Home / Romansa / Pria 'Shift Malam' / Bab 332: Ternyata Keturunan…?

Share

Bab 332: Ternyata Keturunan…?

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2025-08-04 07:11:09
15 hari kemudian…Hagur mulai bisa duduk, tangan dan kakinya yang masih terikat papan khusus belum boleh di gerakan.

Ajaibya, bengkak-bengkak di wajah, tangan dan kaki sudah mulai kempis, sehingga hanya meninggalkan biru-biru saja di tubuh Hagur yang putih bersih bak bule ini.

Tapi perkembangan ini tentu saja membuat dokter Kemal dan terutama Rivai senang bukan main.

Tiada hentinya Hagur ucapkan terima kasihnya pada dokter Kemal dan istrinya, juga pastinya ke Rivai, yang sudah menceritakan kenapa mereka berada di sini.

“Ahh jangan begitulah Bang, Abang sudah ku anggap kakak kandungku sendiri,” cetus Rivai dengan mata berkaca-kaca, bahagia setelah Hagur bilang mulai kini dia angkat Rivai sebagai adiknya sendiri.

Hagur berhutang nyawa dengan Rivai, ia juga teringat ucapan Abu Hasan, yang bilang Rivai akan sangat berguna dan membantu dirinya dan kini terbukti apa yang di ucapkan paman kakeknya tersebut.

Dalam hati Rivai yang berbahagia berkata, siapa yang tak bahagia dan kagum, pria pember
mrd_bb

BERSAMBUNG

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 332: Ternyata Keturunan…?

    15 hari kemudian…Hagur mulai bisa duduk, tangan dan kakinya yang masih terikat papan khusus belum boleh di gerakan.Ajaibya, bengkak-bengkak di wajah, tangan dan kaki sudah mulai kempis, sehingga hanya meninggalkan biru-biru saja di tubuh Hagur yang putih bersih bak bule ini.Tapi perkembangan ini tentu saja membuat dokter Kemal dan terutama Rivai senang bukan main.Tiada hentinya Hagur ucapkan terima kasihnya pada dokter Kemal dan istrinya, juga pastinya ke Rivai, yang sudah menceritakan kenapa mereka berada di sini.“Ahh jangan begitulah Bang, Abang sudah ku anggap kakak kandungku sendiri,” cetus Rivai dengan mata berkaca-kaca, bahagia setelah Hagur bilang mulai kini dia angkat Rivai sebagai adiknya sendiri.Hagur berhutang nyawa dengan Rivai, ia juga teringat ucapan Abu Hasan, yang bilang Rivai akan sangat berguna dan membantu dirinya dan kini terbukti apa yang di ucapkan paman kakeknya tersebut.Dalam hati Rivai yang berbahagia berkata, siapa yang tak bahagia dan kagum, pria pember

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 331: Obat Khusus yang Mujarab

    Dengan susah payah dua butir sekaligus di jejali ke mulut Hagur, lalu setelah obat ini tertelan, dengan wajah pucat dan jantung tak beraturan, Rivai dan dokter Kemal menanti beberapa saat, apakah obat ini akan di muntahkan Hagur lagi ataukah tidak.5 menit…10 menit…15 menitan dan kini 30 menitan, Hagur tidak ada reaksi memutahkannya, wajahnya tetap terlihat seperti orang koma.Wajah dokter Kemal terlihat berseri-seri, Rivai yang melihat ini ikutan plong melihat wajah si dokter yang tadi terlihat tegang.“Alhamdulillhah….kita kini tinggal tunggu hasilnya, kamu jangan kaget sebentar lagi akan ada bunyi kerototan…itu tandanya urat-urat yang putus dan tulang-tulang yang patah akan menyambung,” kata dokter Kemal sambil cek kondisi jantung Hagur dengan steteskopnya.Dokter Kemal salut juga dengan Rivai yang setia menunggui Hagur, tak pernah sekalipun pemuda ini meninggalkan Hagur yang masih belum sadar yang makin lama nafasnya makin lancar.Bahkan Rivai lah yang membaluri obat luka ke sekuju

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 330: Selamat di Bantu dokter Kemal

    Setelah hampir 3,5 jam bak kesetanan bawa mobil ini dan sudah hampir 170 an kilometeran meninggalkan tempat tadi, Rivai akhirnya sampai di sebuah perkampungan yang lumayan ramai jelang subuh.Dia pun melihat-lihat di mana ada klinik kesehatan, harapannya terkabul setelah muter-muter di kampung ini perlahan, dia menemukan sebuah klinik dan tanpa ragu dia langsung berbelok ke halaman klinik merangkap rumah ini.Baru saja Rivai akan mengetuk pintuk, pintu itu terbuka dan terlihatlah seorang pria yang agaknya akan ke mesjid untuk sholat subuh.“Tuan…to-long saudara saya, dia terluka parah,” tanpa basa-basi Rivai langsung memohon, ia yakin pria setengah tua ini pastilah seorang dokter, biarpun saat ini kenakan baju gamis.‘Mana pasiennya, cepat bawa masuk,” kata si dokter ini dan Rivai pun bergegas balik lagi ke mobil dan dengan hati-hati angkat tubuh Hagur.“Astagaa luka-lukanya parah sekali, letakan cepat di ranjang pasien itu,” kata si orang tua ini, sambil geleng-geleng kepala melihat k

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 329: Hampir Koit

    Sudah dua mingguan Rivai mengintai markas tentara berbendera Amerika ini, tapi dia belum juga ada jalan untuk masuk ke sana dan membebaskan Hagur.Markas ini terletak di sebuah lembah yang sangat jauh dari Kota An Najaf, hampir 100 kilometeran jaraknya.Namun Rivai secara diam-diam terus mengikuti mobil jeep yang membawa tubuh pingsan Hagur tersebut hingga sampai di markas ini.“Sialan, moga saja Bang Langga tak mereka bunuh, untung juga baju lorengnya ada di mobil ini, juga senjata, serta surat kecil dari kakek Abu Hasan. Kalau semua ini mereka temukan saat menangkapnya, mungkin aku tak akan lagi melihat Bang Langga,” batin Rivai dengan wajah geram.Tak salah Abu Hasan percaya dengan Rivai, anak muda ini sama sekali tak ada niat untuk curangi ataupun meninggaalkan Hagur, dia selama 2 mingguan ini benar-benar terus memantau markas ini.Rivai bahkan tahu berapa jumlah pasukan yang ada di sini, jumlahnya hampir 150 orang serdadu, di tambah staf-stafnya, sehingga total berjumlah 200 an or

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 328: Ditangkap dan di Interogasi

    Rivai heran sendiri melihat Hagur yang nyenyak sekali tidur selama dalam perjalanan menuju kota An Najaf.“Tadi juga nona Julaikha jalannya dikit ngangkang, kayak keganjel gitu, jangan-jangan…?” Rivai menahan tawanya dan kini konsen saja di jalanan yang ramai lancar.Rivai sudah bisa menduga-duga, pasti ada hubungan spesial antara Hagur dengan si polwan jelita itu.Tentu saja Rivai tak tahu, Hagur dan Julaikha sudah bercinta dari sore hingga malam dan paginya malah lanjut hingga jelang siang, sebelum Rivai datang.Kini menjelang sore mereka berangkat ke Kota An Najaf dengan mobil made in Tiongkok yang di beli Hagur, mobil lamanya sementara di simpan di garasi Julaikha dan bahkan dengan entengnya di berikan Hagur buat Julaikha.Biarpun jarak ini bisa di tempuh kurang dari 3 jam, namun sesuai petunjuk Julaikha, mereka lebih aman ambil jalan memutar, menghindari razia besar-besaran aparat keamanan.Kota An Najaf walaupun tak seramai dan sepadat Baghdad, tapi daerah ini juga sangat padat p

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 327: Penasaran dengan Pusaka Keluarga

    Hagur, Rivai dan Julaikha melihat aparat bersiaga di mana-mana, efek amukan Hagur memang luar biasa. Di mana-mana aparat terlihat lakukan penjagaan dengan dengan senjata berat dan selalu cek kendaraan, apalagi yang berplat luar Irak.Untung saja Hagur beli mobil baru yang tentu saja ber nopol negara ini, apalagi ada Julaikha, sehingga mereka aman selama dalam perjalanan.Andai dia masih bawa mobil yang berplat Turki, sudah bisa di duga, Hagur akan di curigai, bahkan bisa saja akan di tangkap aparat.Bukan hanya aparat kepolisian dan tentara Irak yang siaga, terlihat juga tentara Amerika turut bersiaga dan lakukan razia di semua sudut jalan.Mereka juga sempat beberapa kali di razia, tapi saat tahu ada Julaikha yang juga aparat, mereka aman sampai ke flat polwan ini."Untung ada kamu nona Julaikha, kalau nggak Tuan Langga bisa-bisa ngamuk lagi," canda Rivai. Rivai memang aslinya suka membanyol, sehingga Hagur dan Julaikha terhibur dengan kelakuannya, Hagur malah ingat sahabatnya yang k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status