Happy Reading
Ini aku mau nanya kalian, itu klo pake lo , tulisanya gimana? Loe gitu kah? soalnya aku gk pernah ngomong pake lo, gue " seringnya aku kamu aja. Di kalimantan sih mohon di jawab ya guyss suka gk pd nulis kisah yg santuy gitu dan gk formal2 amat.
Setelah selesai mengantar Alena pulang, Daren langsung pergi begitu saja karena dia ada sesuatu hal yang belum dia kerjakan. Sedangkan Alena hanya mengangkat bahu nya saja.
"Huh....Ale anggap saja apa yang terjadi tadi malam dan tadi pagi adalah suatu hal yang tidak pernah terjadi." Kata Ale pada dirinya sendiri lalu gadis itu masuk ke dalam rumah nya dengan senandung kecil.
"Habis dari mana dek?" Tanya Axel yang sepertinya hendak pergi."Kok gak pulang tadi malam." Lanjut Axel sambil menatap sang adik. Sedangkan Ale terkejut dan gugup saat di tanya seperti itu.
"Anu...itu aku... Ah aku menginap di rumah sarah." Jawab Ale dengan gugup, sedangkan Axel menyerit dahunya saat melihat gelagat yang mencurigakan dari Ale. Tidak biasanya dia seperti itu.
"Baiklah, kakak akan pergi sebentar. Jangan keluar rumah dan ingat jangan lakukan hal macam-macam!" Peringat Axel, lalu pria tampan tersebut berlalu dari hadapan Ale. Sedangkan gadis itu menghembuskan nafasnya dengan lega. Syukurlah Axel tidak mencurigainya.
.......
"Sialan, sejak kapan pria itu mendekati adik gue?!" Tanya Axel kepada teman-temannya. Sekarang ini mereka sedang berada di markas yang biasa mereka tempati.
"Bukan nya adik loe berkuliah di tempat yang sama dengan Daren?" Tanya Edo yang sedari tadi sibuk dengan gadis yang berada di sebelahnya.
"Shitt gue lupa soal hal itu!" Maki Axel.
Axel duduk di sofa yang ada disana. Dia belum tenang saat mengetahui jika Alena berbohong kepada dirinya tadi. Ternyata gadis itu pergi ke club malam bersama dengan musuh nya.
Sejak kapan Alena berani menginjakkan kakinya di tempat laknat tersebut. Sungguh otak Axel ingin pecah rasanya saat memikirkan itu semua.
"Malam ini loe ada tanding balap sama Daren di tempat biasa." Axel yang mendengar hal itu langsung melihat ke arah temannya. Axel langsung berdiri dari sana dan mengambil kunci motornya. Kali ini dia harus memberikan peringatan untuk Daren agar tidak lagi mendekati adiknya.
"Hey loe mau kemana?!" Teriak Edo namun Axel tidak menyahut pria itu menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.
"Halo Sarah, loe dimana sih tadi malam?!" Tanya Ale dengan jengkel saat ini dia sedang bertelponan bersama Sarah. tadi saat sudah sampai di kamar dirinya langsung menelpon sahabat laknatnya. bagaimana bisa Sarah melupakan dirinya tadi malah dan membuat dia berakhir bersama Daren cowo mesum yang dengan seenaknya mengambil ciuman pertama Alena.
"Maaf Ale, gue pergi sama kak Gerald tadi malam." Jawab Sarah, sungguh dia tidak enak hati dengan Ale karena sudah meninggalkan gadis itu sendiri saja di club nmalam. apalagi disana ada Daren dia tahu reputasi pria itu sangat lah buruk.
"Apa loe gak apa-apa?" Tanya Sarah
"Gak apa-apanya, ciuman pertama gue di ambil sama si cowo itu!" Balas Ale dengan jengel dan dia tidak mau menyebutkan nama Daren.
"WHAT, kok bisa?!" Teriak Sarah, Ale berdecak kesal saat mendengar teriakan cempreng dari sarah.
"Sialan loe, bisa gak sih suaranya gak gitu!"
"Hehe....maaf habisnya gue kaget denger itu."
"Entahlah gue gak mau lagi ketemu sama cowo itu." Ucap Ale lalu obrolan mereka terus berlanjut sampai Ale tidak sadar jika jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.
......
"Mah, pah kapan datang?" Tanya Axel saat sampai di rumahnya. jarang sekali orang tuanya berada di rumah, biasanya mereka akan pergi bisnis keluar kota. dia duduk di sofa yang bersebrangan dengan orang tuanya.
"Baru saja, dimana adik kamu? Tanya Hans ayah dari Axel.
"Mungkin di kamar Pah."
"Kita makan diluar ya hari ini." Ajak Indri
"Mah sepertinya Axel gak bisa, hari ini ada janji sama temen. " Tolak Axel dia hari ini ada tanding balap bersama Daren dan tidak mungkin dia tidak datang.
"Sayang, ini kan jarang terjadi. Mamah mau menghabiskan waktu bersama anak-anak mamah." Perkataan Mamahnya membuat dia tidak enak hati menolak ajakan ini.
"Baiklah, Axel bersiap-siap dulu ya Mah, Pah." Lalu Axel berlalu dari hadapan orang tuanya.
"Mamah yakin mau malam ini memberitahukan mereka? " Tanya Hans dengan ragu. Dia masih belum rela jika harus berjauhan dengan salah satu anak kesayangan nya.
"Mamah yakin Pah, ini juga demi kebaikannya."
Lalu tidak lama kedua anak mereka turun dari kamar masing-masing dengan pakaian yang rapi.
"Mah kita mau kemana?" Tanya Ale gadis itu sungguh cantik menggunakan dresa selutut yang memperlihatkan kaki jenjang miliknya.
"Makan diluar sayang, sekalian ada yang mau mamah omongin."
"Ayo." Ajak Indri kepada anak perempuannya.
.......
"Dasar pengecut, bos loe gak datang di balap kali ini. Apa dia sedang bersembunyi di balik ketiak ibunya. " Mendengar hal membuat teman-teman dari tertawa terbahak-bahak, sedangkan teman Axel hanya bisa mengepal tangan mereka. Jika bukan karena Axel yang menyuruh mereka untuk tidak menghajar Daren dan temannya maka sekarang ini sudah dipastikan bahwa mereka akan menghabisi mereka.
"Sialan loe, loe pikir kita takut Axel tidak datang kesini karena sedang dinner bersama Alena." Ucap Edo mendengar itu membuat Daren terkejut. What sejak kapan mereka dekat? Apa mereka ada hubungan, tanya Daren pada dirinya sendiri.
"Dan loe pikir gue bakal percaya, Alena ada dirumahnya sekarang ini!"
"Hahaha.... Dasar bodoh kalau loe gak percaya telpon Alena dan tanya dimana dia sekarang." Tantang Aby teman Axel. Sedangkan Daren mengatupkan rahang nya. Dengan cepat dia mengubungi Alena.
Entahlah saat mendengar Alena pergi bersama dengan Axel membuat dada Daren bergemuruh dan rasanya ingin menghantam wajah Axel hingga rusak.
"hallo, ini siapa?" Tanya Seseorang di seberang sana, Daren menyeritkan dahinya saat Ale menanyakan hal itu. Apa gadisnya tidak menyimpan nomor telepon miliknya.
"Sweet, apa kau tidak menyimpan nomorku?!" Tanya Daren jengekl rasanya saat Ale menjawab bahwa dia tidak menyimpannya.
"Baiklah, apa kau sekarang berada di rumah? "
"Kenapa loe nanya soal gue?" Tanya Ale balik, dia tidak memperdulikan pertanyaan Daren tadi. Sedangkan Daren lagi-lagi menahan amarahnya saat mendengar Ale masih menggunakan "loe, gue" saat bersama dirinya.
"Sayang siapa yang menelpon?" Mendengar suara itu membuat Daren kalang kabut, jadi benar gadisnya sedang dinner bersama dengan musuhnya.
"Kau dimana sekarang, cepat beritahu aku dimana lokasi-mu!!" Bentak Daren, sedangkan Ale terkejut namun takayal dirinya tetap memberitahu dimana sekarang dia berada.
"Sial, liat aja gue bakal habisin loe!" Maki Daren lalu dia menaiki motornya dengan kecepatan penuh tanpa perduli dengan pertanyaan teman-teman nya dan juga ejekan dari geng Axel.
"Siapa Ale, yang menelponmu?" Tanya Axel dengan penuh curiga, pasalnya sedari tadi Ale selalu mengumpat tanpa peduli keberadaannya dan orangtua mereka.
"Ehmm... Anu itu Sarah menelpon menanyakan apa aku berangkat bersamanya ke kampus besok." Jawab Ale dengan gugup, sedangkan orangtua mereka hanya bisa melihat gelagat aneh Ale tanpa bertanya lebih lagi............
Sambil berjalan aja ya guyss, up cerita yg satu itu dgn yg ini...... Mana yang mood aja.....
Kasih saran ini cerita mau kita apakan dulu, kalian mau cerita ini sad apa Happy? Gak pernah bikin yg sad aku jadi minta saran kalian nih.
Sampai jumpa di chapter berikutnya.
14 Okt 2020
Happy Reading...............Akhir dari perjalanan hidup Alena, Gadis yang dulu polos, tidak mengenal cinta. Namun karena seorang pria yang tak lain adalah seniornya di universitas ia dapat mengenal itu semua bahkan rasa sakit pun selalu ia rasakan.Dan ini adalah sakit yang terakhir namun sakit ini berbeda karena ia begitu bahagia menerima sakit ini. Dia adalah Alena wanita yang kini tengah berjuang di dalam ruang bersalin, Alena tidak menyangka jika waktu yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga.Hari ini anak pertama nya bersama Daren lahir. Anak kembar yang begitu lucu, Alena menangis begitupun Daren pria itu menangis bersyukur karena persalinan Alena berjalan dengan lancar dan kedua baby itu dalam keadaan sehat tidak kekurangan apapun."Jadi siapa kakaknya?" Tanya Axel, pria itu baru saja tiba di rumah sakit karena tadi ia dari kantor dan saat
Happy Reading.............Hari ini tepat hari dimana Daren dan Alena mengumumkan kepada seluruh keluarga, mengenai jenis kelamin anak mereka. Semua keluarga sudah menantinya kecuali Hans pria itu biasa saja dia masih belum bisa menerima anaknya yang menikah dengan keturunan Romanov tapi saat melihat kebahagian sang putri membuat Hans mau tidak mau harus ikut tersenyum."Jadi apa jenis kelamin anak kalian?" Tanya Axel kepada adiknya, Alena tersenyum. Ternyata seluruh keluarga sangat menanti dengan apa yang akan ia dan Daren sampaikan.Daren menyuruh anak buahnya untuk mengeluarkan sebuah balon yang sudah ia isi dengan kertas yang bertuliskan jenis kelamin bayi mereka."Dalam hitungan ketiga, kita akan pecahin balon ini. Sayang kamu yang mecahin ya." Kata Daren, Alena mengangguk antusias."Aku yakin pasti babynya perempuan." Celetuk Indri yang membuat semua mata menatap ke arahnya, Hans bertanya kenapa istrinya yakin bahwa cucu merek
Happy Reading...............Kini kehidupan Alena dan Daren lebih banyak di habiskan dengan Daren yang mengajak Alena berlibur ke beberapa negara yang sangat ingin di kunjungi oleh Alena. apapun yang Alena inginkan Daren akan berusaha mengabulkannya. Walaupun Darendisibukkan dengan pekerjaannya, namun untuk kebahagian sang istri Daren rela meninggalkan dokemun yang sudah sangat menumpuk di atas mejanya.Dan semenjak pengumuman kehamilan Alena 3 hari lalu Daren memilih untuk menunda keberangkatan mereka ke Yunani karena ia tidak ingin Alena kelelahan. usia kehamilan Alena baru memasuki bulan pertama dan seluruh keluarga bahagia mendengar berita tersebut.Ibu Daren sudah menyiapkan nama untuk cucu nya tersebut. Dia sangat antusias begitupun dengan ibu Alena."Sayang jangan lupa makan buah yang sudah bibi kupas ya. Aku berangkat ke kantor nanti saat makan siang aku akan pulang." Kata Daren pria itu mencium pipi dan bibir
-Happy Reading-***Daren dan Alena memasuki kamar pengantin, jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Setelah selesai resepsi tadi Daren dan Alena berkumpul terlebih dahulu bersama keluarga mereka. Dan disinilah mereka setelah mendapatkan wejangan dari orang tua mereka ingin segera Alena dan Daren memiliki anak ingin rasanya Alena mengatakan jika mereka bukan lah pabrik pembuat anak namun dia tidak berani untuk mengatakan hal itu kepada keluarganya.Alena bahkan belum memikirkan soal anak karena ia pikir dirinya masih membutuhkan waktu berdua saja bersama sang suami. Lalu tidak lama setelah,Daren tanpa memberikan kesempatan untuk Alena membersihkan dirinya, dia langsung mendorong pelan tubuh Alena ke atas ranjang yang membuat Alena menggerutu."Apa tidak bisa pelan-pelan?!" Tanya Alena dengan nada jengkel yang membuat Daren gemas sendiri saat melihat ekspresi Alena.Bagaimana ia bisa pelan jika istrinya ini sangat cantik ia sudah tidak sabar untuk 'me
Happy Reading...............Daren dengan wajah bosannya menscroll benda pipih miliknya. sudah sejak satu jam yang lalu dia menemani Alena di dalam salon ini dan gadis itu masih belum selesai juga. Sungguh rasanya kesabaran Daren sudah di ambang batas namun apalah daya dia tidak berani melawan ibu negara yang sudah menempati tempat terspesial di dalam hatinya."Tuan apa anda butuh sesuatu?" Tanya pelayan yang ada di dalam salon tersebut."Apakah aku bisa membawa calon istriku pergi dari sini sekarang?" Tanya Daren dengan jengkel, pelayan tersebut hanya bisa melongo mendengar permintaan Daren."Maaf tuan, sisa waktu perawatan nona Alena masih 45 menit lagi." Dan Daren hampir mengumpat mendengar hal itu, sial hampir 2 jam dia menunggu Alena dan itu sangat lama."Kau boleh pergi sekarang!" Daren menghembuskan napasnya untuk menetralkan emosi yang sejak tadi hendak meledak. Daren kembali membuka benda pipih tersebut, wal
Happy Reading ..........."Saya tidak ingin melihat anda terus berada di dekat Alena, anda itu hanya benalu di hubungan kami!" Kata Daren, dia tidak habis pikir dengan Regan, pria itu tidak mau menjauhi Alena padahal hari pernikahan Alena tinggal dua hari lagi. Lalu apa tadi yang dia lihat Regan tengah jalan bersama Alena dan setelah dia mengantar Alena pria itu tidak segan memberikan kecupan di tangan mulus milik Alena."Apa aku peduli? Toh Alena tidak keberatan dengan hal itu." Nada mengejek sangat kentara di kalimat Regan dan membuat Daren naik pitam. Jika saja dia tidak ingat janji nya dengan Alena untuk tidak menampar Regan lagi maka segara sudah di pastikan pria songong yang ada di hadapan nya sekarang sudah masuk rumah sakit."Fuck apakah tidak ada wanita lain hah selain wanita ku?!""Ada, cuma yang seperti Alena sudah tidak ada. Alena adalah wanita idaman semua pria, aku jadi membayang kan bagaimana bentuk tubuhnya." Regan masi