แชร์

BAB 129: Makan Siang Bersama

ผู้เขียน: Nareswari
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-03 22:51:25

“Menarik,” ucap Youssef.

Youssef melahap sejenis Croquette yang diisi kentang tumbuk dan daging cincang.

“Silakan dicelup sausnya, Tuan Elharrar,” sahut Sasha. “Saya jamin, rasanya akan lebih menarik.

Youssef mencelupkan croquette-nya ke dalam saus sabayon. Youssef terlihat benar-benar menikmatinya.

Youssef tersenyum. “Makanan di negara kami kaya akan rempah. Sedangkan makanan di sini terasa begitu ringan tapi tidak kalah menarik.”

Youssef menggigit croquette dan mengunyahnya pelan. “Terasa lumer di mulut tapi dagingnya memberi kejutan di setiap gigitan.”

Semua tim El Jawahir mengangguk setuju.

“Saya setuju,” sambung Noura. “Mirip seperti samosa tapi versi ringannya.”

Mereka kemudian beralih kepada menu utamanya. Mereka terlihat puas dengan jamuan dari Le Grand Cielo Hotel.

“Makanan di sini benar-benar enak, Tuan dan Nyonya Gregory. Terima kasih,” kata Youssef.

Jade tersenyum dan melirik Sasha sesaat. “Itulah salah satu alasannya selama ini saya tinggal di sini, Tuan Elharrar. T
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 131: Lunatic Lunaire

    “Hubby, aku takut!” Sasha memeluk Jade erat. Keringat dingin mengalir dari pelipisnya. Jade mengusap kepala Sasha lembut. “Kamu aman di sini bersamaku, Honey. Tenanglah.”Jade kemudian mengajak Sasha pulang. Namun, sepanjang perjalanan, Sasha tampak sangat ketakutan. Ia selalu terlihat waspada setiap ada orang yang berjalan dari belakang. Sesampainya di hotel, Sasha segera mengunci pintu. Ia bahkan menutup semua tirai dan menyalakan lampu di semua ruangan. “Honey, kenapa semuanya dinyalakan?” tanya Jade penasaran. “Aku nggak suka gelap. Aku ingin semuanya terlihat jelas, Hubby. Aku nggak mau ternyata ada yang sembunyi di sini,” jawab Sasha. Matanya bergerak cepat, memastikan tidak ada yang luput dari pandangannya. Jade jadi semakin khawatir dengan keadaan Sasha. Ia yakin, Sasha pasti terlalu lelah dengan pekerjaannya sehingga ia seperti ini. Jade mengambilkan air putih dan vitamin untuk Sasha. “Diminum dulu, Honey.”Sasha meminum vitaminnya.“Sekarang kamu istirahat, ya, Honey,

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 130: Ketegangan di Ruangan Sasha

    “Nona Kruger, tolong ke ruangan saya sekarang,” ucap Sasha melalui intercom. Tidak lama kemudian, Monica Kruger, sekretaris Sasha, datang ke ruangan Sasha. “Ada apa, Bu Direktur?” tanya Monica. Sasha menyerahkan sebuah berkas yang sedari tadi ia kerjakan. “Tolong kamu buatkan presentasinya dari materi yang sudah saya susun di sini. Hari ini juga harus sudah selesai ya!”“Baik, Bu,” ucap Monica sambil mengambil berkas tersebut. Setelah itu, ia kembali ke ruangannya. Sasha menggeliat. Rasanya seluruh tubuhnya begitu remuk. Sasha kemudian meneguk air putih dan mencoba memejamkan matanya. Daerah sekeliling Sasha berubah menjadi gelap. Sasha terkejut. Ia berusaha mencari jalan untuk keluar. “Nona Kruger!” Sasha berteriak memanggil sekretarisnya.Tapi tidak ada jawaban. Harusnya Monica ada di ruangannya, tapi Sasha tidak tahu kenapa ia tidak menjawabnya. Sasha terus berjalan dengan meraba-raba. Seingatnya, ruangannya tidak pernah seluas ini. Tapi sejauh apapun Sasha berjalan, ia teta

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 129: Makan Siang Bersama

    “Menarik,” ucap Youssef. Youssef melahap sejenis Croquette yang diisi kentang tumbuk dan daging cincang. “Silakan dicelup sausnya, Tuan Elharrar,” sahut Sasha. “Saya jamin, rasanya akan lebih menarik. Youssef mencelupkan croquette-nya ke dalam saus sabayon. Youssef terlihat benar-benar menikmatinya. Youssef tersenyum. “Makanan di negara kami kaya akan rempah. Sedangkan makanan di sini terasa begitu ringan tapi tidak kalah menarik.”Youssef menggigit croquette dan mengunyahnya pelan. “Terasa lumer di mulut tapi dagingnya memberi kejutan di setiap gigitan.”Semua tim El Jawahir mengangguk setuju.“Saya setuju,” sambung Noura. “Mirip seperti samosa tapi versi ringannya.”Mereka kemudian beralih kepada menu utamanya. Mereka terlihat puas dengan jamuan dari Le Grand Cielo Hotel. “Makanan di sini benar-benar enak, Tuan dan Nyonya Gregory. Terima kasih,” kata Youssef. Jade tersenyum dan melirik Sasha sesaat. “Itulah salah satu alasannya selama ini saya tinggal di sini, Tuan Elharrar. T

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 128: Rombongan El Jawahir

    “Kapan tim El Jawahir datang?” tanya Jade di balik kemudinya. Sasha mengecek ponselnya. “Lusa, katanya. Mereka baru berangkat lusa. Dengan penerbangan kurang lebih 15 jam.”Jade memutar kemudinya dan memarkirkannya di tempat parkir lantai 10. Setelah itu, ia turun dan membukakan pintu untuk Sasha. “Berarti rapat dijadwalkan hari Jumat kan?” tanya Jade. Sasha mengangguk. “Ya, aku sudah meminta sekretarisku untuk membicarakan jadwalmu dengan Pak Mike.”“Pak Mike suka gitu, ngasih tahu jadwal selalu mendadak,” sahut Jade. Sasha dan Jade tiba di presidential suite. Sasha langsung membersihkan diri dan Jade menghubungi layanan kamar untuk menyiapkan makan malam mereka. Setelah Sasha selesai ganti pakaian, layanan kamar datang dan giliran Jade yang mandi. Sasha langsung menata hidangan di meja makan bersama petugas layanan kamar. “Terima kasih,” ucap Sasha. Petugas layanan kamar tersenyum. “Sama-sama, Bu.”Kemudian ia pamit. Tidak lama kemudian, Jade selesai dan langsung menuju ruan

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 127: Hari-hari Sibuk

    “Nggak apa-apa, beneran,” ucap Sasha. “Aku istirahat di ruanganku aja.”Sasha tampak pucat. Tapi ia tetap tidak mau ke dokter. Eva dan Clara akhirnya mengantar Sasha ke ruangannya. Bagaimanapun, ini proyek pertama mereka dengan perusahaan luar negeri. Sasha tidak boleh menyerah hanya karena kondisi badannya. “Jangan kecapekan ya, awas lho!” Eva memperingatkan. Sasha mengangguk. “Iya, iya. Galak amat sih! Dah sana kalian kerja.”Eva dan Clara keluar dari ruangan Sasha. Sasha merebahkan tubuhnya di sofa. Pandangannya terasa kabur. Ia kemudian memejamkan matanya. Dan tertidur dengan lelap. Saat Sasha bangun, Jade sudah berada di sisinya. Menatapnya dengan cemas. “Kamu nggak apa-apa, Honey? Mau pulang aja?” Jade memegang dahi Sasha, memeriksa apakah dia demam atau tidak. Sasha bangun dengan perlahan. Lalu duduk. Ia bingung dengan keberadaan Jade di sana. “Kenapa kamu di sini, Hubby? Kamu nggak kerja?” tanya Sasha. Jade memperlihatkan jam di ponselnya. “Bentar lagi udah lewat jam

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 126: Rencana Kolaborasi

    “Baiklah, sudah diputuskan!” Sasha berdiri penuh semangat. “Aku akan membawa De Lune Blanc ke mancanegara!”Jade tersenyum sambil meneguk tehnya sampai habis. “Sebelum itu, ayo kita adakan pelajaran tambahan dulu supaya kamu lebih siap menghadapi klien internasional!” Jade menggered Sasha. Sasha berekspresi keberatan tapi ia terpaksa nurut. Mereka berdua menuju ruang kerja. Jade menyalakan tombol yang menurunkan layar untuk proyektor. Kemudian ia menyalakan laptopnya dan mengeklik browsernya. “Baiklah, apa yang kamu ketahui tentang El Jawahir?” tanya Jade. Sasha menjawab pertanyaan Jade berdasarkan apa yang dibaca sebelumnya dalam artikel.Jade kemudian membahas kembali visi dan misi De Lune Blanc didirikan. Ia juga membandingkan visi misi El Jawahir sehingga bisa ditemukan kecocokan di antara kedua perusahaan. El Jawahir lebih menonjolkan desain yang otentik dan bersifat etnik. Sedangkan De Lune Blanc lebih mengutamakan keanggunan dalam desainnya. “Kamu bisa menggabungkan unsu

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status