Share

BAB 103: Ruang Rahasia Vlad

Author: Nareswari
last update Last Updated: 2025-08-15 00:55:29

“Kalau ini kode untuk menemukan ruang rahasia, maka angka-angka ini pasti merupakan titik koordinat,” ucap Sasha.

Semua orang terkesiap dengan penjelasan Sasha. Jade segera mengetik angkanya sesuai dengan penulisan titik koordinat di laman Browser-nya.

Dan ternyata benar. Angka-angka itu menunjukkan posisi di mana ruang rahasia itu berada.

Jade mengeklik peta digital pada ponselnya. Dan ternyata ruang rahasia itu berada di …

“Rumah Paman Alec!” pekik Jade.

Mata Sasha membelalak tak percaya. “Bulan lalu kita ke sana kan?”

Jade tidak menyangka. Ternyata selama ini ruang rahasia yang dicari ada di sana. Tapi di mana? Jade sangat hafal betul setiap sudut rumah Alec Demian.

“Baiklah, kita sudah tahu di mana lokasinya. Lebih baik sekarang kita istirahat. Besok aku dan Sasha akan coba pergi ke sana,” ucap Jade.

Semua orang pergi ke kamar yang sudah disiapkan sebelumnya oleh Sasha. Mereka akan melanjutkan investigasi esok hari.

Jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Jade belum juga tertid
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 120: Perkara Delima

    “Sudah nangisnya?” tanya Jade penuh canda. Sasha memukul dada Jade pelan. Mereka tertawa pelan. “Mau makan apa? Lapar,” lanjut Jade. Sasha mengelap air matanya yang masih tersisa. “Aku mau makan buah delima,” jawab Sasha. Jade mengernyitkan dahinya. “Buah itu belum musim, Honey.”“Tapi aku pengen itu. Pasti segar siang-siang makan buah delima,” ucap Sasha. Jade memegang tangan Sasha. “Kalau mau segar, kita makan semangka aja ya?”Sasha menggeleng. “Nggak mau. Aku maunya delima.”Jade berpikir. “Gimana kalau kita beli jus delima yang di supermarket?”“Nggak!” tegas Sasha. “Aku mau buah delima utuh. Rasanya beda!”Sasha terlihat cemberut. Jade tidak mau lagi berdebat dengannya. Pertengkarannya pagi tadi cukup merusak suasana hatinya. “Ya sudah, kalau begitu, kita cari buah delima ya. Siapa tahu ada keajaiban datang dan kita bisa nemu delima.” Jade mengajak Sasha segera ganti baju.Sasha menurut. Ia mengambil kaos dress selututnya, tas tangan, dan kacamata hitam. Dahi Jade berker

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 119: Hormon Oh Hormon!

    “Yuk makan!” seru Jade. Jade menata meja makan dan menghidangkan nasi goreng buatannya. Sasha di kursi yang telah disiapkan Jade. Sasha tersenyum. Ia sangat bahagia melihat nasi goreng di hadapannya. Jade tersenyum puas. “Silakan dinikmati, Honey.”Sasha mengambil suapan pertamanya. Membauinya. Bumbunya digoreng dengan sempurna. Warnanya begitu menggoda. Hap! Jade memperhatikan wajah Sasha. Ekspresi Sasha tiba-tiba datar. “Bagaimana?” tanya Jade penasaran. Sasha mengunyah perlahan. Lalu menelannya dengan kepayahan. Sasha tiba-tiba berlari ke toilet dan memuntahkan apa yang baru saja dia makan. Jade mengejarnya cemas. “Honey, kamu nggak apa-apa?”Sasha masih terus muntah hingga ia tampak lemas. Jade membantunya memijat tengkuknya. Sasha melambaikan tangannya. Menekan tombol flush. Dan mencuci mulut serta wajahnya. Wajahnya tampak pucat. “Kamu nggak apa-apa, Honey?” tanya Jade. Sasha menggeleng lemah. Ia kemudian melengos pergi menuju kasurnya. “Kamu nggak akan makan dulu,

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 118: Di Klinik Dokter John

    “Udah jangan dielus-elus terus, mual nih,” rengek Sasha. Sasha dan Jade lanjut menikmati makan siang mereka. Setelah selesai, Jade kembali ke kantor pusat untuk lanjut bekerja. “Nanti pulang aku jemput ya,” ucap Jade. Sasha mendelik. “Kayak kantor kita beda kota aja, duh!”Jade tertawa. “Jangan terlalu capek ya.”Sasha mengangguk. “Iya, cepat sana kembali ke kantor!”Sasha agak mendorong Jade pelan. Jade berjalan mundur sampai pintu. Kemudian ia melambaikan tangan. Sasha menarik paksa bibirnya untuk tersenyum. “Dah!”Begitu pintu ditutup, Sasha memutar bola matanya. Ia mendengus. “Duh! Tambah bucin aja dia.”Sasha menepuk jidatnya. Lalu kembali bekerja. Sorenya, Sasha sudah berada di klinik Dokter John bersama Jade. Mereka sedang mengantri, menunggu panggilan. “Nyonya Gregory!” panggil perawat. Sasha berdiri. “Ya.”Sasha kemudian ditimbang berat badan dan diperiksa tekanan darah tinggi. “Hari pertama haid terakhir kapan, Bu?” tanya perawat. Sasha berpikir. “12 April, Sus.”Pe

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 117: Kejutan Terindah

    “Apa? Ada yang salah, Honey?” tanya Jade cemas. Sasha memegang sebuah alat di tangannya. Lalu ia tertawa. Jade bingung. “Kenapa malah tertawa?”“Aku mau ke kamar mandi dulu ya,” ucap Sasha. Jade dengan sigap memapah Sasha sampai kamar mandi. Agak lama, Jade merasa tidak tenang. Ia mondar-mandir di depan pintu kamar mandi. “Honey, kamu baik-baik aja kan?” tanya Jade cemas. “Kok nggak ada suaranya?”Pikiran Jade tidak karuan. Ia semakin cemas. Tidak lama kemudian, terdengar seperti isak tangis. Jade segera membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci dan mendapati Sasha sedang menangis di depan kaca wastafel. “Sayang, kamu kenapa?” tanya Jade. Ia begitu khawatir. Sasha terus menangis. Kemudian ia menyodorkan alat yang dari tadi dipegangnya. Jade bingung. Dan saat melihat alat itu, ia tertegun. “Honey, kamu hamil?” tanya Jade tak percaya. Sasha mengangguk. Ekspresi Jade langsung berubah senang. “Honey, kamu hamil? Woohooo! Istriku hamil!” Jade langsung memeluk Sasha erat. “T

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 116: Peluncuran Pertama De Lune Blanc

    “Dengan bangga kami tampilkan,” ucap Sasha di depan para tamu undangan.Sebulan setelah liburan, Sasha tersenyum bangga di atas panggung. Ia sedang berada di acara peluncuran produk pertamanya Véranda.Acara ini merupakan peluncuran pertama De Lune Blanc. Terdiri dari pakaian home dress yang chic, set perhiasan yang simple, dan juga sandal rumah yang nyaman. “Meskipun kita, ibu-ibu rumah tangga ataupun yang bekerja di dalam rumah, mau nongkrong cantik di teras rumah, bisa tetap tampil cantik yang tidak overstyled,” papar Sasha. “Tidak terkesan dipaksakan.”Lampu tiba-tiba mati. Musik mengalun pelan. Barulah saat volume naik, lampu gemerlapan mulai menyala. Para model cantik mulai berjalan dari belakang menuju panggung utama. Berlenggak lenggok memamerkan style masing-masing.Tepuk tangan para tamu terdengar saat melihat style yang mereka incar. Mereka tampak antusias. Di barisan terakhir, ada Jade yang juga mengenakan homme style. Piyama elegant lengkap dengan kalung yang membuat

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 115: Memento

    “Silakan diminum,” ucap Pemilik toko. Pemilik toko memberikan minuman dan berbagai camilan dari tokonya. Sedang Kakek masuk ke dalam untuk mengambil sesuatu. “Paman sudah berapa lama mengenal Kakek Bob?” tanya Sasha. “Sejak saya kecil. Dia selalu menginap di sini setahun sekali,” terang Pemilik toko. “Mendiang ayah saya menitip pesan kepada saya bahwa saya tidak boleh menjual toko ini. Karena Kakek Bob selalu menginap di sini.”Sasha tersenyum senang. “Terima kasih, Paman. Paman sudah menjaga kakek di saat cucunya sendiri tidak mengenalnya. Tidak lama kemudian, Bob keluar dengan membawa sebuah kotak perhiasan. Bob menyerahkannya kepada Sasha. “Ini apa?” tanya Sasha. Sasha kemudian membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah cincin antik buatan tangan. Dan ada selembar foto Chenia gadis dengan tulisan di belakangnya: Untuk pujaan hatiku. Dari Geoffrey. “Ini …”Bob mengangguk. “Itu cincin peninggalan Chenia. Buatan ayahmu, Geoffrey.”Sasha meneteskan air matanya. “Papa nggak p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status