Brakkk....Papa memukul meja makan yang ada di hadapan aku dan mama.Trang-tang....Sendok dan garpu yang ada di meja makan pun ikut berbunyi. Aku terkejut melihat emosi papa yang meledak, dan mata merah papa yang lagi menatapku. Wajah papa menampakkan kemarahan. Meja makan yang berisi sarapan pagi kami hari ini berserakan. Aku melihat mama yang sama terkejutnya denganku. "Pokoknya aku tidak mau menikah dengan pria tua itu". Aku bahkan masih membantah permintaan papa."Clara...". Papa memanggilku yang sudah berlari melangkahkan kakiku ke kamar. Aku sungguh tidak perduli. Mimpi apa aku tadi malam hingga harus mendengarkan hal konyol di pagi hari di saat hari ulang tahunku.------20 Desember 2022Hari ini tepat hari ulang tahunku. Aku berumur dua puluh satu tahun. Dan itu artinya, aku bebas dan sudah dewasa serta bisa menentukan semua keputusan untuk hidupku. Aku berkata kepada diriku sendiri.Aku menatap diriku di depan kaca.Kemudian membalikkan badanku ke kanan dan ke kiri. Aku
Clara menatap papa dan mamanya bergantian."Ada apa, pa? Setiap tahun kan Clara mengadakan pesta seperti ini".Papa lalu menyodorkan selembar kertas kecil. Aku meraihnya dan melihat bahwa itu adalah bukti tagihan kartu kreditku."Ini apa, pa?"."Kenapa kamu begitu boros, Clara?"."Boros gimana, pa. Ini saja belum sampai limit seratus juta, pa".Papa yang mendengarkan itu langsung menghembuskan nafas kasar. Aku bingung apa yang telah terjadi. Sebaiknya, aku menanyakan pada mama."Papa kenapa sih, ma?".Aku yang sejak tadi berdiri, akhirnya duduk di depan mama papa yang gelisah. Aku sungguh penasaran, apa yang telah terjadi."Kita harus segera berhemat, Clara. Maaf, seharusnya kami bilang kepadamu sejak awal pertengahan tahun ini"."Iya, memang apa yang terjadi, Ma, Pa?"."Aku hanya memakai total tujuh puluh juta untuk bulan ini. Mama dan papa kan hanya membatasi pengeluaran aku di angka seratus juta".Aku seolah membela diri."Papa kalah dalam investasi saham, sehingga aset kita pun te
Frengky, salah satu anak buah kepercayaannya pergi dengan memegang sebuah poto gadis cantik. Dia mempunyai tugas penting saat ini. Tuannya sedang mengincar seorang gadis, pikir Frengky.Frengky bahkan agak terkejut dengan permintaan tuannya kali ini. Biasanya, tugas yang dia terima adalah menyingkirkan para gadis-gadis sexy yang berkerumunan seperti lalat di sekitar Yoga. Sekarang, Frengky malah mencari informasi gadis muda cantik yang bahkan belum berumur dua puluh tahun. Apakah gadis cantik ini yang akan mengubah pemikiran Yoga untuk merubah statusnya, pikir Frengky lagi."Apa yang istimewa dari gadis ini?". Frengky bicara sendiri sambil menunjuk-nunjuk poto Clara.Frengky tidak ada waktu untuk memikirkannya. Dia harus bergerak cepat, dia yakin tuannya ingin mendapatkan informasi ini secepatnya. Tuannya tidak ingin punya anak buah yang mengecewakan.Setelah Frengki pergi, Yoga kembali memikirkan rencana perjodohan itu. Yoga merasa begitu penasaran seperti apa gadis itu. "Clara....
-----Seminggu kemudian"Tuan, nanti malam ada meeting di Restoran Flora". Frengky memberitahu Yoga mengenai jadwal hari ini. Yoga mendelik tak suka dengan cara bicara Frengky yang masih tetap saja memanggilnya dengan sebutan, Tuan. Yoga bersikap seperti demikian bukan karena tak ada sebab.Frengky dan Yoga adalah teman sedari masa sekolah menengah atas. Karena ketidakmampuan Frengky untuk berkuliah disebabkan keterbatasan biaya, membuat Yoga menawarkan kepadanya jabatan pengawal pribadi kepadanya. Frengky yang bingung akan masa depan dia dan keluarganya, akhirnya setuju mengikuti kemauan sahabatnya tersebut. Yoga yang sedang sibuk kuliah dan Frengky yang sibuk dengan pelatihan militer khusus. Semua itu diberikan oleh Yoga untuk membuat Frengky mempunyai keahlian membela diri. Tujuannya hanya satu, melindungi Yoga."Apakah kita akan berangkat, Tuan". Frengky kembali bertanya kepada sahabatnya itu."Nanti aku pertimbangkan".Frengky dan Yoga. Ada satu hal yang mencolok dari mereka be
Oma Ayu adalah ibu dari ayahnya yang telah meninggal. Setelah ayahnya meninggal, oma Ayu dan Ibu Yoga saja yang merawat Yoga dari umur sepuluh tahun. Yoga tidak ingin menentang oma ataupun mengikuti perintahnya.Begitupun mama, Yoga tahu mama juga selalu sependapat dengan oma. Mama tidak punya kuasa di rumah itu, karena mama hanyalah seorang menantu oma. Yoga pun tak bisa juga menyalahkan mamanya yang tidak mendukungnya."Yoga, tentukan pilihanmu. Oma tidak mau mendengar apapun alasanmu lagi"."Tapi, Oma?"."Yoga, kamu itu sudah tua. Tahun depan sudah berumur empat puluh tahun. Kapan kamu memberikan oma cicit"."Apa salahnya dengan umur Yoga, Oma?"."Kamu ini. Kalau dibilangin masih saja banyak alasannya. Oma mau segera ada penerus di keluarga ini"."Eh..". Yoga salah tingkah kalau membahas penerus keluarga. Yoga tahu dialah satu-satunya generasi terakhir keluarga ini. Tidak salah, Oma selalu mendesakny untuk segera menikah."Sekarang oma mau mendengar pilihanmu sekarang juga"."Yoga
Frengky yang melihat adegan di depannya pun nampak terkejut. Dia hampir saja lalai karena merasa Clara patuh untuk ikut dengannya. Frengky pun dengan cepat membukakan pintu mobil untuk Yoga dan Clara.Clara yang tertangkap basah hanya diam dan begitu malu karena perbuatannya yang ingin melarikan diri diketahui oleh Yoga. Tidak ada yang bisa Clara lakukan lagi. Clara pun kali ini patuh untuk masuk ke mobil."Kamu memang remaja yang labil".Yoga pun membuka pembicaraan dengan Clara, calon istrinya itu."Apa maksud anda, Tuan?"."Oh, kamu ingin bersikap formal ya, seakan-akan saya memang orang tua".Clara tersenyum tipis, ternyata lawannya pandai juga menafsirkan arti dari perkataannya."Jangan bicara padaku, jika kamu menganggapku sebagai orang tua". "Siapa juga yang mau bicara padamu". Jawab Clara.Yoga menggelengkan kepala. Tidak seharusnya dia menyetujui pernikahan ini. Disampingnya, bukan seorang wanita yang siap menikah tetapi hanya anak remaja yang bisanya membuat onar. Yoga tid
Clara memandangi satu per satu gaun berwarna putih yang ada di depannya. Clara takjub akan keindahannya, berlian swarovski bertabur mengelilingi setiap helaian gaun tersebut. Ada beberapa model Clara perhatikan, ada yang sexy, tertutup tapi belahan kakinya sampai ke atas dan ada yang menerawang.Benar-benar gaun pengantin yang indah untuk dipandang mata. Clara berdecak kagum. Seandainya dia bisa menggunakan gaun pengantin ini dan menikah dengan kekasih hatinya pasti akan lebih berbeda suasana hatiku saat ini.Tapi takdir berkata lain. Apapun yang terjadi Clara tetap akan menikah dengan Yoga. Seorang laki-laki tua baginya.Akhirnya Clara memilih satu. "Baiklah, aku akan coba yang ini saja"."Baik, nona, akan kami bantu memakaikannya".Pegawai butik pun dengan sigap mengambil gaun pengantin yang telah dipilih oleh Clara dan membawanya ke ruang ganti. Model gaun pengantin tersebut sangat glamour dengan belahan dada yang gak terlalu rendah serta bertabur berlian yang berkilauan. Pilihan y
"Ternyata kamu wanita yang mata duitan juga ya, Clara?"."Apa???".Aku yang baru saja duduk dan memposisikan tempat nyaman di kursi belakang mobil, terlonjak kaget. "Wanita mata duitan" dan seperkian detik kemudian memahami apa yang dimaksud yoga. Ternyata, taktikku kena juga. Aku tersenyum lebar."Kamu baru tahu kalau aku mata duitan". Aku berkata seraya mengibaskan rambut panjangku seolah itu bukan masalah."Benar dugaanku kamu sama seperti wanita yang ada di luar sana"."Terus, apa itu masalah?"."Clara..."."Kalau kamu gak suka gampang, Yoga. Kenapa harus repot-repot memberitahukan aku"."Apa maksudmu?"."Iya, kalau kamu gak suka wanita mata duitan tinggalin aja, gampang kan?"."Jaga bicaramu!"."Aku hanya mengatakan sebenarnya". Balas Clara.Yoga menggelengkan kepala. Dia merasa wanita yang didepannya ini agak berbeda. Bukannya berkelit saat dituduh malah mengakui dengan terang-terangan kalau dia adalah wanita yang matre."Apa jangan-jangan, dia ingin menipuku lagi agar tidak meni