Albert menerima tawaran Gading dengan canggung. Ia tidak yakin dapat mempercayai pria tua ini namun ia tak merasakan kepalsuan dari antusiasme dan rasa hormat Gading kepada orang tuanya sehingga membuatnya menurunkan kewaspadaannya.
Gading memintanya menunggu di ruang tamu dan buru-buru ke lantai 2 untuk mengambil barang peninggalan ayahnya. Selagi menunggu, pandangannya secara alami memperhatikan ruangan tamu tersebut dan tak dapat menyembunyikan keterkejutannya ketika pikirannya tidak dapat menemukan perbedaan dalam desain dan tata letak ruang tamu ini dengan 8 tahun yang lalu.“Maaf membuat anda menunggu tuan Albert. Ayah anda, tuan David, menitipkan ini kepada saya sebelum dia meninggal,” Gading kembali sebuah kotak kecil di genggamannya, “Ia berpesan untuk menyerahkannya kepada anda saat anda berusia 18 tahun.”Albert merasa terharu ketika melihat kotak itu. Barang ini merupakan satu-satunya peninggalan ayahnya. Dengan hati-hati, ia membuka kotaknya untuk menemukan sebuah cincin. “Bisakah anda menceritakan kepada saya apa yang terjadi kepada ayah ?” tanya Albert penasaran karena pengetahuannya tentang sang ayah sangat minim mengingat ayahnya telah meninggal sebelum ia lahir.Gading dengan senang menerima permintaan Albert.“Ayah anda adalah sosok yang luar biasa. Dia dapat membangun raksasa bisnis dengan latar belakangnya yang seorang yatim piatu. Bahkan ketika keluarga Rich menekannya saat akan menikahi nyonya Chyntia, ia tak gentar dan melawan balik. Saya sangat mengingat bagaimana keluarga Rich mengalami kekalahan terbesar dalam sejarah mereka dan hanya bisa mengakui bahwa ayah anda pantas untuk ibu anda.”
Ini berita baru bagi Albert, jadi si tua bangka Brian Rich itu pernah dikalahkan oleh ayahnya. “Sayang sekali, beliau mengalami kecelakaan dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Saat itu, kami sedang mengadakan rapat dan ayah anda pamit terlebih dahulu karena ingin mengantarkan istrinya ke rumah sakit. Saat saya mengantarnya ke parkiran, beliau berceloteh bahwa ia menduga istrinya pasti sedang hamil,” Gading tersenyum dengan nostalgianya dan menatap Albert lurus, “Apa anda tahu raut wajahnya ketika bercanda tentang itu?""Ia sangat bahagia dan terus mengatakan bahwa putranya akan tumbuh sebagai anak keluarga kaya dan ia akan memastikan putranya dapat mencapai lebih dari apa yang ia miliki saat ini. Saat saya menatap wajahnya, saya dapat melihat wajah calon ayah yang begitu bahagia. Sayang sekali, kecelakaan itu terjadi sehingga ia bahkan tak sempat mendengar konfirmasi dari nyonya Chyntia. Di nafas terakhirnya, ia menitipkan cincin itu kepada saya. Saya pernah mencoba menyerahkannya kepada nyonya Chyntia namun ditolak karena menurut nyonya tindakan ini menunjukkan bahwa tuan David mempercayakan cincin ini kepada saya.”Albert tersenyum tipis dan hanya dapat menundukkan kepalanya.“Terima kasih atas dedikasi anda kepada ayah saya.”Setelah mendengar cerita ini, Albert mencoba memasukkan cincin itu ke jari manis kanannya, ia tahu bahwa cincin ini cukup besar untuknya namun ia perlu gambaran seberapa besar ukurannya perlu disesuaikan untuk jarinya. Namun hal aneh terjadi, sesaat Albert dapat bersumpah bahwa cincin itu akan longgar untuk jarinya namun ketika ia memasukkannya ke jari, cincin itu seakan menyesuaikan ukurannya dan segera cincin itu terpasang sangat pas di jarinya. Sedetik kemudian ia dapat merasakan sesuatu seperti jarum menusuk jarinya sehingga membuatnya refleks menjerit kecil.“Aw!”“Apa ada yang salah tuan?” tanya Gading yang terkejut dengan jeritan Albert.“Ah tidak, aku merasa seperti ada jarum yang menusuk jariku merasa seperti ada jarum yang menusuk jari namun mungkin hanya perasaanku saja,” jawab Albert setelah memastikan tidak ada darah dari jarinya.Gading hanya mengangguk dengan senyuman sopan. Albert terdiam dan menurunkan tangannya ke bawah meja berusaha melepas cincin di jarinya namun ketika ia menyentuh cincin tersebut, sebuah layar transparan dan suara terdengar langsung dalam kepalanya.[Perangkat tidak dapat dilepas selama proses inisialisasi berjalan. Analisa DNA : Aktif. Progress: 20%]Albert terkejut dengan hal ini dan segera menatap Gading yang masih dengan senyuman sopan dan sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun pada layar di hadapannya. ‘Apa hanya aku yang bisa melihatnya ?’“Maaf tuan Albert, saya tidak benar-benar tinggal disini sehingga tidak dapat menyediakan minuman yang layak. Jika anda tidak keberatan, bagaimana jika saya mentraktir anda makan malam?”“Tentu, saya ingin mendengar lagi tentang orang tua saya dari anda.” Albert menyambut tawaran ini dengan senang hati karena ia masih penasaran tentang ayahnya. Ia sama sekali tak pernah mendengar apapun tentang ayah atau anggota keluarga mereka lainnya. Kasih sayang ibunya sudah sangat cukup sehingga Albert tidak pernah bertanya tentang ayahnya sehingga hanya ketika ia melihat anak-anak lain datang bersama ayah dan ibu mereka ke taman kanak-kanak sedangkan Albert hanya dengan ibunya, maka pertanyaan tentang sang ayah dilontarkannya dengan polos dan spontan. Reaksi ibunya yang begitu sedih membuat Albert tak pernah mempertanyakan hal itu lagi. Satu hal yang ia ketahui bahwa ibu sangat mencintai ayah hingga rela meninggalkan keluarga Rich, ia mengetahui ini karena sindiran dan ejekan yang selalu dilontarkan oleh Brian setiap tahunnya ketika Frederick menjenguk ibunya.Gading tersenyum lebar dan membalas, “Itu sebuah kehormatan bagi saya, tuan muda Albert. Mari kita berangkat sekarang tuan sebelum jalanan semakin macet.”Albert mengangguk dan mengikuti panduan Gading. Ia cukup terkejut ketika Gading mengeluarkan mobil BMW model terbaru dari garasinya. Sebelum mulai mengemudi, Gading pun bertanya kepada Albert. “Maaf atas kelancangan saya, tuan Albert, namun saat saya mengatakan kepada teman-teman bahwa anda telah mendatangi saya, mereka juga meminta izin untuk ikut makan malam bersama ini. Bagaimana menurut anda ?”“Apakah mereka juga orang yang mengenal dekat ayah dan ibu saya ?” tanya balik Albert dengan sopan.“Tepat sekali tuan. Mereka adalah pengacara pribadi nyonya Chyntia dan orang kepercayaan tuan David dalam bisnisnya,” jawab Gading dengan anggukan.“Saya tidak keberatan. Itu berarti saya dapat lebih banyak mendengar cerita tentang orang tua saya bukan,” ujar Albert dengan antusias. Gading pun membawa Albert ke restoran yang ia maksud. Selagi di perjalanan, Albert tak ingin mengganggu konsentrasi Gading sehingga ia sekali lagi mengecek pada cincinnya dan suara mekanik segera menjelaskan dalam kepalanya [Analisa DNA : Aktif. Progress: 60%]Albert memeriksa jam pada jam tangannya dan memperkirakan jam ketika ia memakai cincin itu yang kira-kira hanya 30 menit. Jika kecepatannya konstan maka setidaknya 20 menit lagi hingga analisa DNA ini selesai.Bertepatan dengan sesampainya mereka di restoran bintang 5 bernama Bintang Malam, layar transparan kembali muncul di hadapan wajahnya.[Analisa DNA : Selesai][Sistem Pemenang Menyambut Anda]Selagi Gading sibuk mengurus untuk akses masuk mereka, Albert memilih untuk menjelajahi fitur dari sistem pemenang yang ternyata bereaksi dengan pikirannya. Jika ini seperti game, maka seharusnya ia bisa mendapatkan fitur help untuk penjelasan.Sejurus kemudian layar transparan itu menghilang dan suara mekanik segera terdengar dari dalam kepalanya.[Sistem pemenang merupakan sistem yang dirancang untuk membantu seseorang mencapai potensi terbaik dalam dirinya sehingga anda dapat menjadi pemenang dalam kehidupan ini. Sistem akan menilai level anda berdasarkan dari analisa DNA, semakin tinggi level anda, maka semakin banyak manfaat yang dapat anda peroleh]Albert segera memilih untuk memeriksa levelnya. Kali ini, layar transparan yang menunjukkan datanya.[Level: 16/100 (Pemula)][Kecerdasan: 20/100 (Pemula)][Kekuatan: 12/100 (Pemula)][Kebijaksanaan: 8/100 (Pemula)][Keterampilan: Bela diri 10/100 (Pemula), Strategi 2/100 (Pemula)][Selamat! Anda memperoleh manfaat atas pencapaian an
Albert terkejut dengan suara dalam kepalanya. Namun, multitasking segera aktif ketika layar transparan muncul.[Sistem telah mencatat tujuan anda!][Tujuan: menjadi yang terkaya dan paling berpengaruh di dunia][Tingkat keberhasilan: sangat sulit][Progress: 1%][Program untuk mencapai tujuan: aktif. Progress: 0%]Penjelasan sistem memang mengatakan bahwa sistem ini membantu pengguna mencapai potensi terbaik mereka. Tentu untuk mencapai potensi itu dibutuhkan sebuah tujuan. Walaupun Albert tanpa sadar menentukan tujuan tersebut, namun ini tidaklah buruk. Terlebih sistem ini bahkan menyiapkan program untuknya mencapai tujuan tersebut. Jika ia bisa membalas semua perbuatan keluarga Rich, maka apapun akan ia lakukan!Albert mengnonaktifkan multitasking untuk kembali fokus pada obrolan mereka. Satu hal yang lagi ia sadari bahwa selagi multitasking aktif, otaknya menyimpan semua informasi yang diterima dan bertindak sebagaimana apa yang biasa ia lakukan. Ketika keterampilan itu dinonaktif
Gading mengangguk dengan mantap.“Tepat sekali tuan. Saya perlu memberitahu anda bahwa tanpa status anda sekarang pun, kemampuan anda sudah cukup untuk menunjukkan anda layak menerima beasiswa ini,” jawab Gading dengan wajah nostalgia. “Di tahun pertama Harapan Group berdiri mereka mendulang kesuksesan besar setelah memenangkan persaingan dengan salah satu bisnis keluarga Rich. Untuk menyatakan rasa syukurnya, tuan David mengatakan untuk menganggarkan 50% dari dividennya untuk program beasiswa.”“Kala itu saya dan nyonya menyambut baik usulan tuan David. Namun kami menyarankan agar kita membangun yayasan independen yang terpisah dari Harapan Group sehingga jika keluarga Rich atau keluarga lain yang masih mengincar Harapan Group bertindak berlebihan, para penerima beasiswa ini tidak menerima dampaknya,” jelas Kevin dari sisinya.Elang ikut menambahkan sudut pandangnya, “Saya merupakan generasi pertama dari program beasiswa ini. Saat itu hanya pak Gading dan nyonya Cynthia yang menjadi
Albert tersenyum puas dengan keterampilan yang ia pilih. Ia mengingat kembali kejadian sebelum ia mencapai kamar asramanya yang menjadi alasan kuat untuk memilih keterampilan ini.Setelah Gading pergi, ia menuju minimarket terlebih dahulu untuk membeli peralatan mandi dan beberapa perlengkapan untuk membantunya pindah. Yah, ia telah memutuskan menerima tawaran Gading untuk kembali ke rumah masa kecilnya. Ia tidak butuh banyak pertimbangan, mengingat begitu ia memulai kerja praktek dan tugas akhir, akan sangat kecil kewajibannya untuk kembali ke kampus.Minimarket yang terletak dalam fasilitas kampus normalnya tetap sebelum larut malam. Namun dengan berakhirnya ujian pada hari ini, ada kemungkinan minimarket akan lebih cepat tutup karena banyak mahasiswa di asrama yang kembali ke rumah masing-masing. Oleh karena itu, Albert mempercepat langkahnya karena kampus sudah sangat sepi. Ketakutannya segera memudar begitu melihat minimarketnya masih buka dengan kasir yang tengah beres-beres untu
Riska mengutuk dirinya karena telah menolak tawaran Albert, pria yang ramah dan menyenangkan, untuk mengantarnya ke parkiran ketika 2 berandalan mulai mengganggunya. Ia semakin memperburuk keadaan setelah dengan refleks menampar salah satu berandal yang berusaha menangkap lengannya.“Anda jangan tidak sopan ya! Saya peringatkan anda akan ada konsekuensi yang berat jika anda berani menyentuh saya sembarangan!” Riska berteriak berusaha untuk menunjukkan keberanian untuk mengintimidasi kedua berandal ini. Tentu saja dengan paras wajahnya, hal itu sia-sia.Pemuda yang ditampar menatapnya dengan dingin dan kata-kata berikutnya membuatnya merinding, “Ah gadis cantik ini ternyata sangat garang ya … sebagai warga negara yang baik, kita dapat menyelesaikan masalah ini dengan damai kan ..... Hei bukankah kak Joni suka wanita yang begini?!” Pemuda yang lain terkekeh dan menatap Riska dengan pandangan kotor. “Aku belum pernah melihat gadis secantik ini di fakultas bisnis selain kak Gebby. Mengin
[Perintah tidak bisa dilaksanakan selagi sistem dalam proses.]Albert mengeluh ketika ia gagal untuk mencoba fitur help. Ia ingin mempelajari lebih lanjut tentang sistem namun sepertinya selain keterampilan, fitur sistem yang lain tidak dapat digunakan secara bersamaan. Ia bahkan telah mencoba untuk menggunakan keterampilan multitasking hanya untuk menemukan notifikasi yang sama.Tidak dapat berbuat apa-apa tentang sistem, Albert segera meraih surat wasiat sang ibu. Barang-barang yang ia miliki sangat sedikit jadi ia berpikir untuk menyusun besok pagi saja.Dengan tangan yang bergetar, ia membuka surat tersebut.[ Selamat ulang tahun yang ke-10, Albert. Jika kamu menerima surat ini, maka itu berarti aku tidak dapat berada menyaksikan kelulusanmu. Aku sangat sedih membayangkan jika itu terjadi. Namun, aku lebih sedih lagi jika berpikir kamu akan tumbuh dewasa tanpaku disisimu.Sebagai seorang ibu, aku dengan bangga mengatakan bahwa aku sangat yakin kamu akan baik-baik saja untuk tumbuh
Tak lama, Albert menerima undangan tersebut. Keluarga Tanoewidjaja memiliki aset yang jauh di bawahnya, namun pengaruhnya di benua ini jauh di atasnya. Tak mengherankan dengan julukan mereka sebagai keluarga medis terbaik di negara ini. Mereka mengantongi banyak hutang budi dari keluarga-keluarga besar. Albert memiliki prinsip sederhana dalam menentukan teman dan musuh. Tak peduli sebaik atau seburuk apapun seseorang, mereka akan menjadi musuh ketika mereka menghalangi jalan tujuannya, mengganggu orang yang Albert pedulikan, atau secara konstan berusaha merundungnya.Riska sempat menawarkan untuk menjemputnya yang ia tolak secara sopan. Setelah memastikan alamat dan waktunya, Riska memutuskan panggilan tersebut.Setelah telpon dari Riska, ia teringat akan potensi ancaman Joni dan keluarganya, keluarga Anggara. Ia memutuskan untuk menghubungi Elang.“Selamat pagi Albert. Ah, saya senang ponselnya berfungsi dengan baik,” sapa Elang segera setelah panggilan mereka terhubung.Albert meny
Selagi Joni melampiaskan kekesalan setelah dimarahi ayahnya kepada dua bawahan tak bergunanya itu. Albert telah siap untuk mengunjungi bank Royal. Ia sama sekali tak menyadari bahwa Joni dan keluarga Anggara telah memerintahkan semua anggota mereka yang tersebar di kota ini untuk melacak ‘orang misterius’ yang cukup kuat mengalahkan dua anggota mereka dengan sekali serang.[Status terbaru][Level: 17/100 (Pemula)][Kecerdasan: 25/100 (Pemula)][Kekuatan: 20/100 (Pemula)][Kebijaksanaan: 13/100 (Pemula)][Keterampilan: Bela diri 18/100 (Pemula), Strategi 7/100 (Pemula), Multitasking 10/100 (Pemula), Kultivasi 2/100 (Pemula)]Albert menatap tak percaya pada statusnya. Setelah mengaktifkan keterampilan kultivasi selama satu jam, ia hanya menerima peningkatan 1 poin. Sepertinya keterampilan ini lebih sulit untuk ditingkatkan dibandingkan multitasking yang dapat naik 5 poin hanya dengan penggunaan secara pasif selama 1 jam. Efek samping dari keterampilan kultivasi juga lebih sulit ditanga