Home / Romansa / Istri Palsu Presdir / 139. Membalas Rasa Rindu (21+)

Share

139. Membalas Rasa Rindu (21+)

Author: Velmoria
last update Last Updated: 2025-09-11 23:47:43
Ivy membiarkan tangannya menyusuri punggung dan bahu Ethan, menahan diri dari rasa cemas akan kondisi pria itu, namun tetap memberi kehangatan dan rasa aman.

Ivy menunduk, menempelkan dahinya ke dada Ethan, merasakan detak jantung pria ini. “Aku juga merindukanmu, Ethan,” jawabnya pelan, menenangkan sekaligus membalas rasa rindu itu.

Ethan tersenyum samar. Mengecup puncak kepala Ivy dan merasakan kejantanannya lebih sensitif dari ketika saat ia tidak sakit seperti sekarang.

Ujung kejantanannya menusuk perut sang istri, membuatnya langsung bergairah dalam rasa panas yang berlipat ganda.

Refleks Ivy mendongak saat tubuhnya mulai merasakannya, dan karena kewanitaannya terasa berdenyut dan basah.

“Aku … sudah basah, bahkan sebelum kau menyentuhku lebih dalam,” aku Ivy, wajahnya memanas padahal bukan dirinya yang demam.

“Apa kau merasakannya?” Ia mengecup pelan dagu Ethan yang seketika terkekeh pelan dalam suara yang serak dan berat.

“Ya, Sayang,” angguk Ethan, tatapannya meng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Palsu Presdir   265. Menjemput Calon Istri

    Adrian bertanya pada Isla dengan suara yang serak dan pecah.Namun ​Isla tidak menjawab. Ia hanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong, membiarkan air mata yang tersisa mengalir ke pelipisnya.Baginya, pertanyaan barusan itu terdengar seperti tuduhan. Seolah Adrian merasa bahwa dirinya hanyalah alat bagi Isla untuk mengucapkan perpisahan yang kotor.​“Kau mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan?” lanjut Adrian sambil beranjak dari tubuh Isla, suaranya kali ini terdengar dingin dan hancur. “Kau memancingku untuk merusakmu, memberiku jabatan yang tidak kuinginkan, dan sekarang kau bisa pergi ke pelukan Kairos dengan perasaan seolah kau sudah memberikan ‘hadiah perpisahan’ yang adil dan layak untukku.”​Isla masih bergeming. Ia menarik selimut untuk menutupi dadanya, merasa kosong seolah seluruh jiwanya baru saja ikut terhisap keluar.​“Jangan berpura-pura seolah kau yang paling menderita, Adrian,” bisik Isla akhirnya, suaranya begitu lemah hingga nyaris tidak terdengar. “K

  • Istri Palsu Presdir   264. Kau Puas Sekarang?

    Tatapannya kini sepenuhnya berada pada Ivy. “Aku tidak memutuskannya karena terpaksa. Aku ingin memulai hidup yang baru, di tempat di mana tidak ada ekspektasiku sendiri yang menghimpitku setiap hari.” Ivy masih terlihat keberatan dan tidak percaya. Ia merasa curiga, namun tidak punya bukti untuk mengungkapkan apa pun di sini sekarang. Sehingga ia memilih diam, mencoba memahami keputusan sang adik. Lalu ia melirik Adrian yang menurut penilaiannya, terlihat tegang. Orang kepercayaannya itu bahkan sesekali tertangkap basah menatap Isla nyaris tidak berkedip. Sekarang ia menoleh menatap suaminya. Berharap Ethan mengatakan sesuatu. Pria itu malah tersenyum tipis padanya. Tidak mengucapkan apa pun, tapi menenangkannya tanpa berhenti dengan mengusap semakin intens di perut sampingnya. Karena hening yang terasa lebih dari lima menit, seakan semua orang yang duduk melingkari meja makan itu sibuk dengan pikirannya masing-masing, Arthur mengambil alih. ​Arthur yang seolah memvalidasi k

  • Istri Palsu Presdir   263. Tidak Ingin Menjadi Bayang-Bayang

    “Bukan begitu,” sanggah Adrian. Membalas pelukan erat Isla, sambil mengelus, menelusuri punggung telanjang wanita itu dengan ujung-ujung jemarinya. “Aku hanya ingin kau tetap nyaman. Tapi kalau kau tetap mau tidur dalam keadaan kita yang seperti ini, aku tidak keberatan sama sekali.”Isla menghela napas. Lelah dan pasrah yang tidak karuan. Mencoba memejamkan mata di pelukan pria yang sangat ia dambakan itu.Berselang beberapa menit, ia berhasil menutup mata dan tidur dengan nyaman.​Sebelum pagi tiba, Adrian terbangun lebih dulu. Ia memindahkan Isla perlahan dari atas tubuhnya, lalu menyelimuti dengan rapat.Ia berniat mengecup bibir dan kening wanita itu sebelum menyelinap pergi, tapi batal ia lakukan karena tidak ingin membangunkan Isla yang terlihat lelah.“Sampai nanti, Isla.” Ia bergumam pelan, lalu berbalik, melangkah meninggalkan kamar Isla dengan hati-hati.Beberapa jam kemudian.Isla turun ke ruang makan dengan gaun sutra yang tertutup rapat hingga ke leher, menyembunyikan s

  • Istri Palsu Presdir   262. Kau Keberatan? (21+)

    Adrian terdiam sejenak. Bukan sedang memikirkan jawaban, namun memastikan bahwa jawabannya tidak memberi efek yang tidak diinginkan terhadap Isla yang rentan.“Ya, aku menikmatinya. Dan kuharap, kau pun begitu.”Isla tidak membalas, ia cuma memberi reaksi dengan semakin menempelkan telinganya ke dada Adrian.Suara detak jantung Adrian yang liar di telinganya menjadi satu-satunya kenyataan yang ia percayai. Bahwa pria itu jujur mengenai apa yang dirasakan—menikmati seks mereka sampai sejauh ini.Mereka terus bergerak. Gerakan Adrian memang pelan, tapi sentakannya sangat dalam, menghadirkan gelombang menuju ke p​uncak yang kali ini datang dengan perlahan.“Haaaa ...” Isla merintih lembut, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Adrian saat kepuasan itu menjalar pelan namun dalam.Adrian pun tidak lama kemudian menyusul, ia membenamkan wajahnya di rambut Isla, menghirup aromanya, lalu mendekap wanita itu seerat mungkin seolah-olah jika ia melepaskan, Isla akan benar-benar pergi dan tidak

  • Istri Palsu Presdir   261. Untuk yang Pertama Kalinya (21+)

    Isla tidak menjawab dengan kata-kata. Ia justru menarik tengkuk Adrian dan menciumnya dengan sisa tenaganya, sebuah jawaban bisu yang penuh kepasrahan. Dengan satu dorongan yang dalam dan mantap, Adrian masuk sepenuhnya. Ia merasakan hambatan fisik yang nyata. Sebuah konfirmasi final atas kemurnian Isla yang sebelumnya hanya ia rasakan lewat ujung jari dan mulutnya. ​Adrian menggeram pelan saat merasakan sensasi ketat yang luar biasa, seolah tubuh Isla menjepitnya dari segala arah, menolak sekaligus memuja kehadirannya. ​Isla tersentak, tubuhnya menegang hebat dan kuku-kukunya mencengkeram bahu Adrian hingga meninggalkan bekas. Sekali, dua kali, sampai berkali-kali ia memberi tanda garis kasar memerah di punggung Adrian untuk melampiaskan segalanya. Ia memejamkan mata rapat-rapat saat rasa sakit yang tajam, namun panas menyebar di perut bawahnya. Air mata yang sejak tadi menggenang akhirnya jatuh begitu saja. Tidak. Ini bukan air mata kesedihan, apalagi penyesalan. Lebih tepat jik

  • Istri Palsu Presdir   260. Sangat Jauh dan Dalam

    Isla terpaku. Tertegun mendapati keberanian Kairos yang sangat kontras dengan keragu-raguan Adrian.Kairos melangkah satu tindak lebih dekat, tidak sampai melewati ambang pintu, menghormati privasi Isla namun tetap terasa mendominasi.​“Kau terlihat lelah, Isla,” lanjut Kairos. Ia menyebut namanya tanpa embel-embel apa pun, menciptakan keintiman instan yang membuat Isla merinding. “Keluarga Harrington adalah tempat yang keras. Aku tidak datang untuk menambah bebanmu. Aku datang untuk menawarkan jalan keluar.”​Isla menelan ludah. “Jalan keluar?” ​“Kebebasan. Perlindungan yang tidak mengharuskanmu bersembunyi atau belajar menjadi orang lain ...” Kairos tersenyum tipis, sebuah senyum yang terasa sangat hangat dan dewasa. “Aku mendengar kau banyak belajar mengenai perusahaan. Jika kau bersamaku, kau tidak perlu menggantikan Ivy. Kau cukup menjadi Isla.”​Tepat saat itu, Isla melihat siluet di ujung koridor. Adrian.​Pria itu berdiri di kegelapan, membeku melihat Kairos berada di depan k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status