Home / Rumah Tangga / Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang / BAB 11: Aku Tak Mau Disebut Pelakor

Share

BAB 11: Aku Tak Mau Disebut Pelakor

Author: Narubi
last update Last Updated: 2022-11-01 13:07:18
Sukma duduk di tepi tempat tidur. Di depannya, sebuah koper terbuka. Masih kosong. Persis seperti perasaan yang sudah beberapa hari ia coba isi dengan logika, lalu emosi, lalu doa—tapi tak pernah penuh.

Tangannya menyentuh sisi koper itu pelan. Ia sempat berpikir, mungkin semua ini hanya drama dalam kepalanya. Mungkin ini cuma salah paham, dan Fikri punya alasan.

Tapi tidak. Ia sudah melihat sendiri siapa Cheryl itu. Ia sudah dengar sendiri kata “istri” dari mulut orang-orang. Ia sudah merasakan sendiri jarak yang tak pernah bisa dijembatani dengan “status istri siri.”

Dan yang paling menyakitkan… Fikri tidak membela. Tidak menjelaskan. Tidak menyangkal.

Sukma menarik napas panjang, memejamkan mata. Dadanya sesak. “Aku bukan selingkuhan, aku tidak pernah menggoda suami orang. Tapi kenapa semua terasa seperti aku perempuan ketiga?”

Ia berdiri. Menata langkah menuju ruang kerja Fikri—ruangan yang sejak awal menjadi simbol jarak itu sendiri.

Pintu ruang kerja terbuka perlahan. Fikri sedan
Narubi

Like, komen, and share.

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 27: Degup yang tidak bisa dikontrol

    "Kan aku bilang, nggak perlu ke rumah sakit."Sukma menyilangkan tangan di dada, berdiri dengan pose penuh kemenangan di depan kaca kamar. Rambutnya dikuncir asal, wajahnya lebih cerah, dan semangatnya seperti baterai full charge.Fikri yang sedang duduk santai di sofa, hanya menoleh sambil tersenyum kecil. Ia tak mengatakan apa-apa. Sekadar menatap Sukma dari atas ke bawah, memastikan tak ada gejala sisa demam.“Liat dong, aku bisa berdiri tanpa sempoyongan, bisa jalan lurus tanpa goyang, dan—” Sukma melangkah dua kali lalu muter badan, “—masih bisa muter. Fix, aku udah sembuh.”Fikri masih diam. Tangannya menutup laptop di pangkuan, lalu menyandarkan punggung ke sofa.Sukma mendekat, duduk di pinggir ranjang, menatap Fikri serius. “Karena aku udah sembuh, aku minta hak.”“Hmm?” Fikri mengangkat satu alis.“Hak untuk jalan-jalan. Ke sekitar vila aja. Sambil liat matahari terbenam. Lagian, dari kemarin aku di kamar terus.”Fikri mendengus. “Nggak.”Sukma membelalak. “Kok nggak?!”“Kam

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 26: Demam Membawa Berkah

    "Ya ampun, kamu panas banget."Fikri langsung terduduk, tangannya panik menyentuh dahi Sukma yang terasa nyaris membara.Baru beberapa menit lalu dia tertidur. Tapi suara Sukma yang mengigau pelan membangunkannya.Awalnya Fikri mengira Sukma cuma mengeluh dalam mimpi, tapi saat ia menoleh, kening Sukma sudah basah oleh keringat dingin.Beberapa jam sebelumnya, Sukma memang sempat bersin-bersin terus.Tapi saat ditanya, dia cuma menjawab sambil merapatkan jaket, “Flu biasa aja. Nanti juga sembuh sendiri. Minum teh hangat pasti baikan.”Fikri sempat menyarankan tidur lebih awal, tapi Sukma ngotot tetap ikut makan malam. Meski tak habis banyak, ia masih bisa tertawa tipis saat Fikri salah menuangkan kecap ke nasi sup miliknya.Tapi sekarang?Sukma bernapas pendek, kulitnya panas dan wajahnya memucat.“Sukma...” Fikri mengusap pipi Sukma pelan, mencoba membangunkannya.Sukma membuka mata sedikit, pandangannya kabur. “Hm?”“Kamu demam tinggi. Kita ke rumah sakit, ya?” suara Fikri tegas tap

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 25: Masak dengan Cinta

    Panci di atas kompor mulai mengeluarkan aroma sedap.Uap panas mengambang di udara, menciptakan kabut tipis di dapur hotel yang bergaya minimalis namun cukup nyaman.Sukma berdiri dengan celemek bergambar wortel di tubuhnya, sendok sayur di tangan, wajah serius seperti seorang chef profesional yang hendak menyelamatkan dunia.Ia mencicipi sesendok sup, mengernyit. “Kurang… sesuatu,” gumamnya.Dari meja bar, Fikri hanya memerhatikan sambil menyeduh teh. “Kurang cinta mungkin?”Sukma melirik. “Kalau kamu masih bercanda, aku masukin kamu ke panci ini.”Fikri tertawa kecil. “Coba aku icip, deh.”Sukma memberi ruang. Fikri melangkah pelan ke belakangnya. Tapi langkah itu... terlalu dekat.Saat Fikri mengambil sendok sup, posisi tubuhnya nyaris memeluk Sukma dari belakang. Tubuhnya menyentuh sedikit bahu dan sisi tubuh gadis itu.Sukma terlonjak sedikit. Wajahnya seketika merah padam. “Eh—”“Tenang, aku cuma mau nyobain aja,” kata Fikri santai sambil menyeruput sup. Ia mengangguk pelan. “Cum

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 24: Semakin Membaik

    "Kenapa kamu kayak gitu tadi?"Pertanyaan itu terlontar begitu mobil mulai melaju pelan meninggalkan vila. Fikri tak menoleh, hanya melirik sekilas ke arah Sukma yang duduk di samping dengan pandangan lurus ke depan."Kayak apa?" tanya Sukma datar."Kayak..." Fikri ragu. Tangannya masih mantap di setir, tapi bahunya agak tegang. "Orang kesetanan," sambungnya akhirnya. Suaranya nyaris seperti gumaman.Sukma menoleh pelan. "Nggak ah, orang aku biasa aja."Fikri tertawa pendek. Bukan tawa geli, lebih seperti ‘Iya sih, tapi enggak juga.’ Ia menghela napas panjang.Mobil terus meluncur di jalanan kecil resor yang dipenuhi pohon palem dan suara angin laut yang sayup.Sukma masih diam. Tangannya bertaut di pangkuan, jemarinya saling menggenggam. Lalu ia menarik napas dalam-dalam dan berkata pelan, "Aku cuma kesel. Kebablasan aja."Fikri mengangguk. Ia bisa menerima itu. Tapi ia juga... masih terkejut. “Dia nyebelin, ya?” Fikri mencoba membuka obrolan lagi.Sukma mendengus kecil. “Kamu nanya b

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 23: istri vs calon mantan istri

    Sukma mengaduk perlahan jus jeruk di hadapannya. Tatapannya tetap tertuju pada Cheryl, namun bibirnya tersenyum tipis—senyum yang tidak pernah terasa sehangat biasanya.“Jadi... udah lama pacaran?” tanya Sukma santai, seolah yang duduk di hadapannya adalah teman lama, bukan wanita yang tengah menggantung nasib rumah tangganya.Cheryl tersenyum, menyilangkan kaki dan menatap Sukma balik dengan percaya diri. “Lumayan. Tapi baru kali ini aku ngerasa bener-bener cocok sama seseorang. Nggak perlu drama, nggak perlu pura-pura.”“Ah,” Sukma mengangguk. “Berarti... waktu masih jadi istri orang, kamu sempat merasa hidupmu drama dan penuh kepura-puraan?”Cheryl menahan senyum. “Sukma, sayang... pernikahan itu kompleks. Kadang kita perlu berkompromi. Tapi ada kalanya... kita harus jujur sama diri sendiri.”“Setuju,” jawab Sukma cepat. “Makanya aku selalu jujur sama diri sendiri... termasuk saat sadar bahwa status aku sekarang, istri dari seseorang yang akan bercerai.”Fikri menunduk. Satu tangan

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 22: Sarapan yang Terganggu

    Matahari pagi mengintip malu dari balik gorden tipis vila.Sukma baru saja selesai mengenakan pakaian kasual santai saat Fikri mengetuk pintu kamar.“Aku tunggu di luar ya. Pake sandal yang nyaman,” ucapnya dari balik pintu.Sukma tidak menjawab, tapi mendengar nada Fikri yang terdengar... agak berbeda. Lebih ringan. Tidak sesuram semalam.Beberapa menit kemudian, mereka berkendara hingga sampailah di tempat yang dituju. Kemudian berjalan berdampingan di jalan setapak menuju salah satu restoran terkenal di tepi pulau. Pemandangan laut membentang biru, angin membawa aroma asin yang menyegarkan.“Tempat ini terkenal banget,” kata Fikri pelan saat pelayan mengantar mereka ke meja yang menghadap laut. “Makanan dan view-nya katanya worth banget.”Sukma mengangguk. “Terlihat seperti itu.”Mereka duduk. Pelayan datang membawakan menu.Fikri mempersilakan Sukma memilih dulu.“Pagi ini... kamu terlihat lebih tenang,” ucap Fikri sambil menatapnya.Sukma mengangguk. “Aku mikir semalaman. Dan... a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status