dirimu dari kejamnya dunia. Menghilangkan segala beban dunia yang tak berguna untuk kau pikirkan. Jiwamu, pikiranmu, hasratmu dan tujuan hidupmu harus ada satu nama yaitu aku.

Inilah bentuk nyata dari pencinta yang gila karena cinta ini. Meski harus menunggu proses agar tubuh dan jiwamu mengakui ku sebagai pemilik sang pemilik sejati dirimu aku bisa menunggu.

Aku akan menikmati proses pengakuan tubuh dan jiwamu terhadap ku.

Memang metode yang kugunakan sangat kejam. Aku menyerang indra perasa yang kau miliki, membuatmu tidak bisa merasakan rangsangan saraf sensorik dari lingkungan. Membuatmu bingung dengan kondisi lingkungan hingga mempengaruhi psikologis mu tapi hanya itu cara agar kau hanya menatapku, merindukan ku walaupun itu hanya sekedar karena kebutuhan manusiawi.

Pasti ada saatnya kau akan terjatuh hingga tak bisa bangkit lagi. Itu semua tentu saja melalui metode tersistem yang sudah ku ciptakan.

Lihatlah sayang sebentar lagi kita bermain lagi. Lilin ini adalah salah satu kunci untuk membuatmu kecanduan. Ini mengandung afrodisiak dan juga safron. Aku akan membuatmu merasakan indahnya dunia walaupun sesaat kemudian meninggalkan mu dalam kehampaan.

Scott Pov End.

.

Pria itu mendatangi Cerry yang terlelap setelah menangis. Ia menyalahkan lampu ruangan secara jelas. Dia siap menunjukkan siapa dirinya pada Cerry. Membuatnya mengingat sang pemilik sejati dari jiwa raganya.

Scott meletakkan lilin yang ia persiapkan di lantai. Lilin kecil itu perlahan mengeluarkan aroma manis ketika dinyalakan. Dan efek dari lilin itu akan terlihat sebentar lagi.

"Ngh... " Cerry merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Dia bingung kenapa suhu ruangan menjadi panas.

Bulu matanya bergetar ketika membuka mata, menampilkan iris sewarna daun yang cantik dan bulat.

"Kau sudah bangun? "

Cerry segera memasang sikap waspada ketika suara penculik terdengar di telinga. Seketika tubuhnya membeku dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Tu -tuan Scott?! "

Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa suara tuan Scott sama seperti penculik. Lalu kenapa bosnya bisa berada di sini.

'Mungkinkah dia se-sebenarnya adalah orang yang menculikku, ' batin Cerry. 

"Tidak perlu memasang wajah terkejut seperti itu, apa kau siap dengan aturan selanjutnya? "

tbc


Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mat Sali
belum Faham alur ceritanya....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status