Home / Romansa / Istri Palsu Presdir / 5. Siapa yang Paling Menginginkan Perceraian?

Share

5. Siapa yang Paling Menginginkan Perceraian?

Author: Velmoria
last update Last Updated: 2025-03-27 17:19:17

“Apa maksudmu tidak jadi bercerai?! Kenapa?!” seru Ivy dengan emosi yang agak memuncak.

Jelas-jelas pria ini yang mengajukan perceraian, tapi begitu Ivy mengajukan persyaratannya, pria itu membatalkan niatannya?

Bukankah pria ini calon pewaris keluarga Winchester yang terhormat, tidak mungkin dia merasa keberatan dengan persyaratan Ivy, bukan!?

Masih terlihat tenang, Ethan pun menjawab, “Karena memenuhi persyaratan itu berarti membiarkanmu mencapai tujuanmu.”

Ivy mematung. 

Apa maksud ucapan pria itu?

Apa Ethan menyadari bahwa dirinya bukan Isla?

Di saat itu, Ethan angkat bicara. “Dua tahun lalu, kau menjebakku untuk menjadi Nyonya Winchester. Sekarang, kau ingin melepas status itu selagi tetap mendapatkan keuntungan? Apa kau kira aku akan mengabulkannya begitu saja?”

Kalimat Ethan membuat jantung Ivy berdebar keras, entah apakah karena dia merasa terintimidasi atau karena kebencian semakin menumpuk dalam hatinya terhadap pria picik tersebut.

Yang jelas, Ivy tahu … Ethan sangat membencinya, membenci Isla.

Tepat di saat Ivy ingin angkat bicara, mendadak ponsel Ethan bergetar. Tulisan ‘Kakek’ tertera di layar. 

Tanpa menjauh dari sana, Ethan langsung menjawab panggilan telepon sang kakek. “Halo, Kek—”

“Apa-apaan perbuatanmu itu, hah?” Di seberang, Leonard Winchester terdengar meninggikan suaranya. “Jangan berpikir aku tidak tahu apa yang sedang kau lakukan.”

Ethan tidak menjawab, tapi melirik Ivy sekilas.

“Bagaimana kondisi istrimu sekarang?” Leonard langsung bertanya tanpa jeda.

“Sudah jauh lebih baik.” Tanpa nada berarti, tanpa ekspresi.

“Bawa dia kemari. Aku ingin bertemu dengannya.”

Ethan tidak langsung mengiyakan, melainkan kembali melirik Ivy yang ternyata sedang menatapnya.

“Ethan? Kau dengar aku?” Leonard di seberang mulai kehilangan kesabaran.

“Baiklah.” Tanpa menunggu, Ethan langsung mengakhiri panggilan telepon dan menatap Ivy. “Bersiaplah. Kita pulang. Kakek ingin bertemu denganmu.”

Tidak perlu waktu lama, Ethan dan Ivy pun tiba di kediaman Winchester. Terlihat di ruang tamu, kakek beserta kedua orang tua Ethan telah duduk di sana.

Tidak seperti Ethan, Leonard Winchester terlihat lebih hangat dan terbuka. Frederick—ayahnya Ethan, meski tampak hampir sama dengan putranya, rupanya jauh lebih ramah, dan Anastasia—ibu Ethan, terlihat cantik dengan senyuman lembut dan hangat. Sesuatu yang Ivy tahu adalah sebuah kepalsuan berdasarkan cerita dari Mara.

Leonard menatap kesal pada cucunya. “Aku hanya pergi sementara untuk perjalanan bisnis, tetapi kau!” Mencengkeram tongkatnya erat sambil melotot. “Kau malah menggunakan kesempatan itu untuk menceraikan Isla? Dasar cucu kurang ajar!”

Tidak ada perubahan pada wajah Ethan. Tidak ada ketegangan di rahangnya, tidak ada gerakan kecil yang menandakan perlawanan atau pembelaan. Dia tetap diam, membiarkan kata-kata itu bergema tanpa terburu-buru menanggapinya.

Ivy tidak habis pikir kenapa Isla mau berusaha menjadi istri yang baik untuk pria dingin, arogan, dan kurang ajar seperti Ethan.

Ivy sungguh membencinya. Dan kalau sampai Ivy temukan bukti bahwa pria ini, maupun keluarganya, terlibat dengan penderitaan yang Isla alami, Ivy akan pastikan untuk membereskan mereka semua!

Leonard mengangkat tongkatnya, sampai ujungnya menunjuk langsung ke dada Ethan. Matanya dipenuhi kemarahan. “Kau pikir aku tidak tahu perbuatanmu, hah? Kau menunggu sampai aku pergi untuk melakukan ini? Benar-benar kurang ajar!”

Semua yang ada di sana, diam. Tidak ada yang berniat buka suara, termasuk Ethan. Tidak ada tanda-tanda dia akan mengambil tindakan, apalagi membuka mulutnya untuk bicara.

Sementara kedua orang tua Ethan tetap tenang, Ivy merasa agak canggung berada di situasi ini.

“Kau akan diam saja?” Leonard mendengus kesal. Amarahnya sudah agak terkontrol, meski belum sepenuhnya reda.

Ethan menatap kakeknya. Tidak ada yang bisa menebak apa sebenarnya yang diinginkan Ethan, apalagi apa yang ada di pikiran pria itu. Walau Leonard sekalipun, tidak akan mudah ‘menundukkan’ Ethan.

“Dia berselingkuh. Mencoreng nama baik keluarga kita. Bukankah wajar bila aku mengajukan perceraian?” Dengan tenang, Ethan menjawab.

Brak!

Leonard memukul meja kayu ek di hadapannya dengan ujung tongkatnya. Nadinya terlihat menegang. “Omong kosong!”

Ayah dan ibunya Ethan cuma saling pandang. Mereka tidak mau ikut campur, karena paham betul Leonard seperti apa dan sadar kalau Ethan memang tidak butuh pertolongan.

“Kakek—”

“Tutup mulutmu, Ethan!” hardik Leonard pada si cucu yang memang langsung menutup mulutnya, walau tanpa ekspresi.

“Aku tahu kebenarannya. Istrimu tidak selingkuh.” Pria tua itu kemudian melemparkan setumpuk foto ke atas meja, tepat di hadapan Ethan dan Ivy. “Istrimu dijebak, foto-foto ini adalah rekayasa. Dan kamu…” Pandangan Leonard menggelap. “…sudah menjadi suami tidak berguna, yang membiarkan reputasi istrimu rusak begitu saja. Kau bahkan tidak memercayainya!”

Ethan menautkan alis, tapi makna ekspresinya tidak terbaca. Entah apakah dia marah karena dihina sang kakek … atau merasa bersalah karena sudah salah sangka terhadap Isla.

Dari pemahaman Ivy terhadap sifat pria tersebut, dia lebih percaya pria itu marah karena dihina.

Di saat Ivy berpikiran seperti itu, dia mendapati Ethan tiba-tiba meliriknya, membuat wanita itu terkejut dan bertanya-tanya, kenapa Ethan menatapnya?

Melihat Ivy dan Ethan saling bersitatap penuh ketegangan, Leonard bersandar di kursinya dan menghela napas dalam. Lalu, dengan nada santai tapi menusuk, dia berkata, “Kalau kalian tetap ingin bercerai, aku tidak akan menjalani operasi itu!”

Seketika, Ivy dan Ethan memecah tatapan mereka dan beralih memandang Leonard. Begitu pula dengan Anastasia dan Frederick.

“Ayah! Jangan mengancam seperti itu! Kesehatan Ayah sangat penting!” seru Anastasia dengan wajah khawatir, sebuah kepalsuan karena hal yang Ivy yakini wanita itu inginkan adalah perceraiannya dengan Ethan.

Leonard mendengus, matanya menyipit tajam. “Aku tidak mengancam. Aku hanya memberitahumu konsekuensi dari keputusan bodoh putramu itu.” Dia mengetuk ujung tongkatnya lagi ke lantai, suaranya bergema di ruangan. “Kalian pikir aku takut mati? Kalau Ethan tetap berakhir menceraikan Isla, aku tidak akan menjalani operasi itu, dan kalian yang harus menanggung akibatnya!”

Frederick dan Anastasia tahu Leonard bukan hanya bicara omong kosong. Kondisi jantung pria tua itu sudah memburuk dalam beberapa bulan terakhir, dan dokter sudah menyarankan operasi sebelum terlambat. Tapi Leonard, dengan keras kepalanya, terus menunda. Sekarang dia justru menggunakannya sebagai senjata untuk mengendalikan Ethan!

“Kami memang tidak jadi bercerai.”

Kalimat itu membuat seisi ruangan hening.

Bukan hanya Ivy, tapi Frederick, Anastasia, dan Leonard menoleh cepat ke arah Ethan.

“Kau bilang apa?” tanya Anastasia, sedikit tak percaya dengan apa yang dia dengar.

Ethan menyandarkan punggungnya ke sofa, lalu mengulangi kalimatnya dengan santai, “Aku dan Isla, kami sudah sepakat untuk tidak jadi bercerai.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Palsu Presdir   65. Apa Kau Keberatan Sekamar Malam Ini?

    Leonard meletakkan sendoknya perlahan di sela makan malamnya. Wajahnya menegang sesaat sebelum akhirnya ia berkata, “Aku baru sadar ... aku belum menanyakan keadaanmu, Isla.”Nada suaranya tak lagi setegas tadi. Lebih pelan. “Maafkan aku. Seharusnya itu jadi pertanyaan pertama saat kita bertemu tadi.”Ivy langsung menoleh, sedikit terkejut. “Tidak apa-apa, Kakek,” jawabnya lembut.Leonard tersenyum tipis, “Kuharap kau memaklumiku. Ingatanku tidak terlalu bagus di usiaku sekarang ini.”Ivy menggeleng dengan senyum hangat. “Tidak masalah, Kakek. Lagipula, aku baik-baik saja.”Leonard menatap Ivy dengan raut serius. “Ya, kau memang terlihat baik-baik saja sekarang, tapi yang kudengar, dua kali kau mengalami insiden yang hampir membuatmu kehilangan nyawa.”Ivy tidak terkejut Leonard mengetahui dua kecelakaan yang menimpanya.Wajar saja. Apa pun yang terjadi pada keluarga nomor satu di Alden pasti jadi sorotan.“Begitulah, Kek, tapi aku beruntung masih di sini sekarang.” Ia tersenyum lagi,

  • Istri Palsu Presdir   64. Penyesuaian Diri

    Beberapa menit diam, tatapan Ethan yang lurus ke depan, kini menatap Ivy. Menyadari sedang ditatap, Ivy menoleh sekilas. Pelan-pelan rasanya tidak secanggung sebelumnya. “Kau tidak dingin?” Sambil bertanya, ia menggosok lengannya ringan, menahan dingin yang mulai terasa.Tanpa menjawab pertanyaan Ivy, Ethan langsung berdiri dan berkata, “Ayo masuk.”Posisinya tepat di samping Ivy. Menunggu sampai wanita itu berdiri, barulah ia melangkah menuju tangga.Satu anak tangga baru dipijak Ivy, tangannya langsung ditarik pelan, digenggam oleh Ethan.Meski sempat terkejut, tapi Ivy mulai terbiasa. Ia sudah menyesuaikan diri. Namun, walau tangannya digenggam, ia tidak membalas. Cuma membiarkan.Mereka terus berjalan menuruni tangga batu kecil yang menghubungkan balkon ke sisi dalam mansion.Tapi tidak bersisian. Ethan di depan, memimpin jalan seolah bukan menuruni tangga biasa. Lalu tiba-tiba bertanya, “Masih dingin?” Ia menoleh melewati bahunya, sekilas.“Sudah tidak lagi,” jawab Ivy cepat.

  • Istri Palsu Presdir   63. Bingung dan Serba Salah

    Kenapa Ethan tidak langsung menuntut penjelasan, atau memaksa Ivy mengaku?Sepertinya tidak mungkin Ethan mencurigai sesuatu, apalagi sampai tahu sesuatu. Kalau Ethan tahu, pria itu tidak akan setenang ini. Tidak akan … bersikap sehangat tadi dan seperti sebelum-sebelumnya. Tapi bagaimana jika Ethan memang tahu dan hanya sedang menunggu waktu yang tepat?Apa itu mungkin?Ivy mengalihkan pandangannya cepat, seolah takut pikirannya bisa terbaca. Tapi dalam dadanya, jantung terus berdetak tak terkendali.Ia kembali meneguk tehnya. Kali ini lebih lambat, tapi tak terasa hangatnya.Ia hanya butuh alasan untuk tetap sibuk. Lalu diam sebentar, sebelum akhirnya meletakkan cangkir ke nampan perak dengan pelan.“Kalau begitu, aku ke atas dulu,” katanya singkat, menahan intonasi agar terdengar biasa.Baru saja ia berbalik, suara Ethan terdengar. “Ada yang ingin kau lakukan?”Ivy berhenti. Ia menoleh, perlahan. “Tidak. Hanya ingin istirahat lagi,” jawabnya, menjaga nada tetap netral. Matanya tida

  • Istri Palsu Presdir   62. Apa Dia Tahu Siapa Aku?

    Begitu duduk di balik kemudi, tangannya gemetar sedikit saat menyalakan mobil.Bukan karena rasa bersalah, tapi karena ledakan adrenalin yang belum reda.Mobil melaju keluar dari kawasan industri yang sunyi, meninggalkan gedung tua itu dan mayat yang nantinya tidak akan ditemukan oleh siapa pun.Bukti lenyap. Bahkan tidak ada kamera CCTV di lokasi kejadian. Stella menyusuri jalanan menuju kantor.Ia mengetuk layar dashboard, menyambungkan panggilan ke Anastasia lewat sistem suara mobil.Beberapa detik kemudian, suara dingin terdengar dari speaker.“Ya? Jadi bagaimana hasilnya?”Stella menelan ludah kecil, lalu berbicara dengan suara serendah dan selembut mungkin. “Maafkan aku, Nyonya. Rencana kita kemarin gagal. Isla diselamatkan oleh Ethan.”Hening.Hanya suara mesin mobil dan dentingan kecil dari dashboard yang terdengar, sebelum Anastasia di seberang sana akhirnya menjawab.“Rupanya kemarin kau terlalu percaya diri ya, Stella,” sindir Anastasia sambil memijat kening.Stella mengg

  • Istri Palsu Presdir   61. Tidak Ada Kesempatan Kedua

    Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda.Sebelum ke kantor, Stella memutar kemudi menuju bangunan tua yang berada di ujung kawasan industri yang sudah lama mati.Tersembunyi di balik pagar tinggi dan deretan kontainer kosong, tempat itu nyaris tak terlihat dari jalan utama.Dulunya hotel kecil milik keluarga Roswell, kini hanya gedung kosong berlapis debu.Ayahnya bahkan sudah lupa pernah mendirikan bangunan itu di sana.Stella memanfaatkan tempat itu selama ini sebagai ruang pertemuan, mengatur rencana dan memberi perintah pada orang-orang suruhannya. Dan tidak ada siapa pun yang tahu ia sering datang ke sini.Semalam, Stella menerima kabar kegagalan itu tepat setelah makan malam usai di kediaman utama Roswell.Suara notifikasi masuk ke ponselnya begitu ia duduk rapi di ruang tamu rumah keluarganya, yang dikelilingi oleh orang tua dan satu-dua tamu yang tengah berbasa-basi soal bisnis.Ia membaca laporan singkat di bawah meja, wajahnya tetap tenang.Bibirnya tersenyum tipis, tapi

  • Istri Palsu Presdir   60. Jangan Biarkan Hatimu Jatuh

    Udara kamar sudah terasa menghangat, begitu juga tubuh Ivy.Ia tidak lagi menggigil, tapi tetap diam dalam pelukan Ethan. Napasnya tenang, tapi matanya terbuka, menatap langit-langit.Ia belum bisa tidur.Bukan karena nyeri, atau rasa sakit lainnya.Tapi karena jantungnya yang masih terus berdetak terlalu keras, terlalu cepat, sampai enggan kembali normal.Meski begitu, anehnya, semua rasa sakit dan lelahnya terasa ... hilang begitu saja.Seolah tubuhnya lupa bahwa beberapa jam lalu ia nyaris mati.Yang tersisa kini hanya kehangatan, nyaman, dan damai.Terasa aneh.Bukan cuma hangat, tapi seperti ada sesuatu yang diam-diam mengisi kekosongan dalam dirinya.Bukan sekadar rasa nyaman. Tapi rasa ... dijaga.Seakan tubuhnya tahu, ini tempat paling aman yang pernah ada.Tapi itu menakutkan.Ia takut terlalu terbiasa.Takut tidak bisa membedakan lagi mana rasa syukur karena selamat dan mana rasa yang mulai tumbuh diam-diam tanpa izin.Ivy menggigit bibir pelan. Tangannya nyaris ingin menyen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status