Share

BAB 105: Penangkapan

Author: Nareswari
last update Last Updated: 2025-08-15 07:23:40

“Selamat sore, Pak. Saya ingin melaporkan kasus pembunuhan,” ucap Alec.

Alec dan Jade sedang berada di kantor polisi. Mereka sedang membuat laporan agar Val dan Paula ditangkap.

Seorang Opsir muda yang sedang makan mi cup-nya tiba-tiba tersedak. Ia segera mengetik di komputernya.

“Pembunuhan, Pak? Lokasinya di mana, kapan, dan jam berapa?” tanya Opsir tersebut yang belakangan diketahui namanya Harry.

Alec menceritakan semuanya kepada Opsir Harry dengan gamblang. Bahwa pembunuhan tersebut terjadi 7 tahun yang lalu di depan sebuah gedung pertokoan.

Tragedi pembunuhan itu dikamuflasekan sebagai kasus bunuh diri.

Opsir Harry meminta bukti yang dapat memperkuat pernyataan Alec. Jade kemudian menyerahkan pulpen Vlad yang berisi kartu memori tentang rekaman suaranya sehari sebelum meninggal. Serta semua foto yang rencananya ia kumpulkan untuk menyerahkan istrinya ke kantor polisi.

Opsir Harry masih mengetik di komputernya. “Siapa pelaku pembunuhan ini, Pak?”

“Kemungkinan besar dalangnya adal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 119: Hormon Oh Hormon!

    “Yuk makan!” seru Jade. Jade menata meja makan dan menghidangkan nasi goreng buatannya. Sasha di kursi yang telah disiapkan Jade. Sasha tersenyum. Ia sangat bahagia melihat nasi goreng di hadapannya. Jade tersenyum puas. “Silakan dinikmati, Honey.”Sasha mengambil suapan pertamanya. Membauinya. Bumbunya digoreng dengan sempurna. Warnanya begitu menggoda. Hap! Jade memperhatikan wajah Sasha. Ekspresi Sasha tiba-tiba datar. “Bagaimana?” tanya Jade penasaran. Sasha mengunyah perlahan. Lalu menelannya dengan kepayahan. Sasha tiba-tiba berlari ke toilet dan memuntahkan apa yang baru saja dia makan. Jade mengejarnya cemas. “Honey, kamu nggak apa-apa?”Sasha masih terus muntah hingga ia tampak lemas. Jade membantunya memijat tengkuknya. Sasha melambaikan tangannya. Menekan tombol flush. Dan mencuci mulut serta wajahnya. Wajahnya tampak pucat. “Kamu nggak apa-apa, Honey?” tanya Jade. Sasha menggeleng lemah. Ia kemudian melengos pergi menuju kasurnya. “Kamu nggak akan makan dulu,

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 118: Di Klinik Dokter John

    “Udah jangan dielus-elus terus, mual nih,” rengek Sasha. Sasha dan Jade lanjut menikmati makan siang mereka. Setelah selesai, Jade kembali ke kantor pusat untuk lanjut bekerja. “Nanti pulang aku jemput ya,” ucap Jade. Sasha mendelik. “Kayak kantor kita beda kota aja, duh!”Jade tertawa. “Jangan terlalu capek ya.”Sasha mengangguk. “Iya, cepat sana kembali ke kantor!”Sasha agak mendorong Jade pelan. Jade berjalan mundur sampai pintu. Kemudian ia melambaikan tangan. Sasha menarik paksa bibirnya untuk tersenyum. “Dah!”Begitu pintu ditutup, Sasha memutar bola matanya. Ia mendengus. “Duh! Tambah bucin aja dia.”Sasha menepuk jidatnya. Lalu kembali bekerja. Sorenya, Sasha sudah berada di klinik Dokter John bersama Jade. Mereka sedang mengantri, menunggu panggilan. “Nyonya Gregory!” panggil perawat. Sasha berdiri. “Ya.”Sasha kemudian ditimbang berat badan dan diperiksa tekanan darah tinggi. “Hari pertama haid terakhir kapan, Bu?” tanya perawat. Sasha berpikir. “12 April, Sus.”Pe

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 117: Kejutan Terindah

    “Apa? Ada yang salah, Honey?” tanya Jade cemas. Sasha memegang sebuah alat di tangannya. Lalu ia tertawa. Jade bingung. “Kenapa malah tertawa?”“Aku mau ke kamar mandi dulu ya,” ucap Sasha. Jade dengan sigap memapah Sasha sampai kamar mandi. Agak lama, Jade merasa tidak tenang. Ia mondar-mandir di depan pintu kamar mandi. “Honey, kamu baik-baik aja kan?” tanya Jade cemas. “Kok nggak ada suaranya?”Pikiran Jade tidak karuan. Ia semakin cemas. Tidak lama kemudian, terdengar seperti isak tangis. Jade segera membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci dan mendapati Sasha sedang menangis di depan kaca wastafel. “Sayang, kamu kenapa?” tanya Jade. Ia begitu khawatir. Sasha terus menangis. Kemudian ia menyodorkan alat yang dari tadi dipegangnya. Jade bingung. Dan saat melihat alat itu, ia tertegun. “Honey, kamu hamil?” tanya Jade tak percaya. Sasha mengangguk. Ekspresi Jade langsung berubah senang. “Honey, kamu hamil? Woohooo! Istriku hamil!” Jade langsung memeluk Sasha erat. “T

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 116: Peluncuran Pertama De Lune Blanc

    “Dengan bangga kami tampilkan,” ucap Sasha di depan para tamu undangan.Sebulan setelah liburan, Sasha tersenyum bangga di atas panggung. Ia sedang berada di acara peluncuran produk pertamanya Véranda.Acara ini merupakan peluncuran pertama De Lune Blanc. Terdiri dari pakaian home dress yang chic, set perhiasan yang simple, dan juga sandal rumah yang nyaman. “Meskipun kita, ibu-ibu rumah tangga ataupun yang bekerja di dalam rumah, mau nongkrong cantik di teras rumah, bisa tetap tampil cantik yang tidak overstyled,” papar Sasha. “Tidak terkesan dipaksakan.”Lampu tiba-tiba mati. Musik mengalun pelan. Barulah saat volume naik, lampu gemerlapan mulai menyala. Para model cantik mulai berjalan dari belakang menuju panggung utama. Berlenggak lenggok memamerkan style masing-masing.Tepuk tangan para tamu terdengar saat melihat style yang mereka incar. Mereka tampak antusias. Di barisan terakhir, ada Jade yang juga mengenakan homme style. Piyama elegant lengkap dengan kalung yang membuat

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 115: Memento

    “Silakan diminum,” ucap Pemilik toko. Pemilik toko memberikan minuman dan berbagai camilan dari tokonya. Sedang Kakek masuk ke dalam untuk mengambil sesuatu. “Paman sudah berapa lama mengenal Kakek Bob?” tanya Sasha. “Sejak saya kecil. Dia selalu menginap di sini setahun sekali,” terang Pemilik toko. “Mendiang ayah saya menitip pesan kepada saya bahwa saya tidak boleh menjual toko ini. Karena Kakek Bob selalu menginap di sini.”Sasha tersenyum senang. “Terima kasih, Paman. Paman sudah menjaga kakek di saat cucunya sendiri tidak mengenalnya. Tidak lama kemudian, Bob keluar dengan membawa sebuah kotak perhiasan. Bob menyerahkannya kepada Sasha. “Ini apa?” tanya Sasha. Sasha kemudian membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah cincin antik buatan tangan. Dan ada selembar foto Chenia gadis dengan tulisan di belakangnya: Untuk pujaan hatiku. Dari Geoffrey. “Ini …”Bob mengangguk. “Itu cincin peninggalan Chenia. Buatan ayahmu, Geoffrey.”Sasha meneteskan air matanya. “Papa nggak p

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 114: Pertemuan Tak Terduga

    “Kita mau ke mana sih, Hubby?” tanya Sasha. Sasha dan Jade menikmati sarapan mereka. Meskipun badan Sasha masih terasa pegal, tapi ia ingin menikmati masa cutinya dengan maksimal. “Kasih tahu dong, jangan sampai aku salah kostum nih,” rengek Sasha. Jade terkekeh. “Nggak, aman kok.”Sasha mendelik. “Bener ya? Pokoknya kalau ternyata salah kostum, kamu harus ganti rugi.”Setelah selesai sarapan, mereka langsung memesan taksi untuk pergi ke terminal bus. Dahi Sasha berkerut. “Mau ke mana ih? Kok pakai bus?”“Kejutan pokoknya,” kata Jade. “Kamu pasti seneng kok! Percaya deh!”Sasha mengalah. Liburan pilihan Jade kemarin juga sangat luar biasa. Ia yakin kali ini pun tidak akan mengecewakan.Sesampainya di terminal bus, Jade segera mencetak tiket online-nya. Sasha masih menunggu di ruang tunggu. Setelah selesai, mereka langsung menuju bus mereka. Tapi sebelum itu, Sasha mampir ke toko roti. “Hubby, sini dulu,” kata Sasha. Jade langsung paham keinginan Sasha. Mereka membeli empat roti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status