Home / Romansa / Proposal Cinta Sang Miliarder / Bab 116: Ledakan Emosi di Tengah Malam

Share

Bab 116: Ledakan Emosi di Tengah Malam

Author: Resya
last update Last Updated: 2025-06-16 09:25:55

Jam dinding di ruang tamu menunjukkan pukul 01.15 dini hari. Rumah terasa hening, hanya suara detak jarum jam yang terdengar, berpadu dengan gemerisik angin malam yang menyusup masuk melalui celah-celah jendela. Farhan tertidur di kamar, wajahnya tampak lelah setelah seharian bekerja. Tapi, di sudut lain rumah, Aisyah justru sedang resah. Ia mengenakan pakaian tidur berwarna biru muda, rambutnya tergerai, dan matanya menatap kosong ke arah jendela kamar. Ia merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya-sesuatu yang sudah lama ia pendam.

Aisyah menatap Farhan yang tertidur lelap. Suaminya itu tampak begitu damai, seolah dunia tidak sedang membawa beban apa pun kepadanya. Tapi Aisyah tahu, apa yang ia rasakan tidak bisa terus-menerus ia simpan sendiri. Ia harus berbicara. Malam ini, ia tidak bisa menunggu lagi.

Dengan langkah pelan, ia mendekati ranjang dan menggoyang-goyangkan bahu suaminya. "Mas ... Mas Farhan ...," panggilnya lembut.

Farhan menggerakkan t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 150:

    "Aku nggak ngerti, Mas. Kenapa perutku makin besar? Ini nggak wajar, kan?" suara Aisyah pecah di pagi yang seharusnya tenang. Dia memandang Farhan dengan tatapan penuh kekhawatiran, tangannya mengelus perut buncitnya yang terasa begitu berat akhir-akhir ini.Farhan, yang tengah menuangkan teh ke dalam cangkir, menoleh pelan. "Kamu jangan khawatir dulu, Sayang. Setiap kehamilan itu beda-beda. Dokter juga bilang semuanya normal, kan?""Tapi, Mas ...." Aisyah menggigit bibir bawahnya, menahan perasaan yang membuncah di dadanya. "Aku tahu ini nggak biasa. Aku merasa ada yang salah. Perutku terlalu besar untuk usia kehamilan delapan bulan."Farhan meletakkan cangkir di atas meja dan menghampiri Aisyah. Dia duduk di depannya, menggenggam tangan istrinya dengan lembut. "Kamu terlalu banyak pikiran, Sayang. Itu yang bikin kamu cemas. Aku yakin bayi kita sehat. Jangan terlalu cemas dulu."Aisyah menggelengkan kepala, matanya mulai memerah. "Nggak, Mas. Aku

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 149:

    "Mas, kamu serius mau ambil tawaran itu?" Aisyah membuyarkan keheningan di ruang makan kecil mereka, suaranya bergetar. Tatapannya menembus pandang ke arah Farhan yang sedang memotong-motong ayam goreng di piringnya. Farhan menghela napas berat, lalu meletakkan pisau dan garpu di atas meja. "Aku nggak punya pilihan, Sayang. Kamu tahu sendiri kondisi kita sekarang. Tabungan makin menipis, bayi kita akan lahir kurang dari dua bulan lagi. Aku nggak bisa terus-terusan begini." "Tapi, Mas ...." Aisyah menggigit bibir, menahan desakan air mata. "Itu jauh. Kalau kamu ambil pekerjaan ini, kita harus pindah ke Jakarta. Gimana keluargamu di sini? Gimana aku nanti?" Farhan menatapnya dengan lembut, tapi tegas. "Kamu nggak sendirian, Sayang. Aku selalu ada buat kamu. Pindah ke Jakarta mungkin berat, tapi ini kesempatan besar. Gajinya cukup buat kita hidup lebih layak, buat persiapan anak kita. Aku nggak mau anak kita nanti kekurangan."

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 148:

    "Mas, aku tanya ... apa kamu siap kehilangan aku?" Pertanyaan Aisyah itu menggema di ruangan yang sunyi. Farhan, yang masih berdiri di dekat jendela, terdiam. Ia menatap ke luar, mencoba mencari jawaban di tengah derasnya hujan yang jatuh. "Aku nggak mau kehilangan kamu," jawabnya akhirnya, suaranya rendah. Ia berbalik, menatap Aisyah yang duduk di sofa dengan mata yang masih sembab. "Tapi aku juga nggak tahu gimana caranya supaya kita bisa tetap jalan tanpa aku harus pergi." Aisyah menggeleng pelan. "Mas, kita nggak akan pernah tahu kalau kita nggak coba cari jalan. Semua ini bisa kita atasi kalau kita mau bicara, kalau kita mau cari solusi bersama." Farhan mendekat, duduk di samping Aisyah. Ia tahu, Aisyah benar. Tapi rasa bersalah dan keraguannya membuatnya sulit untuk berpikir jernih. "Baiklah," ucap Farhan akhirnya. "Kita coba bicara. Kita duduk, kita pikirin baik-baik. Kalau kamu mau, kita bikin da

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 147:

    "Mas," suara Aisyah memecah keheningan di ruang tamu yang hanya diterangi lampu temaram. "Kalau kamu tetap memilih untuk pergi ... apa kamu siap kehilangan aku?" Pertanyaan itu menggantung di udara. Farhan menatap Aisyah, matanya memendam emosi yang sulit diterjemahkan. Ia menggigit bibir bawahnya, mencari kata-kata yang tepat, tapi yang keluar dari mulutnya hanya bisikan pelan. "Aku ...." Farhan menghentikan kalimatnya. Suaranya serak, tenggorokannya tercekat. Aisyah menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri meski dalam hatinya gejolak tak berhenti. Tangannya yang sudah membesar karena kehamilan besar itu dengan lembut menyentuh perutnya, seolah mencoba mencari kekuatan dari kehidupan kecil yang ada di dalamnya. "Mas, aku nggak sanggup kalau kamu pergi," ucap Aisyah lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas. Matanya menatap lurus ke arah Farhan, menuntut jawaban. "Aku butuh kamu di sini. Anak kita butuh kamu." Farhan mengalihkan pandangannya, tak sanggup menatap mata Ai

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 146:

    Aisyah menarik napas panjang, lalu menatap Farhan dengan tatapan yang sulit dibaca. "Kalau begitu, Mas ... apa kamu siap kehilangan semua ini kalau aku bilang nggak?"Farhan yang sedang berdiri di dekat jendela langsung menoleh. Alisnya mengerut dalam, seperti mencoba memahami maksud sebenarnya dari pertanyaan itu. "Kehilangan semua ini? Kamu maksud apa, Aisyah?" Nada suaranya terdengar tegas, tapi jelas ada kebingungan di sana.Aisyah menghela napas sekali lagi. Tatapannya tetap tertuju pada Farhan, meskipun kini ada sedikit genangan air di sudut matanya. "Aku cuma mau tahu, Mas. Kalau aku bilang aku nggak setuju dengan rencana kamu, apa artinya kamu bakal tinggalkan aku? Kita? Rumah yang udah kita bangun selama ini?"Farhan mendekat, duduk di hadapan Aisyah. "Aisyah, kamu tahu jawabannya nggak sesederhana itu." Suaranya melembut, tapi masih ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan. "Aku nggak pernah punya niat buat ninggalin kamu atau Anya. Tapi ini so

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 145: Langkah Berat di Antara Bintang

    Aisyah masih berdiri di depan jendela kamar. Udara malam yang dingin menyusup perlahan dari sela-sela kaca, membuat tubuhnya sedikit menggigil. Ia memeluk dirinya sendiri, mengusap lengan dengan kedua tangan. Dari kasur, Farhan memandanginya dengan napas teratur. Ketenangan itu tidak bertahan lama ketika suara lirih Aisyah akhirnya memecah keheningan."Mas ...," Aisyah tidak menoleh. Pandangannya tetap terpaku pada bintang di langit. "Aku tahu ... kamu ada sesuatu yang belum kamu kasih tahu ke aku, kan?"Farhan terdiam sejenak. Wajahnya yang tadi tampak rileks berubah serius. Ia bangkit dari kasur, menarik napas panjang, dan menghampiri Aisyah. Tangannya meraih bahu istrinya dengan lembut."Aku nggak tahu harus mulai dari mana," ujar Farhan pelan.Aisyah akhirnya menoleh. Tatapan matanya lemah, tapi ada sesuatu di dalamnya yang menuntut jawaban. "Kalau itu tentang kita, aku mau tahu sekarang, Mas."Farhan menggigit bibir bawahnya. Ia tahu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status