Share

Bab 3 Tentang Aku (Arya)

Aku sudah begitu lama tinggal di tempat ini, dan mungkin aku akan menghabiskan seluruh waktuku di rumah ini. Arwahku sudah terperangkap dan tak akan pernah bisa pergi dari sini.

Bahkan, sekedar untuk keluar dari rumah ini pun aku tak akan bisa, dan tak akan pernah ada yang melihatku kesepian sepanjang waktu di tempat ini. 

Namun, sesuatu yang berbeda hari ini terjadi. Sebuah mobil sederhana berwarna silver tiba-tiba berhenti di jalan dan masuk ke pekarangan rumah ini. 

Tidak aneh memang, kalau terkadang ada orang yang penasaran dengan rumah ini setelah mereka mendengar cerita-cerita tentang pembunuhan, yang sebenarnya sama sekali tidak benar. Mereka memasuki rumah ini hanya karena penasaran, sayangnya mereka sama sekali tak bisa melihatku, entah kenapa tak ada yang sanggup melihatku. Entah karena mereka yang tak memiliki kemampuan untuk melihatku, atau aku yang tak memiliki kemampuan untuk menunjukkan diriku.

Sementara itu, kebanyakan orang lainnya sangat takut dengan rumah ini. Bahkan untuk sekedar melintas di jalan depan rumah ini pun mereka tak punya nyali, mereka memilih melewati jalan lain. Padahal, aku sama sekali tak akan menyakiti mereka, aku bahkan senang jika aku bisa berinteraksi dengan mereka.

Aku berdiri di balik jendela sambil terus memperhatikan mobil yang kini terparkir di halaman rumah ini. Tak lama kemudian, aku melihat seorang wanita perlahan keluar dari mobil itu. Ia terlihat dewasa, mungkin usianya dua puluhan atau sudah menginjak tiga puluhan. Ah, aku tak pandai menebak usia.

Setelah itu, seorang perempuan lainnya terlihat keluar dari mobil. Ia terlihat muda, mungkin seusia denganku semasa aku terakhir kali masih hidup, tujuh belas tahun.

Pandangan mataku tak lepas dari gadis itu. Aku memperhatikannya ketika ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling hingga tiba-tiba matanya menatap lurus ke arah jendela di mana aku berdiri di baliknya. Gadis itu terlihat terkejut, ia terbelalak sesaat, seolah bisa melihat keberadaanku. Ketika gadis itu menoleh ke arah wanita di sebelahnya, aku segera menjauh dari jendela itu agar ia tak melihatku lagi.

Aku senang memperhatikan mereka dari jauh. Selama ini aku lebih banyak menghabiskan waktuku di basmen, tapi kali ini aku diam-diam pergi ke ruangan lainnya untuk melihat mereka.

Ternyata, wanita yang terlihat lebih dewasa itu bernama Tante El, begitulah gadis itu memanggilnya, ia tante dari gadis itu. Wanita itu terlihat baik, ia selalu tersenyum ketika bicara dengan gadis itu.

Gadis itu juga terkadang tersenyum, tapi aku bisa melihat ada kesedihan yang tersembunyi di balik senyuman itu.

Setelah malam tiba, aku melihat mobil lainnya berhenti di halaman rumah ini. Mereka tampak menurunkan barang-barang dan perabotan yang sepertinya milik gadis itu dan Tantenya. 

Orang-orang itu menyusun barang-barang dan perabotan itu di rumah ini. Sementara, gadis itu dan tantenya pergi untuk mencari makan di luar.

Setelah melihat mereka dan orang-orang pengangkut barang-barang itu pergi, entah kenapa aku kembali merasa kesepian. Aku duduk di basmen sambil sesekali melihat ke luar, menunggu kepulangan kedua perempuan itu.

Tak lama kemudian, mereka kembali setelah makan malam. Mereka langsung bergegas ke tempat tidur masing-masing.

Entah kenapa, aku tergerak untuk melangkahkan kakiku ke kamar gadis itu untuk melihatnya. Ia sedang berbaring sambil memejamkan matanya.

Perlahan aku beranjak mendekatinya dan duduk di ujung tempat tidurnya. Aku memperhatikan wajah gadis itu sesaat, ia tampak lelah.

Aku bahagia, karena aku tak lagi sendirian di rumah ini.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status