Beranda / Romansa / Playing Danger / Chapter Seven

Share

Chapter Seven

Penulis: Pink Cerry
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-14 08:39:22

Tidak seorangpun di dunia ini ingin dikhianati, terutama oleh keluarga. Begitu pula Scott. Scott dahulu adalah anak polos yang hanya menginginkan kasih sayang. Ia dengan mudah mempercayai orang lain dan melakukan sesuatu agar orang lain bahagia. Doktrin harus berbuat baik terhadap orang lain sudah melekat dari kecil berkat bimbingan para guru.

Kehidupan yang indah bagi anak polos yang hanya tau hitam dan putih. Kehidupan mereka sederhana dan keinginan mereka juga murni. Tidak ada anak kecil yang mengira ada pikiran jahat pada orang yang terlihat tampan atau cantik. Terutama jika mereka adalah kerabatnya sendiri.

Scott Anderson, seorang pewaris yang baru diperkenalkan oleh sang kakek kepada keluarga besar Anderson. Keberadaannya disembunyikan karena menjadi incaran makhluk serakah akan posisi dan harta kekayaan keluarga Anderson. Terutama oleh keluarganya yang menginginkan warisan Anderson.

Kala itu telah terjadi serangan pada tengah malam di keluarga Anderson. Semua orang saat itu tengah merayakan keberhasilan proyek jalan raya di negara H. Keluarga besar berkumpul bersama demikian pula Scott dan kakeknya Ken Anderson.

Tapi di tengah puncak perayaan itu, tiba-tiba salah satu pamannya mengambil pistol dan menembak satu persatu keluarga Anderson. Scott menyaksikan kekejaman pamannya William dalam menghabisi saudara -saudaranya yang lain. Pria itu bahkan tertawa terbahak -bahak ketika membunuh keluarganya yang mencoba melarikan diri.

Di tengah kekacauan berdarah yang terjadi, Scott bersembunyi agar tidak ketahuan dan dibunuh oleh William. Dia yang kala itu berusia belasan bersembunyi di bawah meja yang berada di pojok.

Suara tawa seperti orang gila, teriakan minta tolong dan jeritan kesakitan menjadi teror yang panjang malam itu bagi Scott. Dia hanya bisa meringkuk ketakutan di bawah meja dengan berderai air mata.

Suara tembakan terakhir terdengar dan itu diiringi suara yang sangat ia kenal. Yaitu suara Kakek Ken, sebelum dia menghembuskan nafas terakhir kakeknya berkata jika dia membunuh Scott maka semua kekayaan keluarga Anderson akan dialihkan pada yayasan sosial. Hal itu membuat William menggila dan menembakkan peluru ke segala arah.

"*Kurang ajar kalian, padahal aku yang bekerja keras tapi kenapa anak kecil itu yang menjadi pewaris. Seharusnya aku juga membunuhnya saat itu bersama kakak dan kakak ipar, pergilah ke neraka kalian semua!! *"

Dor!

Dor!

Drama pembantaian sadis keluarga Anderson berakhir dengan Willian ditembak mati oleh pasukan anti teror. Bantuan itu datang ketika salah satu pelayan yang secara tidak sengaja kembali untuk mengambil barangnya yang tertinggal. Dari situlah ia mendengar suara tembakan dan jeritan. Dengan segera ia menghubungi 911.

Scott selamat tapi hatinya tidak pernah bisa diselamatkan. Anak remaja itu menjadi dingin dan menyendiri. Di otaknya ia berjanji tidak akan percaya pada siapapun.

.

.

.

Scott Pov.

Lihatlah dirimu sayang, dalam keadaan tertidur kau masih bisa menarikku ke dalam pesonamu. Menghipnotis mataku hingga tak sanggup berpaling dari sosok tubuhmu.

Sihir apa sebenarnya yang kau lakukan hingga aku begitu gila untuk mendapatkan mu. Mengusai dirimu bukan hanya terbatas pada raga tapi aku ingin memiliki jiwamu. Menarik dirimu dari kejamnya dunia. Menghilangkan segala beban dunia yang tak berguna untuk kau pikirkan. Jiwamu, pikiranmu, hasratmu dan tujuan hidupmu harus ada satu nama yaitu aku.

Inilah bentuk nyata dari pencinta yang gila karena cinta ini. Meski harus menunggu proses agar tubuh dan jiwamu mengakui ku sebagai pemilik sang pemilik sejati dirimu aku bisa menunggu.

Aku akan menikmati proses pengakuan tubuh dan jiwamu terhadap ku.

Memang metode yang kugunakan sangat kejam. Aku menyerang indra perasa yang kau miliki, membuatmu tidak bisa merasakan rangsangan saraf sensorik dari lingkungan. Membuatmu bingung dengan kondisi lingkungan hingga mempengaruhi psikologis mu tapi hanya itu cara agar kau hanya menatapku, merindukan ku walaupun itu hanya sekedar karena kebutuhan manusiawi.

Pasti ada saatnya kau akan terjatuh hingga tak bisa bangkit lagi. Itu semua tentu saja melalui metode tersistem yang sudah ku ciptakan.

Lihatlah sayang sebentar lagi kita bermain lagi. Lilin ini adalah salah satu kunci untuk membuatmu kecanduan. Ini mengandung afrodisiak dan juga safron. Aku akan membuatmu merasakan indahnya dunia walaupun sesaat kemudian meninggalkan mu dalam kehampaan.

Scott Pov End.

.

Pria itu mendatangi Cerry yang terlelap setelah menangis. Ia menyalahkan lampu ruangan secara jelas. Dia siap menunjukkan siapa dirinya pada Cerry. Membuatnya mengingat sang pemilik sejati dari jiwa raganya.

Scott meletakkan lilin yang ia persiapkan di lantai. Lilin kecil itu perlahan mengeluarkan aroma manis ketika dinyalakan. Dan efek dari lilin itu akan terlihat sebentar lagi.

"Ngh... " Cerry merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Dia bingung kenapa suhu ruangan menjadi panas.

Bulu matanya bergetar ketika membuka mata, menampilkan iris sewarna daun yang cantik dan bulat.

"Kau sudah bangun? "

Cerry segera memasang sikap waspada ketika suara penculik terdengar di telinga. Seketika tubuhnya membeku dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Tu -tuan Scott?! "

Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa suara tuan Scott sama seperti penculik. Lalu kenapa bosnya bisa berada di sini.

'Mungkinkah dia se-sebenarnya adalah orang yang menculikku, ' batin Cerry. 

"Tidak perlu memasang wajah terkejut seperti itu, apa kau siap dengan aturan selanjutnya? "

tbc


Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mat Sali
belum Faham alur ceritanya....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Playing Danger   Chapter Thirty Five

    "Hei berhentilah mengeluh, aku dengan susah payah menata rambut ini untukmu. Ingat kau akan berubah menjadi musuhku jika merusak hasil karyaku itu. "Carla menunjukkan pada Cerry betapa serius ucapannya."Oh baiklah, " Cerry tersenyum geli, bola matanya bergulir ke jam dinding antik yang dihiasi patung pangeran dan putri berpelukan. " Kita harus cepat, aku tidak ingin kaki mempelai pria kesemutan karena menunggu segala eksperimenmu, Sayang. ""Kau benar. "..."Ya Tuhan, ini membuatku gila. Mengapa mereka membutuhkan waktu yang lama hanya untuk memoles bibirnya dengan lipstik, " gerutu John. Dia harus berdiri seharian mengobrol dan menyambut tamu karena si pengantin wanita__calon istrinya belum menunjukkan tanda-tanda kehadirannya."Aku pasti sudah gila karena ingin menikahinya. Mengapa aku harus jatuh cinta pada Carla sehingga berpikir untuk menghabiskan masa tuaku bersamanya? "Scott hanya menarik sedikit sudut bi

  • Playing Danger   Chapter Thirty Four

    "F*ck."Segelas minuman Martini tidak mempu menghilangkan perasaan aneh di dada Scott. Ini sangat menyiksa, melelahkan sekaligus membuat frustrasi.Scott bukan orang pada umumnya, dia memiliki kegelapan yang merupakan bagian dari masa lalunya. Pengkhianatan keluarga jelas menjadi mimpi buruk yang terus menghantuinya. Jadi sejak kapan wanita bermata hijau itu mampu menghapus perasaan tidak nyaman Scott tentang keluarga?Kali ini Scott bersiap dengan cerutu, menambah segelas martini dan berharap ada titik terang yang muncul pada pikirannya.Mata gelapnya perlahan bergulir pada ruangan penthouse ini. Ada sedikit perubahan pada furniture di penthouse. Jika diperhatian lebih seksama ruangan ini terasa jauh lebih feminim dan hidup. Terdapat beberapa tanaman segar diujung ruangan. Karpet bulu, lukisan dan sesaat Scott membeku menyadari jika wine glass yang ia pegang berbeda dengan terakhir kali ia lihat. Dia tidak pernah menyimpan wine glass Cerry.

  • Playing Danger   Chapter Thirty Three

    Kilau cahaya menembus cahaya remang-remang di ruang tahanan Scott. Cerry terbangun hanya untuk mendapatkan tubuhnya yang telanjang di pelukan tangan kekar yang melingkar di pinggangnya."Ini lelucon yang tidak lucu, " desahnya.Seorang Anderson memang tidak mudah ditaklukkan bahkan ketika dia tidak dalam kondisi seratus persen normal. Kesimpulannya sekarang adalah rencananya gagal total. Cerry tahu harus segera pergi agar tidak menjadi korban Scott yang tidak kondusif. Satu langkah yang salah akan membuatnya menjadi korban.Cerry bergerak perlahan, dia harus berhati-hati agar tidak membangunkan pria berbahaya ini.'Tenang Cerry, tarik nafas panjang... 'Kaki Cerry menjulur agar bisa turun dari kasur tipis bekas percintaan panas tadi malam. Dengan perlahan ia menggeser tangan Scott yang memeluknya dengan erat.'Ini seperti film trailer dimana aku harus kabur dari pembunuh berantai. Oh sungguh menyebalkan! '"

  • Playing Danger   Chapter Thirty Two

    Sejak kejadian tadi malam aku tidak bisa memejamkan mataku sedikitpun. Jika aku memaksakan mataku terpejam maka wajah wanita bermata hijau, mempunyai bibir kissable berwajah tirus namapak menyiksaku. Aku sudah melihat dengan jelas wajahmya bahkan warna rambutnya yang unik. Berwarna pink. Seharusnya aku senang karena bisa memimpikan wanita cantik namun aku takut jika bertentangan dengan yang kuhadapi sekarang ini. Benar sekali aku saat ini menghadapi pesona wanita yang luar biasa. Walau tanpa mengetahui dengan jelas sosok tubuhnya aku telah terperosok ke dalam perangkap indah yang ia sebarkan.Aku takut jika saatnya aku harus menghadai kenyataan akan masa laluku semuanya berbenturan.Wanita dalam mimpiku membuatku merindukannya. Ada rasa bahagia luar biasa ketika dia seolah menatap dan tersenyum padaku. Seolah-olah dialah pusat duniaku. Sayangnya, pesona wanita yang menculikku juga membuaku gila akan kesenangan. Sepertinya aku berharap jika tidak pernah terpisahkan

  • Playing Danger   Chapter Thirty One

    Scott Pov.Sudah seminggu wanita itu hanya mengirimku makanan. Dia tak tidak pernah datang lagi ke tempatku. Mungkinkan dia marah karena penolakanku atau dia sudah bosan dengan ku?Aku sungguh tidak menginginkan kemungkinan kedua. Harga diriku terlalu besar untuk menerima jika seorang wanita bosan denganku. Please don't. Aku takut harus mengundang psikolog untuk mengembalikan emosiku yang terluka.Sayangnya tidak ada yang bisa kulakukan di tahanan ini, aku seperti manusia yang tersingkirkan dari peradaban dunia. Terisolasi, sendirian dan kesepian. Terbesit ide untuk membiarkan wanita itu melecehkanku. Memang memalukan tapi aku butuh berinteraksi dengan makhluk hidup dengan begitu buruk.Ruangan ini bukan tahanan biasa. Ini adalah tempat pencucian otak karena cukup untuk menghancurkan kepercayaan diri manusia dan membuatnya lemah. Menghilangkan jati diri tanpa disadari.Perasaanku berkata demikian karena aku tidak menampik jika ad

  • Playing Danger   Chapter Thirty

    Scott PovHah yang hah hah.Aku bermimpi melihat jeritan penuh gairah lagi. Kali ini tidak hanya matanya, aku bahkan bisa melihat bibirnya dengan jelas. Bibirnya kecil, mungil seperti buah ceri. Bentuk wajahnya juga tirus dan manis. Dia tidak hanya manis namun juga cantik, membuat siapapun tidak mudah berpaling karena bosanSiapa kau sebenarnya? Kenapa bayangannyaanda bayanganmu sering muncul dalam mimpiku, aku bahkan.Kembali aku mengingat ucapan wanita itu kemarin. Jika tidak salah dia menyebutku Scott.Benarkah?aku pria yang ia sebutkan, bukankah namaku adalah Brian Willis __ seorang akuntan umum.Kenapa dia menyebutku Scott? Apakah selama ini Selena berbohong padaku? Tapi foto-foto yang ditunjukkan Selena benar-benar diriku. Tunggu dulu, kenapa aku merasa tidak yakin sekarang.Jelas ada perbedaan yang mencolok antara aku dengan foto yang ditunjukkan Selena. Matanya berwarna coklat begitu pula rambutnya. Sedangkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status