Share

Bab 4 Hari Libur

"Sella, bangun! Udah siang." Aku terjingkat mendengar Tante El berteriak.

"Hmm, iya iya Tante bawel," ucapku yang masih setengah sadar.

Dengan malas, aku menyibakkan selimut yang dengan hangatnya menutup tubuhku. Aku bangkit dari tidurku, sesaat terdiam duduk di sisi ranjang, kejadian tadi malam kembali teringat. 

Ada seseorang yang memperhatikanku dan duduk di ujung ranjangku. Ah tidak, mungkin semalam aku hanya bermimpi, atau berhalusinasi karena terlalu lelah. 

Aku perlahan bangkit dari dudukku dan bergegas keluar kamar. Aku berjalan menuruni anak tangga yang menuju ke dapur di bawah. Tante El sedang membuatkan sarapan.

"Pagi, Tan," ucapku sambil duduk di kursi meja makan.

"Pagi." Tante El menyodorkanku secangkir kopi.

"Gimana tidur kamu semalam, nyenyak?" tanya Tante El ketika aku sedang menyeruput kopi itu.

"Em nyenyak Tan. Cuma rasanya agak aneh aja, mungkin karena rumah baru jadi belum terbiasa," ujarku menutupi rasa gugupku.

"Oh, lama-lama juga nanti terbiasa," ujar Tante El sembari tersenyum tipis.

Aku mengangkat bahuku, kurasa semalam aku hanya lelah dan berhalusinasi.

Setelah selesai sarapan, aku menonton TV di ruang tengah.

"Tante mau ke warung, kamu mau titip apa?" tanya Tante El. Aku berpikir sejenak. "Es krim?" tanyanya lagi.

"Boleh," jawabku.

"Ya udah, Tante pergi dulu."

Tante El pergi meninggalkan aku menonton TV sendirian di rumah sebesar ini. Aku melanjutkan aktivitasku menonton TV, ada kartun kesukaanku.

Namun, tiba-tiba aku mendengar suara aneh. Aku yakin suara itu bukan berasal dari televisi. Aku mengecilkan volume TV lalu mempertajam pendengaranku. Sepertinya suara itu berasal dari basmen.

Bergegas aku bangkit dari dudukku, seketika rasa penasaranku meningkat untuk melihat ada apa di sana. Perlahan aku melangkahkan kakiku, tanganku terulur untuk memutar kenop pintu. Aku menarik napas dalam-dalam lalu perlahan membuka pintu itu.

Rasa penasaranku benar-benar mengalahkan rasa takutku.

"Siapa di situ?" tanyaku entah pada siapa, sambil mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Untungnya tak ada jawaban, jelas tak ada siapapun di sana. Bodohnya aku bertanya sendirian.

"Eh!" Aku melihat seperti bayangan seseorang baru saja melintas. Mataku terbelalak, namun bayangan itu tak lagi terlihat.

"Huh, sepertinya aku berhalusinasi lagi," pikirku. Aku menarik napas dalam-dalam sambil menuruni anak tangga yang menimbulkan bunyi berderit itu.

Perasaanku masih tak tenang, aku benar-benar berharap yang barusan kulihat itu hanya halusinasiku saja. Namun seketika bulu kudukku meremang mengingat adegan-adegan di film horor di mana seorang gadis menjadi korban hantu karena kebodohannya sendiri.

Aku kembali mengedarkan pandanganku dan, tiba-tiba aku merasakan seseorang menepuk pundakku.

"AAA!!!" Aku sontak menjerit sekeras-kerasnya.

"Heh, ini Tante!" Aku mendengar suara Tante El, lalu aku merasakan kedua lengannya merangkul tubuhku yang terjingkat kaget.

"Maaf, Tante nggak bermaksud bikin kamu kaget. Tadi Tante panggil beberapa kali, kirain kamu denger."

"Kamu kenapa?"

"Nggak papa kok, Tan. Tadi cuma kayak denger sesuatu dari sini." Aku menghela napas dalam-dalam.

Tante El mengedarkan pandangannya sekilas. "Nggak ada apa-apa, kok. Ayo naik ke atas lagi. Tante udah beli es krim sama cemilan."

Aku mengangguk sebagai jawaban. 

Kami menuju ke atas bersama lalu melanjutkan aktivitasku yang sempat terhenti, menonton TV. Kali ini sambil makan cemilan dan es krim. Hari ini hari Minggu, tanteku tidak bekerja, jadi kami menghabiskan waktu sepanjang hari seperti ini.

Hingga akhirnya malam tiba.

Aku naik tangga ke kamarku. Aku bersiap-siap untuk tidur, aku berbaring di ranjang dengan semua lampu menyala. Bukan karena aku takut kegelapan, hanya saja rumah baru ini membuatku merasa seram saat gelap.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status