Share

Bab 31: Ultimatum

Author: Narubi
last update Huling Na-update: 2025-07-20 11:27:48

Suasana ruang kerja itu mencekam.

Fikri masih berdiri di hadapan meja sang ayah yang kini terlihat lebih seperti panggung penghakiman.

Tatapan dingin pria paruh baya itu tak beranjak dari wajah anaknya.

“Kamu yang maksa nikah sama Cheryl,” desisnya keras, “tapi sekarang kamu malah mau cerai?!” Nafasnya memburu, namun kalimatnya tajam. “Kamu tau, perceraian bisa membuat wajah keluarga Pradina tercoreng!”

Fikri menghela napas panjang. Wajahnya masih tertunduk, menahan emosi yang menumpuk sejak tadi.

“Ayah…” Suaranya pelan, namun mantap. “Aku tahu aku yang salah. Waktu itu aku masih terlalu muda, terlalu percaya. Aku kira… cinta cukup untuk segalanya.”

“Bagus kalau kamu sadar,” balas ayahnya cepat. “Tapi sekarang sudah terlambat. Kamu pikir penyesalan bisa memperbaiki semuanya?”

Fikri diam. Matanya menatap sang ayah, mencoba memahami… meski rasanya semakin sulit.

“Ayah tidak akan pernah setuju kamu bercerai dengan Cheryl.” Nada kalimat itu seperti palu yang menghantam palang terakhir dar
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 31: Ultimatum

    Suasana ruang kerja itu mencekam.Fikri masih berdiri di hadapan meja sang ayah yang kini terlihat lebih seperti panggung penghakiman.Tatapan dingin pria paruh baya itu tak beranjak dari wajah anaknya.“Kamu yang maksa nikah sama Cheryl,” desisnya keras, “tapi sekarang kamu malah mau cerai?!” Nafasnya memburu, namun kalimatnya tajam. “Kamu tau, perceraian bisa membuat wajah keluarga Pradina tercoreng!”Fikri menghela napas panjang. Wajahnya masih tertunduk, menahan emosi yang menumpuk sejak tadi.“Ayah…” Suaranya pelan, namun mantap. “Aku tahu aku yang salah. Waktu itu aku masih terlalu muda, terlalu percaya. Aku kira… cinta cukup untuk segalanya.”“Bagus kalau kamu sadar,” balas ayahnya cepat. “Tapi sekarang sudah terlambat. Kamu pikir penyesalan bisa memperbaiki semuanya?”Fikri diam. Matanya menatap sang ayah, mencoba memahami… meski rasanya semakin sulit.“Ayah tidak akan pernah setuju kamu bercerai dengan Cheryl.” Nada kalimat itu seperti palu yang menghantam palang terakhir dar

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 30: Masalah Baru

    “Aku pergi dulu ya, ada urusan mendadak. Penting.”Fikri berdiri di ambang pintu apartemen, menatap Sukma yang masih berdiri di tengah ruang tengah sambil melepas tas.Sukma mengangguk pelan. “Oh. Ya udah… hati-hati.”“Jangan lupa makan, istirahat aja dulu.”Tanpa menunggu jawaban lebih lanjut, Fikri sudah berbalik dan melangkah keluar.Pintu tertutup dengan bunyi klik yang pelan, tapi terasa cukup keras di telinga Sukma yang kini sendirian di apartemen.Ia menatap pintu itu lama. ‘Urusan penting? Kemana? Kenapa nggak bilang sedikit aja?’Tapi seperti biasa, Sukma hanya menghela napas dan memilih tidak bertanya lebih jauh.Begitu pintu apartemen tertutup, Sukma menjatuhkan tubuh ke sofa. Belum sempat menarik napas lega, ponselnya langsung bergetar di tas.Chintya.Sukma menghela napas panjang. “Astaga…”Ia tahu pasti teman yang sempat satu kontrakannya itu akan mengomel panjang. Tapi karena panggilan datang bertubi-tubi, akhirnya ia angkat juga.“Halo?”“SUKMA! Kamu tuh ke mana aja? T

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 29: Pagi Setelah Melewati Malam Panas

    Pagi itu, semuanya terasa biasa. Tapi tidak bagi Sukma.Ia membuka mata perlahan, dan dalam sepersekian detik, semua ingatan semalam kembali menyerbu seperti ledakan kecil di dadanya. Jantungnya langsung berdegup kencang.‘Ya ampun! Kenapa aku nggak nolak, kenapa aku setuju. Malu banget!’Wajahnya memerah spontan. Ia menggigit bibir, mencoba mengatur napas, tapi bayangan tangan Fikri menyentuh wajahnya, bisikan lembut di telinganya, dan... —oh, dia benar-benar tidak siap menghadapi pagi ini.Sukma menoleh pelan ke samping. Kosong. Fikri tidak ada di sisi tempat tidur. Ia mengernyit, lalu mendengar suara air dari kamar mandi. Mungkin Fikri sedang mandi. Atau... sudah selesai?Tepat saat pikirannya masih menebak-nebak, pintu kamar mandi terbuka.Dan Fikri muncul, mengenakan kaus hitam dan celana pendek kain. Rambutnya sedikit basah, wajahnya segar. Ia tersenyum kecil melihat Sukma yang buru-buru menarik selimut hingga ke lehe

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 28: Permainan & Malam Pertama

    “Kenapa liburan tapi kita cuma tiduran doang di vila?”Sukma menjatuhkan diri ke sofa seperti gumpalan bantal hidup. Wajahnya kusut, bibirnya manyun maksimal. “Mubazir banget.”Fikri yang duduk di seberang, sedang membuka laptop untuk sekadar membaca berita, melirik sekilas. “Karena kamu lagi sakit.”“Tapi aku udah sembuh!” sahut Sukma cepat, matanya membelalak. “Udah dari kemarin juga. Demamnya udah hilang. Aku udah sehat, semangat, bahagia, pengen... ya, jalan-jalan kek, main kek, ngapain kek!”Fikri meletakkan laptop, lalu menatapnya sambil menyandarkan punggung. “Ya udah, kamu mau ngapain?”Sukma terdiam sebentar. Lalu menoleh. “Aku nggak tau. Tapi... bukan cuma tiduran.”Fikri berdiri, membuka lemari kecil di dekat meja. Setelah beberapa detik, ia kembali membawa sebuah kotak besar berwarna biru laut. “Puzzle.”Mata Sukma berbinar. “Yey!”“1000 keping,” ujar Fikri datar.“Boleh. Let’s go.”Tak sampai sepuluh menit, mereka sudah duduk di lantai beralaskan permadani, puzzle terseba

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 27: Degup yang tidak bisa dikontrol

    "Kan aku bilang, nggak perlu ke rumah sakit."Sukma menyilangkan tangan di dada, berdiri dengan pose penuh kemenangan di depan kaca kamar. Rambutnya dikuncir asal, wajahnya lebih cerah, dan semangatnya seperti baterai full charge.Fikri yang sedang duduk santai di sofa, hanya menoleh sambil tersenyum kecil. Ia tak mengatakan apa-apa. Sekadar menatap Sukma dari atas ke bawah, memastikan tak ada gejala sisa demam.“Liat dong, aku bisa berdiri tanpa sempoyongan, bisa jalan lurus tanpa goyang, dan—” Sukma melangkah dua kali lalu muter badan, “—masih bisa muter. Fix, aku udah sembuh.”Fikri masih diam. Tangannya menutup laptop di pangkuan, lalu menyandarkan punggung ke sofa.Sukma mendekat, duduk di pinggir ranjang, menatap Fikri serius. “Karena aku udah sembuh, aku minta hak.”“Hmm?” Fikri mengangkat satu alis.“Hak untuk jalan-jalan. Ke sekitar vila aja. Sambil liat matahari terbenam. Lagian, dari kemarin aku di kamar terus.”Fikri mendengus. “Nggak.”Sukma membelalak. “Kok nggak?!”“Kam

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 26: Demam Membawa Berkah

    "Ya ampun, kamu panas banget."Fikri langsung terduduk, tangannya panik menyentuh dahi Sukma yang terasa nyaris membara.Baru beberapa menit lalu dia tertidur. Tapi suara Sukma yang mengigau pelan membangunkannya.Awalnya Fikri mengira Sukma cuma mengeluh dalam mimpi, tapi saat ia menoleh, kening Sukma sudah basah oleh keringat dingin.Beberapa jam sebelumnya, Sukma memang sempat bersin-bersin terus.Tapi saat ditanya, dia cuma menjawab sambil merapatkan jaket, “Flu biasa aja. Nanti juga sembuh sendiri. Minum teh hangat pasti baikan.”Fikri sempat menyarankan tidur lebih awal, tapi Sukma ngotot tetap ikut makan malam. Meski tak habis banyak, ia masih bisa tertawa tipis saat Fikri salah menuangkan kecap ke nasi sup miliknya.Tapi sekarang?Sukma bernapas pendek, kulitnya panas dan wajahnya memucat.“Sukma...” Fikri mengusap pipi Sukma pelan, mencoba membangunkannya.Sukma membuka mata sedikit, pandangannya kabur. “Hm?”“Kamu demam tinggi. Kita ke rumah sakit, ya?” suara Fikri tegas tap

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status