Home / Romansa / Polisi Tampan itu Ayah Anakku / One Night With Strangers

Share

One Night With Strangers

Author: Nielly 11
last update Last Updated: 2025-03-03 23:55:06

“Sumpah gue nggak nyangka lo bakal merusak pesta pernikahan si berengsek itu.”

Anton tidak berpikir Ayumie akan senekat itu menghajar Jo di depan tamu undangan sampai berdarah-darah sampai aksi Ayumie membuat heboh para tamu undangan. Jelas perbuatan Ayumie itu mereka digiring keluar oleh pihak security hotel.

“Kalau membunuh tidak lah berdosa, mungkin tersisa hanya nama saja!”

Anton dibuat merinding dengan jawaban Ayumie, dia menatap Ayumie dengan seksama. Tidak ada gurat ketakutan apa lagi kesedihan di wajah cantiknya seolah aksinya tadi melupakan luka dihatinya atas perbuatan Jo.

“Serem banget anaknya pak Suga kalo lagi ngamuk,” kata Anton dengan tawa. Sedikit candaan agar mereka tidak setegang ini. Dia pikir setelah Ayumie membuat pria itu babak belur dia akan lega tapi kenyataanya tidak, dari tatapan Ayumie yang kosong seolah masih ada yang mengganjal yang entah apa.

“Sepertinya lo belum puas?”

“Belum,” jawab Ayumie pendek dan hal itu membuat Anton salah menilai Ayumie. “Si berengsek itu bukan menggagalkan pernikahan gue aja tapi juga sudah membuat keluarga gue kecewa terutama ibu gue.” Ayumie melirik sekilas. “Jo calon menantu kesayangan ibu gue.”

“Apa karena Jo aparat polisi sampai ibu lo sayang banget?”

Ayumie menggeleng tidak, ibunya menyukainya karena sikap Jo yang ramah dan sopan pada orang tuanya sementara pikiran Anton tidak kesana. Menurutnya, sebagian orang di kampungnya akan senang dan merasa terpandang jika salah satu putrinya menikah dengan anggota polisi.

Anton menoleh ke belakang ketika tidak mendengar jawabannya, Ayumie berhenti dan menatap bangunan besar di sampingnya.

 “Ayo jalan lagi, apart gue masih jauh.”

“Gue pengen kesini.”

Ayumie menunjukkan bangunan besar club malam yang cukup ternama di Orchard.

“Lo yakin mau ke sini?” Anton ragu, dia memang bukan teman dekatnya tapi Anton tahu keseharian Ayumie sebagai wanita baik dan alim jauh dari tempat seperti ini.

Lagi, lagi Ayumie tak memberi jawaban namun menarik satu tangan Anton untuk segera masuk kedalam untuk menemaninya. Ayumie butuh sedikit alkohol untuk menenangkan hati dan pikirannya yang kacau. Ayumie ingin melupakan Jo begitu juga pernikahanya yang kacau.

“Cukup Ayumie.” Anton mengambil paksa gelas kecil berisi cairan hitam yang entah keberapa telah di tenggak wanita berusia 20 tahun itu. “Gue tahu lo lagi patah hati tapi otak lo juga jangan sempit kayak gini dong sampai meracuni tubuh lo sama minuman keras kayak gini.”

“Nggak usah banyak bacot lo, Ton,” Ayumie bersungut marah sambil merebut gelas kecilnya. Minuman keras yang membakar tenggorokannya ini sedikitnya bisa membantunya. “Nggak usah banyak komentarin gue.”

“Bukan git—“

Ayumie membekap mulut Anton yang terus menasehatinya dan meminta diam. Hari yang sangat berat, Ayumie menarik nafasnya seiiring memandangi penjuru club mewah tersebut sembari kembali menenggak minumannya.

“Pulanglah. Gue nggak butuh lo ada disini.”

“Tapi—“ Pria itu mengibaskan sebelah tangannya meminta wanita itu untuk pergi dari hadapannya.

“Gue lagi nggak butuh ditemani oleh siapapun.”

“Gue akan tetap disini menemani lo, Batara!” tegasnya walaupun pria itu sudah tiga kali memintanya untuk pergi. “Suka tidak suka gue akan tetap disini.”

Wanita berjaket merah itu memandangi tempat yang dipadati ratusan orang penikmat malam.

“Kenapa lo pilih tempat ini buat ngadem?” Club malam bukan tempat yang cocok untuk situasi pria itu yang tengah berduka.

Batara melotot, dia kesal karena sejak tadi wanita itu tak henti mengganggunya dengan nasehat-nasehatnya. Tak ingin diganggu dia memanggil orangnya untuk menarik paksa teman baiknya untuk untuk pergi menjauh. Dia ingin sendiri, menikmati kerasnya cairan hitam ini membakar tumbuhnya.

‘Si preman kampung itu dibayar oleh seseorang. 100 juta, Yum.’

Ayumie menarik nafasnya dalam-dalam teringat dengan obrolan nya bersama Gistharra sahabat dekatnya. Sahabatnya itu menceritakan hal yang diketahuinya sejam Ayumie sah menikah menjadi istri Galang.

‘Aku rasa orang itu bukan Jo. Entahlah, siapa. Lo ada masalah sama apa sama preman kampung itu sampai di punya rencana lain buat lo dan keluarga lo? Dia mengancam bokap lo!'

Sama sekali tidak ada, Ayumie dan Galang memang sudah tidak akur sejak dulu karena pria itu sering membuat resah kampungnya.

‘Gue denger setelah Galang bisa menikmati tubuh lo dan membuat bokap lo miskin dia akan buang lo dan keluarga lo jauh-jauh.’

“Itu tidak akan terjadi, Gie,” ucap Ayumie seraya mencengkram kuat gelas kecil yang sedang dipegangnya.

Sudi di gauli oleh preman kampung sekalipun pria itu sah jadi suaminya, Ayumie jadi memiliki ide untuk menggagalkan rencana Galang. Ayumie mengedarkan pandangannya, mencari seorang pria untuk menemaninya malam ini.

Ya, just one night.

“Ah, sepertinya pria itu tidak terlalu buruk,” ucap Ayumie, bibirnya tertarik membentuk senyuman lebar saat menemukan pria yang tepat untuk menemaninya.

Ayumie bangun, ia merapikan terlebih dulu penampilannya untuk mendekati si tampan yang berada di ujung sana seorang diri setelah itu mendekati pria itu. Tanpa basa basi, Ayumie begitu saja duduk diatas pangkuan pria asing itu yang berjingkat kaget namun, Ayumie menunjukkan senyuman terbaiknya.

“Hai tampan,” goda Ayumie diiringi kerlingan mata.

Kedua tangannya bergerak nakal mengusap dada bidan nan kokoh itu secara sensual lalu bertengger di bahu kekar si tampan yang menatapnya horor. Ah, Ayumie tak takut akan hal itu, Ayumie justru terpesona akan sepasang mata indah hijau keemasan si pria itu.

“Bisakah Nona bangun dari pahu ku?”

Ayumie menggeleng manja dengan bibir yang mengerucut manja. “Tidak! Aku sudah terlalu jatuh hati pada matamu yang indah ini,” aku Ayumie terus terang, alkohol yang menyengat ini membuat pikirannya dangkal.

Ayumie menatap wajah tampan si pria, matanya yang indah, bibirnya yang tebal nan seksi membuatnya kesulitan walau hanya menelan ludahnya. Ayumie mengusap lembut rahang pria itu yang mengetat.

“Tampan, bagaimana kalo kamu temani aku malam ini bermain?”

Pria itu mengernyit, Ayumie mendekatkan wajahnya lalu berbisik di telinga si pria. “Aku ingin bercintta denganmu,” Ayumie menatap dengan senyuman meski dijawab dengan pelototan pria itu yang semakin menjadi. “Tenang saja, aku akan membayarmu dengan harga mahal.”

Pria itu tersenyum menyeringai, apa wajahnya yang tampan ini seperti pria bayaran? Berani sekali wanita asing ini mengajaknya bercintta?

“Anda salah orang, Nona.”

“Sstt....” Ayumie meletakkan telunjuknya di bibir tebal pria itu. “Katakan saja berapa yang kamu mau aku akan membayarnya. Aku tidak suka penolakan,” tegas Ayumie.

Pria itu menarik tubuh Ayumie untuk semakin dekat. Ayumie melotot kaget ketika pria itu mendaratkan bibirnya di telinganya lalu berbisik, “Tarifku sangat mahal, Nona. Aku yakin anda tidak mampu membayar.”

“Oh, ya?” Pria itu berikan membenarkan.

Ayumie mencebikkan bibirnya karena penolakan namun, ia menatap si tampan itu dengan tatapan memohon. Pria tampan itu gemas dengan ekspresi Ayumie.

“Baiklah,” katanya singkat. Ayumie tersenyum lebar dengan wajah yang berseri senang. “Pastikan kamu melunasinya malam in. Aku akan memuaskanmu sampai kamu tidak bisa melarikan diri esok pagi. Apa Nona, sanggup?”

Ayumie mengangguk sangat sanggup, bola mata hitam legamnya membeliak saat pria itu memukul pelan panttanya.

“Kau sangat nakal, Nona?” ucap pria itu seraya membawa Ayumie ke dalam gendongan.

“Agh,” Ayumie dibuat jantungan saat pria itu melemparkan tubuh kecilnya ke atas ranjang king size setelah mereka memesan kamar vvip. “Apa selama ini kamu bermain kasar dengan wanita, Tuan?”

“I’m fuccking hard!” bisiknya seiring menghimpit tubuhnya dan melumat bibirnya dengan rakus. Ciuman yang terkesan buru-buru itu berhasil membakar tubuh dan membangkitkan gairahnya.

“Bolehkan kamu melepaskan topengmu, cantik?”

“Nope! Aku membayarmu dengan mahal maka anda tidak boleh melihat wajahku, Tuan,” tolak Ayumie.

Wajah pria itu terlihat kesal tapi dia pun tak ingin mengakhiri permainan ini. “Kalau begitu beritahu namamu,” tanya si pria tak lain Batara disela ciumannya.

Ayumie berikan gelengan pelan, pria itu kembali menatap kecewa. “This’ just one night, Sir. Kita tidak boleh memberitahukan identitas kita, oke?”

Batara bangun dari posisinya, Ayumie ikut bangun dan duduk diatas tempat tidur dengan perasaan sedikit cemas. Ayumie takut pria itu menolak bercintta dengannya.

“Ada apa?” tanya Ayumie harap-harap cemas.

“Kita punya masalah.”

Kening Ayumie berkerut, bahkan pandangannya tak lepas pada pria asing itu yang sedang membuka laci satu persatu.

“Masalah apa?”

“Aku tidak membawa pengaman.”

Ayumie berseru lega, itu masalah kecil. Ayumie berlarian kecil lalu bergelayut manja di punggung pria itu. “Tak perlu anda cemaskan, Tuan. Anda bisa keluarkan benihmu di luar,” saran Ayumie.

Batara menurunkan tubuh Ayumie, lalu melucutinya dengan gerakan tergesa-gesa. Dia mengajaknya ke ranjangnya setuju dengan saran wanita itu. Ayumie memejamkan kedua matanya sesaat, ketika merasakan kulit telanjang si pria menyentuh lengannya. Tangan kekarnya bergerilya di tubuhnya membuat jantung Ayumie semakin memburu kencang.

“Ah,” jerit Ayumie lepas, jari lentik nan kokoh pria itu menyentuh titik sensitifnya. Ayumie menelan ludah dan reflek menahan pergelangan tangan pria tersebut.

“Apa Nona ingin mundur?” Dia melihat keraguan yang nampak di wajah Ayumie. “Anda boleh membatalkan semua ini sebelum semuanya terlambat,” Batara masih memberikan penawaran sebelum permainan ini dimulai dan cukup sampai disini saja.

“Aku ingin bercintta denganmu.”

Pria itu tersenyum untuk kedua kalinya, dia menggenggam pergelangan tangan Ayumie dan membawa dua tangan itu ke atas kepala wanita tersebut. Didaratkan kecupan di bibir Ayumie, sekalipun tidak ada kelembutan di sana karena ciuman pria itu begitu menuntut.

Ayumie, tidak peduli lagi saat tangan pria itu sudah berakhir di tempat yang seharusnya tidak boleh dijamah itu karena dia berstatus istri orang. Tapi, sekali lagi Ayumie tidak peduli. Dialah yang sudah melemparkan diri pada pria bayaran tersebut.

Saat pria itu melepaskan perlindungan terakhir yang melekat di tubuhnya untuk segera menyatu. Jeritan kerasnya membuat Batara kaget setelah berhasil menembus benteng pertahanan yang sangat sulit itu. Dia melotot, kaget dan terdiam menatap Ayumie saat mendapati adiknya yang terdapat darah.

“Are you still a virgin, hm?” Pria itu terlihat marah, dia hendak bangun untuk mengakhiri permainan ini namun, Ayumie menahan pinggul pria itu dengan tatapan memohon untuk tidak pergi dari atas tubuhnya.

“Jangan berhenti.”

Satu alis pria itu terangkat sering menatap aneh. “Tapi—”

“Berapapun aku akan membayarmu,” mohon Ayumie.

Ini bukan masalah bayaran, Batara merasa bersalah karena sudah merusak wanita yang sejak tadi dia kira wanita murahan yang haus kenikmatan pria.

“Please...”

Batara melumat kembali bibir manis wanita itu dan kembali menyatu menggerakan perlahan membawa adiknya lebih dalam lagi kedalam tubuh wanita itu menikmati hal yang belum pernah dia lakukan sepanjang hidupnya.

Batara mengecup keningnya, dia tersenyum menatap wanita itu dengan nafas yang tersengal. Dia membantingkan tubuhnya di samping Ayumie lalu memeluk Ayumie erat setelah cairan hangat dan kental merembes keluar dari bagian Ayumie.

“Astaga, kau mengeluarkan benihmu di dalam, hah?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Syukuran!

    “Gue baru tahu kalo mbak Ayumie mantanya komandan Joshua. Dulu apa gara-gara itu mbak Ayumie menghilang disaat usaha cateringnya lagi rame-ramenya?” Gumilar berikan anggukan membenarkan hal itu. “Tapi gue penasaran, Gum. Siapa yang menukar pengantinnya sampai segala surat semua sudah ditukar seperti sudah direncanakan? Sumpah gue jadi penasaran.” “Yang satu itu gue nggak bisa cerita tapi kalo lo pengen tahu kisah cinta mereka kenapa nggak lo tanya sama sama komandan Joshua. Dia paling tahu,” ujar Gumilar yang langsung dijawab dengan helaan nafas temannya itu. Begitu juga dengan Batara diluar sana yang ikut penasaran siapa yang menggagalkan pernikahan mereka. 20 tahun berteman, Batara tak pernah mendengarkan kalau sahabatnya itu berpacaran dengan Ayumie dan menikahi janda itu. Yang Batara tahu Joshua dekat dengan Ayuma dan sampai menikah dengan saudaranya dimana Batara sendiri tidak datang pada saat itu. “Kenapa mbak Ayumie nggak nikah lagi, Yum? Gu

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Janda Malang!

    Bibir Akira rasanya keram terus menganga akibat mendengarkan cerita Ayumie yang ditahan di apartemen oleh komandannya Gumilar selama 3 malam. Entah seperti apa dua orang di dalam apartemen itu namun, jika melihat jejak merah yang cukup banyak dibagian atas sahabatnya sepertinya permainan mereka cukup ganas. “Luar biasa banget lo.” Ayumie memijit batang hidungnya, kepalanya mulai berdengung pusing. “Tapi gue nggak yakin kalo lo nggak sampai makingg love sama dia. Gue tahu gimana otak messum lo itu, Yumie. Selagi ada kesempatan nggak mungkin dianggurkan gitu saja kan.” Ayumie menoyor kepala Akira. “Nggak usah mikir yang enggak-enggak, deh.” “Di dalem atau di luar keluarnya, Yum. Hehehe,” godanya. Ada hal lain yang disembunyikan jika dilihat dari raut wajahnya dan tatapannya yang terlihat sedang memikul beban berat. Meski Ayumie pandai menyembunyikan masalah tapi dia bisa membaca karakter orang dari matanya. “Gue nggak sampai kesana, Akira,

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Introgasi!

    “Lo kenapa sih, Gum. Bisulan?” Gumilar memutar bola matanya tepat di depan temannya itu. “Kalo lo nggak bisulan duduk gih. Gue pusing lihatin lo mondar mandir gak jelas kayak setrikaan kusut.” Jupri ikut meluapkan kekesalannya, Gumilar tak fokus bekerja sedari pagi sampai sekarang dan bawahnya seperti itu gelisah. “Ayumie sampai sekarang belum balik, Jup!” ungkap Gumilar dengan nada suara yang terdengar frustrasi. Hari sudah menjelang gelap sahabatnya itu belum kunjung pulang ke rumah. “Sudah dua hari dia belum pulang. Nggak tahu perginya kemana gimana gue nggak kayak setrikaan kusut.” “Pantes beberapa hari ini gue nggak lihat mbak Ayumie nganterin catering. Kemana?” Gumilar mendengus matanya melirik tajam pada teman setim nya itu, seandainya dia tahu pun tak akan secemas ini. Ayumie tidak biasa pergi sampai dua hari tanpa kabar. “Komandan udah datang belom ya, Jup?” tanya Gumilar seiring menatap parkiran dimana mobil Batara biasa terparkir.

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Tak Perlu Bukti!

    “Ay….” Panggilan Batara di luar sana menyentakan Ayumie yang beberapa menit terkunci dengan isi dalam lemari kaca tersebut. Ia buru-buru bangun lalu segera mengganti pakaiannya. “Kamu sudah siap belom, sayang?” “Bentar,” balas Ayumie seiring menyeka ujung matanya yang basah. “Kamu sudah berganti pakaian, sayang?” Ayumie menengok kebelakang sekilas diiringi hembusan nafasnya ketika suara Batara semakin dekat. “Tunggulah disitu, Batara. Aku sedang berganti pakaian.” Batara tersenyum-senyum, apa yang harus disembunyikan lagi pikirnya karena dia sudah melihat tubuh si janda itu yang begitu indah. Batara berjalan mengindap-indap lalu memeluk tubuh kurus itu yang masih mengenakan kaos polos miliknya. “Astaga, Batara,” Ayumie tersentak kaget dengan pelukan yang tiba-tiba dari belakangnya. “Kenapa kamu kayak orang-orangan sawah sih, sayang?” Bibir Ayumie mengerucut mendengar sindiran Batara apalagi pria itu tertawa. Bukan Ayumie yang s

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Tahanan!

    “Gimana, Ra?”“Sampai pagi ini Ayumie belum balik juga, Gum,” suara Akira terdengar seperti habis menangis di seberang sana yang tertangkap di panggilan telephonenya.“Ayumie nggak biasa kayak gini, Gumie. Pergi tanpa kabar seharian itu nggak pernah sama sekali,” ujar Akira yang mengetahui baik buruknya sifat sahabatnya itu.“Sesibuk-sibuknya pasti Ayumie nyempetin kasih kabar sama gue. Nggak pernah enggak!”“Lo nggak usah nangis gitu, Ra. Gue yakin Ayumie baik-baik saja di luaran sana.”“Astaga, gue khawatir banget, Gumie!”Sialnya, Akira tidak bisa menenangkan putrinya sendiri yang tantrum karena tidak

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Nikahi Aku!

    “Lo kemana saja, hah? Gak tahu semalam markas kita kayak apa?” suaranya terdengar sangat murka bersamaan bola matanya membeliak marah menatap kedatangan sahabatnya.“Tidak hanya markas kita yang dihancurkan tapi si berengsek itu sudah membuat kacau semua klien kita.”Harry sedikit mengorek telinganya seiring berjalan gontai menghampiri sofa lalu menghempaskan pantatnya di sofa hitam itu.“Gue rugi banyak dan semua itu karena lo!”Harry tersenyum miring seiring menyipitkan matanya melirik sekilas si pria besar pemarah itu. Ck! Kerugiannya tidak seberapa dibandingkan dengan dirinya yang hampir tertangkap, dia belum siap mendekam di penjara.“Mana paket itu, hah?”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status