"Di hari yang cerah matahari hangat mulai bersinar dengan hangat, hari ini adalah musim panas sekaligus musim panen, karena panen saat ini sangatlah berhasil dan melimpah ruah, oleh karena itu mereka mengadakan perayaan musim panen ini dengan gembira.
Para penduduk setempat mulai mengadakan pesta untuk merayakan hari panen ini sekaligus rasa syukur karena pada musim panas ini sangatlah berharga, mereka mulai merayakan itu dengan menghias rumah-rumah mereka dengan pernak-pernik yang cantik dan juga berbagai macam makanan yang di hidangkan berbagai macam.
"Pesta panen tahun ini sangatlah meriah karena sang raja dan ratu ikut berpasitipasi dengan perayaan ini".
Hari panen ini juga memberikan kesenangan bagi sang putri kaena ia di izinkan untuk bergabung bersama penduduk setempat untuk merayakan hari panen tersebut tetapi dia harus di temani oleh para pengawal untuk menjaga putri Erika.
Putri Erika sangat senang Karena persiapan pesta musim panen Sudah hampir 95% siap untuk merayakan pesta dengan meriah dengan besar.
Putri Erika berkeliling dan berjalan-jalan sembari memakan kue yang sudah di sediakan oleh para penduduk tersebut, tak terasa ia sudah berjalan cukup jauh untuk melihat persiapan perayaan musim panen itu.
Sampai akhirnya ia kelelahan dan duduk di bawah sebuah pohon yang besar untuk beristirahat sejenak. Ia memandangi rumah-rumah para penduduk yang sudah terhias dengan sangat cantik dan penuh dengan warna.
Waktu pun terus berjalan, Putri Erika cukup lama memandang rumah-rumah itu dengan kagum karena ia sudah tidak sabar untuk Perayaan yang ia tunggu-tunggu itu.
Sampai akhirnya ada seorang anak kecil meminta tolong kepada sang putri untuk membantu mengambilkan mainannya yang berada di atas pohon.
“Biar aku saja yang mengambilkannya putri”, Ucap seorang penjaga yang mendampinginya.
Tidak perlu penjaga aku bisa melakukannya sendiri, tenang saja aku pemanjat pohon yang baik aku akan menolong anak ini dengan diriku sendiri. Ucap putri Erika
“Baiklah putri Erika”
Putri Erika segera melepas sepatunya dan memanjat ke atas pohon untuk mengambil sebuah mainan yang tersangkut di dahan pohon yang cuku tinggi itu.
Ya aku mendapatkan mainan ini, aku akan melemparnya tangkap ya adik kecil!
“Baik putri”
Sang putri melemparkan mainan tersebut kepada si adik kecil sampai mainan tersebut kembali kepadanya. Diatas pohon putri Erika melihat sesuatu di balik dinding istana yaitu sebuah kuda yang sangat menarik dengan poni dan sebuah tanduk di kepalanya ia memandang kuda tersebut dari jauh dan sedikit samar-samar tentang rupa dan bentuk kuda tersebut.
Putri Erika segera turun dari pohon tersebut di bantu dengan para penjaga yang membantunya untuk turun kembali.
“Terimakasih Putri Erika kau sangat baik sekali”. Sama-sama adik kecil lain kali jaga mainanmu supaya tidak tersangkut dahan pohon lagi ya!.
Baik putri sekali lagi aku berterimakasih padamu, sampai ketemu lagi putri!.
“Sampai jumpa juga adik kecil!”
Sang putri yang masih teringat apa yang ia lihat tadi penasaran akan kuda tersebut dan ingin menemuinya. iapun beralasan kepada Para penjaga untuk berkeliling di desa ini sebentar tanpa harus mereka menemaninya.
“Putri Erika berjalan menuju gerbang istana dan pergi untuk mencari kuda tersebut Putri Erika terus menerus mencari kuda itu untuk menjawab rasa penasarannya, Apakah benar kuda yang ia lihat tadi kuda yang sebenarnya atau sebuah ilusi dalam pikiran pikirnnya saja?
Ia pun mulai turun dari tangkai pohon tersebut, hatinya terus bertanya-tanya, Demi menjawab rasa penasarannya itu ia ingin mencari seekor kuda tersebut yang menarik perhatiannya
Ah… perasaanku tadi melihat sebuah kuda di sini apakah aku salah lihat?
“Aku benar-benar melihat bahwa kuda itu sangat nyata”
Ia terus berjalan menelusuri jalan yang penuh dengan pepohonan yang rindang, sampai akhirnya ia melihat sesuatu di balik semak-semak Nampak seekor kuda yang sedang lahapnya memakan rumput. Ia mencoba mendekati kuda tersebut untuk tidak merasa bahwa dia adalah ancaman bagi sang kuda. Namun sang kuda menyadari kedatangan sang putri dia mulai meringkik dengan keras membuat Putri Erika terkejut.
"Di balik sebuah pepohonan dan semak-semak yang rindang Nampak seekor kuda yang sangat cantik, sebuah kuda yang memiliki warna yang berbeda dari kuda kebanyakan Nampak sangat berkilau saat matahari mengenai tubuh kuda tersebut”.Putri Erika akhirnya menemukan kuda tersebut di balik semak-semak ia menatap kuda tersebut dari kejauhan. "Sang putri kagum dengan kuda tersebut, Putri Erika ingat bahwa dia membawa sebuah apel saat sedang di perjalanan menuju ke desa ini".“Ia pun jalan secara perlahan-lahan menuju kuda tersebut supaya kuda tersebut tidak merasa terancam kepadanya”Selangkah demi selangkah ia mulai mendekati tersebut sembari menyodorkan tangannya yang menggenggam sebuah apel."Namun sang kuda
"Setelah kejadian kemarin Putri Erika di hukum oleh raja, sang ratu yang meminta anaknya tidak di hukum kali ini hanya bisa menurut kepadanya supaya putri Erika tidak di hukum lebih berat lagi”.Hari mulai di jalani oleh putri Erika dengan rasa jenuh karena ia harus menjalani hukuman dari sang raja. Putri Erika yang sudah menjelaskan kepada sang raja pun tidak mempercayainya.“Ia hanya di temani oleh Fina untuk bermain atau sekedar teman cerita untuk sang putri”.Aku sangat bosan bila berada di kamar ini terus menerus sepanjang hari, tidak ada aktivitas yang bisa di lakukan hanya di ruangan ini ucap putri Erika kesal.“Lakukan saja apa yang kamu suka Putri contohnya melukis ataupun bernyanyi”.Un
"Fina menggandeng tangan Putri Erika, dia terus menarik tangan putri Erika menuntun dan berlari jauh ke dalam hutan, setidaknya mereka berhasil harus menghindarkan diri dari hewan yang di beri mantra oleh penyihir rena”.Disaat mereka sedang terburu-buru lari dari kejaran itu salah satu hewan berhasil memegang gaun sang putri dengan cakarnya yang tajam.“Ah tidak…. Gaunku tertarik oleh hewan itu Fina!”Fina pun segera mengambil batang kayu untuk memukul hewan tersebut, Fina berusaha melawan hewan itu dengan sekuat tenaganya hewan itu mencakar Fina tetapi tidak terluka hanya saja pakaiannya menjadi sobek dan alas kakinya pun terlepas, Fina melawan hewan itu dengan panik dan terburu-buru karena segerombolan hewan lainnya semakin mendekat.BUG
“Hari sudah mulai pagi, sinar matahari mulai masuk dari jendela kastil tersebut. Mereka berdua pun mulai bangun, keadaan kaki Fina sudah jauh lebih baik dari pada yang semalam begitupun Putri Erika sihirnya sudah mulai terkumpul kembali karena kemarin ia sudah menggunakan kekuatannya dengan maksimal, kekuatan yang ia pakai sangat besar untuk pertama kali yang membuat dia lemas karena kekuatannya”.Mereka berdua sangat kelaparan Fina dan putri Erika keluar dari kastil untuk menemukan sebuah makanan, mereka berdua berjalan bersama supaya tidak terpisah. Mereka berdua berniat untuk mencari buah.“Sampai akhirnya mereka menemukan seorang peri yang sedang pingsan dalam keadaan yang terluka. Putri Erika dan fina segera membawa peri tersebut kembali ke kastil dengan terburu-buru”.Putri Erika mengob
Setelah Putri Erika menyelamatkan para peri dari kurungan sihir penyihir Rena ia kabur menggunakan portal sihir, namun penyihir Rena berhasil menrik Fina dengan sihirnya supaya tidak bisa kabur bersama mereka.“Putri Erika yang melihat itu secara langsung menyalahkan dirinya karena tak mampu melindungi Fina, tapi dia percaya bahwa nanti Putri Erika akan membebaskan mereka semua dan mengalahkan penyihir jahat itu”.Hal selanjutnya adalah dia harus menemukan para hewan yang memiliki kekuatan sihir untuk membantunya mengalahkan penyihir rena, Dengan hanya mengandalkan sebuah peta namun putri Erika dibantu oleh para peri yang selalu berada di sisinya dan bersiap untuk melindungi dari segala kejahatan yang ingin menyakiti peri Erika.“Mereka bergegas ke hutan pedalaman untuk menemukan hewan terseb
“Putri Erika dan para peri mengikuti jejak langkah kaki raksasa yang terjiplak oleh tanah itu, perjalanannya lumayan jauh karena langkah kaki seorang raksasa dengan manusia sangatlah berbeda”.Langkah kaki demi langkah kaki ia telusuri bersama para peri hingga mereka sampailah di Sebuah rumah dengan ukuran yang sangat fantastis, rumah yang sangatlah besar wajar rumah itu di tinggali raksasa yang mengejar mereka tadi.“Putri Erika bersama peri mulai masuk ke lubang kecil yang berada di bawah pintu, dengan mudah mereka memasuki rumah si raksasa, mereka segera mencari tempat untuk bersembunyi dan sembari mengawasi keadaan sekitar. Putri Erika dan para peri bersembunyi di bawah kaki sebuah meja”.Mereka seperti tikus yang sedang mencari makanan untuk di curi, karena Putri tidak menyangka ba
“Putri Erika dan para peri sedang menunggu peri Clara di perbatasan dengan rasa khawatir yang amat sangat karena Peri Clara masih berhadapan dengan raksasa di rumah raksasa itu”.Bagaimana ini? Sampai sekarang Peri Clara belum terlihat, apa yang terjadi dengannya! Ucap peri Syilla dengan pikirannnya yang kacau itu.“Kau jangan berpikir yang macam-macam Peri Syilla! Aku yakin bahwa peri clara berhasil lolos dari kejaran raksasa itu!”Aku juga khawatir dengan keadaan peri Clara, apa sebaiknya kita kembali ke rumah itu lagi? Ucap Putri Erika dengan sedih.“Tidak Putri! Kita tidak tahu apa yang telah terjadi di sana, mungkin saja raksasa itu menyiapkan jebakan untuk kita, karena dia tahu kalau kita akan kembali kesana!”
“Putri Erika yang tertidur nyenyak mulai mengalami mimpi yang buruk di dalam tidurnya itu, ia bermimpi sedang melawan penyihir rena namun ia mengalami kekalahan dan orang tuanya meninggal di tangan penyihir rena yang jahat itu, atas kekalahan itu para penduduknya mulai menderita akan penyihir rena yang menerapkan aturan-aturan yang membuat para rakyat menderita, dan ia hanya sebatas melihat itu tanpa melakukan sesuatu untuk membantu mereka, karena putri pun terkurung dalam penjara tanpa adanya makanan dan minuman yang membuat ia menjadi kurus kering dan kelaparan”.Karena itu dia seperti bukan seorang putri kerajaan, tampak seperti gelandangan. Penyihir rena membuat ia merasakan tersiksa dan di buat mati secara perlahan oleh penyihir rena.“Sampai akhirnya ia terbangun dari mimpinya itu dengan penuh keringat di badannya, ia memikirkan mimpinya