Beranda / Romansa / Pria 'Shift Malam' / Bab 10: Dilematis...!

Share

Bab 10: Dilematis...!

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-12 08:26:07
Gara-gara ancaman itu, saat malamnya bersama Reni, Rey tak menikmati saat melayani cumbuan panas Reni, dia benar-benar down.

Marahlah si Ratu Skincare ini melihat pria simpanannya begitu.

“Kamu kenapa sih, aku sudah berkali-kali klimaks, kamunya malah tak apa-apa, mana mainnya tak semangat gitu, nggak kayak biasanya. Kenapa sih, lagi mikir apa otak kamu itu?” dengus Reni curiga sambil menabok kasar badan kokoh Rey.

“Maaf Ren…aku…teringat ibuku yang lagi sakit di Bandung,” Rey langsung bikin alibi yang masuk akal, sambil bergeser dari tubuh telanjang Reni.

“Huuhh itu bukan urusanku, tugasmu adalah layani aku, aku juga pingin lihat kamu klimaks, mau sakit atau mati sekalipun ibumu, tugas kamu tetap senangkan aku, paham!” cetus Reni dengan mimik marah, sambil mendorong tubuh Rey dengan kakinya.

Reni benar-benar lakukan Rey tak ‘manusiawi’.

Akibatnya makin eneg-lah hati Rey. Wanita sundal, pikirnya kesal bukan main. Dirinya di buat seolah budak saja oleh wanita cantik judes dan angkuh ini
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 5
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 314: Serbu Markas Pemberontak

    Dia juga sudah dapat informasi dari Abu Kilab, di mana letak gudang senjata milik pasukan Baju Hitam tersebut.Setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam, kini mereka melihat Kota Al Mada dari sebuah bukit. Kota ini jauh lebih ramai daripada Desa Al Maktom.“Tuan Langga itu yang ada bendera hitam markas mereka, infonya pasukan mereka berjumlah hampir 250 an orang,” kata salah satu anak buahnya.“Baiklah…kita akan bagi pasukan jadi 4 kelompok sesuai rencana kita, aku akan menyusup ke gudang senjata mereka. Begitu aku ledakan gudang senjata, kalian berondong siapa saja yang keluar dari markas itu. Jangan kasih ampun, habisi semua” cetus Langga.Kaget juga ke 50 orang ini, Langga benar-benar pemimpin berdarah dingin dan bergaya ‘militer’ sejati, dalam pertempuran memang hanya ada dua pilihan, membunuh atau terbunuh.Inilah hasil didikan Letnan Thomas, yang sebut dalam perang, hati nurani di tepikan. “Kalau kamu lemah, maka kamulah yang terbunuh,” kata sang pelatih militer Langga itu. Te

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 313: Langga Pimpin Pasukan

    “Saya hanya butuh 50 orang saja, tapi yang punya ke ahlian menembak, dan pengalaman pegang senjata juga bertempur,” ucap Langga sambil menatap wajah Abu Kilab.Padahal Langga aslinya baru kali ini ikut berperang, tapi berkat latihan dengan instruktur Om Tom yang sangat kenyang asam garam berperang, membuat Langga bak serdadu yang sudah berkali-kali dan punya pengalaman perang saja.Abu Kilab lalu panggil dua orang kepercayaannya dan mereka malah mendukung niat Langga.“Kita harus bertindak, jangan hanya jadi sasaran, kami setuju dengan niat tuan Langga, tindakan kaum pemberontak harus kita balas,” kata salah satu kepercayaannya, hingga Abu Kilab mengangguk.“Baiklah Langga, besok aku akan seleksi anak buahku dan paling lama siangnya, 50 orang sudah siap,” kata Abu Kilab lagi.Akibat serangan 3 drone itu, semalaman warga desa ini terutama yang laki-laki muda berjaga, Desa Al Maktom ini memiliki 500 an warga dan 155 kepala keluarga.Abu Kilab katakan ke Langga, dulu desa ini memiliki ham

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 312: Jadi Pahlawan

    Tiba-tiba si pria tadi berteriak dan minta pasukan dari desa ini bergerak menyerang, jangan ada lagi yang kabur, memanfaatkan kekacauan kaum penyerang setelah di berondong Langga.Dia seakan malu sekaligus dapat energy baru, orang asing yang sempat di curigai, malah tak sengaja membantu dia dan warga desa ini hadapi penyerang.Akibatnya dalam waktu singkat, keadaan berbalik, kaum pemberontak yang tadinya di atas angin mulai keteteran.Apalagi secara hebat Langga yang pegang senjata otomatis yang berisi ratusan magazine keluar dari persembunyiannya dan…menembaki secara ganas ke arah pasukan pemberontak tersebut.Langga bahkan dengan leluasa bombardir musuh ini tanpa berlindung, sebab di saat bersamaan, warga desa yang terbangkit semangatnya kini turut menembaki musuh.Sehingga musuh ini kalang kabut dan tak sempat lagi membidik Langga. Sudah tak terhitung berapa jumlah kaum penyerbu ini yang meregang nyawa akibat aksi ganas Langga ini.Langga tak sadar, aksinya ini seolah mengulang apa

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 311: Terjebak Perang di Desa Perbatasan

    Langga terbangun dan melihat desa ini, ada beberapa orang yang menatap mobil mereka dengan pandangan curiga.Walaupun tak pakai riben gelap, tapi hanya 60 persen, warga desa ini bisa melihat isi mobil ini ada 3 orang, Langga, Umini dan Aliyah si anak kecil.“Kita singgah di kafe itu Umini, kita isi perut dulu, ini sudah pukul 3 siang,” kata Langga, Umini pun mengangguk, walaupun dia heran, kenapa Langga malah ajak mampir di desa yang baginya menakutkan ini.Langga melihat peta satelit, mereka sudah jalan 315 kilometeran, artinya sudah lebih 90% melewati jalanan yang sebagian besar gurun dan berbatu-batu.Begitu duduk di kafe ini, Langga melirik ada 5 orang yang juga makan dan minum di sini dan semuanya pegang senjata.Mereka sempat menatap Langga, Umini dan Aliyah dan kini makan dengan santai, karena ketiganya memang lapar.Tiba-tiba salah seorang menghampiri ketiganya. Langga otomatis waspada.“Darimana dan mau kemana kalian? Wajahmu agaknya bukan asli Irak, walaupun mata kamu tajam!”

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 310: Makin Dekat dengan Umini

    “Umini, sebaiknya kita cari penginapan, terlalu riskan kalau kita lanjutan perjalanan di malam hari?” usul Langga, ternyata Umini setuju, apalagi di lihatnya Aliyah mulai ngantuk, setelah sepanjang jalan asyik ngemil makanan kecil.Mereka pun singgah di sebuah kota yang masih masuk wilayah Turki, sebuah kota kabupaten yang terlihat ramai dan banyak terdapat penginapan di sini.Walaupun rata-rata hotelnya syariah, tapi siapa yang curiga? Saat Langga, yang menggandeng Aliyah masuk ke hotel ini.Semua orang mengira Langga membawa anak dan istrnya ke hotel ini. Penampilan mereka seolah satu keluarga kecil yang sedang kemalamanan di jalan.Langga lalu pesan satu kamar saja, sekalian minta di antarkan makan malam ke kamar, karena dia malas cari makan keluar.Aliyah yang kekenyangan ternyata langsung merebahkan diri di kasur dan tak lama kemudian, si kecil ini sudah sangat nyenyak tidurnya.Umini cerita, orang yang akan dia temui di Irak adalah paman nya, adik dari ibunya, yang sejak lama tin

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 309: Menuju Irak

    Langga matikan rokoknya dan tutup jendela, tak enak juga merokok karena ada anak beranak ini.“Sekarang mau kemana kalian mengungsi?” tanya Langga lagi.“Entahlah tuan Langga, aku hanya berharap perang di Palestina segera berakhir dan kami bisa kembali ke sana,” sahut Umini sendu, sambil hela nafas.Langga diam sejenak, lalu ikutan hela nafas, dia tahu sudah puluhan ribu warga Palestina yang tewas oleh kekejaman pasukan zionis.“Agaknya harapan kamu berat Umini, negeri zionis itu tak bakal berhenti sampai warga kalian habis,” kata Langga perlahan.Umini mengangguk dan bilang pasukan negeri itu memang biadab, saat ini anak-anak dan wanita seperti dia jadi sasaran empuk untuk di habisi.“Kurasa…langkah aman buat kamu dan Aliyah, bertahan dulu di sini, kalau pulang saat ini ke sana, sama juga bunuh diri,” sahut Langga.“Iyahh…tapi…kami tak punya apa-apa, bertahan di sini paling tinggal di lorong jembatan dan menunggu uluran bantuan dari pemerintah Turki, agar memberi kami makan,” sahut U

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status