Share

3. Tekad dan Kebencian

Author: Velmoria
last update Huling Na-update: 2025-03-27 17:17:50

Mara menarik napas dalam, seolah mempersiapkan diri untuk menceritakan sesuatu yang berat. “Kau tahu, kehidupan Isla berubah sejak menjadi pelayan di kediaman Winchester. Tidak lama sejak dia berada di sana, Isla menikah dengan cucu tertua sekaligus pewaris keluarga Winchester.”

Kening Ivy berkerut. Ia langsung ingat pria pertama yang ia lihat ketika membuka mata tadi. Namun, Ivy membiarkan Mara melanjutkan ceritanya.

Isla baru dua bulan bekerja sebagai pelayan di kediaman Winchester, namun Mara tidak mengetahui alasan mengapa Isla tiba-tiba harus bekerja di sana. Justru setelah dua bulan itu, Mara mendapatkan berita bahwa Isla akan menikah dengan Ethan Winchester.

Ethan Winchester adalah pewaris sekaligus presdir Winchester Corporation. Pria tampan yang sangat dielukan dan diincar oleh seluruh wanita di Alden. Dia juga merupakan orang paling berpengaruh di kota itu.

Pada satu malam ketika Isla telah menjadi pelayan di sana, Isla diminta mengantarkan sebuah minuman untuk Tuan Muda Winchester. Isla hanya menuruti perintah itu, tetapi tidak lama setelah Isla mengantarkan minuman itu, Isla justru ditarik paksa masuk ke dalam kamar Ethan.

Beberapa waktu setelah Isla ditarik paksa, Isla keluar dari kamar Ethan dengan pakaian dan tubuh yang berantakan. Keesokan paginya, entah bagaimana tetapi Kakek Ethan mengetahui skandal itu dan memaksa Ethan untuk menikahi Isla secepatnya sebagai bentuk pertanggungjawaban, atau sang Kakek tidak akan mewariskan hartanya sepeserpun pada Ethan jika Ethan tidak menikahi Isla.

Sebenarnya Isla juga tidak menginginkan pernikahan itu, bahkan ia juga tidak menginginkan malam itu terjadi. Namun, Isla menerima takdirnya dan berusaha menjadi istri yang baik untuk Ethan, karena dia tidak punya pilihan.

Akan tetapi, pernikahannya tetap tidak berakhir bahagia meskipun Isla telah berusaha menjadi istri yang baik untuk Ethan dan menantu keluarga Winchester.

Ibu mertuanya tidak menganggap Isla karena asal-usulnya yang tidak setara dengan keluarga Winchester. Ethan memperlakuan Isla dengan dingin, dan bahkan tidak pernah menganggap Isla ada, serta ada juga Stella, wanita yang selalu ada di sekitar Ethan.

Isla sadar bahwa dia memang tidak pantas untuk Ethan, trauma malam itu juga menghantuinya. Isla juga semakin tertekan dengan sikap Ethan dan cemoohan orang-orang di sekitarnya, karena menganggapnya licik dengan menjebak Ethan untuk bisa dinikahi pria itu.

Padahal Isla tidak tahu apa-apa.

Dan, semua orang menganggap bahwa wanita yang pantas bersanding dengan presdir Winchester Corp. adalah Stella, bukan Isla si pelayan rendahan.

Selama dua tahun pernikahan, Isla menerima perlakuan itu semua, hingga pada satu malam, sebuah kejadian seperti ‘malam itu’ kembali terjadi, sayangnya pria yang tidur di samping Isla bukanlah Ethan, melainkan pria asing.

Sekali lagi, Isla tidak tahu apa-apa, namun kali ini karena statusnya adalah istri Ethan Winchester, kejadian itu membuat malu Ethan hingga dia ingin menceraikannya tanpa mendengar penjelasan Isla. Tatapan Ethan pada Isla saat itu juga adalah tatapan kemarahan dan kekecewaan yang menjadi satu.

Perceraian itu membuat Isla kecil dan merasa bahwa di dunia ini dia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, dia ingin mengakhiri hidupnya, tetapi sebelum itu terjadi Isla ingin menemui kembarannya untuk yang terakhir kalinya.

Mendengar cerita Mara, dada Ivy begitu sesak, hatinya seperti tersayat belati. Bajunya basah karena air mata yang tidak berhenti mengalir sejak tadi.

Mara bangkit dan memeluk Ivy. Dalam pelukannya, bahu Ivy berguncang hebat.

Penyesalan di hati Ivy menyesakkan dadanya. Seharusnya Ivy tidak pernah berhenti untuk mencari keberadaan Isla dan ibunya sejak dulu, bahkan ketika kakeknya menutup akses pencariannya.

Ivy mengurai pelukan Mara ketika dia teringat akan satu hal. “Ibuku, ibu Isla. Bagaimana keadaannya sekarang? Sejak tadi kau tidak menceritakan soal ibuku.”

Pandangan Mara kembali berubah sendu dan kepalanya menggeleng. “Maafkan aku, aku tidak tahu soal keberadaan ibu kalian. Isla tidak pernah memberitahuku soal itu.”

Ivy tercenung.

Ivy telah mengetahui sebagian kehidupan Isla dan penderitaan yang dirasakan saudari kembarnya, tetapi ia juga harus tahu bagaimana kehidupan ibunya.

Kini, sorot mata Ivy berubah menjadi penuh tekad dan kebencian. Kebencian pada Ethan dan keluarganya, juga tekad untuk menemukan ibunya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   16. Ciuman Tak Terduga

    Sedikit tenang, Ethan meraih tangan Ivy, menyusupkan jemarinya ke sela-sela jemari istrinya. Ia berbalik, menatap Ivy dalam diam, tanpa sadar genggamannya mengerat.Dari sudut mata, Ethan melihat presdir Bluecrest mencoba berdiri dengan susah payah. Amarahnya memuncak lagi. Namun ketika kembali menatap Ivy, Ethan melihat wanita itu menggeleng pelan, menarik tangannya dan membawanya pergi dari sana.Ethan membiarkan Ivy membawanya menuju ke parkiran. Begitu sudah berada di samping mobil, Ivy yang lebih dulu melepaskan genggaman tangan mereka.Tanpa bicara, Ethan membuka pintu mobil. Disusul Ivy setelahnya. Sepanjang perjalanan, Ethan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia menyetir dengan kencang, pandangannya lurus ke depan, kedua tangannya mencengkeram setir seolah menyalurkan amarah yang masih tersisa.Ivy duduk diam. Tidak berniat membuka percakapan. Masih berdebar, terguncang oleh kejadian di koridor tadi. Atau lebih tepatnya, pada reaksi Ethan yang begitu emosi. Bukan hanya mara

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   15. Kemarahan Seorang Suami

    “Mr. Winchester.” Seorang pria paruh baya dengan jas abu-abu gelap menghampiri. “Beberapa kolega dari Venture & Rye ingin bertemu Anda. Mereka sudah menunggu di tengah.”Ethan menoleh sebentar ke arah Ivy yang sudah menghilang di tikungan koridor. Rahangnya mengeras, lalu ia mengangguk singkat.Tanpa melepas pandangannya ke koridor, Ethan melangkah bersama pria itu.Sementara di toilet, Ivy menatap bayangannya di cermin. Ia menarik napas, mencoba menetralisir detak jantungnya yang sempat kacau.Jangan bodoh. Jangan lengah.Bukan saatnya untuk terbuai oleh sikap manis Ethan. Tangannya mengepal kuat. “Sadarlah, Ivy. Ingat semua penderitaan Isla dan Ibu.”Ivy memejamkan mata ketika memangku tubuhnya dengan kedua tangan di sisi wastafel.Bahkan keberadaan ibunya sampai saat ini, Ivy masih belum tahu.Ivy membuang napas, lalu membuka mata dan kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Ia harus fokus dengan tujuannya.Setelah menenangkan diri, Ivy melangkah keluar dari toilet dan baru mema

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   14. Tampil Sebagai Pasangan

    Ivy melangkah turun dari lantai dua mengenakan gaun hitam sederhana, namun tetap terlihat elegan. Gaun itu berlengan panjang, terbuat dari bahan satin yang halus, pas membentuk lekuk tubuhnya tanpa berlebihan.Leher gaun berbentuk V rendah tapi sopan, memperlihatkan garis leher yang anggun. Panjang gaun mencapai mata kaki, dengan potongan sedikit melebar di bawah, membuat langkah Ivy terlihat percaya diri. Rambutnya disisir rapi dan tergerai lembut di bahu.Ethan berdiri di bawah, menunggu Ivy. Ia terlihat tampan dan berwibawa dalam setelan jas hitam klasik yang rapi dengan dasi abu-abu gelap. Ekspresinya dingin dan tenang. Begitu melihat Ivy sedang menuruni tangga, matanya seketika fokus menatap wanita itu tanpa berkedip.Cantik, anggun, elegan dan tidak berlebihan.Sambil mengingat-ingat, kening Ethan berkerut samar, tapi tatapannya sama sekali tidak lepas dari Ivy.Selama pernikahan mereka, belum pernah Ethan melihat Isla mengenakan gaun seperti itu. Apa selera Isla berubah? Aura w

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   13. Pria Aneh

    “Ya, sedikit.” Ivy menghela napas, menatap Ethan yang juga menatapnya. Mereka masih saling bertatapan sampai pelayan kembali dari dapur sambil membawakan nampan untuk Ivy.Ivy mulai dengan secangkir air hangat lemon. Disesap pelan, matanya tidak lepas dari pria di hadapannya. Selain sangat membenci Ethan, ia tidak bisa menampik perubahan mendadak sikap pria itu padanya. Heran dan bingung yang bercampur dengan rasa penasaran.Memperhatikan Ethan, Ivy tahu kalau sebenarnya pria itu sudah selesai sarapan sejak tadi. Melihat dari waktunya, biasanya di jam ini Ethan sudah bersiap-siap ke kantor. Namun, Ivy tidak mempertanyakan, karena pikirannya masih dipenuhi rasa ingin tahu tentang ibunya.Dan ketika Ivy masih memikirkan bagaimana cara untuk menemukan ibunya, suara ketukan high heels wanita bergema di ruang makan, makin mendekat ke arah mereka.Ivy tersenyum tipis menyambut kedatangan Stella.“Selamat pagi, Ethan. Kupikir kau sudah berangkat ke kantor,” katanya ramah dengan senyum lebar

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   12. Nyaris Mencium

    Napas Ivy tenang. Matanya tertutup. Rupanya wanita itu sudah tertidur. Mendekati tempat tidur, Ethan menurunkan Ivy dengan hati-hati, membaringkannya di atas kasur. Ivy tidak bergerak. Napasnya masih teratur. Tidurnya tampak nyaman dan lelap. Berdiri di sisi ranjang, Ethan menatap wajah Ivy cukup lama. Beberapa helai rambut jatuh ke pipi wanita itu. Dengan satu gerakan ringan, Ethan menyibakkannya. Ada sesuatu yang tiba-tiba bergerak di pikirannya, tapi ia tidak tahu pasti apa. Tatapan Ethan turun perlahan ke arah bibir Ivy. Diam. Terlalu lama. Hingga akhirnya ia membungkuk, mendekat sampai cukup membuat bayangan wajahnya jatuh tepat di atas wajah Ivy. Jarak yang hanya tinggal satu gerakan. Namun tiba-tiba, Ethan berhenti. Ekspresi kecil muncul di wajahnya. Lalu ia menarik diri perlahan. Tidak tergesa. Tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Berdiri kembali dengan tenang, Ethan berbalik dan melangkah keluar dari kamar. Di belakangnya, pintu ditutup perlahan, tanpa suara. *** Ter

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   11. Peran dari Suami

    Beberapa orang tertawa pelan. Tak lama, terdengar celetukan ringan dari sisi meja lain. “Stella Roswell.” Tawa makin terdengar, meski tidak keras. Stella menoleh dengan raut bingung penuh empati, seolah tidak tahu apa yang terjadi. Tapi matanya tidak bisa menyembunyikan kepuasan kecil. Dia percaya diri kalau sebagian dari karyawan yang hadir malam ini, masih berada di pihaknya. Ivy menegakkan bahu. Tidak bicara. Tidak membalas. Lalu Stella tiba-tiba menatap Ivy. Tersenyum manis penuh arti, sambil berkata. “Terima kasih teman-teman, tapi jangan lupa kalau kita juga punya Isla Everlily sebagai istrinya Presdir di sini. Selama ini, dia pasti juga telah menjadi sosok yang luar biasa untuk Presdir, bukan?” Semua perhatian orang-orang, kini tertuju pada Ivy. Tersenyum tipis, Ivy paham maksud Stella. Membuat perbandingan jelas antara Isla dan Stella di hadapan para karyawan Ethan lewat sindiran halus. Staf pria yang tadi mengajak bersulang, tertawa pelan dengan nada mengejek. “Oh, kau b

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status