Share

BAB 104: Rahasia yang Terkuak

Author: Nareswari
last update Huling Na-update: 2025-08-15 01:31:48

“Pulpen ini …”

Mata Jade membelalak tak percaya. Ternyata selama ini, barang yang dia cari ada di sini.

Holly mengangguk. Wajahnya sarat akan kesedihan dan rasa sakit yang begitu dalam.

Jade mengambil pulpen itu. Ia membuka bagian atasnya. Terdapat sebuah kartu memori di dalamnya.

“Bibi …”

Jade tidak berani melanjutkan kalimatnya. Namun, Holly sudah mengerti. Ia menganggukkan kepalanya.

“Ya, Bibi sudah tahu semuanya,” ucap Holly tercekat. Tangisnya akhirnya pecah.

Sasha segera merangkul Holly. Tubuhnya berguncang hebat.

Tiba-tiba terdengar derap langkah menuruni tangga. Alec datang dengan wajah yang bingung.

“Ruangan apa ini?!” tanya Alec tak percaya.

Holly semakin meraung. Ia tak menyangka bahwa semuanya harus terbongkar hari ini.

Alec menatap semua barang Vlad dengan nanar. Ia tak percaya semua kenangannya ada di sini.

Mereka akhirnya kembali ke atas. Jade menyalakan laptop dan memasukkan kartu memori ke dalam slotnya.

Sebuah folder muncul dengan nama X-files. Di dalamnya
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 119: Hormon Oh Hormon!

    “Yuk makan!” seru Jade. Jade menata meja makan dan menghidangkan nasi goreng buatannya. Sasha di kursi yang telah disiapkan Jade. Sasha tersenyum. Ia sangat bahagia melihat nasi goreng di hadapannya. Jade tersenyum puas. “Silakan dinikmati, Honey.”Sasha mengambil suapan pertamanya. Membauinya. Bumbunya digoreng dengan sempurna. Warnanya begitu menggoda. Hap! Jade memperhatikan wajah Sasha. Ekspresi Sasha tiba-tiba datar. “Bagaimana?” tanya Jade penasaran. Sasha mengunyah perlahan. Lalu menelannya dengan kepayahan. Sasha tiba-tiba berlari ke toilet dan memuntahkan apa yang baru saja dia makan. Jade mengejarnya cemas. “Honey, kamu nggak apa-apa?”Sasha masih terus muntah hingga ia tampak lemas. Jade membantunya memijat tengkuknya. Sasha melambaikan tangannya. Menekan tombol flush. Dan mencuci mulut serta wajahnya. Wajahnya tampak pucat. “Kamu nggak apa-apa, Honey?” tanya Jade. Sasha menggeleng lemah. Ia kemudian melengos pergi menuju kasurnya. “Kamu nggak akan makan dulu,

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 118: Di Klinik Dokter John

    “Udah jangan dielus-elus terus, mual nih,” rengek Sasha. Sasha dan Jade lanjut menikmati makan siang mereka. Setelah selesai, Jade kembali ke kantor pusat untuk lanjut bekerja. “Nanti pulang aku jemput ya,” ucap Jade. Sasha mendelik. “Kayak kantor kita beda kota aja, duh!”Jade tertawa. “Jangan terlalu capek ya.”Sasha mengangguk. “Iya, cepat sana kembali ke kantor!”Sasha agak mendorong Jade pelan. Jade berjalan mundur sampai pintu. Kemudian ia melambaikan tangan. Sasha menarik paksa bibirnya untuk tersenyum. “Dah!”Begitu pintu ditutup, Sasha memutar bola matanya. Ia mendengus. “Duh! Tambah bucin aja dia.”Sasha menepuk jidatnya. Lalu kembali bekerja. Sorenya, Sasha sudah berada di klinik Dokter John bersama Jade. Mereka sedang mengantri, menunggu panggilan. “Nyonya Gregory!” panggil perawat. Sasha berdiri. “Ya.”Sasha kemudian ditimbang berat badan dan diperiksa tekanan darah tinggi. “Hari pertama haid terakhir kapan, Bu?” tanya perawat. Sasha berpikir. “12 April, Sus.”Pe

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 117: Kejutan Terindah

    “Apa? Ada yang salah, Honey?” tanya Jade cemas. Sasha memegang sebuah alat di tangannya. Lalu ia tertawa. Jade bingung. “Kenapa malah tertawa?”“Aku mau ke kamar mandi dulu ya,” ucap Sasha. Jade dengan sigap memapah Sasha sampai kamar mandi. Agak lama, Jade merasa tidak tenang. Ia mondar-mandir di depan pintu kamar mandi. “Honey, kamu baik-baik aja kan?” tanya Jade cemas. “Kok nggak ada suaranya?”Pikiran Jade tidak karuan. Ia semakin cemas. Tidak lama kemudian, terdengar seperti isak tangis. Jade segera membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci dan mendapati Sasha sedang menangis di depan kaca wastafel. “Sayang, kamu kenapa?” tanya Jade. Ia begitu khawatir. Sasha terus menangis. Kemudian ia menyodorkan alat yang dari tadi dipegangnya. Jade bingung. Dan saat melihat alat itu, ia tertegun. “Honey, kamu hamil?” tanya Jade tak percaya. Sasha mengangguk. Ekspresi Jade langsung berubah senang. “Honey, kamu hamil? Woohooo! Istriku hamil!” Jade langsung memeluk Sasha erat. “T

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 116: Peluncuran Pertama De Lune Blanc

    “Dengan bangga kami tampilkan,” ucap Sasha di depan para tamu undangan.Sebulan setelah liburan, Sasha tersenyum bangga di atas panggung. Ia sedang berada di acara peluncuran produk pertamanya Véranda.Acara ini merupakan peluncuran pertama De Lune Blanc. Terdiri dari pakaian home dress yang chic, set perhiasan yang simple, dan juga sandal rumah yang nyaman. “Meskipun kita, ibu-ibu rumah tangga ataupun yang bekerja di dalam rumah, mau nongkrong cantik di teras rumah, bisa tetap tampil cantik yang tidak overstyled,” papar Sasha. “Tidak terkesan dipaksakan.”Lampu tiba-tiba mati. Musik mengalun pelan. Barulah saat volume naik, lampu gemerlapan mulai menyala. Para model cantik mulai berjalan dari belakang menuju panggung utama. Berlenggak lenggok memamerkan style masing-masing.Tepuk tangan para tamu terdengar saat melihat style yang mereka incar. Mereka tampak antusias. Di barisan terakhir, ada Jade yang juga mengenakan homme style. Piyama elegant lengkap dengan kalung yang membuat

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 115: Memento

    “Silakan diminum,” ucap Pemilik toko. Pemilik toko memberikan minuman dan berbagai camilan dari tokonya. Sedang Kakek masuk ke dalam untuk mengambil sesuatu. “Paman sudah berapa lama mengenal Kakek Bob?” tanya Sasha. “Sejak saya kecil. Dia selalu menginap di sini setahun sekali,” terang Pemilik toko. “Mendiang ayah saya menitip pesan kepada saya bahwa saya tidak boleh menjual toko ini. Karena Kakek Bob selalu menginap di sini.”Sasha tersenyum senang. “Terima kasih, Paman. Paman sudah menjaga kakek di saat cucunya sendiri tidak mengenalnya. Tidak lama kemudian, Bob keluar dengan membawa sebuah kotak perhiasan. Bob menyerahkannya kepada Sasha. “Ini apa?” tanya Sasha. Sasha kemudian membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah cincin antik buatan tangan. Dan ada selembar foto Chenia gadis dengan tulisan di belakangnya: Untuk pujaan hatiku. Dari Geoffrey. “Ini …”Bob mengangguk. “Itu cincin peninggalan Chenia. Buatan ayahmu, Geoffrey.”Sasha meneteskan air matanya. “Papa nggak p

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 114: Pertemuan Tak Terduga

    “Kita mau ke mana sih, Hubby?” tanya Sasha. Sasha dan Jade menikmati sarapan mereka. Meskipun badan Sasha masih terasa pegal, tapi ia ingin menikmati masa cutinya dengan maksimal. “Kasih tahu dong, jangan sampai aku salah kostum nih,” rengek Sasha. Jade terkekeh. “Nggak, aman kok.”Sasha mendelik. “Bener ya? Pokoknya kalau ternyata salah kostum, kamu harus ganti rugi.”Setelah selesai sarapan, mereka langsung memesan taksi untuk pergi ke terminal bus. Dahi Sasha berkerut. “Mau ke mana ih? Kok pakai bus?”“Kejutan pokoknya,” kata Jade. “Kamu pasti seneng kok! Percaya deh!”Sasha mengalah. Liburan pilihan Jade kemarin juga sangat luar biasa. Ia yakin kali ini pun tidak akan mengecewakan.Sesampainya di terminal bus, Jade segera mencetak tiket online-nya. Sasha masih menunggu di ruang tunggu. Setelah selesai, mereka langsung menuju bus mereka. Tapi sebelum itu, Sasha mampir ke toko roti. “Hubby, sini dulu,” kata Sasha. Jade langsung paham keinginan Sasha. Mereka membeli empat roti

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status