Share

Bab 3

Albert menerima tawaran Gading dengan canggung. Ia tidak yakin dapat mempercayai pria tua ini namun ia tak merasakan kepalsuan dari antusiasme dan rasa hormat Gading kepada orang tuanya sehingga membuatnya menurunkan kewaspadaannya.

Gading memintanya menunggu di ruang tamu dan buru-buru ke lantai 2 untuk mengambil barang peninggalan ayahnya. Selagi menunggu, pandangannya secara alami memperhatikan ruangan tamu tersebut dan tak dapat menyembunyikan keterkejutannya ketika pikirannya tidak dapat menemukan perbedaan dalam desain dan tata letak ruang tamu ini dengan 8 tahun yang lalu.

“Maaf membuat anda menunggu tuan Albert. Ayah anda, tuan David, menitipkan ini kepada saya sebelum dia meninggal,” Gading kembali sebuah kotak kecil di genggamannya, “Ia berpesan untuk menyerahkannya kepada anda saat anda berusia 18 tahun.”

Albert merasa terharu ketika melihat kotak itu. Barang ini merupakan satu-satunya peninggalan ayahnya. Dengan hati-hati, ia membuka kotaknya untuk menemukan sebuah cincin. 

“Bisakah anda menceritakan kepada saya apa yang terjadi kepada ayah ?” tanya Albert penasaran karena pengetahuannya tentang sang ayah sangat minim mengingat ayahnya telah meninggal sebelum ia lahir.

Gading dengan senang menerima permintaan Albert.

“Ayah anda adalah sosok yang luar biasa. Dia dapat membangun raksasa bisnis dengan latar belakangnya yang seorang yatim piatu. Bahkan ketika keluarga Rich menekannya saat akan menikahi nyonya Chyntia, ia tak gentar dan melawan balik. Saya sangat mengingat bagaimana keluarga Rich mengalami kekalahan terbesar dalam sejarah mereka dan hanya bisa mengakui bahwa ayah anda pantas untuk ibu anda.”

Ini berita baru bagi Albert, jadi si tua bangka Brian Rich itu pernah dikalahkan oleh ayahnya. 

“Sayang sekali, beliau mengalami kecelakaan dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Saat itu, kami sedang mengadakan rapat dan ayah anda pamit terlebih dahulu karena ingin mengantarkan istrinya ke rumah sakit. Saat saya mengantarnya ke parkiran, beliau berceloteh bahwa ia menduga istrinya pasti sedang hamil,” Gading tersenyum dengan nostalgianya dan menatap Albert lurus, “Apa anda tahu raut wajahnya ketika bercanda tentang itu?"

"Ia sangat bahagia dan terus mengatakan bahwa putranya akan tumbuh sebagai anak keluarga kaya dan ia akan memastikan putranya dapat mencapai lebih dari apa yang ia miliki saat ini. Saat saya menatap wajahnya, saya dapat melihat wajah calon ayah yang begitu bahagia. Sayang sekali, kecelakaan itu terjadi sehingga ia bahkan tak sempat mendengar konfirmasi dari nyonya Chyntia. Di nafas terakhirnya, ia menitipkan cincin itu kepada saya. Saya pernah mencoba menyerahkannya kepada nyonya Chyntia namun ditolak karena menurut nyonya tindakan ini menunjukkan bahwa tuan David mempercayakan cincin ini kepada saya.”

Albert tersenyum tipis dan hanya dapat menundukkan kepalanya.

“Terima kasih atas dedikasi anda kepada ayah saya.”

Setelah mendengar cerita ini, Albert mencoba memasukkan cincin itu ke jari manis kanannya, ia tahu bahwa cincin ini cukup besar untuknya namun ia perlu gambaran seberapa besar ukurannya perlu disesuaikan untuk jarinya. Namun hal aneh terjadi, sesaat Albert dapat bersumpah bahwa cincin itu akan longgar untuk jarinya namun ketika ia memasukkannya ke jari, cincin itu seakan menyesuaikan ukurannya dan segera cincin itu terpasang sangat pas di jarinya. Sedetik kemudian ia dapat merasakan sesuatu seperti jarum menusuk jarinya sehingga membuatnya refleks menjerit kecil.

“Aw!”

“Apa ada yang salah tuan?” tanya Gading yang terkejut dengan jeritan Albert.

“Ah tidak, aku merasa seperti ada jarum yang menusuk jariku merasa seperti ada jarum yang menusuk jari namun mungkin hanya perasaanku saja,” jawab Albert setelah memastikan tidak ada darah dari jarinya.

Gading hanya mengangguk dengan senyuman sopan. Albert terdiam dan menurunkan tangannya ke bawah meja berusaha melepas cincin di jarinya namun ketika ia menyentuh cincin tersebut, sebuah layar transparan dan suara terdengar langsung dalam kepalanya.

[Perangkat tidak dapat dilepas selama proses inisialisasi berjalan. Analisa DNA : Aktif. Progress: 20%]

Albert terkejut dengan hal ini dan segera menatap Gading yang masih dengan senyuman sopan dan sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun pada layar di hadapannya. 

‘Apa hanya aku yang bisa melihatnya ?’

“Maaf tuan Albert, saya tidak benar-benar tinggal disini sehingga tidak dapat menyediakan minuman yang layak. Jika anda tidak keberatan, bagaimana jika saya mentraktir anda makan malam?”

“Tentu, saya ingin mendengar lagi tentang orang tua saya dari anda.” Albert menyambut tawaran ini dengan senang hati karena ia masih penasaran tentang ayahnya. 

Ia sama sekali tak pernah mendengar apapun tentang ayah atau anggota keluarga mereka lainnya. Kasih sayang ibunya sudah sangat cukup sehingga Albert tidak pernah bertanya tentang ayahnya sehingga hanya ketika ia melihat anak-anak lain datang bersama ayah dan ibu mereka ke taman kanak-kanak sedangkan Albert hanya dengan ibunya, maka pertanyaan tentang sang ayah dilontarkannya dengan polos dan spontan. Reaksi ibunya yang begitu sedih membuat Albert tak pernah mempertanyakan hal itu lagi. Satu hal yang ia ketahui bahwa ibu sangat mencintai ayah hingga rela meninggalkan keluarga Rich, ia mengetahui ini karena sindiran dan ejekan yang selalu dilontarkan oleh Brian setiap tahunnya ketika Frederick menjenguk ibunya.

Gading tersenyum lebar dan membalas, “Itu sebuah kehormatan bagi saya, tuan muda Albert. Mari kita berangkat sekarang tuan sebelum jalanan semakin macet.”

Albert mengangguk dan mengikuti panduan Gading. Ia cukup terkejut ketika Gading mengeluarkan mobil BMW model terbaru dari garasinya. 

Sebelum mulai mengemudi, Gading pun bertanya kepada Albert. 

“Maaf atas kelancangan saya, tuan Albert, namun saat saya mengatakan kepada teman-teman bahwa anda telah mendatangi saya, mereka juga meminta izin untuk ikut makan malam bersama ini. Bagaimana menurut anda ?”

“Apakah mereka juga orang yang mengenal dekat ayah dan ibu saya ?” tanya balik Albert dengan sopan.

“Tepat sekali tuan. Mereka adalah pengacara pribadi nyonya Chyntia dan orang kepercayaan tuan David dalam bisnisnya,” jawab Gading dengan anggukan.

“Saya tidak keberatan. Itu berarti saya dapat lebih banyak mendengar cerita tentang orang tua saya bukan,” ujar Albert dengan antusias. 

Gading pun membawa Albert ke restoran yang ia maksud. Selagi di perjalanan, Albert tak ingin mengganggu konsentrasi Gading sehingga ia sekali lagi mengecek pada cincinnya dan suara mekanik segera menjelaskan dalam kepalanya

 [Analisa DNA : Aktif. Progress: 60%]

Albert memeriksa jam pada jam tangannya dan memperkirakan jam ketika ia memakai cincin itu yang kira-kira hanya 30 menit. Jika kecepatannya konstan maka setidaknya 20 menit lagi hingga analisa DNA ini selesai.

Bertepatan dengan sesampainya mereka di restoran bintang 5 bernama Bintang Malam, layar transparan kembali muncul di hadapan wajahnya.

[Analisa DNA : Selesai]

[Sistem Pemenang Menyambut Anda] 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status