"Pak Rian tidak usah khawatir karena Melati akan tetap menikah hari ini dan akan menjadi menantu saya!"
"Tapi pak, bagaimana bisa? Bukan kah Rifaldi harus bertanggung jawab dan menikahi wanita lain!" sahut Pak Rian."Benar pak, tapi saya akan menikahkan Melati dengan anak tertua saya Devan sebagai pengganti Rifaldi. Saya tahu ini tidak masuk akal tapi mungkin saja ini adalah permainan Tuhan pak. Demi kehormatan keluarga bapa dan yang lainnya, saya harap pak Rian bisa mempertimbangkan semua ini!" ucap pak Hardi dengan tegas."Mungkin ini jalan satu-satunya untuk menyelamatkan masa depan putriku, aku tidak mau Melati menanggung malu karena telah gagal menikah, aku takut tidak akan ada pria manapun yang mau menikahi Melati nantinya!" ucap pak Rian dalam hatinya."Saya setuju dengan pernikahan ini pak!" jawab pak Rian tanpa ragu."Syukurlah pak, saya senang mendengar keputusan pak Rian!""Tapi Ayah!" bantah Melati."Nak, tolong kamu setuju dengan pernikahan ini. Ayah tidak punya pilihan lain lagi, ayah tidak ingin kamu dikucilkan nantinya. Demi ayah dan ibu Melati, ayah mohon sama kamu untuk mau melanjutkan pernikahan ini!" ucap pak Rian dengan tatapan sedih."Baiklah!" jawab singkat Melati sambil berurai air mata"Demi ayah dan ibu, dan menjaga kehormatan keluargaku ini. Aku rela menikah dengan laki-laki yang sangat asing bagiku, bahkan yang sama sekali tidak aku kenal!" ucap Melati dalam hati nya.Begitu pak Hardi ingin melangkahkan kakinya keluar, pak Hardi begitu kaget melihat Devan yang sudah berdiri di depan pintu kamar dan mendengar semuanya. Belum sempat pak Hardi bicara Devan langsung pergi dengan tatapan marah."Devan tunggu!" teriak pak Hardi menyusul Devan."Devan tunggu dulu sebentar, papa mau bicara!" pinta pak Hardi menahan Devan yang hendak akan pergi."Aku sudah tahu apa yang akan papa katakan sama aku, jika papa meminta aku untuk menggantikan Rifaldi menikahi gadis itu aku tidak akan mau pah!" sahut Devan menolaknya dengan tegas."Devan, hanya kamu satu-satunya yang bisa papa harapkan. Ini tentang keluarga kita, tentang nama baik dan kehormatan keluarga kita!""Bukan kita pah, tapi papa. Ini untuk nama baik papa, kenapa harus aku yang menanggung kesalahan atas apa yang Rifaldi buat. Biarkan saja Rifaldi menyelesaikan masalahnya sendiri.""Papa tahu hubungan kamu dengan adikmu itu kurang baik, tapi papa mohon sama kamu. Papa tidak mungkin membiarkan keluarga ini menanggung malu dan penderitaan seperti ini Devan. Papa juga tahu kalau ini memang murni kesalahan Rifaldi. Tapi tolong kamu pikirkan perasaan Melati yang d tinggal menikah oleh Rifaldi dihari pernikahannya sendiri. Karena insiden ini membuat ayahnya jatuh sakit!" ucap pak Hardi sambil memohon."Devan.. " panggil Oma Laksmi yang membuat Devan menoleh kebelakang."Kamu pernah bilang kan sama Oma, kalau kamu janji akan menuruti semua keinginan oma apapun itu? Dan hari ini oma akan meminta janji itu dari kamu!" ucap Oma Laksmi."Iyah Oma, Devan masih ingat itu dan Devan tidak akan pernah lupa!" sahut Devan."Lalu apa kamu sudah siap untuk menuruti keinginan oma ini?" tanya Oma Laksmi."Apa itu Oma?" Sahut Devan bertanya kembali."Menikah lah dengan Melati!" pinta Oma Laksmi yang membuat Devan terkejut."Oma, itu hal yang tidak mungkin. Oma bisa meminta apapun yang oma mau tapi tidak dengan hal ini Oma, aku tidak bisa menikahi gadis yang sama sekali tidak aku kenal!" sahut Devan menolak."Oma mohon sama kamu Devan, Melati gadis yang sangat baik dan dia juga sangat cantik. Oma sudah sejak lama sangat menginginkan Melati bisa menjadi menantu dirumah kita, tapi adikmu Rifaldi malah menghancurkan harapan Oma!"Devan pun mulai berpikir sejenak.."Apa Oma sangat menyukai gadis itu?" tanya Devan.Oma Laksmi pun mengangguk sambil menangis dan memohon pada Devan.Devan yang dari kecil sangat dekat dengan neneknya itu tidak punya pilihan lain lagi selain menuruti permintaan neneknya."Baiklah Oma, aku akan menikahinya. Tapi aku menikahi gadis itu bukan untuk menyelamatkan Rifaldi dari kesalahannya, aku lakukan semua ini demi Oma dan atas permintaan Oma.""Terima kasih Devan , Oma sangat yakin kalau kamu tidak akan pernah membuat Oma kecewa. Melati adalah wanita yang Oma pilihkan untuk kamu jadikan seorang istri, Oma minta kamu untuk selalu menjaga Melati!" Oma Laksmi langsung memeluk Devan sambil tersenyum."Syukurlah ibu bisa membujuk Devan agar setuju menikahi Melati, kini semuanya sudah aman terkendali. Aku merasa lega sekarang!""Sekarang ayoh kita siap-siap untuk pernikahan kamu ini! " ajak Oma Laksmi."Ayah" panggil Melati lirih."Iyah nak?" Sahut pak Rian."Apa ayah sekarang sudah merasa lebih baik?"" Tentu, ayah harus baik-baik saja karena hari ini anak ayah akan menikah!""Melati sayang, kamu tidak apa-pakan nak? karena pernikahan yang seharusnya berjalan lancar jadi berubah seperti ini. Bahkan kamu juga harus menikah dengan kakak calon suami kamu sendiri!" tanya Bu Sukma yang memang merasa khawatir tentang perasaan Melati."Aku baik-baik saja Bu, mungkin memang ini sudah jalan terbaik buat aku. Aku akan ikhlas menjalani takdirku ini Bu!" sahut Melati untuk menenangkan ibu dan ayahnya."Apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?""Insya Allah aku akan bahagia Bu, asalkan ibu dan ayah juga bahagia!"Bu Sukma pun langsung memeluk putri kesayangannya itu, Bu Sukma merasa sedih atas apa yang menimpa putrinya itu."Hhmm permisi Tante, om. Semuanya sudah siap dan sudah menunggu di pelaminan!" ujar Linda"Oh Iyah Lin, kamu temani Melati dulu yah!" pinta Bu Sukma."Iyah siap Tante!" sahut Linda."Ayoh pak kita kesana duluan, biarkan Linda membantu Melati terlebih dahulu untuk merapikan riasannya!""Iya ayoh Bu!""Melati sudah yah kamu jangan sedih lagi, ada aku disini yang akan selalu ada buat kamu!" ucap Linda untuk mencairkan suasana."Iyah Lin, makasih yah kamu memang sahabat aku paling baik di dunia ini!" "Kamu itu masih terbilang cukup beruntung karena kamu masih bisa menikah dan menjadi menantu keluarga terhormat. Apa kamu sudah bertemu sebelumnya dengan calon suamimu yang satu ini? Karena bagaimanapun juga calon suamimu ini kakaknya Rifaldi!""Jujur aku belum pernah bertemu dengan kakak nya mas Rifaldi sebelumnya, karena yang aku tahu dia tinggal di luar negeri Lin!""Jadi kamu belum pernah ketemu sama sekali atau pun melihat foto nya?" Tanya Linda untuk memastikan."Belum." jawab Melati sambil menggelengkan kepalanya."Kamu tahu dia itu terlihat sangat tampan, lebih tampan dari Rifaldi. Dia juga terlihat cool dan berkharisma!" ucap Linda sambil senyum-senyum sendiriMelati hanya diam saja tak memberikan respon sama sekali."Kamu kok diem saja sih, pasti kamu masih kepikiran sama Rifaldi yah? Aku tahu kalau seharusnya hari ini adalah hari bahagia kamu dengan Rifaldi tapi akhirnya kamu malah menikah dengan kakaknya karena ulah Rifaldi yang khianatin kamu!""Melati, hidup harus terus berjalan. Kamu harus terus melangkah kedepan untuk masa depan kamu Mel. Aku berharap kamu bisa lebih bahagia tanpa Rifaldi, kamu beruntung karena mengetahui hal ini sebelum akhirnya kamu sah menikah. Tuhan masih baik dan sayang sama kamu, aku tahu ini berat buat kamu jalani karena kamu sangat mencintai Rifaldi tapi kamu juga harus pikirkan perasaan ayah dan ibu kamu. Aku minta kamu harus tetap baik-baik saja demi mereka!" ucap Linda menguatkan Melati sambil memeluk sahabatnya itu.Keesokan harinya Rifaldi sudah berada di depan rumah Sintia, dia terlihat membawakan Sintia bunga dan juga buah-buahan untuk keluarganya. "Assalamualaikum Pak...!" sapa dia pada mertuanya yang kebetulan berada di depan. "Waalaikumsalam... nak Rifaldi pasti kesini untuk menemui Sintia bukan!" sahut pria paruh baya itu.."Iyah Pak, apa Sintia ada!" "Ada, ayoh kita masuk ke dalam!" "Mas Rifaldi, kamu kesini lagi? ada apa mas?" tanya Sintia. "Aku datang kesini untuk meminta kamu agar ikut pulang dengan aku ke rumah kita!" sahut pria itu. Sintia pun langsung memandangi wajah kedua orang tuanya. "Apa mas Rifaldi sudah yakin dengan keputusan ini, aku tidak mau kalau nantinya mas Rifaldi akan menyesal!" "Tentu saja aku sudah yakin, aku tidak akan menyesal sama sekali karena ini murni keinginan aku. Aku ingin kita bisa sama-sama seperti dulu lagi sintia, tolong berikan aku satu kesempatan untuk bisa menjaga dan mencintai kamu dan ikut membesarkan anak kita sama-sama!" ungkap Rifaldi de
"Bapa akan mencoba membantu kamu dan berbicara dengan Sintia mengenai ini, bapa akan memberikan pengertian pada dia. Jadi nak Rifaldi harus mau menunggu untuk itu!" ujar Pak Ridwan."Aku tidak masalah sama sekali pak jika harus menunggu Sintia begitu lama!" Baiklah, kalau begitu sebaiknya nak Rifaldi pulang dulu saja, besok pagi nak Rifaldi bisa datang kesini lagi dan kami akan memberikan keputusannya!" "Baik Pak, Terima kasih sebelumnya atas bantuannya Pak, Bu!" "Sama-sama nak Rifaldi, kalau untuk kebaikan pasti kami akan selalu mendukung. Iyah kan Pak!" ujar Bu Anis. "Iyah bu benar sekali!" sahut Pak Ridwan sambil tersenyum.."Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak, besok pagi saya akan kesini lagi. Dan tolong sampaikan salam dari saya untuk Sintia!" "Assalamualaikum....!" ujar Rifaldi.."Waalaikumsalam...!" sahut Bu Anis dan Pak Ridwan..Setelah Rifaldi pulang, Bu Anis dan Pak Ridwan pun langsung mencoba untuk berbicara dengan Sintia. Tok tok tok"Sintia, buka dulu nak. Kami
Serangkaian acara pun mulai di lakukan, semua orang tampak sangat bahagia sekali. Kini acara itu dilanjutkan dengan melakukan siraman. "Dimana ayah dari calon bayinya? Mama suami kamu!" tanya seorang wanita paruh baya yang memimpin acara tersebut...Sontak semua orang pun terdiam dan saling menatap satu sama lainnya. "Apa acaranya tidak bisa dilanjutkan kalau tidak ada suami saya mbok!" tanya Sintia. "Memangnya suami kamu kemana? bukankah ini juga acara yang penting untuk dia!" "Saya ada disini!" sahut seorang pria yang tiba-tiba saja datang. Semua orang pun langsung dialihkan pandangnya, dan merasa terkejut saat tahu bahwa pria tersebut adalah Rifaldi..."Rifaldi pah!" ujar Bu Ranti pada suaminya. Rifaldi pun langsung berjalan ke arah Sintia..."Apa sekarang acaranya sudah bisa di mulai?" tanya pria itu membuat semua orang membisu."Tentu saja, kita bisa mulai siramannya sekarang!" Acara siraman tujuh bulanan pun langsung di lakukan... Setelah serangkaian acara selesai dan b
"Mas, Cindy.. ayoh kesini. aku sudah membuatkan minuman dan cemilan untuk kalian!" panggil Melati...Tak berselang lama Cindy dan Devan pun datang menghampiri Melati yang sudah berada di ruang makan. "Ya ampun kak, kenapa gak ngajak-ngajak aku sih. Aku kan bisa bantuin kakak!" ujar Cindy. "Engga apa-apa kok, ini kan bikinnya juga simple banget jadi kakak bisa sendiri!" sahut Melati.."Aku cobain yah, kelihatannya enak banget!" "Iyah boleh dong, ayoh di makan!" "Hmmm apapun yang dibuat oleh istri aku ini memang gak pernah gagal. Tangan kamu ini memang ajaib banget yah!" "Makasih yah mas, kamu itu selalu memuji aku!" "Kapan-kapan aku juga mau dong kak belajar masak, biar nanti tuh setelah aku punya suami aku bisa masakin suami aku makanan yang enak terus setiap hari. Terus dapet pujian deh dari dia, sama seperti kalian ini!" ungkap Cindy. "Boleh dong, kamu bisa datang kesini dan belajar kapan pun yang kamu mau. Kakak pasti akan selalu ngajarin kamu sampai kamu bisa!" sahut Melati
Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh akhirnya Melati, Devan dan Cindy pun sudah sampai di rumah baru mereka. Melati terlihat senang sekali dengan rumah baru yang akan ditinggalinya itu. Rumah yang terlihat sangat megah, dan halaman yang luas beserta taman membuat rumah itu terkesan mewah. "Gimana menurut kamu? apa kamu suka sama rumahnya!" tanya Devan. "Aku suka banget mas sama rumahnya, rumahnya bagus, mewah dan terlihat sangat nyaman!" sahut gadis itu. "Waw keren banget kak, ternyata kak Devan pintar juga yah milih desain rumah yang bagus!" puji Cindy. "Aku kayaknya bakalan sering nginep disini deh, apalagi letaknya juga tidak terlalu jauh dari kampus aku!" "Tentu saja boleh dong, kalau kamu mau tinggal disini juga tidak masalah sama sekali kok!" sahut Devan. "Iyah, kakak malah seneng banget karena nanti ada temennya!" "Ya udah yuk kita masuk ke dalam, pasti kamu sudah penasaran kan dengan isi rumah kita yang baru ini!" ajak Devan. "Iyah mas, aku memang sudah penas
Keesokan paginya terlihat Devan dan Melati sudah bersiap-siap untuk pindah rumah, semua orang pun merasa sedih akan kepindahan mereka berdua. "kenapa kalian berdua mendadak pindah pagi ini, bukankah akan pindahnya sore nanti!" Ujar Oma Laksmi.."Sebelumnya aku mau minta maaf Oma, karena secara mendadak aku dan Melati memutuskan untuk pindah pagi ini. Aku juga sudah bicara dengan papa dan meminta ijin untuk tidak masuk kantor dulu!" "Loh kak Devan sama kak Melati mau pindahan sekarang?" Tanya Cindy."Iyah Cindy!" Sahut singkat Melati.."Tapi kenapa? Bukannya kemarin bilangnya nanti sore yah!" "Tadinya memang begitu tapi kita jugakan harus beresin barang-barang kita nanti disana. Jadi pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama!" "Ya udah kalau gitu aku ikut kalian yah, aku bantuin kalian beres-beres disana gimana? Bolehkan?" "Boleh dong, malah kita senang banget karena ada yang bantuin. Iyah kan mas!" Devan pun menganggukkan sambil tersenyum ke arah Cindy. "Yess!" Ucap gadis it