Share

4. Syarat Perceraian

Author: Velmoria
last update Last Updated: 2025-03-27 17:18:30

Ivy pulih dengan cepat. Karena tekadnya kuat, dia sudah merasa lebih baik di hari kedua, walau sesekali ada yang terasa nyeri di bagian tubuhnya.

Setelah mendengar cerita Isla dari Mara, Ivy memutuskan akan tetap ada di Alden dan menjadi Isla untuk membalaskan penderitaan Isla dan mencari keberadaan ibunya.

Jadi, Ivy berencana untuk memindahkan Isla ke Norwick dan menukar identitasnya dengan Isla. Agar orang-orang di Norwick dan keluarganya mengetahui bahwa wanita yang terbaring lemah dan wajahnya yang dibalut perban itu adalah Ivy yang mengalami kecelakaan di Alden.

Ivy mengambil ponselnya yang kemarin mati total, hari ini sudah diisi penuh daya baterai.

Begitu ponselnya menyala, ada banyak pesan dan panggilan tidak terjawab, salah satunya dari Adrian—orang kepercayaannya di Norwick yang selalu bisa diandalkan.

Selang semenit, ponsel Ivy bergetar. Panggilan telepon dari Adrian.

“Halo, Nona Ivy?” Suara panik Adrian terdengar di seberang. “Akhirnya, Anda bisa dihubungi.”

“Ya, sesuatu terjadi padaku, Adrian.”

“Apa yang terjadi, Nona?”

“Nanti saja kita bicara. Kau cepat kemari,” perintah Ivy. “Aku di rumah sakit Capital di Alden.”

“Rumah sakit? Apa yang terjadi pada Anda, Nona? Apa Anda baik-baik saja? Ayah dan kakek Anda—”

“Jangan beritahu mereka dulu,” sela Ivy. “Aku sudah baik-baik saja. Untuk sementara ini, rahasiakan dari mereka berdua, mengerti?”

“Baik, Nona. Kalau begitu saya akan segera ke sana.”

Tidak lama, ketika pintu ruang rawatnya diketuk dua kali, lalu terbuka perlahan.

Akhirnya Adrian datang. Pria itu melangkah masuk dengan setelan abu-abunya, rapi seperti biasa.

Dan Ivy mulai menceritakan apa yang terjadi. Tentang bagaimana secara tidak sengaja dia kembali bertemu dengan saudara kembarnya, sampai kecelakaan terjadi pada mereka berdua dan bagaimana kehidupan Isla selama ini. Tentu juga perihal Ethan yang menuntut cerai Isla karena perselingkuhan.

“Jadi, apa yang akan Anda lakukan, Nona?” tanya Adrian setelah mendengar cerita Ivy.

“Pertama-tama, lakukan pemindahan segera, Adrian. Aku mau Isla mendapatkan perawatan terbaik di Norwick, dan katakan pada mereka bahwa Isla adalah aku yang kecelakaan di Alden. Jadi, aku akan menjadi Isla di Alden.”

Ada keraguan di mata Adrian. “Tetapi, Nona—”

“Jangan tunda, segera lakukan.” Ivy mulai terlihat tidak sabar.

Adrian hanya bisa mengangguk patuh. “Segera setelah saya keluar dari sini, akan saya laksanakan. Namun Adrian tidak bisa tidak bertanya. “Tapi Nona, apa Anda yakin dengan rencana Anda? Ini bisa jadi berbahaya—”

“Aku tidak peduli,” potong Ivy. “Isla tidak pantas menderita seperti ini. Dan mengenai keluarga Winchester. Cari tahu, Adrian. Apa pun yang kau temukan, aku harus tahu.”

Adrian terdiam sejenak, lalu menjawab. “Baik, Nona. Tapi sepertinya akan membutuhkan waktu. Tidak mudah menggali informasi yang sangat pribadi dari keluarga berpengaruh seperti Winchester.”

“Tidak masalah. Cari tahu saja pelan-pelan, tapi pasti.”

Setelahnya mengiyakan perintah Ivy, Adrian menunduk pamit dari hadapannya.

Baru saja pintu kamar tertutup, pintu itu terbuka lagi dengan perlahan dan muncul sesosok pria.

Ethan Winchester berdiri di sana, tersirat ekspresi kemarahan samar di wajahnya. “Saatnya kita membicarakan masalah perceraian.”

Ekspresi Ivy dingin ketika melihat suami Isla muncul di sana. “Sebegitu bencinya kau padaku sampai bersikeras menceraikanku sekarang juga?”

Ethan tertegun melihat Ivy saat ini. Lalu, dengan dingin dia membalas, “Sikapmu itu yang membuatku menjadi seperti ini.”

Ivy tersenyum sinis mendengar jawaban Ethan. “Oke, kalau begitu mari kita bercerai, Ethan. Aku setuju. Tapi sebelum itu, aku mau kau penuhi syarat dariku terlebih dulu.”

Ethan terdiam sejenak, matanya menyipit menatap Ivy. “Katakan. Apa maumu?”

Ivy mendengus samar. Bahkan ketika Ivy mengajukan syarat perceraian, begitu santainya Ethan menanggapi. Ethan mungkin menganggapnya cuma menggertak, tetapi Ivy akan serius.

“Aku tidak butuh hal lain darimu, hanya 50% saham, semua properti utama, dan kompensasi 100 juta dolar.” Santai dan dengan senyum tidak mencapai mata, Ivy menatap Ethan, menunggu reaksi pria itu.

Ivy jelas tidak membutuhkan uang tunjangan apa pun. Sebagai CEO Harrington, kekayaannya sudah jauh melampaui batas kebutuhan. Keluarganya, para Harrington, telah hidup dengan kemewahan sejak beberapa generasi terdahulu. Tapi ini bukan soal uang. Ini tentang keseimbangan.

Jika Ethan keberatan, maka setidaknya kali ini, Ivy berhasil membuat pria itu merasa kehilangan sesuatu.

Dan ini cuma satu dari sekian banyak rencana balas dendamnya terhadap Ethan.

Tidak tersentak, tidak mengernyit, cuma menatap lekat. Reaksi Ethan hanya itu selama beberapa detik, sampai akhirnya dia membuka mulut, tapi getar dari ponselnya membuat pria itu menahan diri untuk bicara.

‘Kakek’ tertera di layar. Tanpa menjauh dari sana, dia langsung menjawab panggilan telepon sang kakek. “Halo, Kek—”

“Apa-apaan perbuatanmu itu, hah?” Di seberang, Leonard Winchester terdengar meninggikan suaranya. “Jangan berpikir aku tidak tahu apa yang sedang kau lakukan.”

Ethan tidak menjawab, tapi melirik Ivy sekilas.

“Bagaimana kondisi istrimu sekarang?” Leonard langsung bertanya tanpa jeda.

“Sudah jauh lebih baik.” Tanpa nada berarti, tanpa ekspresi.

“Bawa dia kemari. Aku ingin bertemu dengannya.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   16. Ciuman Tak Terduga

    Sedikit tenang, Ethan meraih tangan Ivy, menyusupkan jemarinya ke sela-sela jemari istrinya. Ia berbalik, menatap Ivy dalam diam, tanpa sadar genggamannya mengerat.Dari sudut mata, Ethan melihat presdir Bluecrest mencoba berdiri dengan susah payah. Amarahnya memuncak lagi. Namun ketika kembali menatap Ivy, Ethan melihat wanita itu menggeleng pelan, menarik tangannya dan membawanya pergi dari sana.Ethan membiarkan Ivy membawanya menuju ke parkiran. Begitu sudah berada di samping mobil, Ivy yang lebih dulu melepaskan genggaman tangan mereka.Tanpa bicara, Ethan membuka pintu mobil. Disusul Ivy setelahnya. Sepanjang perjalanan, Ethan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia menyetir dengan kencang, pandangannya lurus ke depan, kedua tangannya mencengkeram setir seolah menyalurkan amarah yang masih tersisa.Ivy duduk diam. Tidak berniat membuka percakapan. Masih berdebar, terguncang oleh kejadian di koridor tadi. Atau lebih tepatnya, pada reaksi Ethan yang begitu emosi. Bukan hanya mara

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   15. Kemarahan Seorang Suami

    “Mr. Winchester.” Seorang pria paruh baya dengan jas abu-abu gelap menghampiri. “Beberapa kolega dari Venture & Rye ingin bertemu Anda. Mereka sudah menunggu di tengah.”Ethan menoleh sebentar ke arah Ivy yang sudah menghilang di tikungan koridor. Rahangnya mengeras, lalu ia mengangguk singkat.Tanpa melepas pandangannya ke koridor, Ethan melangkah bersama pria itu.Sementara di toilet, Ivy menatap bayangannya di cermin. Ia menarik napas, mencoba menetralisir detak jantungnya yang sempat kacau.Jangan bodoh. Jangan lengah.Bukan saatnya untuk terbuai oleh sikap manis Ethan. Tangannya mengepal kuat. “Sadarlah, Ivy. Ingat semua penderitaan Isla dan Ibu.”Ivy memejamkan mata ketika memangku tubuhnya dengan kedua tangan di sisi wastafel.Bahkan keberadaan ibunya sampai saat ini, Ivy masih belum tahu.Ivy membuang napas, lalu membuka mata dan kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Ia harus fokus dengan tujuannya.Setelah menenangkan diri, Ivy melangkah keluar dari toilet dan baru mema

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   14. Tampil Sebagai Pasangan

    Ivy melangkah turun dari lantai dua mengenakan gaun hitam sederhana, namun tetap terlihat elegan. Gaun itu berlengan panjang, terbuat dari bahan satin yang halus, pas membentuk lekuk tubuhnya tanpa berlebihan.Leher gaun berbentuk V rendah tapi sopan, memperlihatkan garis leher yang anggun. Panjang gaun mencapai mata kaki, dengan potongan sedikit melebar di bawah, membuat langkah Ivy terlihat percaya diri. Rambutnya disisir rapi dan tergerai lembut di bahu.Ethan berdiri di bawah, menunggu Ivy. Ia terlihat tampan dan berwibawa dalam setelan jas hitam klasik yang rapi dengan dasi abu-abu gelap. Ekspresinya dingin dan tenang. Begitu melihat Ivy sedang menuruni tangga, matanya seketika fokus menatap wanita itu tanpa berkedip.Cantik, anggun, elegan dan tidak berlebihan.Sambil mengingat-ingat, kening Ethan berkerut samar, tapi tatapannya sama sekali tidak lepas dari Ivy.Selama pernikahan mereka, belum pernah Ethan melihat Isla mengenakan gaun seperti itu. Apa selera Isla berubah? Aura w

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   13. Pria Aneh

    “Ya, sedikit.” Ivy menghela napas, menatap Ethan yang juga menatapnya. Mereka masih saling bertatapan sampai pelayan kembali dari dapur sambil membawakan nampan untuk Ivy.Ivy mulai dengan secangkir air hangat lemon. Disesap pelan, matanya tidak lepas dari pria di hadapannya. Selain sangat membenci Ethan, ia tidak bisa menampik perubahan mendadak sikap pria itu padanya. Heran dan bingung yang bercampur dengan rasa penasaran.Memperhatikan Ethan, Ivy tahu kalau sebenarnya pria itu sudah selesai sarapan sejak tadi. Melihat dari waktunya, biasanya di jam ini Ethan sudah bersiap-siap ke kantor. Namun, Ivy tidak mempertanyakan, karena pikirannya masih dipenuhi rasa ingin tahu tentang ibunya.Dan ketika Ivy masih memikirkan bagaimana cara untuk menemukan ibunya, suara ketukan high heels wanita bergema di ruang makan, makin mendekat ke arah mereka.Ivy tersenyum tipis menyambut kedatangan Stella.“Selamat pagi, Ethan. Kupikir kau sudah berangkat ke kantor,” katanya ramah dengan senyum lebar

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   12. Nyaris Mencium

    Napas Ivy tenang. Matanya tertutup. Rupanya wanita itu sudah tertidur. Mendekati tempat tidur, Ethan menurunkan Ivy dengan hati-hati, membaringkannya di atas kasur. Ivy tidak bergerak. Napasnya masih teratur. Tidurnya tampak nyaman dan lelap. Berdiri di sisi ranjang, Ethan menatap wajah Ivy cukup lama. Beberapa helai rambut jatuh ke pipi wanita itu. Dengan satu gerakan ringan, Ethan menyibakkannya. Ada sesuatu yang tiba-tiba bergerak di pikirannya, tapi ia tidak tahu pasti apa. Tatapan Ethan turun perlahan ke arah bibir Ivy. Diam. Terlalu lama. Hingga akhirnya ia membungkuk, mendekat sampai cukup membuat bayangan wajahnya jatuh tepat di atas wajah Ivy. Jarak yang hanya tinggal satu gerakan. Namun tiba-tiba, Ethan berhenti. Ekspresi kecil muncul di wajahnya. Lalu ia menarik diri perlahan. Tidak tergesa. Tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Berdiri kembali dengan tenang, Ethan berbalik dan melangkah keluar dari kamar. Di belakangnya, pintu ditutup perlahan, tanpa suara. *** Ter

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   11. Peran dari Suami

    Beberapa orang tertawa pelan. Tak lama, terdengar celetukan ringan dari sisi meja lain. “Stella Roswell.” Tawa makin terdengar, meski tidak keras. Stella menoleh dengan raut bingung penuh empati, seolah tidak tahu apa yang terjadi. Tapi matanya tidak bisa menyembunyikan kepuasan kecil. Dia percaya diri kalau sebagian dari karyawan yang hadir malam ini, masih berada di pihaknya. Ivy menegakkan bahu. Tidak bicara. Tidak membalas. Lalu Stella tiba-tiba menatap Ivy. Tersenyum manis penuh arti, sambil berkata. “Terima kasih teman-teman, tapi jangan lupa kalau kita juga punya Isla Everlily sebagai istrinya Presdir di sini. Selama ini, dia pasti juga telah menjadi sosok yang luar biasa untuk Presdir, bukan?” Semua perhatian orang-orang, kini tertuju pada Ivy. Tersenyum tipis, Ivy paham maksud Stella. Membuat perbandingan jelas antara Isla dan Stella di hadapan para karyawan Ethan lewat sindiran halus. Staf pria yang tadi mengajak bersulang, tertawa pelan dengan nada mengejek. “Oh, kau b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status