Happy Reading
.............Daren memacu kecepatan motor nya dengan penuh, dia emosi saat mendengar bahwa suara yang memanggil Ale dengan kata sayang itu adalah musuhnya. Tiba di restoran yang di kirim alamat nya oleh Ale tadi, Daren langsung memarkirkan motornya dengan sembarangan lalu berlari kecil menuju pintu restoran mewah tersebut.
Sebelum Daren sampai di meja Ale, dia lebih dahulu menelpon temannya untuk membawa mobil agar nanti saat dia membawa Ale akan begitu mudah.
"Oh wow... Kejutan seorang Daren Cleo Romanov menghampiri meja kita!" Sindir Axel saat melihat kedatangan Daren. Orang tua Ale yang melihat hal tersebut langsung melihat kearah orang yang disebut.
Ayah Ale mengepalkan tangannya, huh lagi-lagi dari keluarga Romanov yang mendekati keluarganya apa mereka tidak memiliki selera lain selain merusak keluarganya lagi.
"Ale kita pulang, Axel ingat pesan Papah kamu harus bersiap untuk besok pagi!" Lalu Ayah dan ibu Ale pergi terlebih dahulu namun saat Ale melewati Daren tangan gadis itu di tahan Daren dengan cepat mengecup pipi kanan milik gadis yang sudah ia klaim sebagai miliknya.
"Sial, menjauh dari Adik ku brengsek!!" Teriak Axel lalu menghajar Daren dengan membabi buta, namun Daren tidak tinggal diam pria itu membalas menghantam wajah Axel. sehingga wajah tampan Axel mengeluarkan darah dan di pelipisnya sobek oleh tamparan yang di layangkan oleh Daren.
Ibu dan Ayah mereka tidak melihat kejadian tersebut karena lebih dulu pergi menuju mobil yang berada di parkiran. Ale berteriak histeris saat melihat keganasan yang di keluarkan oleh kedua pria yang sepantaran tersebut.
"Stop, kak Axel!" Panggil Ale lalu berlutut untuk menggapai kepala Axel agar bisa berada dipangkuannya namun Daren tidak memberikan kesempatan tersebut karena dia dengan cepat menarik tangan Ale agar bisa mengikuti langkahnya.
"TIDAK, lepaskan aku. kak Axel!" Teriak Ale, Namun sudah terlambat Daren lebih dulu menarik tangan Ale sehingga gadis itu berjalan terseok-seok. Sedangkan Axel pingsan di tempat, direstoran tersebut sama sekali tidak ada orang karena sudah di booking oleh keluarga Greyson tadi. Namun salah satu pelayan yang melayani keluarga tersebut melihat kejadian yang membuat dia hampir mengeluarkan teriakkannya.
.....
"Gue pinjam mobil loe dan bawa motor gue yang ada di parkiran depan!" Daren langsung memberikan kunci motornya untuk temannya yang bernama Kennan. "Dan ingat jangan katakan kepada siapapun jika gue yang bawa gadis ini." Tanpa menunggu jawaban Kennan, Daren langsung memasuki mobil tersebut masih dengan Ale yang mencoba melawan. namun semuanya sia-sia karena tidak lama setelah itu Daren memarahi gadis tersebut.
"DIAM! apa kau ingin aku membunuh pria itu hah?!" Teriak Daren dengan seketika Ale terdiam namun sesekali mulutnya mengeluarkan suara tangis. Setelah beberapa lama mereka dalam perjalanan akhirnya Daren memarkirkan mobilnya di parkiran Apartemen mewah tempat dia tinggal selama ini.
"Ki---kita dimana?" Tanya Ale dengan takut sambil melihat ke sekelilingnya. namun pertanyaannya tidak dijawab oleh Daren karena pria itu langsung turun dari mobil lalu membuka pintu untuk Ale dan sedikit menyeret gadis itu.
Ale dengan terseok dan berusaha mengimbangi langkah Daren, keduanya memasuki lif. Dengan wajah dinginnya Daren menatap Ale ada sedikit rasa kasihan saat melihat gadis cantik itu menangis namun saat mengingat jika Ale berkencan dengan musuh nya membuat amarah Daren meluap. Apa yang kurang dari dirinya, kaya sudah pasti tampan jangan ditanya lagi namun gadis di sampingnya ini masih belum menyadari hal itu.
Saat sampai di depan apartemen Daren membuka kunci pintu tersebut lalu dia mendorong Ale ke arah sofa.
"Aku mohon jangan sakiti aku." Mohon Ale sambil menyatukan kedua tangannya, namun Daren malah tersulut emosi saat melihat hal tersebut. Jika saja dirinya membuat Ale menjadi miliknya waktu itu maka gadis ini tidak akan berani bermain di belakangnya bersama pria yang selama ini menjadi musuh bebuyutannya.
Dengan tidak berperasaan Daren menarik rambut panjang milik Ale. "Kau hanya milikku, ingat itu!" Lalu Daren mencium bibir Ale dengan rakus dan kembali mendorong tubuh Ale agar bisa terlentang di atas sofa.
"Ti--tidak, aku mohon lepaskan." Tangis Ale semakin menjadi dia tidak mungkin kehilangan apa yang selama ini dia jaga. Demi tuhan dia sangat ketakutan saat melihat Daren yang berubah seperti manusia yang tidak memiliki perasaan sama sekali. Mereka tidak saling kenal, mereka hanya satu kali pergi bersama itupun karena tidak di sengaja.
"Berhenti menolak ku lagi sayang!" Tekan Daren dan kembali mencium Ale, kali ini tidak hanya mencium namun dia juga mulai menjalarkan kedua tangannya ke dada Ale.
"Sangat pas dan lezat." Puji Daren saat merasakan jika bukit kembar milik Ale sangat pas di telapak tangan nya yang besar.
.......
"Tuan Greyson, Tuan muda Axel masuk rumah sakit." Mendengar itu Hans terkejut bukankah tadi mereka baru saja makan malam bersama.
"Bagaimana bisa, berikan aku alamat rumah sakit nya sekarang!" Kata Hans dengan panik lalu dia memutuskan sambungan telepon dan memanggil istrinya.
"Mah kita harus kerumah sakit sekarang, Axel kita Mah!" Kata Hans dengan panik Indri pun tak kalah panik wanita paruh baya itu dengan cepat mengambil tas nya.
Dalam perjalan Indri terus menangis dan dia baru ingat jika Alena tidak ikut dengan mereka saat pulang tadi.
"Pah dimana Alena?" Mendengar pertanyaan dari istrinya membuat Hans terkejut dia baru saja sadar jika anak gadis mereka tidak tahu entah dimana.
Akhirnya setelah tiga puluh menit di jalan mereka sampai di rumah sakit yang di beritahu oleh tangan kanannya.
"Drew dimana ruangan Axel?!" Tanya Hans panik, lalu Andrew membawa mereka ke lantai tiga rumah sakit tersebut.
Indri yang melihat anaknya berbaring di brangkar rumah sakit terlihat sedih terlebih di kepala anaknya terdapat perban.
"Apa anda keluarga dari Pasien yang bernama Axel Greyson ?" Tanya Seorang dokter kepada Hans dan Indri.
"Iya kami orang tua, bagaimana dengan anak kami dokter?" Tanya Indri
"Saat ini keadaan Axel baik-baik saja hanya saja di bagian pelipis dan bibirnya sobek, dan kami sudah memberikannya obat agar dia bisa tidur." Jawab Dokter tersebut.
"Sekarang pasien bisa dijenguk, jika ada sesuatu kalian bisa panggil saya."
"Terima kasih dokter." Ucap Indri lalu dia memasuki kamar Axel.
"Andrew, tolong cari siapa dalang di balik semua ini dan satu lagi cari di mana Alena berada." Perintah Hans lalu dia masuk ke kamar Axel dan melihat istrinya menangis di samping anak laki-lakinya.
"Udah sayang, jangan menangis terus. Ingat kamu harus jaga kesehatan juga." Hans mengusap rambut istrinya lalu membawa Indri kepelukan hangat nya.
.......
Happy Reading...............Akhir dari perjalanan hidup Alena, Gadis yang dulu polos, tidak mengenal cinta. Namun karena seorang pria yang tak lain adalah seniornya di universitas ia dapat mengenal itu semua bahkan rasa sakit pun selalu ia rasakan.Dan ini adalah sakit yang terakhir namun sakit ini berbeda karena ia begitu bahagia menerima sakit ini. Dia adalah Alena wanita yang kini tengah berjuang di dalam ruang bersalin, Alena tidak menyangka jika waktu yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga.Hari ini anak pertama nya bersama Daren lahir. Anak kembar yang begitu lucu, Alena menangis begitupun Daren pria itu menangis bersyukur karena persalinan Alena berjalan dengan lancar dan kedua baby itu dalam keadaan sehat tidak kekurangan apapun."Jadi siapa kakaknya?" Tanya Axel, pria itu baru saja tiba di rumah sakit karena tadi ia dari kantor dan saat
Happy Reading.............Hari ini tepat hari dimana Daren dan Alena mengumumkan kepada seluruh keluarga, mengenai jenis kelamin anak mereka. Semua keluarga sudah menantinya kecuali Hans pria itu biasa saja dia masih belum bisa menerima anaknya yang menikah dengan keturunan Romanov tapi saat melihat kebahagian sang putri membuat Hans mau tidak mau harus ikut tersenyum."Jadi apa jenis kelamin anak kalian?" Tanya Axel kepada adiknya, Alena tersenyum. Ternyata seluruh keluarga sangat menanti dengan apa yang akan ia dan Daren sampaikan.Daren menyuruh anak buahnya untuk mengeluarkan sebuah balon yang sudah ia isi dengan kertas yang bertuliskan jenis kelamin bayi mereka."Dalam hitungan ketiga, kita akan pecahin balon ini. Sayang kamu yang mecahin ya." Kata Daren, Alena mengangguk antusias."Aku yakin pasti babynya perempuan." Celetuk Indri yang membuat semua mata menatap ke arahnya, Hans bertanya kenapa istrinya yakin bahwa cucu merek
Happy Reading...............Kini kehidupan Alena dan Daren lebih banyak di habiskan dengan Daren yang mengajak Alena berlibur ke beberapa negara yang sangat ingin di kunjungi oleh Alena. apapun yang Alena inginkan Daren akan berusaha mengabulkannya. Walaupun Darendisibukkan dengan pekerjaannya, namun untuk kebahagian sang istri Daren rela meninggalkan dokemun yang sudah sangat menumpuk di atas mejanya.Dan semenjak pengumuman kehamilan Alena 3 hari lalu Daren memilih untuk menunda keberangkatan mereka ke Yunani karena ia tidak ingin Alena kelelahan. usia kehamilan Alena baru memasuki bulan pertama dan seluruh keluarga bahagia mendengar berita tersebut.Ibu Daren sudah menyiapkan nama untuk cucu nya tersebut. Dia sangat antusias begitupun dengan ibu Alena."Sayang jangan lupa makan buah yang sudah bibi kupas ya. Aku berangkat ke kantor nanti saat makan siang aku akan pulang." Kata Daren pria itu mencium pipi dan bibir
-Happy Reading-***Daren dan Alena memasuki kamar pengantin, jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Setelah selesai resepsi tadi Daren dan Alena berkumpul terlebih dahulu bersama keluarga mereka. Dan disinilah mereka setelah mendapatkan wejangan dari orang tua mereka ingin segera Alena dan Daren memiliki anak ingin rasanya Alena mengatakan jika mereka bukan lah pabrik pembuat anak namun dia tidak berani untuk mengatakan hal itu kepada keluarganya.Alena bahkan belum memikirkan soal anak karena ia pikir dirinya masih membutuhkan waktu berdua saja bersama sang suami. Lalu tidak lama setelah,Daren tanpa memberikan kesempatan untuk Alena membersihkan dirinya, dia langsung mendorong pelan tubuh Alena ke atas ranjang yang membuat Alena menggerutu."Apa tidak bisa pelan-pelan?!" Tanya Alena dengan nada jengkel yang membuat Daren gemas sendiri saat melihat ekspresi Alena.Bagaimana ia bisa pelan jika istrinya ini sangat cantik ia sudah tidak sabar untuk 'me
Happy Reading...............Daren dengan wajah bosannya menscroll benda pipih miliknya. sudah sejak satu jam yang lalu dia menemani Alena di dalam salon ini dan gadis itu masih belum selesai juga. Sungguh rasanya kesabaran Daren sudah di ambang batas namun apalah daya dia tidak berani melawan ibu negara yang sudah menempati tempat terspesial di dalam hatinya."Tuan apa anda butuh sesuatu?" Tanya pelayan yang ada di dalam salon tersebut."Apakah aku bisa membawa calon istriku pergi dari sini sekarang?" Tanya Daren dengan jengkel, pelayan tersebut hanya bisa melongo mendengar permintaan Daren."Maaf tuan, sisa waktu perawatan nona Alena masih 45 menit lagi." Dan Daren hampir mengumpat mendengar hal itu, sial hampir 2 jam dia menunggu Alena dan itu sangat lama."Kau boleh pergi sekarang!" Daren menghembuskan napasnya untuk menetralkan emosi yang sejak tadi hendak meledak. Daren kembali membuka benda pipih tersebut, wal
Happy Reading ..........."Saya tidak ingin melihat anda terus berada di dekat Alena, anda itu hanya benalu di hubungan kami!" Kata Daren, dia tidak habis pikir dengan Regan, pria itu tidak mau menjauhi Alena padahal hari pernikahan Alena tinggal dua hari lagi. Lalu apa tadi yang dia lihat Regan tengah jalan bersama Alena dan setelah dia mengantar Alena pria itu tidak segan memberikan kecupan di tangan mulus milik Alena."Apa aku peduli? Toh Alena tidak keberatan dengan hal itu." Nada mengejek sangat kentara di kalimat Regan dan membuat Daren naik pitam. Jika saja dia tidak ingat janji nya dengan Alena untuk tidak menampar Regan lagi maka segara sudah di pastikan pria songong yang ada di hadapan nya sekarang sudah masuk rumah sakit."Fuck apakah tidak ada wanita lain hah selain wanita ku?!""Ada, cuma yang seperti Alena sudah tidak ada. Alena adalah wanita idaman semua pria, aku jadi membayang kan bagaimana bentuk tubuhnya." Regan masi
Happy Reading . . . . . . . . ........ 1 Bulan kemudian Selamat 1 bulan ini keadaan Alena sudah membaik, dia sudah keluar dari rumah sakit dan bisa memulai pekerjaannya kembali namun orang tuanya dan tentunya Daren tidak setuju jika Alena kembali ke Paris dan menjadi model disana. Untuk menjadi desainer itu boleh saja namun harus ijin dengan Daren karena sekarang pria itu resmi menjadi tunangannya dan harus kalian tau bahwa gara-gara Daren pernikahan mereka di percepat. Alena bahkan mendahului kakaknya Axel. Axel akan menikah tahun depan sedangkan Alena 2 minggu lagi sungguh rasanya sangat mustahil menikah dengan Daren. Alena masih belum puas untuk berkarir. "Menyingkir dari atas ku, kau mau aku teriak hah?!" Pekik Alena saat ini posisi keduanya sangat intim. Dimana Daren tidak mau berpindah tempat dari atas tubuh Alena. Kata pria itu dia sanga
Happy Reading...............Pagi nya Alena duluan terbangun padahal jam baru menunjukkan pukul 5 pagi, entah kenapa malam tadi tidurnya lebih nyenyak dari sebelumnya. apakah ini efek dari kecupan yang Daren berikan untuknya. Alena menatap Daren yang masih terbaring di atas sofa, pasti badan pria itu akan sakit karena badannya terlalu besar untuk sofa yang kecil tersebut.Tidak beberapa lama Daren menguap dan mata keduanya saling bertatapan, Daren tersenyum ke arah Alena lalu dia menghampiri gadis itu. Daren memberikan kecupan di kening Alena dan membuat gadis itu terkejut."Good morning sayang." Ucap Daren lalu dia menyingkirkan helai rambut yang menutup sebelah matanya."Apa tidurmu nyenyak hmm?" Lanjut Daren"Ya begitul
Happy Reading............"Sial kau bisa Membunuh nya!" Bentak Axel saat Daren hendak menggores wajah Lisa yang sudah pingsan menggunakan pisau milik nya."Aku belum puas, dan dia sudah menyiksa Alena ku. Minggir!" Daren mendorong tubuh Axel namun dengan cepat Axel menahan tangan Daren."Kau ingin membuat Alena tambah membenci mu saat dia tau kau membunuh seseorang hah?!" Axel tidak habis pikir dengan Daren, tadi mereka sudah berjanji tidak akan sampai membunuh Lisa namun Daren melanggar janjinya Lisa hampir meninggal akibat perbuatan Daren.Daren terdiam dia baru sadar, jika Alena sudah siuman dan dia sudah berjanji tadi jika dia pergi hanya sebentar saja. Daren menatap jam di pergelangan tangannya dan jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam."Aku pergi!" Ucap Daren la