Short
Prahara Uang Kompensasi

Prahara Uang Kompensasi

Oleh:  EvelynTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
9Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Indra Djatmoko tergoda oleh Ceani Janeta, seorang janda yang tinggal di lantai bawah. Itu karena Ceani bisa membuatkan sarapan spesial untuknya, tidak peduli kalau dia berjalan membungkuk dan makan mengecap. Dia berkata, "Wanita di rumahku seperti robot, rasanya seperti dapat tugas kalau dekat-dekat dengannya." "Nggak seperti Ceani. Dia pengertian dan membuatku hidup seperti manusia." Dia bahkan iri pada suami Ceani yang sudah meninggal, merasa suaminya beruntung karena bisa menikah dengannya. Aku pun memutuskan untuk mengabulkan keinginannya. Kalau sampai terlambat, aku khawatir dia akan tersadar.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Aku tahu Indra tidak pergi ke kantor setelah pihak perusahaannya menelepon dan menanyakan keberadaannya.

Indra sudah keluar sebelum fajar, mengatakan kalau dia akan pergi sarapan.

Dia tidak menjawab panggilanku, jadi aku bergegas kembali.

Beberapa nenek yang tengah berjemur di depan rumah menatapku dan tersenyum sambil mencibir.

Ini bukan yang pertama kalinya, jadi aku menghentikan langkah kakiku karena emosiku terpengaruh.

Mata mereka menatapku dan toko yang menjual sarapan bergantian.

Pintu toko yang biasanya ramai, saat ini ditutup.

Nenek Risma ragu-ragu sejenak, lalu melambaikan tangannya padaku.

Dia berbisik di telingaku, "Pergi dari belakang dan lihatlah."

Hatiku yang sudah cemas makin tidak karuan saat ini.

Saat melewati toko dan melihat melalui jendela yang terbuka, aku melihat dua orang tengah tidur telanjang bersama.

Hanya dengan melihat punggung putihnya yang menghadap jendela, aku tahu kalau laki-laki itu Indra.

Aku menahan keinginan untuk menendang pintu, mengeluarkan ponsel dan mengambil foto mereka.

Ceani Janeta yang dalam keadaan acak-acakan membuka matanya sedikit dan menatap mataku.

Namun, dia meringkuk, tersenyum dan melingkarkan lengannya di leher Indra.

Dia tampak sangat percaya diri.

Aku pergi dengan tangan dan kaki yang hampir mati rasa, menaiki tangga untuk pulang ke rumah.

Aku duduk lama di ruang tamu dan termenung cukup lama. Selain marah, aku hanya merasa sedih.

Bahkan orang seperti Indra pun sudah pintar berselingkuh.

Ponselku berdering, membuka foto dari kontak yang mengirimiku pertemanan.

Setelah menerima permintaan pertemanannya, dia mengirimkan dua video pendek yang tidak enak dipandang.

Sepertinya itu adalah rekaman kamera pengintai di rumah.

Dalam video tersebut, Indra tersenyum sambil memeluk Ceani.

Dia berkata, "Wanita di rumahku seperti NPC, rasanya seperti dapat tugas kalau dekat-dekat dengannya."

Ceani tersenyum, meringkuk dalam pelukan Indra. "Kalau laki-laki melakukan semuanya, lalu apa gunanya istri?"

"Iya. Aku makan saja dia protes. Dia memintaku jangan mengecap saat makan."

Ceani tertawa keras. "Makin sering kamu mengecap, aku makin bahagia."

"Kalau makanannya enak aku baru mengecap. Istriku memang nggak waras."

Aku mencengkeram ponsel dengan erat, berharap menamparnya beberapa kali melalui layar.

...

Indra baru kembali saat siang. Begitu melihatku, dia bersikap seperti melihat hantu.

Dia berkata gagap, "Kamu ... kamu nggak kerja?"

Aku menatapnya. "Perusahaanmu telepon, katanya kamu nggak berangkat kerja."

Tatapannya menghindar ke sana ke mari, ternyata Ceani tidak memberitahunya kalau aku memergoki mereka melalui jendela.

Dia membuka sepatunya dengan perlahan, mencoba menghindari tatapanku.

"Aku cuma terlambat. Aku pulang mau ganti baju, terus ke kantor. Aku nggak berangkat setengah hari."

Dia bilang saat dalam perjalanan ke kantor, dia terkena cipratan air dari mobil yang melaju. Bahkan ponselnya basah.

Saat mengatakan itu, dia juga menyodorkan ponselnya kepadaku. "Mana mungkin aku sengaja nggak berangkat kerja?"

Dia mengatakannya dengan penuh keyakinan, tetapi tatapannya menghindari tatapanku.

Melihatku tidak merespons, dia menggaruk-garuk kepalanya karena malu dan melangkah ke kamar.

Pakaian di tubuhnya memang basah, jelas sekali bahwa dia memang sudah punya rencana buat berbohong kepadaku sebelum kembali.

Aku melihat ke sekeliling rumah, dari peralatan besar hingga panci dan wajan kecil.

Itu adalah semua yang aku beli sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun, mana bentuk kepedulian Indra terhadap rumah ini?

Dia berganti pakaian bersih dan keluar dari kamar, mengenakan sandal dan menyalakan sebatang rokok.

Perutnya yang buncit terlihat jelas bahkan melalui pakaiannya dan rambutnya berminyak.

Dia berbaring dengan posisi tengkurap di sofa, menghirup rokoknya dengan sangat menikmati.

Kakinya direntangkan di sampingku, terus bergoyang tidak mau diam.

Aku memukulnya tanpa berpikir panjang, "Jangan goyangkan kakimu."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
9 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status