Zia dibawa menaiki helikopter oleh Aston dari lantai atas hotel Orlando. Aston mengatakan akan membawa Zia berlibur, Zia hanya menurut karena dia malas untuk berdebat dengan Aston. Dia hanya menyuruh Aston mengganti rugi semua perjanjian kontrak kerjanya yang akan dia lakukan besok. Bagi Aston tidak masalah sama sekali karena hal itu bukan apa-apa baginya.
Helikopter mereka terlihat berhenti dan memurun. Saat Zia melihat kebawah mereka ternyata ini adalah sebuah dermaga. Zia melihat Aston tapi pria itu hanya tersenyum tanpa mau memberitahukan apa-apa. Hingga saat turun barulah dia sadar ternyata mereka akan menaiki sebuah kapal berwarna putih.
Kapal pesiar kecil tapi mewah ini membuat Zia mengerti maksud Aston. Pria ini akan membawanya berlibur dikapal ini. Zia menyakinkan hatinya jika dia akan bis melupakan bayang-bayang Reikhan karena dia sudah berdamai dengan masalalu nya.Zia meninggalkan sesi pemotretannya begitu saja saat mendengar kabar kalau ayahnya masuk rumah sakit. Leo penasehat ayahnya menelponnya satu jam yang lalu mengabarkan kalau Alvian terkena serangan jantung. Zia benar-benar panik, dia yakin sekali ada hal yang sangat serius sehingga ayahnya itu terkena serangan jantung. Managernya Ashila sudah menyiapkan penerbangan pribadinya langsung menuju Fortania. Fortania adalah salah satu kerajaan timur tengah, yang dipimpin oleh ayahnya sebagai Raja.Masih dengan make up yang tebal dan rambut yang acak-acakan akibat Zia tidak membersihkan terlebih dahulu make up nya, dia segera menuju bandara Shanghai. Zyan sedang di Indonesia mengurus perusahaan ibunda mereka. Dan Vienza kakaknya sedang berada di Qatar bersama suaminya. Hanya dia yang bisa secepatnya kembali ke Fortania. Dia terus berdoa semoga saja ayahnya baik-baik saja. ****** Zia berlari disepanjang lorong rumah sakit. Dia memasuki lift
Reikhan makan siang bersama kekasihnya yang sudah setahun ini menjalin hubungan dengannya. Sebenarnya Vanya adalah wanita yang dijodohkan ibu tirinya kepadanya. Vanya seorang designer dan dia adalah anak teman dekat dari ibu tirinya.Reikhan tidak seperti Nowel kakaknya yang suka bergonta ganti pasangan. Reikhan hanya memiliki dua mantan pacar, bersama Vanya sebenarnya dia tidak terlalu suka. Hanya karena Vanya adalah wanita yang mandiri dan juga baik, jadi Reikhan yang sekarang super sibuk memilih untuk menyetujui perjodohan ini. Lagi pula dia terlalu malas untuk berpacaran lagi. "kapan kita tunangan?" Vanya bertanya kepada Reikhan yang terlihat sedang sibuk dengan ponselnya. "hm... Aku akan melihat jadwal kosongku untuk menentukan tanggalnya." Tatapan Reikhan masih fokus kepada ponselnya, dan itu membuat Vanya kesal. "Reikhan bisakah kau melihat ku saat kita bersama?" Vanya menaikkan nada suaranya. "sudah setahun dan kita hanya
Zia sudah mendapatkan info dari orang suruhan Zyan kalau perusahaan yang ditangani oleh Reikhan sedang membutuhkan sekertaris untuk Reikhan, dan dia akan melamar kerja disana. Zia dengan begitu yakin kalau dia akan diterima bekerja diperusahaan minyak itu. Zia mengikuti interview pagi ini dengan blouse pink muda dan rok hitam yang lebih sopan, meski masih diatas lutut nya. Hels hitam menjadi pilihannya. Setelah rapi dia melihat ponselnya dan mengetikkan sesuatu. Aku akan berangkat ke lokasi sekarang, aku titip salam rindu untuk ibunda dan ayah. Zyan pagi ini akan kembali ke Fortania, dia berpesan kepada Zia agar tidak terburu-buru.Dan zia mengerti hal itu, Zyan takut kalau Nowel akan tahu penyamarannya. Dan semuanya akan gagal total. Zia mengendarai mobilnya menuju ke perusahaan Reikhan. Kebetulan perusahaan itu tidak jauh dari lokasi apartementnya, dia memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari perusahaan. Pengawalnya datang untuk mengamb
Zia berlari dari luar kantor terburu-buru, dia bangun kesiangan akibat semalaman menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Reikhan. Saat dia sampai dikantor untungnya dia belum telat, dia tidak sempat bersisir tadi karena terburu-buru, jadi saat dia berada didalam lift dia menyisir rambutnya dengan tangan. Pintu lift terbuka lagi sebelum naik ke lantai atas. Dia tidak menyadari siapa yang masuk kedalam lift itu karena terlalu sibuk membenarkan rambutnya. "apa kau terlambat miss. Ara?" Zia melihat orang yang menyapanya. "ehm, Sepertinya tidak sir. Masih lima menit lagi sebelum jam masuk kantor." Zia melihat jam dipergelangan tangannya. "lalu kau bangun terlambat?" Zia mulai bosan dengan pria berkacamata disebelahnya ini. Tapi dia terpaksa senyum menanggapi. "kancing kemeja mu terbuka".Wajah Zia memucat dan dia segera melihat kearah kancing yang terbuka itu. "tenang saja aku sudah terbiasa melihat wanita menggodaku seperti itu."
Zia sedang berada didalam toilet kantor, ini sudah jam pulang kantor dan dia mengganti pakaian kerjanya dengan dress hitam ketat yang membentuk sempurna tubuh nya. Zia sedikit kesal dengan ukuran payudaranya yang terkadang membuatnya depresi karena terlalu menonjol. Mungkin faktor keturunan pikirnya karena teringat kembaran nya yang juga merasakan hal yang sama dengannya. Saat dia keluar dari toilet tidak sengaja dia menabrak Reikhan. Dan Zia meringis karena keningnya terkena dagu Reikhan. Reikhan memandangi Zia dari atas hingga bawah, dan Zia masih meringis tidak tahu siapa yang dia tabrak. "Ara kamu mau kemana?" Zia melihat dan ekspresinya kesal. Tidak disengaja ataupun sengaja selalu saja Reikhan yang dia tabrak. "mau kencan sir, ini sudah jam pulang kantor. Dan tadi saya juga sudah permisi pulang dengan anda." "bukannya kamu tidak punya pacar,"Zia sangat kesal dengan sikaca mata ini. "anda tidak perlu menegaskannya sir. Lagi
Zia sedang tertawa bersama dengan Nowel dimeja bar, Nowel mengajaknya lagi untuk kelantai dansa dan dia menyetujui. Dari jauh Reikhan melihat dua orang yang sedang berdansa sambil tertawa. Zia mengalungkan tangannya dileher Nowel dan Nowel mendekap erat pinggul Zia. Ntah apa yang sebenarnya ada dibenak Zia, dia seberani ini dekat dengan musuhnya. Nowel mendekatinya ingin menyentuh tubuh Zia tapi Zia tertawa dan menggeleng kan kepalanya, membuat Nowel semakin penasaran dengan Zia. Seseorang membawa minuman dan tertumpah mengenai dress Zia. "Shit, kalau jalan lihat-lihat dong." Zia mengumpat dan orang yang menabrak Zia meminta maaf. Zia berpamitan dengan Nowel untuk ke toilet. Saat sampai ditoilet dia menarik nafas dan mengambil ponsel kecilnya dari saku dress nya. Ada satu pesan dari Zyan dan dia membukanya. Reikhan menyuruh orang mengikutimu dan juga nowel. Dia sekarang
Reikhan kesal dengan Zia yang sangat lama memilih apartement yang cocok untuknya. Sudah ditawarkan tinggal di apartementnya tapi wanita ini tidak mau, sekarang dia pusing sendiri memikirkan mencari kemana lagi apartement yang akan dia tempati pikir Reikhan." Ara bisakah kita makan malam terlebih dahulu, aku sangat lapar."Zia melihat jam tangannya dan sudah menunjukan pukul enam sore, matilah dia ada janji dengan managernya. Bukannya menjawab pertanyaan Reikhan Zia malah mengetikkan sesuatu kepada managernya, lalu dia tersenyum kepada Reikhan."Baiklah ayo kita makan." Reikhan tidak habis pikir dengan tingkah Zia, dia dibuat kesal, terpesona, dan marah. Tapi semua itu malah membuatnya semakin tertarik kepada Zia.Reikhan memilih makan di Restoran cepat saji karena Zia juga setuju.Zia hanya makan sedikit dan minum air mineral, dirinya sudah terbiasa menjaga makanannya agar tubuhnya tetap bagus. Karen
Reikhan keluar dari ruang meeting dan melihat Zia yang juga berjalan dibelakangnya. Dilihatnya jam dipergelangan tangannya sudah jam lima, dan itu artinya jam pulang kantor. Semalam mereka habiskan waktu hanya diam sambil duduk di gazebo, Zia yang memutuskan untuk tidur dan meninggalkan Reikhan yang masih setia menatap langit gelap London malam itu. Paginya saat dia bangun, Zia sudah siap dengan pakaian kerjanya dan sedang memakan sarapan yang dia buat sendiri. Zia juga menyiapkan sarapan untuknya, tapi Zia tidak ingin pergi kekantor bersamanya dengan Alasan tidak ingin karyawan kantor tahu. Bagi Reikhan, sepertinya Zia sedikit terganggu dengan pertengkarannya dengan Vanya semalam. Apa Zia tersinggung pikirnya. Baru saja dia ingin berbicara dengan Zia, Vanya sudah ada didepannya dengan hidung yang merah dan wajah yang sembab. Reikhan tidak tahu kenapa bisa ada Vanya dikantornya, apa Vanya menunggu dia sampai selesai meeting. "Rei... Aku ingin kita berbicara"